Novel Pertama
Hidup mandiri dalam kesendirian dan diacuhkan oleh keluarga karena berstatus anak haram, membuat Bella memilih menjalani takdirnya sendiri. Mengabaikan cibiran orang-orang, Bella berhasil mencapai puncak tertinggi.
Menghilang selama enam tahun lalu kembali menjadi sosok paling disegani dan dihormati. Lidah tajam dan mulut beracunnya membuat orang-orang hanya berani mencibir dari belakang.
"Terkadang, kepedihan harus dilalui sebelum tercapainya kebahagiaan. Tersenyumlah ketika bersedih, karena akan ada kebahagiaan setelah itu. Berjuanglah keras dalam kesunyian dan biarkan kesuksesan kita menggema ke seluruh dunia."
~ Qiara Arabelle ~
__________
Pria tampan nan arogan serta kekayaan dan kekuasaan berada ditangannya, tidak sengaja dipertemukan oleh gadis berpenampilan sederhana namun berhasil membuat sosoknya yang tak tersentuh mengharapkan cinta dari gadis acuh namun tak biasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosee_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 20 | Kebenaran
QA Internasional Group, 12:30 a.m
Siang ini, gedung raksasa terbesar ke dua di dunia ini tengah gempar karena kedatangan CEO cantik mereka yang sudah dua tahun ini menghilang. Semua orang hanya bisa melongo menatap kecantikan dunia yang tengah berjalan anggun dihadapan mereka.
Mereka yang baru pertama kali melihat Bella merasa enggan untuk memalingkan wajahnya. Tidak heran jika QA menjadi gudangnya wanita sosialita dan multitalenta! Karena pemimpinnya sendiri sangat jauh dari kata biasa.
Namun itu tidak berlangsung lama, mereka semua langsung menunduk setelah sadar dari keterkejutan, tidak ada yang berani bersuara. Ken sendiri sudah mengganti wajah bodohnya dengan wajah datar dan dingin.
Seperti biasa, Bella hanya berjalan santai memainkan ponselnya. Tidak heran jika hari ini akan heboh. Meskipun ini kedua kalinya Bella datang, tapi kedatangan pertamanya waktu itu disaat jam kerja tengah berlangsung. Berbeda seperti sekarang, Bella datang di jam istirahat yang hampir selesai.
Renata yang melihat Bella hampir lupa bernafas, dia melihat Sofia yang nampak syok disebelahnya. Hari ini semua karyawan magang yang diterima mulai bekerja. Termasuk Renata dan Sofia yang telah lolos.
Adapun Mike sahabat Kris si pemilik Cafe yang ternyata adalah Manajer pemasaran di QA nampak tidak percaya jika Bella merupakan wanita yang waktu itu dikenalkan Kris.
“Sofia?” Bella nampak terkejut melihat Sofia yang membeku di depan Lift. Semua orang menatap keheranan ke arah Sofia.
“Dia Sekretaris magang, Nona.” Sandra yang kebetulan datang langsung menghampiri Bella.
“Oh ya!” pekik Bella terkejut.
“Kita bicara di atas saja. Kau sudah makan,” katanya pada Sofia.
“Su ... su ... dah ”
“Baiklah.” Bella memasuki Lift khusus CEO diikuti Sandra, Ken dan Sofia yang nampak ragu-ragu.
“Aku pergi, Ren,” bisik Sofia pada Renata. Lalu menyusul masuk.
“Kembali ke tempat kalian!” kata Ken sebelum masuk.
Di dalam Lift, Sofia hanya menunduk sambil meremas tangannya. Dia masih tidak percaya jika calon Kakak Iparnya adalah orang yang selama ini dia idolakan. Hingga tangan seseorang merengkuh pundaknya.
“Kau terkejut. Kenapa diam saja, aku jadi ragu jika kau memang Sofia,” ucap Bella menelisik.
Sofia mengangkat kepalanya cepat. “Aku Sofia, Kak!"
“Ma ... af, maksud saya, Nona.” Sofia membenarkan kembali menunduk. Demi apa! Meski dia sendiri adalah nona muda dari Ramona. Masih sangat beruntung karena bisa berdiri di samping Ratu bisnis. Orang yang paling berpengaruh di dunia. Bahkan artis terkenal sekalipun tidak akan bisa mengimbanginya.
