Sinopsis : Berkisah tentang seorang siswa SMA tahun ketiga bernama Rio Hartono. Suatu hari ketika Rio sedang mengikuti pelajaran disekolahnya seperti biasa, muncul sebuah lingkaran sihir dan membuat semua orang yang ada di kelas itu masuk ke dalam sebuah portal. ketika mereka membuka mata, mereka mendapati diri mereka berada di sebuah ruang altar berwarna putih. Dan datang lah seorang pria tua yang memakai pakaian serba putih dan bersulam emas. dia mengatakan bahwa alasan dipanggilnya mereka ke dunia ini untuk sebagai pahlawan yang akan mengalahkan Raja Iblis.
Bagaimana kelanjutan kisah petualangan Rio di dunia lain? apakah dia mampu menyelamatkan seluruh dunia dari bangkitnya raja iblis?
Genre : Action, Fantasy, Harem, Adventure
Theme : Isekai
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dimas Hartono, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pedagang budak
Keesokkan harinya Rio terbangun di pagi buta. Dia membuka jendelanya dan melihat bahwa matahari masih belum terbit. Lalu dia memutuskan untuk keluar kamar, dan melihat-lihat seisi kota sembari joging.
“Wah, benar-benar masih sepi. mungkin sebaiknya aku pergi joging sembari berkeliling kota.”
Rio pun memulai jogingnya. Dia pergi ke arah barat kota, tempat dimana para pedagang berada atau sering disebut sebagai distrik perdagangan.
Ketika Rio melewati sebuah jalan, dia melihat dua sosok gadis kembar di dalam sel. Salah satu dari gadis itu berambut putih bergaris merah muda, dengan mata berwarna merah muda gelap. Sedangkan yang satunya adalah gadis berambut hitam dengan garis hijau, dengan mata berwarna hijau pekat. Rio sontak berhenti sebentar dan menghampiri sel itu. Saat dihampiri kedua gadis itu ketakutan dan waspada pada Rio.
“Mereka... apakah mereka budak?”
“Benar sekali tuan muda.”
“Eh ya ampun! Aduh paman bikin kaget saja.”
Ketika Rio sedang melihat kedua budak bersaudara itu. Tiba tiba muncul seorang pria paru baya dengan mengenakan pakaian jas yang cukup mewah. Sepertinya dia adalah seorang pedagang budak.
“hahaha... Maaf kan saya kalau saya membuat anda terkejut. Omong-omong apa anda tertarik membeli budak?”
“Umm... Aku hanya sedang lewat dan sekilas melihat mereka berdua. Apa mereka dijual?”
“Ya, tentu. Mereka berdua adalah budak perang yang baru sampai kemarin malam. Karena masih anak-anak, mereka tidak laku dalam lelang. Jadi aku hanya membiarkan mereka di sini, mungkin saja ada orang yang ingin membelinya.”
Pedagang budak itu mengakhiri perkataannya sambil melirik ke arah Rio. Rio yang sadar mulai berpikir, apakah sebaiknya dia membeli dua budak bersaudara ini.
“apa sebaiknya aku membeli mereka? Aku tidak tega melihat anak-anak seperti mereka terkurung dalam sel seperti ini. Tapi, apa uang ku cukup?” ucap Rio dalam hati.
Rio pun bertanya kepada pedagang budak itu tentang harga mereka.
“Berapa harga kedua budak ini paman?”
“Hmm... Karena mereka masih anak-anak jadi mereka tak bisa berbuat banyak. Mungkin hanya bisa menjadi budak pelayan atau budak s*x saja.”
“buset dah, dikira aku ini Lolicon apa? Lagian aku juga bukan orang yang nafsuan, melihat tubuh Rina yang begitu menggoda, aku biasa saja.” ucap Rio dalam hati.
“Harga budak biasanya 2 koin emas per budak. Tapi karena tuan ingin membeli mereka, aku memberikan diskon 50% jadi kau hanya perlu membayar 2 koin emas saja tuan muda.”
“Baiklah, Ini uangnya.”
Rio langsung membayar kontan di tempat. Kemudian pedagang budak itu menulis sebuah lingkaran sihir di punggung mereka, dan itu membuat mereka kesakitan. Namun setelah selesai, rasa sakitnya menghilang.
“Baiklah, kontrak sudah selesai dibuat. kalian berdua, sekarang dia adalah pemilik baru kalian, Sapa dia.”
Kedua budak itu kemudian berdiri, dan mengucapkan salam kepada Rio.
“Terimakasih telah membeli kami, kami bergantung pada mu Tuan.”
“Ya, sama-sama. Oh ya paman, apakah paman juga menjual hal lain selain budak?”
“Tentu saja, aku juga menjual berbagai barang dari penjuru dunia. Silahkan masuk ke toko ku.”
Rio dibawa masuk ke dalam toko pedagang budak itu. Di dalam, ada banyak sekali barang. Dari pakaian, senjata, armor, barang-barang antik, dan lain lain.
