REVENGE

Pak Chang turun dari mobil terburu-buru. Kitsune masih tenang dan enggan turun dari mobil. Ia memikirkan cctv dan juga penghuni Kondo yang lain. Tentu ia tidak ingin dikenal orang.

"Kenapa kau tidak turun, sayank?" tanya pak Chang kembali nongol di pintu mobil di bawah Kitsune. Laki-laki itu sepertinya kurang sabar mendapat hadiah dari wanita cantik sekelas Kitsune.

"Aku ingin pak Chang memborgol tangan ku dan menutup wajahku."

"Kenapa harus begitu? Disini tidak ada topi, hanya ada masker mulut saja. Kaca mata laki-laki."

"Tidak apa-apa, yang penting tertutup sedikit." sahut Kitsune sambil mengambil masker dan memakai kaca mata hitam.

"Untuk apa sih, disini aman. Tidak akan ada yang mengambil foto tanpa se-izin orangnya."

"Bukan untuk itu, supaya adrenalin ku melonjak naik dan menghasilkan g4ir4h s3x yang dasyat." bohong Kitsune.

"Aduhh..ada-ada saja." pak Chang tersenyum senang.

Akhirnya Pak Chang kembali naik ke dalam mobil dan melaksanakan apa yang di perintah kan oleh Kitsune. Tapi tidak apa-apa yang penting Kitsune mau diajak haha hihi. Pak Chang tersenyum penuh arti.

Untuk menghindari kecurigaan orang lain jika ada yang melihat, pak Chang lalu membuka jaket dan menutupi punggung Kitsune dengan jaket nya. ia sengaja tidak mau lewat lift, ia lewat tangga samping supaya tidak bertemu dengan orang lain.

Pak Chang lega ketika sudah berada di kamar, ia cepat menutup pintu. Dan dengan tergesa-gesa membuka seluruh pakaiannya. Sepertinya pak Chang tidak sabar.

"Ayo sayank, aku buka borgolmu dan masker di wajahmu." ucap pak Chang.

"Pak jangan terburu n4fsu, kita main slowly...."

"Kita dikejar waktu, punya waktu satu jam saja. Kalau telat bisa berabe."

"Tidak telat pak." ucap Kitsune berusaha mengambil pistol yang berada di jaket pak Chang.

Tapi pak Chang cepat menyambar jaketnya. Kitsune menendang dada pak Chang beberapa kali. Pak Chang sangat tangguh, ia tidak mempan pukulan Kitsune, badannya keras seperti batu.

"Kitsune, kau menipu aku, rasain ini!"

Pak Chang jadi marah, ia memukul Kitsune, tentu wanita itu bisa berkelit, tak urung ia kena tendangan pak Chang. Ia cepat berdiri berusaha mengambil asbak porselin yang berada di atas meja.

"Praannkkkk..." asbak pecah setelah kena kepala pak Chang.

"Tookkk...tookkk..."

"Hallo..apakah anda baik-baik saja di dalam?" tiba-tiba ada yang mengetuk pintu.

"Kami baik dan lagi berg*mul." teriak pak Chang. Kesempatan itu di pakai oleh Kitsune kembali menendang dada pak Chang.

"Gubrakkk...!!"

"Hallo...apa benar anda baik-baik saja?" kembali terdengar suara dari luar.

"Kami sedang praktek masokisme, pergilah." ucap Kitsune memukul pak Chang berkali-kali.

Masokis, yakni sebuah kelainan s3x dimana seseorang akan merasa bergairah jika dirinya disakiti, bahkan direndahkan (secara lisan) oleh pasangannya.

Kitsune yakin kalau pak Chang tidak akan berani minta tolong, karena dia adalah gembong penjualan organ tubuh manusia.

Tubuh pria itu terjengkang menghantam tembok. Darah keluar dari kepala. Kitsune merasa pak Chang sudah meninggal, ia cepat-cepat memakai jaket pak Chang yang berisi pistol dan kaca mata.

Ia membersihkan sidik jari di setiap benda yang pernah di pegang. Kemudian keluar dari kamar setelah mengunci pintu dan menutup tubuh pak Chang dengan sprei. Kunci dicabut dan dilempar ke rerumputan.