“Sejak kapan kau jadi formal padaku.” Bella pura-pura lupa.
“San, kau yakin tidak salah orang?” Bella menoleh ke arah Sandra.
“Mungkin tertukar saat perengkrutan karyawan, Nona.”
“Kakakk ...” rengek Sofia sambil menghentakkan kakinya. Bella tergelak.
“Orang lain mungkin berpikir aku diterima karena bantuan, Kakak,” cicitnya pelan.
"Siapa yang berani. Katakan padaku."
Sofia memincing. “Atau memang benar!” Sofia menatap Bella.
“Aku bahkan tidak tahu kau melamar disini. Sudahlah. Tidak perlu pedulikan pendapat orang lain. Tau apa mereka tentang diri kita dan juga, bersikap santai lah padaku seperti biasa!”
“Apa tidak apa-apa,” katanya ragu.
“Jika kau masih menganggapku kakakmu. Lakukanlah.”
Ting
Bella keluar. Sudah ada Monica bersama Sekretarisnya, Liza yang menunggu diluar Lift.
“Moliz.” Bella memeluk mereka berdua. Sofia terkejut melihat wajah ramah mereka semua, ternyata hanya kakak iparnya yang bisa menjinakkan mereka.
“Moliz.” Ken mengatup bibirnya rapat agar tidak tertawa.
Bella mendelik kesal. “Kau bodoh atau apa! Itu hanya singkatan. Dengan begitu aku tidak perlu repot-repot memanggil keduanya.”
“Dan ... jangan menampilkan wajah menyebalkan kalian di depan Sofia."
“Baik, Nona.” Monica tersenyum, lalu mengalihkan pandangannya pada Sofia yang tersenyum kaku.
“Apa kau sudah paham dengan pekerjaanmu. Kami semua akan membahas sesuatu. Jadi duduklah dan tunggu Sekretaris Vivi datang.”
“Baik, Direktur.”
“Aku akan menjelaskan semuanya nanti bersama Mom dan Dad, jadi fokus saja hari ini. Aku tahu kau pasti bisa. Fighting!” ucap Bella sambil menepuk bahu Sofia pelan. Lalu pergi keruangan milik Monica.
Sofia tersenyum sampai punggung Bella hilang dibalik pintu. Bella masih sempat memberinya senyuman sebelum pintu tertutup rapat.
Sungguh! Sofia merasa beruntung karena Tuhan mengirim Bella di dalam keluarganya. Meskipun hidup dengan bergelimang harta tapi tak pernah menjadikan sosok kakak iparnya menjadi pribadi yang sombong.
...--- o0o ---...
“Berapa lama?”
“Sekitar tiga puluh menit lagi, Tuan.”
“Hm.” Alex sibuk menatap ponselnya sambil terus tersenyum. Melihat pesan yang dikirim kekasih tercintanya itu. Karena sibuk mempersiapkan banyak hal untuk pertemuan, Alex tidak bisa makan bersama kekasihnya itu. Tapi Bella masih sempat mengiriminya pesan yang berisi perhatian sekaligus ancaman.
‘Aku sudah memesan makan siang untuk dikirim ke kantor mu, awas saja jika tidak dimakan! Aku sudah meminta Bean agar mengawasimu. Jangan coba-coba curang atau aku akan tidur di Apartement dan mengganti Passwordnya!'
Alex bahkan bisa mendengar nada tajam gadis itu hanya dari pesan ini. Memang ciri khas Bella, pikir Alex. Untungnya dia sudah memakan makanan yang dikirim sebelum berangkat.
Setelah proyek ini selesai, dia bertekad untuk mengadakan pernikahan. Bella setuju atau tidak, kita pikirkan itu nanti!
Bean hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Bos nya yang sudah menjadi budak cinta! Bean berharap dirinya tidak akan menjadi sebucin Bosnya.
Cinta memang bisa membuat orang yang sangat cerdas berubah menjadi seperti orang bodoh. batin Ken.