Namun ada satu hal yang membuat Rio tertarik. Yaitu sebuah pedang katana hitam yang dipajang di tempat yang berbeda dari pedang lainnya.
“Pedang ini...”
“Ah, itu adalah pedang yang berasal dari benua timur. Kalau tidak salah namanya adalah Katana.”
“Begitu ya. Baiklah, aku akan membeli pedang ini juga. oh ya, apa ada pakaian yang cocok sebagai petualang dan sehari-hari?”
“Tentu tuan, lewat sini.”
Pedagang itu membawa mereka bertiga ke sebuah tempat yang dipenuhi banyak pakaian.
“Bagaimana jika anda mencobanya tuan?”
“Baiklah, aku akan mencobanya.”
Rio mencoba bebrapa pakaian yang ada. 5 menit kemudian, Rio keluar dari ruang ganti.
“Kalian berdua, bagaimana penampilan ku? Apa ini cocok dengan ku?”
Rio bertanya kepada kedua budak itu. Mereka langsung menjawab bahwa Rio sangat cocok dan keren.
“Pakaiannya sangat cocok tuan! Dengan rambut hitam anda di padu dengan kemeja putih dan celana hitam serta jubah berwarna biru gelap, itu sangat cocok dan keren!” ucap si gadis berambut putih.
“Benarkah? Kalau begitu aku ambil baju ini. Dan bisa kah kau memilih kan pakaian petualang yang cocok untuk mereka berdua?”
“Eh..?!”
Sontak kedua budak itu terkejut. Mereka heran mengapa budak seperti mereka dibelikan pakaian yang bagus.
“Anda ingin membelikan pakaian untuk budak anda?”
“Ya, apa itu tidak boleh?”
“Tidak, bukan seperti itu. Sangat jarang seorang pemilik budak yang benar-benar merawat budaknya seperti anda.”
“Ah, begitu kah?”
Setelah itu kedua budak itu diberikan pakaian tempur yang cocok. Si rambut putih mendapat pakaian tempur berwarna putih bercorak merah muda, sedangkan si rambut hitam mendapat pakaian tempur berwarna hitam bercorak hijau. Di masing-masing dada mereka juga di lapisi armor besi serta sarung tangan dan sepatu prajurit untuk anak-anak.
“Wah! Mantap, kalian sangat cocok dengan pakaian-pakaian itu! Kalian sangat imut!”
“Te-Terimakasih.”
Mereka berdua malu karena dibilang imut oleh tuan mereka.
“Oh ya, aku juga ingin membeli pakaian sehari-hari untukku dan mereka juga pastinya.”
“Baik tuan, saya sudah menyiapkannya.”
“Oke, jadi totalnya berapa paman?”
“Totalnya adalah 2 koin emas dan 5 koin perak besar tuan.”
“Baik, ini uangnya.”
“Terimakasih tuan muda. Kapanpun datang lah ke toko ku ketika anda sekiranya membutuhkan sesuatu!”
“Ya, terimakasih paman! Ayo kalian, kita pulang ke penginapan tempat aku menginap.”
“Baik tuan!”
Mereka bertiga pun kembali ke penginapan. Dan saat mereka sampai matahari telah terbit, dan semua orang sudah memulai aktivitas mereka.
Saat mereka kembali ke penginapan, ternyata Rina dan Luna sudah bangun dan sedang sarapan di ruang makan.
“Hei Rio! Kau sudah bangun ternyata. Kukira kau masih tidur-”
Kata-kata Rina terhenti ketika melihat Rio kembali dengan membawa dua orang gadis kecil.
“Rio! Darimana kau menculik kedua gadis itu?!”
“Um... Ternyata kau suka anak kecil ya?”
“Hei, jangan seenaknya menyimpulkan begitu!”
Rio pun membawa kedua budaknya masuk ke ruang makan. Dia menyuruh mereka untuk duduk di meja yang sama dengan mereka. Pada walnya mereka ragu, tapi Rio meyakinkan mereka dan akhirnya mereka mau duduk bersama.
“Jadi... Dari mana kau mendapatkan kedua gadis ini? Kau tidak menculik mereka berdua kan?”
“Tentu saja tidak! Kau pikir aku ini terlihat seperti penculik, hah?” ucap Rio yang kesal.
“Yah, maaf kukira alasan kau tidak tertarik ketika melihat tubuhku karena kau penyuka anak kecil.” jawab Rina sambil terseyum meledek.
“Gak mungkin lah! aku masih suka perempuan yang seusia dengan ku! Lagi pula mereka ini adalah budak yang baru saja aku beli, jadi jangan berpikir kalau aku ini penculik anak-anak.”
“Baiklah.”
Mereka berdua hanya mengangguk. Namun Rio masih merasa kalau mereka belum sepenuhnya percaya padanya. Tapi Rio tidak mau ambil pusing, kemudian dia bertanya kepada mereka bagaimana agar bisa menjadi seorang petualang.
