NovelToon NovelToon
Sistem Kekayaan Mutlak

Sistem Kekayaan Mutlak

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Balas Dendam / Sistem / Dikelilingi wanita cantik / Crazy Rich/Konglomerat / Kaya Raya
Popularitas:103.6k
Nilai: 4.6
Nama Author: RyzzNovel

Lahir dalam keluarga yang miskin, Artian Morph harus menelan pahitnya hidup ketika orang tuanya meninggalkan dirinya sendiri.

Pada saat dia berpikir bahwa dirinya sangat bahagia karena pacarnya berada di sisinya, semuanya hancur setelah dia mengerahkan sisa tabungan yang orang tuanya tinggalkan untuknya.

Ketika kehidupannya terjerumus dalam neraka kesedihan, orang orang mulai mencemoohnya, diperlakukan dengan kasar tanpa ada satupun yang menolongnya.

"Ahaha, apakah kematian benar benar sangat merindukanku?"

Ketika dia menyerah pada hidupnya, berniat untuk melompat dan bunuh diri dari sebuah jembatan yang sepi.

Suara yang tak manusiawi layaknya suara dari kecerdasan buatan terdengar di udara yang kosong.

«Sistem Di Aktifkan»

Roda takdir kini kembali berputar, mereka yang diatas harus segera terjatuh dan yang dibawah akan mulai merangkak untuk mendapatkan posisi yang diatas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RyzzNovel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7: Kepingan Masa Lalu

Saat itu hujan turun dengan begitu deras ketika seorang pria dengan senyuman yang berbunga, berlari dan melindungi sesuatu dipelukannya.

“Hehe, Lina pasti akan sangat senang!“

Memikirkan pacarnya yang tercinta itu akan tersenyum begitu senang karena hadiah yang dia berikan membuat pria itu merasa begitu semangat.

Pria itu adalah Artian Morph.

Dia melindungi sebuah kalung yang indah dengan kilauan emas yang tidak besar namun lumayan.

Kalung itu dia beli dengan hampir menghabiskan seluruh warisan yang orang tuanya tinggalkan untuknya.

Meski orang tuanya sudah meninggal, dia tidak terlalu mempermasalahkannya karena orang tuanya sudah terlalu tua dan menderita di dunia ini.

Karena itulah, dia tidak masalah dengan hal itu. Ditinggalkan oleh orang tuanya mungkin akan membuatnya menderita, namun selama dia tidak sendirian, maka tidak masalah.

Dia masih punya pacarnya yang akan menemaninya hingga akhir hidupnya.

Dibawah hujan yang mengguyur begitu deras, dia yang lupa membawa payung, berlari dibawah guyuran hujan menuju ke sebuah apartemen.

“Tunggu aku Lina!“

Apartemen yang dia datangi adalah sebuah apartemen yang megah dan mewah, berada di tempat kawasan yang lumayan elit dan berkecukupan.

Sesampainya disana, dia akhirnya melihat pacarnya yang sedang berbicara dengan seseorang.

Tanpa ragu, Artian mendekati gadis itu. Sosok gadis menawan dengan rambut pirang sebahu dan pupil mata emas yang besar. Sosoknya begitu ramping dan indah, kulitnya berwarna putih, seputih susu.

Berteduh dibawah apartemen itu, gadis itu meliriknya.

Senyuman muncul di wajah Artian.

“Lina!“

Dia melambaikan tangannya dengan senyuman dan segera bergegas mendekati gadis itu.

Lina sendiri menatapnya dengan tenang, tidak menunjukkan kebahagiaan ataupun kesesalan. Hal itu membuat Artian bingung.

Namun, terserahlah. Dia berpikir jika dia memberikan kalung tersebut, pasti pacarnya akan langsung tersenyum dengan bahagia.

Mengabaikan orang yang pacarnya ajak bicara, Artian memperlihatkan kalung itu.