Beberapa saat kemudian merekapun sampai. Bean segera turun dan membuka pintu mobil Alex.
Sosok tegas, tubuh atletis dan wajah sempurna berjalan memasuki loby dengan penuh karisma. Tidak lupa sorot mata tajam dan dinginnya yang selalu setia menghiasai wajah tampannya. Pandangan semua orang langsung tertuju padanya. Menatapnya dengan pandangan memuja.
Mimpi apa aku semalam!
Oh tuhan, hari ini aku melihat dua orang yang luar biasa dalam satu hari!
Tadi Nona Qi! Sekarang Tuan Marcel!!
Aku rela menjadi simpanannya!
Asisten nya juga sangat tampan.
Begitulah sekiranya kasak-kusuk yang terdengar.
“Kami sudah punya janji dengan Direktur Mon,” ucap Bean pada resepsionis yang sejak tadi tidak berkedip melihatnya.
“Jaga pandangan dan mulut kalian jika masih ingin bekerja disini!” Semua orang dikejutkan dengan kedatangan Sekretaris Vivi yang sudah memasang wajah dinginnya. Semua karyawan sepontan menunduk, lalu berlalu dengan cepat sebelum terkena masalah.
Deg deg
Bean merasa jantungnya berdetak sangat cepat saat pandangannya bertemu dengan Sekretaris Vivi. Entah kenapa dia merasa selalu ingin melihat wajah garang wanita ini.
Ada apa denganku?
“Selamat datang di QA, Tuan muda dan Asisten Bean.” Vivi menundukkan sedikit kepalanya. Alex mengangguk.
“Silahkan ikuti saya.”
Sepanjang perjalanan menuju ruangan Monica, mata Alex tidak berhenti mengamati sekitar. Dia cukup kagum dengan Desain campuran yang diterapkan.
Jangan lupakan Desain panorama yang membuat setiap sudut ruangan terasa hidup. Berbeda dengan Desain perusahaan lain pada umumnya, QA cenderung lebih terbuka dan terkesan bebas.
Sedangkan Bean sendiri tidak lepas memperhatikan Vivi yang berjalan di depan mereka. Sayangnya tidak ada yang melihat senyum malu-malu itu.
“Sofia.” Sofia mendongak. Dia terkejut melihat kakaknya dan Asisten Bean datang. Sudah ada Sekretaris Vivi bersama mereka.
“Apa Direktur Mon ada?” ucap Vivi.
“Ah ... ada Sekretaris Vi. Semua orang ada di dalam termasuk CEO.” katanya pelan.
Nona disini? batin Vivi lalu berjalan menuju pintu.
“Selamat.” Alex mengelus puncak kepala Sofia lalu mengikuti Vivi.
“Kakak! Jangan terkejut setelah melihat siapa yang ada di dalam.” ucap Sofia sedikit berbisik. Alex dan Bean mengerjit bingung.
“Silahkan masuk, Tuan.” Vivi tidak ragu membiarkan dua pria ini masuk. Dia yakin, Bella tidak akan masalah jika Alex dan Bean tahu kebenarannya. Sofia sudah melihat Bella, jadi apa yang mau disembunyikan?
Tepat di depan pintu masuk, Alex dikejutkan dengan pemandangan wanita cantik dengan sorot mata tajam yang penuh dengan aura kepemimpinan tengah duduk di atas meja dengan senyum tipis yang menghiasi wajahnya.
“Bebe ....”
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Tetap semangat dan ikuti terus kelanjutanya. Seperti biasa, jangan lupa LIKE ya....
...See you, Gamsahabnida❤...
tak taulah keberapa kali aku membaca Arabella nie tak terhitung banyaknya tak pernah bosan kerana aku terlalu suka karektornya Bella tak seperti kebanyakan wanita lainnya mudah dimanfaatkan,..
terima kasih banyak Thor jalan cerita yang menarik seperti menonton dalam drama Korea tapi kalau dimainkan di tv pasti dapat awards ,.. sentiasa sokong Thor
sihat selalu ya dengan naskah -2 Thor yang brilian ..semoga dimurahkan rezekinya Thor,..