NovelToon NovelToon
Not The Main Actress

Not The Main Actress

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan / Mengubah Takdir
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Putu Diah Anggreni

Riana, seorang pecinta drama, terkejut saat terbangun di tubuh Zahra, karakter utama dalam drama favoritnya yang terbunuh oleh suami dan selingkuhannya. Dengan pengetahuan tentang alur cerita, Riana bertekad mengubah nasib tragis Zahra.

Namun, Hal yang dia tidak ketahui bahwa setelah dia terlempar ke Tubuh Zahra alur cerita yang dramatis berubah menjadi menegangkan. Ini lebih dari perselingkuhan, Ini adalah petualangan besar untuk menyelamatkan dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putu Diah Anggreni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

Pagi menyingsing di Singapura, sinar mentari menembus tirai kamar hotel tempat Riana menginap. Dia terbangun dengan perasaan aneh campuran antara kewaspadaan dan semangat baru. Percakapannya dengan Kayla kemarin masih terngiang-ngiang di telinganya, memberinya perspektif baru tentang situasi yang dihadapinya.

Riana bangkit dari tempat tidur dan mulai bersiap-siap untuk pertemuannya dengan Adrian Wong, pengacaranya. Dia harus berhati-hati dalam setiap langkahnya sekarang, mengingat ada kemungkinan orang lain dari 'dunia nyata' yang mungkin memiliki agenda tersembunyi.

Tepat pukul 10 pagi, Adrian Wong mengetuk pintu kamarnya. Pria itu masuk dengan wajah serius, membawa setumpuk dokumen di tangannya.

"Selamat pagi, Nyonya Zahra," sapanya sopan. "Anda siap untuk membahas kasus ini?"

Riana mengangguk, berusaha terlihat tenang meskipun jantungnya berdegup kencang. "Tentu, Mr. Wong. Apa yang perlu kita bahas?"

Selama dua jam berikutnya, Adrian menjelaskan detail-detail hukum tentang kasus percobaan pembunuhan yang melibatkan Reyhan dan Olivia. Riana mendengarkan dengan seksama, sesekali mengangguk atau mengajukan pertanyaan untuk menjaga penampilannya sebagai Zahra.

Namun, ada satu hal yang menarik perhatian Riana. Setiap kali Adrian menyebut nama Reyhan, ada kilatan aneh di matanya. Seolah-olah... dia menyembunyikan sesuatu.

"Mr. Wong," Riana akhirnya memberanikan diri bertanya. "Apa Anda mengenal Reyhan sebelum kasus ini?"

Adrian terlihat terkejut sesaat sebelum kembali memasang wajah profesionalnya. "Tidak, tentu saja tidak. Saya baru mengenalnya sebagai terdakwa dalam kasus ini."

Riana mengangguk, tapi dia tidak sepenuhnya yakin. Ada sesuatu yang tidak beres di sini.

Setelah Adrian pergi, Riana segera menghubungi Kayla.

"Kayla, aku perlu bantuanmu," katanya begitu Kayla mengangkat telepon. "Bisakah kau mencari tahu lebih banyak tentang Adrian Wong? Ada sesuatu yang aneh tentangnya."

"Tentu," jawab Kayla. "Aku akan menghubungi beberapa kenalan ku. Oh, dan aku punya kabar untukmu. Aku menemukan sesuatu tentang 'portal' vanila itu."

Jantung Riana berdebar kencang. "Benarkah? Apa yang kau temukan?"

"Tidak bisa kujelaskan lewat telepon," kata Kayla. "Kita harus bertemu. Ada sebuah kafe kecil di ujung jalan dari hotelmu. Namanya 'Vanilla Dream'. Temui aku di sana pukul 3 sore nanti."

Riana setuju, dan setelah menutup telepon, dia menghabiskan beberapa jam berikutnya mencoba menenangkan pikirannya yang berkecamuk.

Tepat pukul 3 sore, Riana melangkah masuk ke 'Vanilla Dream'. Kafe itu kecil tapi nyaman, dengan aroma vanila yang lembut mengambang di udara. Kayla sudah menunggunya di sudut, dengan secangkir kopi di hadapannya.

"Jadi," kata Riana setelah memesan minumannya sendiri. "Apa yang kau temukan?"

Kayla mengeluarkan sebuah buku tua dari tasnya. "Ini," katanya, membuka halaman yang sudah ditandai. "Aku menemukannya di sebuah toko buku antik. Ini adalah catatan harian seorang pria bernama Edward Vanderwall, seorang ahli kimia di awal abad 20."