“Lihat! Ini adalah hadiah yang aku belikan khusus untukmu! Bagaimana? Apakah menurutmu bag-”

Arian terdiam, dia menatap wajah Lina yang sama sekali tidak menunjukkan kebahagiaan apapun yang dia harapkan.

“Lina?“

Artian membeku di tempatnya, dia tidak tau dengan apa yang terjadi pada pacarnya itu. Namun sebelum dia sempat mengatakan apapun, Lina memalingkan wajahnya darinya, membuat Artian tidak mampu berkata-kata dan terpaku.

Saat itu suara tawa terdengar, diredam oleh suara hujan yang semakin deras.

“Fuhaha..! Apa apaan kau ini?!“

Artian melirik ke sumber suara itu, dimana sesosok pria berambut pirang yang dipangkas dengan rapi terlihat.

Sosoknya tinggi dan lumayan tampan, terutama pakaiannya yang stylish dan jelas terlihat begitu mewah dan luar biasa. Jauh berbanding balik dengan Artian.

“…Siapa kau?“

Pria itu menyeringai.

“Apakah kamu layak menanyakannya?“

Segera pria itu merampas kalung tersebut dari Artian, menatapnya dengan tenang dan merendahkan.

“Apa apa-”

Saat Artian mencoba merebut kembali kalung itu, tiba tiba saja dua bodyguard muncul dan menahannya.

“Jangan bergerak.“

Artian membeku ditempat.

Dia kemudian menatap Lina dengan penuh harap.

“Lina! Apa yang sebenarnya terjadi?! Katakan padaku! Aku mohon!“

Suara Artian menjadi begitu serak melihat satu satunya cahayanya telah mengabaikannya. Namun hal itu hanyalah awal dari penderitaannya.

Pria berambut pirang itu tersenyum, mengangkat lengannya kemudian melingkari pinggang pacarnya dengan begitu romantis.

“Dia pacarku sekarang, bagaimana dengan itu?“

Emosi rumit muncul di seluruh tubuh Artian.

Pacar katanya?

Artian membeku seolah-olah keberadaannya akan segera dihapus di dunia. Seluruh cahaya di dunia telah lenyap di dalam matanya.

Namun masih ada setetes cahaya.

“Lina apakah itu benar!??“

Suaranya sangat pelan dan putus asa, terdengar begitu menyedihkan layaknya seekor kucing yang sekarat.

“Itu benar.“

Cahaya itu sepenuhnya hancur.

Seluruh dunia menjadi abu-abu tanpa warna, Artian tidak mampu mengangkat kepalanya dan dia merasakan keputusaan ditubuhnya membetuk sebuah lautan yang tak berujung.

“Tidak.. tidak.. jangan boh-”

Ketika emosinya memuncak, Artian berkata dengan begitu keras, mengangkat wajahnya hanya untuk dikejutkan oleh pria itu yang sudah mencium bibir pacarnya tepat di depannya.

Pupil mata pria itu melirik ke arahnya dengan senyuman yang terlihat melalui matanya.

“Aku akan membunuhmu..! Sialan! Tunggu saja kau! Arghh!!!“

Artian meronta-ronta dengan begitu liar sehingga kedua bodyguard itu bahkan mulai kesulitan untuk menahan Artian.

Akhirnya, kedua bodyguard itu mengajarnya, membuat Artian tersungkur ditanah dengan menyedihkan.

“Ugh.. agh..“

Artian kehilangan seluruh harapannya pada dunia itu. Dia merintih kesakitan, memegangi beberapa bagian tubuhnya yang dipukuli dengan keras.

Dia memaksa kepalanya, menatap ke arah pria itu.

“Beri aku kalung itu.. kembalikan..“

Hanya itu satu satunya hal yang dia miliki.

Pria itu menatapnya, melirik kalung itu kemudian menyeringai.

