Siang ini udara panas berembus terasa membakar di ruas jalan depan gerbang Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Matahari meninggi mendekati kulminasi. Suara gaduh di sekeliling menderu. Pekikan bersahut-sahutan, riuh gemuruh. Derap langkah, dentuman marching band dan melodi-melodi bersahutan diiringi nyanyian-nyanyian semarak berpadu dengan suara mesin-mesin kendaraan.
Rudi salah satu laki-laki yang sudah tercatat sebagai mahasiswa Unsil selama hampir 7 tahun hadir tak jauh dari parade wisuda. Ia mengusap peluh dalam sebuah mobil. Cucuran keringat membasahi wajah pria berkaca mata berambut gondrong terikat ke belakang itu. Sudah setengah jam ia di tengah hiruk pikuk. Namun tidak seperti mahasiswa lain. Pria umur 28 tahun itu bukan salah satu wisudawan, tetapi di sana ia hanya seorang sopir angkot yang terjebak beberapa meter di belakang parade.
Rudi adalah sopir angkot. Mahasiswa yang bekerja sebagai sopir angkot....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andi Budiman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7. Semangat Baru
Hari-hari Rudi di jalan kembali cerah bersama draf tulisan, buku-buku, dan rekaman yang selalu dibawa ke mana angkot melaju. Rudi merekam materi untuk didengar kala tak sempat membaca. Ketika ada waktu, ia berhenti sejenak sambil menunggu penumpang, menulis, menelaah, dan mengoreksi kesalahan draf.
Seperti hari ini. Hari ini Rudi menjadi lebih sibuk dari biasanya. Tidak hanya pikiran, tangan, dan mata yang sibuk, tetapi juga hatinya. Hatinya sibuk menilai, merasa kagum, dan tercengang oleh kehadiran petikan-petikan ilmu pengetahuan yang menggetarkan pita-pita iman. Iman yang menghirup udara sarat makna, memainkan narasi-narasi indah yang menantang nalar dalam setiap aliran kata-kata. Logika dan rasa berpadu bak sepasang kekasih yang tenggelam dalam tarian surga.
Ketika Rudi berhenti di persimpangan, ia melihat bunga-bunga bermekaran. Saat angkot melaju, pandangan tertuju pada barisan pepohonan, riak air kolam atau angin yang berhembus lembut di antara hamparan rumput, taman-taman kota dan toko-toko. Burung-burung dan serangga bermain-main di antara tiang-tiang. Sementara bunyi-bunyian alam, denting logam para pekerja dan desis angin menambah nuansa kasih mesra dalam semesta.
Di balik keindahan dan kekuatan itu Rudi membayangkan organ-organ, sel-sel, jaringan, tulang, otot, dan proses-proses metabolisme yang bekerja dengan harmonis. Keindahan dan fungsi berpadu dalam simfoni yang sempurna. Seni dan sains berjumpa, memadu kasih melahirkan romantisme yang benar-benar hidup dan bernafas.
Di sebuah ruas jalan Rudi berhenti. Ia kembali menulis seraya merasakan inspirasi lebih deras menyapa. Tak ada yang tahu angkotnya kali ini semakin berpendar cahaya. Cahaya ilmu dan kebijaksanaan yang mencerahkan jiwa.
Rudi melihat kebijaksanaan Tuhan, ilmu, dan kasih sayang-Nya tampak di sekeliling. Semakin dekat ia melihat, semakin jelas pula kebijaksanaan Tuhan terungkap dalam setiap detail. Ayat-ayat-Nya bertebaran di mana-mana, berupa ayat-ayat kauniyah yang muncul dalam pengamatan dan pemikiran. Rudi pun mengambil hikmah seraya merendahkan hati, mempelajari ilmu, desain, dan keteraturan alam yang tersaksikan. Baginya alam ini laksana kitab yang tak pernah habis dikaji dan selalu menyuarakan hal yang sama yakni kebijaksanaan Tuhan.
Kitab-kitab itu terbentang, jelas dan bernas bagi siapa saja yang memandang dengan hati dan akal. Terbentang dari timur ke barat, dari utara ke selatan. Sekeliling bumi, bahkan seluruh alam semesta. Bahkan dalam dunia sekecil sel kitab itu terbaca tanpa keraguan. Meski tak memandang keluar dunia kecil itu, hikmah kebijaksanaan Tuhan demikian jelas tertata apik dan terorganisir.
Rudi bisa merasakannya. Kelezatan pandangan yang menenggelamkan dalam penyaksian peran agung. Kekuasaan dan kasih sayang tanpa batas dalam setiap inci kehidupan.
Tak diragukan lagi, mempelajari fungsi-fungsi dan tujuan-tujuan dari setiap rancangan dan desain mengantarkan Rudi pada keyakinan akan peran Tuhan. Desain-desain itu tak mungkin ada tanpa ilmu, perancangan, kesengajaan, dan kebijaksanaan yang mendalam. Lalu Rudi merasa seperti bertemu dan berdiskusi dengan banyak ilmuwan dari masa lalu, para ilmuwan yang juga meyakini eksistensi dan peran kebijaksanaan Tuhan.
Kini intelektualnya berkelana, hinggap di daun-daun dan sel-sel, beterbangan bersama butir-butir oksigen, menjelajah mikrokosmos, merenung di persimpangan heliks ganda DNA, dan terhenyak di bawah pendaran cahaya sebagai sumber energi utama bagi kehidupan. Kemudian jiwa holistik Rudi berkenalan dengan Tuhan yang Maha Pemurah, Tuhan yang Maha Jenius tanpa tanding. Akhirnya ia merasakan debaran jantungnya sebagai sebuah debaran yang bukan sekedar edaran darah tetapi juga semangat pengenalan akan Tuhan melalui denyut kehidupan.