Impian Khanza sebagai guru Taman Kanak-kanak akhirnya terwujud. Diperjalanan karier nya sebagai guru TK, Khanza dipertemukan dengan Maura, muridnya yang selalu murung. Hal tersebut dikarenakan kurang nya kasih sayang dari seorang ibu sejak kecil serta ayah yang selalu sibuk dengan pekerjaan nya. Karena kehadiran Khanza, Maura semakin dekat dan selalu bergantung padanya. Hingga akhirnya Khanza merelakan masa depannya dan menikah dengan ayah Maura tanpa tahu pengkhianatan suaminya. Ditengah kesakitannya hadir seseorang dari masa lalu Khanza yang merupakan cinta pertamanya. Siapakah yang akan Khanza pilih, suaminya yang mulai mencintai nya atau masa lalu yang masih bertahta di hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cinta damayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 7
"Kok gak kamu angkat teleponnya?"
Mata Ny. Prita menyipit. Dirinya curiga siapa yang menghubungi Darren tapi putranya itu langsung mematikan nya.
"Telepon gak penting, mom" Jawab datar Darren lalu memasukkan ponselnya ke saku kemejanya.
"Lagian kita mau makan? Ganggu."
Mereka berempat kemudian menuju restoran Sunda sesuai yang Ny. Prita mau setelah berhasil membujuk halus cucunya, Naura.
"Mah. Khanza mau ke toilet dulu sebentar. " Izin Khanza saat pesanan mereka tinggal menunggu di hidangkan. Tinggalah Darren, Ny. Prita serta Naura yang memainkan tablet yang biasa di bawa saat keluar namun ada waktu batas saat menggunakannya.
Naura yang sedang asik menonton kartun di balik layar tablet, tidak memperdulikan sekitarnya.
"Bener kamu meeting Daren?" bisik Ny. Prita yang duduk di samping putranya.
Mata Darren melotot mendapat pertanyaan yang sama dari tadi. "Astaga mom, kan tadi Darren sudah jelaskan ditelepon bahkan tadi waktu masih di tim* zone." Kesal Darren .
"Ya kali aja Darren. "Ucap Ny. Prita penuh penekanan. "Ingat sampai kapanpun mommy gak akan pernah setuju dengan perempuan pilihan kamu itu. Apalagi sampai mengkhianati Khanza. Sampai mommy mati, mommy gak akan rela."
Deg!"
Apalagi sampai mengkhianati Khanza. Sampai mommy mati, mommy gak akan rela.
Percakapan suami dan ibu mertua nya jelas terdengar ditelinga Khanza yang sudah kembali dari toilet. Ny. Prita dan Darren tidak menyadari kedatangan Khanza yang beberapa meter di belakang.
Darren menengok dan refleks menepuk paha ibunya di bawah meja begitu menyadari kehadiran Khanza dibelakang.
"Apa apaan sih kamu Darren. "
"Eh Za! Dah selesai dari toilet?" pertanyaan basi yang seharusnya Darren lontarkan sekaligus menjawab protesan ibunya.
"Khanza...Sudah lama, Sayang?" tanya Ny. Prita sedikit gugup.
Dengan menarik sudut bibirnya, Khanza menjawab," Baru aja, Mah."
"Eh, Sayang asik bener main tabletnya." sapa Khanza pada Naura yang sepertinya tidak mendengar obrolan ayah dan nenek nya karena saking asik nya bermain tablet.
Naura yang di tegur Khanza langsung mengalihkan atensi nya pada sang Bunda. "Eh, Bunda. Bunda dari mana?"
Ny. Prita dan Darren heran. Begitu Khanza yang mengajak mengobrol Naura perhatiannya langsung teralihkan pada lawan bicara alias bundanya. Sedang tadi ketika mereka sedang mengobrol sedikitpun Naura tidak peduli. Dia malah asik bermain tablet.
"Tuh lihat Darren, Khanza itu pusat dunianya Naura. Bagaimana nanti kalo nanti dia tahu kamu mengkhianati bundanya," bisik Ny. Prita.
"Apaan sih mom."
Tak lama pesanan makan mereka telah datang. Di meja telah tersaji menu masakan khas Sunda seperti paket nasi daging gepuk beserta tahu tempe sebagai pelengkap nya yang dipesan Darren karena dia tidak ribet menggunakan tangan langsung. Untuk Ny. Prita sendiri, dia memilih ayam bakar, gurame asam manis, tahu tempe, sambal plus lalapan tak lupa sayur asem dengan cita rasa manis pedas asam. Untuk Naura sudah pasti ayam goreng favorit nya namun bukan ayam tepung khas frenchise. Yang paling menyita perhatian adalah menu yang dipesan Khanza dimana Khanza hanya memesan paket termurah dari paket nasi yang tersedia di menu ayam goreng, tahu tempe, sambal tanpa lalapan.
Ny. Prita mengeryit melihat menu yang di pesan menantu nya. "Loh, Sayang kamu cuma pesan paket yang itu sih?"
"Iya, Mah."
"Emang kenapa mom kalo Khanza pesan paket satu, mungkin dia suka nya yang seperti itu." Darren bertanya pada sang ibu.
"Kan banyak paket yang, Sayang..." Lagi-lagi Ny. Prita mempertanyakan mengapa menantu nya hanya memesan paket nasi yang paling. "Pesan yang lain juga. Pelayan!" Panggil Ny. Prita yang kebetulan baru saja mencatat pesanan pelanggan di sebelah meja yang mereka tempati.
"Gak usah, Mah. Ini udah cukup bagi Khanza." Tolak Khanza.
"Biarin aja mom. Mungkin Khanza emang suka nya yang itu. Gak usah di paksa." Darren menimpali ucapan istrinya.
"Gak usah. Gak papa. Sekalian coba menu yang lainnya. Mba, pesan iga bakar konro nya ya!" Ny. Prita memesan menu tersendiri yang harganya lumayan mahal.
Baru saja Darren akan membuka mulut begitu mommy nya baru saja menyebutkan pesanan tambahan, tangan Ny. Prita menggeplak kencang putranya.
"Aww...sakit mom. Kok Darren di geplak sih! Apa salah Darren?" ringisnya.
Ny. Prita kesal dengan ketidakpekaan putranya terhadap istrinya. Bukan nya menawarkan menu spesial, ini justru membiarkan saja Khanza memesan menu yang paling murah.
"Dasar suami tidak pengertian, pelit!"
"Apa?" Sambar Ny. Prita karena Darren akan menjawab umpatan nya.