Setelah jauh berjalan Kitsune baru ingat ia lupa mengambil uang dari dompet pak Chang. Sepersen pun tidak memegang uang. Untungnya warga Singapura senang berjalan kaki, jarang ada yang naik mobil.

Jalanan di penuhi oleh pejalan kaki. Pria dan wanita memenuhi jalanan yang asri dan sangat bersih. Kitsune berjalan cepat menyusuri Orchard Road. Ia tidak asing lagi dengan negara ini, karena ia pernah tinggal beberapa tahun disini.

Lima jam perjalanan ia sampai di depan rumah temannya di Chinatown. Lingsia Tan nama teman kuliahnya. Putri seorang polisi di Distrik satu yang meliputi Chinatown.

Sambutan Lingsia Tan, membuat Kitsune merasa hidup. Ia sangat lega, temannya ini masih seperti dulu, sangat baik dan suka menolong temannya saat menderita.

"Ohh...jadi kamu belum tau kalau pak Chang sudah mati atau masih hidup." tanya Lingsia menatap Kitsune dengan sedih.

"Aku tidak memeriksanya. Semoga kamu mengerti keadaanku saat ini. Aku butuh bantuanmu supaya aku bisa pulang ke Indonesia."

"Aku bingung menolongmu, sebaiknya kita ke kedutaan Indonesia supaya kamu qbisa dipulangkan."

"Aku takut pak Chang meninggal. Dia akan di temukan besok atau lusa, setelah bau busuk keluar dari kamarnya. Dan aku pasti tertangkap, aku takut kalau hukum tidak berpihak padaku. Lagi pula aku mau membalas dendam perlakuan mereka."

Lingsia tampak bingung, ia juga takut mengadu kepada papanya yang seorang Polisi. Setelah banyak mengeluarkan ide, akhirnya ia akan ikut menemani Kitsune ke Indonesia dengan cara menyewa agen rahasia untuk mengambil tas Kitsune yang berisi paspor dan dokumen lainnya di Apartemen.

"Kita akan menghubungi seorang agen rahasia, nanti kamu bicara sejujurnya, tidak ada yang ditutupi supaya mereka bisa bantu."

"Oke.. aku setuju." ucap Kitsune agak lega.

"Kamu mandi dulu dan pakai bajuku."

Lingsia memang teman yang baik, ia membantu Kitsune semaksimal mungkin. Ia mengantar Kitsune menemui Gabriel, seorang agent rahasia swasta yang sering di sewa keluarganya.

Setelah Kitsune bertemu dan berkenalan dengan Gabriel, ia disuruh menceritakan semua kisahnya. Akhirnya Gabriel mau menolongnya dengan syarat Kitsune mau bekerja sama untuk mengungkap kasus perdagangan manusia.

Kitsune yang tidak mengerti seluk beluk agent rahasia mengangguk menyetujui. Ia berpikir bisa belajar, yang penting ia bisa pulang ke Indonesia.

"Kamu tinggal dimana? Apakah dekat dengan rumah penculikmu yang bernama Alex itu?"

"Maaf Pak, sepanjang aku ditawan selama itu aku tidak mengerti berada dimana. Karena aku selalu disekap di kamar dan orang-orang yang ada disana tidak ada yang aku kenal."

"Bersiaplah, aku akan mengantarmu pulang. Tapi sebelumnya kamu harus membekali dirimu dengan keterampilan untuk membela diri."

"Aku pernah belajar Taekwondo, Wushu dan menembak. Aku juga bisa lima bahasa asing."

"Bagus, kamu akan di arahkan, sampai bisa menguasai ilmu lagi sedikit. Nanti ada yang akan memberikan kamu senjata rahasia."

"Siap pak."

"Pak Gabriel, aku titip Kitsune. Berapa biayanya untuk Kitsune?"

"Tidak ada biaya, ini kerja sama yang saling menguntungkan."

"Terimakasih pak Gabriel atas bantuannya semoga semua lancar."

Kitsune dan Lingsia saling berpelukan. Gabriel mengajak Kitsune ke kantor Agent Rahasia SCR. Perasaan Kitsune semakin mantap dan lega saat di kasi pelatihan oleh senior di kantor SCR.

"Besok kita berangkat ke Indonesia, semua yang dilatih kamu ingat dan jalani."

"Siap pak." jawab Kitsune mantap.

*****

.