“Oh ya, aku ingin bertanya. Jika ingin menjadi petualang apakah ada syaratnya?”
“Ouh? kau ingin menjadi petualang?”
Rio mengangguk balas pertanyaan Rina. Rina menjawab pertanyaan Rio.
“Tentu ada syaratnya yaitu ujian masuk.”
Lalu Rina pun menjelaskan syarat dan ketentuan.
“Ujian masuk petualang terdiri dari 3 tahap. Tahap pertama adalah ujian tertulis, tahap kedua adalah ujian praktek sihir, dan yang terakhir adalah ujian praktek berburu. Jika kau lulus ketiga tahap ujian itu, makan kau akan dinyatakan lulus dan langsung naik Rank D. Namun jika kau gagal di salah satu ujiannya, kau tetap dinyatakan lulus tapi kau harus memulainya dari Rank E. Dan bagaimana jika kau hanya lulus satu ujian saja? Kau masih tetap dinyatakan lulus, tapi kau akan memulainya dari Rank terendah yaitu Rank F. Apa kau sekarang mengerti?”
“Ya, aku mengerti. Terimakasih atas penjelasannya.”
“Ya, sama-sama. Kalau begitu kami pergi dulu, karena kami ingin mengambil Quest hari ini. sampai jumpa nanti malam!”
“Sampai jumpa Rio.”
Mereka berdua pergi meninggalkan penginapan. Kini hanya tersisa Rio dan kedua budaknya.
“Baiklah, aku juga harus mendaftar sebagai petualang hari ini. Kalian, ayo kita sarapan dulu.”
“Ba-Baik!”
Kemudian Rio memesan tiga sup kaldu daging dengan 3 buah roti, serta 3 gelas jus buah.
“Ini pesanannya.”
“Nah kalian, makan lah.”
Namun mereka berdua hanya saling melihat satu sama lain kemudian melihat ke arah Rio dengan diam.
“Kenapa diam saja? Sudah makan lah. Nanti kalian bisa sakit.”
“B-Baik tuan, terimakasih untuk makanannya!”
Mereka pun langsung melahap makanan mereka masing-masing.
“Ohok-Ohok...!”
“Makannya pelan-pelan saja, kita lagi ngga buru-buru kok.”
Rio memberikan minum kepada gadis berambut putih. Dia merasa bingung kenapa Rio begitu perhatian kepada mereka yang hanya seorang budak.
“Kenapa tuan begitu perhatian pada kami? Kami hanya budak mu, kau tidak perlu terlalu memperhatikan kami.” ucap si rambut putih dan si rambut hitam juga menganggukkan kepalanya.
“Memangnya kenapa? Kalian ini kan budak ku? Bukan kah aku boleh melakukan apapun pada budak ku sendiri kan?”
“Anda benar, tapi tetap saja-”
“Sudah tidak perlu khawatir, anggap saja ini perintah dari ku, oke?”
“Um...”
Mereka berdua mengangguk kemudian tersenyum. Ternyata senyuman mereka sangat manis, hingga si gadis pelayan yang sedari tadi berdiri di samping mereka terpesona akan keimutan mereka.
“Aaawwww... Kalian imut sekali!” ucap gadis pelayan itu sembari memeluk mereka.
Kedua budak bersaudara itu terkejut dengan pelukan tiba-tiba itu. Tapi ketika mereka melihat ke arah Rio yang mengangguk, mereka pun hanya diam dan menerima pelukan hangat itu.
“Ouh ya, aku belum tahu nama kalian?”
Ketika ditanyai nama, mereka diam sejenak kemudian menjawabnya.
“Hitam.”
“Putih.”
Mendengar jawaban yang singkat dan padat itu. Rio dan si gadis pelayan diam karena bingung.
“Eh...? Hitam...? Putih...?”
Mereka berdua mengangguk.
“Begitu, kalian tidak punya nama ya. Oke, aku akan memberikan nama untuk kalian berdua, bagaimana?”
Mereka berdua tampak senang.
“Si rambut hitam nama mu sekarang adalah Mai, dan kau si rambut putih nama mu adalah Yui.”
“Mai...?”
“Yui...?”
Rio mengangguk merespon perkataan mereka. Lalu mereka menangis terharu.
“uuhh.... Uwaaah...!”
“uuh..!”
“Lah? Kok malah nangis? Haah... Sudah... Tidak apa-apa, kalian tidak perlu menangis lagi, oke?”
Rio memeluk mereka berdua sampai mereka berdua berhenti menangis.
Si gadis pelayan hanya bisa mengusap air matanya karena terharu melihat seorang tuan yang menyayangi budaknya.
Bersambung
maaf jadi ga berminat baca nya.kalau dalam cerita selalu di ungkapin semua rahasia nya🙏🙏
kenapa ga membungkuk saja.itu kan sudah wajar ga terlalu...
padahal.dapat warisan sebagai dewa.tapi masih berlutut di depan orang biasa yang derajat nya lebih tinggi.bodoh banget othor nya