Jodoh Kakak Ku

Dimas yang ada dikamarnya tiba-tiba dipanggil untuk turun kebawah. Ya semenjak kehilangan erlita dimas kini berubah menjadi sedikit pendiam dan lebih senang menyendiri. Sebenarnya dimas merasa malas untuk turun kebawah tapi karena bapak dan ibuk ingin bicara penting dimas terpaksa turun.

Di ruang tengah sudah tampak bapak dan ibuk yang sudah menunggu. Langsung ibuk menyuruu dimas untuk duduk, disana juga sudah ada adik dimas bagas dan juga gendis.

Bapak memulai penbicaraan tentang rencana mereka pada dimas dengan begitu hati-hati. Bapak begitu menjaga perasaan dimas saat ini. Apalagi setelah rencana pernikahanya yang batal.

" Begini dimas....bapak dan ibuk tau saat ini kamu belum mau membahas soal pernikahan, tapi dim.....kamu itu sudah sangat pastas untuk segera menikah....."

Dimas menyela bapak sebelum beliau selesai berbicara.

" Maaf bapak .....ibuk bukanya dimas sudah mengatakan dari awal jika dimas belum mau lagi membahas mengenai hal ini, hati dimas masih berduka dengan kepergian erlita"

" ibuk...tau nak tapi mau sampai kapan mau di tangisi mau disesali erlita tidak akan kembali, sementara bapak dan ibuk semakin hari semakin tua...kami ingin segera melihat kamu berumah tangga...." sambil tersedu-sedu untuk membujuk dimas.

" Kami sudah memilihkan seorang gadis yang baik sesuai dengan bibit bobot dan bebet. Dan kami yakin dia adalah jodoh terbaik untuk kamu "

" Dulu waktu bapak dan ibuk menjodohkan saya dengan erlita tidak satu katapun dimas menolak dan bertanya, tapi kali ini berbeda hati dimas sudah terisi untuk erlita....."

" Dimas......tapi erlita sudah gak ada nak.....lalu apa yang mau ditunggu lagi".

" Kenapa bapak dan ibuk tidak menghormati keluarga erlita bagaimana perasaan mereka jika tau baru 3 bulan erlita pergi tapi sudah inggin mencari pengganti"

" Jistru.....itu dim...bapak mau jelaskan kepada kamu semua kami sudah pikirkan bahakan kami sudah meminta perserujuan dari keluarga erlita dan mereka setuju dengan rencana ini "

" Apaaa........." dimas terkejut seolah tak percaya kenapa bisa keluarga atmajaya bisa menyetujuinya.

" Kami sepakat menjodohkan kamu dengan erina adik erlita dimas....."

Sontak mendengar ucapan bapak dimas semkain terkejut dan tak habis pikir bagaimana bisa, setelah kemaren dia dijodohkan dengan kakaknya kini dia harus dijodohkan dengan adiknya. Apa sebegitu pentingkah pernikahan yang mengandung unsur bisnis ini pernikahan atau hanya sekedar bisnis antar kedua keluarga. Demi untuk menjaga kerjasama antar kedua perusahaan harus terjadi pernikahan.

" Ini sih......ide yang gak masuk akal pak.....buk....dimas gak mengerti dengan ini semua, kenapa bukan bagus saja yang menikah dengan dengan erina kenapa harus dimas rasanya saja baru kemaren dimas bertunangan dengan erlita dan sekarang dengan adiknya........"

" Kamu adalah anak pertama dari keluarga ini dim.......makanya kamu yang lebih utama bagas adik kamu masih terlalu muda dan dia masih harus belajar banyak hal" tegas papa

" Kami tidak ingin memaksa kamu dimas.....cuma ini adalah naluri seorang ibu jika erina adalah jodoh kamu dan kelak akan menjadi istri yang baik untuk kamu, selain alasan yang lainya yang paling utama adalah menyabung hubungan yang sudah sempat terjalin bukan semata-mata karena perusahaan"

" Kami juga belum tau keputusan erina seperti apa sebaiknya kamu pikirkan baik-baik apa yang menjadi keinginan dan harapan kami "

Tanpa kata-kata dimas langsung meninggalkan ruangan itu dan mengambil kunci mobilnya, karena khawatir bagas segera menyusul kakaknya.