Riana mengamati halaman yang ditunjukkan Kayla. Ada sketsa sebuah molekul yang rumit, dengan catatan-catatan yang ditulis tangan di sekelilingnya.

"Edward menciptakan sebuah senyawa yang, menurut catatannya, mampu 'membuka pintu antar dimensi'," lanjut Kayla. "Dan bahan utama senyawa itu adalah..."

"Vanila," Riana menyelesaikan kalimatnya, merasa bulu kuduknya meremang.

Kayla mengangguk. "Tepat. Tapi bukan vanila biasa. Ini adalah varietas langka yang hanya tumbuh di sebuah pulau terpencil di Pasifik Selatan."

"Jadi, apa hubungannya dengan situasi kita?"

"Aku belum yakin," Kayla mengakui. "Tapi aku punya teori. Bagaimana jika seseorang di 'dunia nyata' kita berhasil menemukan formula Edward dan menggunakannya untuk membuka portal ke dunia fiksi ini?"

Riana merasa kepalanya berputar. "Tapi... untuk apa? Dan siapa?"

"Itulah yang harus kita cari tahu," kata Kayla serius. "Dan kita harus bergerak cepat. Jika teoriku benar, maka siapapun yang mengendalikan 'portal' ini memiliki kekuatan untuk mengubah realitas sesuai keinginannya."

Tiba-tiba, ponsel Riana berdering. Nomor tidak dikenal.

Dengan ragu, dia mengangkatnya. "Halo?"

"Zahra sayang," suara di seberang telepon membuat darah Riana membeku. Itu suara Reyhan. "Aku tahu kau pasti terkejut mendengar suaraku. Tapi kumohon, dengarkan aku. Ada yang harus kuberitahu padamu. Ini tentang Adrian Wong... dan vanila."

Riana menatap Kayla dengan mata terbelalak. Kayla, yang bisa mendengar percakapan itu, mengangguk memberi isyarat agar Riana tetap berbicara.

"Reyhan? Bagaimana bisa... Apa maksudmu?"

"Tidak aman bicara lewat telepon," kata Reyhan terburu-buru. "Temui aku di Taman Botani jam 8 malam nanti. Datanglah sendiri. Ini menyangkut keselamatan kita semua."

Sebelum Riana bisa menjawab, Reyhan sudah menutup telepon.

"Apa yang harus kulakukan?" tanya Riana pada Kayla, masih syok dengan perkembangan ini.

Kayla tampak berpikir keras. "Ini bisa jadi jebakan... tapi juga bisa jadi kesempatan kita untuk mendapatkan informasi penting. Kau harus pergi, tapi kita harus menyusun rencana."

Selama beberapa jam berikutnya, Riana dan Kayla menyusun strategi. Mereka memutuskan bahwa Riana akan pergi menemui Reyhan, sementara Kayla akan mengawasi dari kejauhan. Mereka juga menyiapkan alat perekam tersembunyi dan sinyal darurat jika sesuatu tidak beres.

Malam tiba dengan cepat. Riana melangkah memasuki Taman Botani dengan jantung berdebar kencang. Dia melihat sosok Reyhan di kejauhan, berdiri di bawah sebuah pohon besar.

"Zahra," Reyhan menyapanya dengan wajah tegang. "Terima kasih sudah datang."

"Apa yang ingin kau katakan, Reyhan?" tanya Riana langsung.

Reyhan menarik napas dalam-dalam. "Ini akan terdengar gila, tapi... aku bukan Reyhan yang asli. Aku, sepertimu, berasal dari dunia lain. Dan Adrian Wong... dia adalah dalang di balik semua ini."

Riana merasa seolah dunia di sekelilingnya berputar. Namun, sebelum dia bisa bereaksi, sebuah suara mengejutkan mereka.

"Wah, wah, reuni yang mengharukan."

Riana dan Reyhan berbalik. Di sana, berdiri Adrian Wong dengan senyum dingin di wajahnya. Dan di tangannya... sebotol parfum beraroma vanila.

"Sayang sekali," kata Adrian, "tapi permainan kalian berakhir di sini."

Saat Adrian menyemprotkan parfum itu ke udara, Riana merasakan dunia di sekelilingnya mulai kabur. Aroma vanila yang kuat memenuhi indra penciumannya, dan semuanya menjadi gelap...

1
martina melati
atoma vanila y bukan aroma bunga melati
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!