“Mau ini?“

Seringai diwajahnya semakin menjadi-jadi, setelah kemudian tangannya melesat dan melempar kalung itu sejauh mungkin.

“PERGILAH DAN CARI SENDIRI HAHAHA.“

Artian tidak mampu berkata-kata, tubuhnya terlalu lelah untuk hal itu. Dia mengatupkan bibirnya, mengepalkan tangannya ketika air mata mengalir di wajahnya.

Pria itu menatap Artian yang menyedihkan, merasa bosan kemudian berbalik.

“Aku Adam Gavis. Ingat itu dan menjauhlah dariku jika ingin hidup.“

Setelah itu kedua bodyguard, pria itu maupun pacarnya telah pergi meninggalkan dirinya yang terkapar.

Dia berdiri, kemudian melangkah dengan bertatih-tatih menuju ke sebuah semak semak dimana kalungnya dilempar.

Kehidupan dimatanya mulai redup digantikan dengan wajah yang tidak berekspresi sama sekali namun terlihat begitu murung.

Dia mencari di seluruh semak semak, tidak menemukan apapun namun masih terus mencari hingga berjam-jam.

Ketika tubuhnya kemudian tidak mampu menahan perasaan lelah yang terus mengganjal tubuhnya. Artian, dia pingsan dibawah guyuran hujan yang begitu deras.

Pingsan tanpa seorang pun yang peduli padanya, dia bahkan dianggap sebagai seorang pemulung yang terlalu lelah dan lapar hingga tidak mampu bergerak.

Mulai saat itulah Artian kehilangan arti hidupnya di dunia ini, melepaskan seluruh dirinya dari segala masalah.

Berlari atau menerima masalah dengan pasrah tanpa perlawanan apapun, hingga orang orang mulai mencemoohnya karena dia sama sekali tidak melawan dan terlihat begitu lemah serta mudah dirundung.

Mengatur jadwal bunuh dirinya sendiri tanpa seseorang pun yang tau bahwa dia akan segera mati dengan menyedihkan di dunia itu.

Hal tersebut bahkan sempat membuatnya berpikir.

Apakah tubuhnya akan dikubur jika dia mati?

Apakah orang orang akan peduli padanya jika dia mati?

Apakah mereka akan bersimpati?

Dia mulai memikirkannya.

Dia tidak bisa hidup tanpa orang tuanya, di dunia ini, hanya kedua orang tuanya lah yang tulus dan setia padanya.

Menjanjikannya banyak hal tanpa biaya yang perlu dan bekerja keras demi keinginannya yang egois, kemudian mati karena terlalu lelah karena bekerja.

Artian menyadari, betapa bodohnya dia, hingga dia memutuskan untuk menyerah pada segala hal.

***

1
Anonymous
Luar biasa
M Rizky
semangat terus berkarya/Drool//Drool//Drool/
M Rizky
semangat thoor/Drool//Drool//Drool/
coco
mo hiatus kah kaya novel novel sebelah???
Weaver's: enggak, ini otak saya lagi kosong, kalau nulis narasi sekarang bakal aneh, jdi istirahat bntr sambil lanjutin yang baru
total 1 replies
Mas Jono
12 km 10 menit,,,tubuh masih lemah,,,🤔🤔🤔🤔🤔
Deni Saputra
cukup penasaran..lanjut
Deni Saputra
senang y byk uank
Deni Saputra
lanjut
Deni Saputra
ayo bangkit
Dimas Setiawan
nice
coco
banyakin up nya thorr hheheheh
Tama Go
upp lagi Thor
ardikyezt
Luar biasa
X Rei
Lnjutt trus thorr
Hapid228 Hapid
jgn lupa cerita lanjutanya
Hapid228 Hapid
lebih banyak buat cerita sistem di usia 23/25 kaya gini tor seru
Dimas Setiawan
nice
mas maman
lanjut trus tor
Elok Fauziah
Semangat thorrr🔥🔥🔥
Didi Wahyudi
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!