Dimas melajukan mobilnya dengan kecepatam tinggi tanpa tujuan. Entah kemana arah akan membawanya melepaskan kekesalan kepada kedua orang tuanya. Sementara bagas yang duduk disampingnya hanya bisa sesekali menahan nafasnya melihat kakaknya mengemudi dengan sembarangan seperti di sirkuit.

" Mas.....sebenarnya mau kemana.....biar bagas aja yang nyetir......."

" Diam......kamu siapa suruh kamu ikut atau mau turun aja disini...." seru dimas.

" Gak....mas.....bagas cuma khawatir aja sama mas....."

Mobil itu melaju terus sampai akhirnya berhanti di tepi pantai. Dimas langsung keluar dan menumpahkan semua kekesalanya dia berteriak sekencang-kencangnya. Bagas hanya menunggu kakaknya dipinggir pantai sambil mengawasinya dan menunggu kakaknya tenanang.

Cukup lama bagas menunggu kakaknya sampai akhirnya bagas menghampiri kakaknya yang tengah duduk di pinggir pantai.

" Mas.....maaf sebenarnya ide bapak dan ibuk itu gak ada salahnya.....sekarang juga tidak ada aturan yang melarang jika tunangan kakakya menjadi suami adiknya, hukum di negara manapun tidak ada yang melarang apalagi hukum agama....maaf mas kalau bagas lancang ngomong seperti ini"

Dimas yang sudah lebih tenang tidak emosi seperti tadi.

" Memang benar gas....gak ada yang melarang dan gak ada yang salah tapi coba pikir pake hati, hati kakak ini masih begitu terluka karena kepergian erlita pernikahan yang batal, sementara mereka hanya memikirkan kepentingan mereka saja"

" Mas gimana kalau mas bertemu dengan erina dulu bapak dan ibuk juga bilangkan kalau mereka juga belum tau jawaban erina, bukanya mas sempat bilang pernah bertemu dengan erina waktu di new york"

" Bener juga kamu gas kenapa gak terpikirkan dari tadi jika erina sepakat dengan mas pasti akan lebih mudah..."

Dimas buru-buru mengambil ponselnya dan menghubungi erina......dan tanpa menunggu lama teleponnya pun langsung tersambung.

Erina memberanikan diri mengangkat telpon dari dimas. Dia yakin ini pasti ada hubunganya dengan perjodohanya. Erina berpikir jika dia memang harus bicara dulu dengan dimas sembelum dia memutuskan.

Di telpon mereka sepakat untuk bertemu berdua saja disuatu tempat malam itu juga. Mereka tidak ingin menunda-nunda pertemuanyan lebih cepat lebih baik untuk segera diselesaikan.

Satu minggu kemudian

Dekorasi sederhana yang sama sekali tidak terlihat mewah bernuansa putih menghiasi salah satu bollroom hotel bintang 5 yang ada dijakarta. Sudah terlihat meja akad dan ada satu kotak mas kawin di meja itu dan juga rangkain bunga segar yang mempercantik meja akad.

Tak berapa lama penghulu pun sudah terlihat hadir dan juga para saksi. Pak rudi sendiri yang akan menikahkan putrinya erina putri atmajaya kepada dimas nugraha gondo kusumo.

Pagi itu tepat pukul 10 waktu setempat dimas mengucapkan ijab kobul di hadapan penghulu dan juga para saksi dan keluarga. Tak banyak yang hadir di acara akad nikah yang terbilang sederhana untuk ukuran kedua keluarga itu.

Dimas menggunakan beskap jawa berwarna putih. Ya...pernikahan dimas dan erina akhirnya berlangsung hari ini dengan sederhana tanpa banyak tamu. Digelar dengan adat jawa yang cukup kental karena kedua keluarga berdarah jawa.

Begitu para saksi mengucapkan sah.....sah.....kemudian pak penghulu membacakan doa dan semua yang hadir mengaminkan doa tersebut secara hikmat.

Barulah erina keluar dari dalam ruang tunggu menuju meja akad di dampingi kedua sahabatnya rere dan nadia. Tampak erina berjalan dengan anggun menggunakan kebaya warna senada dengan dimas dan juga paes khas adat jawa tengah dengan bunga melati yang semerbak wanginya diiringi gending - gending jawa.

Dimas yang menunggu erina di meja akad berdiri untuk menyambutnya. Suasane mendadak menjadi haru biru mama dan papa erina tampak tidak bisa menahan air mata begitu juga dengan orang tua dimas dan juga semua keluarga yang hadir disana.

Sepertinya mereka masih tidak percaya pernikahan hari ini bisa terlaksana. Dan pastinya mereka juga teringat akan erlita yang telah tiada.

Saat berjalan menuju dimas erinapun tak kuasa menahan air matanya. Pikiranya melayang mimikirkan seharusnya kakaknyalah yang ada diposisinya saat ini seharusnya dimas adalah jodoh kakaknya bukan erina. Tapi nyatanya saat ini detik ini dirinyalah yang sudah menjadi istri dimas jodoh kakaknya.

Setelah menandatangani semua berkas-berkas dimas dan erina yang sudah sah menjadi suami dan istri untuk pertama kalinya erina mencium tangan suaminya. Walau dengan hati bergetar tangan sedikit gemetar perasaan yang entah apa keduanya pun tidak mengerti.

Setelah diserahkan emas kawin yang berupa logam mulia seberat 100 gram pada erina dan dilanjutkan dengan pemasangan cicin kawin oleh keduanya bergantian. Cicin yang ini khusus dipersiapkan ibu dimas untuk menantunya erina sengaja membeli yang baru bukan yang dipersiapkan untuk erlita.

Acara berlanjut dengan acara adad jawa sesuai dengan tema mereka tidaj bergati baju masih menggunakan baju yang sama. Diacara sungkeman tak kuasa lagi erina membendung air matanya ketika dia bersimpuh dihadapan papa dan mamanya. Air mata mengalir dengan deres mereka saling berpelukan dan memberi ciuman tanda kasih sayang. Begitu juga dengan kedua orang tua dimas juga melakukan hal serupa.

Semua acara sudah dilalui hari ini karena tidak akan ada acara resepsi jadi acara tak berlangsung begitu lama setelah acara foto- foto bersama keluarga acara pun sudah selesai.

Dikamar hotel

Dikamar hotel yang sudah dipersiapan erina sudah tampak berganti pakaian dan mulai melepaskan semua acsesoris yang ia genakan di bantu oleh tim makeup. Sementara dimas yang ada di kamar yang sama tapi beda ruangan juga tengah berganti pakaian dan sudah sibuk dengan laptop di hadapanya.

Begitu semua sudah keluar tinggalah sepasang pengantin baru itu didalam kamar hanya berdua saja. Ya berdua saja mereka sudah berdua di dalam kamar yang cukup luas. Erina ada di dalam kamar dan dimas ada di ruang tamu kamar itu.

Tentunya kamar itu dihias lakyaknya kamar penganti baru. Dengan dekorasi penuh bunga-bunga dan juga lilin - lilin.

Tapi tidak ada pergerakan apapun dari keduanya. Dimas sibuk dengan laptopnya diruang tamu sementara erlita ada di dalam kamar dengan tempat tidur yang dihias sangat cantik sayang kalau harus dirusak.

flasback on

Hari pertemuan dimas dan erina malam itu di salah satu restoran dipinggir pantai. Setelah menerima telpon dari dimas erina buru-buru keluar dan menemuinya ditempat yang sudah mereka sepakati.

Erina bahkan menyetir sendiri mobilnya ia tidak mau ada yang tau kemana ia pergi dan bertemu siapa. Bahkan dia pergi dari rumah diam-diam tanpa pamit. Kira-kira 1 jam kemduan erina sudah sampai ditempat yang dimas maksud. Tampak sepi karena sengaja dimas menyewa tempat itu agar merek lebih leluasa berbicara 4 mata.

Bagas yang tadinya ada disanapun dimas suruh untuk pulang saja. Karena dimas tidak mau bagas mendengar pembicaraan mereka.

Erina langsung menghampiri dimas yang sudah duduk menunggunya. Dimeja juga terhidang 2 cangkir kopi.

Kira- kira bagaimana dimas dan erima setuju untuk menikah...........bersambung...