NovelToon NovelToon
Hasrat Tertahan Presdir Tampan

Hasrat Tertahan Presdir Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Nikahmuda / One Night Stand / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:229k
Nilai: 4.9
Nama Author: Emekama

Dibawah umur minggir!
Mengandung banyak bawang!


"Ini adalah pertama kalinya, setelah sekian lama kujaga, aku benar-benar sudah memberikannya pada malaikat pelindungku selama ini, seorang most wanted di sekolah. Pria yang diam-diam juga aku kagumi, " ucap seorang gadis yang sedang duduk di atas ranjang sambil berlinang ari mata. Ia menutupi tubuh polosnya dengan selimut tebal yang ada di sana.

Gadis yang selalu menjadi pusat perhatian bagi kaum Adam itu, hidupnya jauh dari kata tenang, ia kerap mendapatkan pembullyan dari teman-temannya.

Bahkan ia tidak bisa mempertahankan harga dirinya.

Lebih sialnya lagi, ia dipaksa menikah dengan pria yang sama sekali tidak dia cintai, bahkan usianya terpaut sepuluh tahun lebih tua darinya.

Mampukah Arneta Anindya Putri melewati semua ujian dalam hidupnya, akankah dia mendapatkan kebahagiaan di akhir cerita nanti? Siapa pria yang akan menjadi pelabuhan cinta terakhir Arneta?



Cover by_pinterest. Edit by_emekama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emekama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps.7

"Apa kamu lupa?" tanya Arsen sambil menatap kosong pemandangan malam yang ada di depannya saat ini.

Arneta menatap Arsen dengan tatapan bingung, ia tak berkata dan masih menunggu pria itu melanjutkan kalimatnya.

"Sebenarnya aku sudah lama menyukaimu Arneta," sambung Arsen sambil menatap wajah Neta lekat. Gadis itu memalingkan muka. Ia tak sanggup jika bersitatap terlalu lama dengan pria satu ini.

"Kamu? Menyukaiku? Ha-ha-ha! Jangan bercanda kita baru bertemu beberapa minggu, kamu bilang menyukaiku. Dasar modus!"

Arneta memukul lengan Arsen dengan kasar.

Ia sangat membenci kata "suka", sebab ia sering menerima kata itu dari banyak pria.

Ia lebih senang jika Arsen tak mengatakan hal tersebut. Begitu mudahnya mereka mengatakan suka, padahal mereka hanyalah mengagumi saja. Suka dan kagum adalah perasaan yang hampir sana, tetapi memiliki arti yang berbeda. Neta bukan gadis yang mudah percaya dengan kata suka.

"Kamu salah, kita sudah saling mengenal sejak tiga belas tahun yang lalu," timpal Arsen.

"Maksud kamu?!" tanya Arneta terkejut, bagaimana mungkin tiga belas tahun yang lalu sedangkan mereka baru bertemu beberapa bulan ini.

"Apa kamu lupa hari itu...."

Arsen pun mulai menjelaskan bagaimana dirinya bisa bertemu dan menyukai sosok Arneta tiga belas tahun yang lalu. Yaitu saat usia mereka empat tahun.

.

Tiga belas tahun yang lalu.

Arneta dan keluarganya baru saja pindah ke kota J dan secara kebetulan bertetangga dengan Arsen. Mereka saling memperkenalkan diri, menjadi tetangga yang harmonis dan saling membantu.

Semua orang saling berjabat tangan, tetapi tidak dengan Arsen. Pria itu malah menolak berjabat tangan dengan Arneta.

Gadis kecil yang ceria itu meraih paksa tangan Arsen.

"Kata Ibu, kalau diajak salaman harus mau, nggak boleh nolak ... nanti dosa," ucap Arneta polos.

"Bersikap yang baik, Arsen. Mereka Baru pindah ke sini dan menjadi tetangga baru kita. jangan nakal ya, Nak," ucap ibunya Arsen.

"Benar. Papa juga nggak pernah mengajarimu sombong seperti itu, kan," ujar Ayah Arsen.

Arsen pun terpaksa menerima uluran tangan Neta karena kedua orang tuanya terus mendesak. Ia merasa sedikit bersalah atas perlakuan sombongnya.

Heh! Gara-gara anak ini aku dimarahin sama Papa Mama, awas ya kamu, batin Arsen penuh dengan amarah.

Semua yang ada di sana hanya terkekeh geli melihat tingkah lucu kedua anak itu.

Suatu hari Arneta pergi jalan-jalan tak jauh dari rumah. Ia mengintip dari lubang pintu gerbang yang ada di rumah mewah keluarga Arsen, pria kecil itu sedang duduk di teras depan rumahnya sambil membaca buku yang lumayan tabal untuk ukuran anak seusianya.

Ia memerhatikan Arsen sedang sibuk membaca bukunya. Neta tidak bertenaga untuk mendorong gerbang alias pagar rumah itu. jadi Arneta memutuskan untuk naik pagar itu tanpa sepengetahuan Arsen.

"Hei Ar, apa yang kamu lakukan?" tanya Arneta sambil duduk di sebelah Arsen.

Arsen terlonjak kaget, sesaat ia melirik siapa yang datang. Detik selanjutnya ia melanjutkan aktivitasnya.

"Bukan urusanmu!" jawab Arsen dingin sambil menjauhkan tubuhnya dari Neta.

"Mmm, Adik kamu mana? Aku boleh nggak ajak dia main?" tanya Neta lagi.

"Nggak boleh!"

"Kenapa?" tanya Neta sambil memasang raut wajah sedih.

"Banyak bermain membuat otak tidak berkembang, aku melarang adikku bermain denganmu ... nanti dia bisa jadi b0doh kayak kamu," telak Arsen.

"Main itu seru, loh, ngga akan membuat kita jadi b0doh, kita malah bisa punya banyak teman," bantah Neta.

"Terserah," setelah itu Arsen pergi meninggalkan Neta seorang diri.

Neta tak pernah putus asa untuk mengajak Arsen dan adiknya bermain bersama.

Setiap hari Arneta selalu menganggu Arsen dan adiknya. Neta tak pernah bosan melakukan hal konyol itu, namanya juga anak kecil sudah pasti tahunya main. Namun, berbeda dengan Arsen. Sejak usia dua tahun ia sudah pandai menghapal berbagai macam rumus, bahkan ia pandai menyebutkan organ bagian dalam tubuh manusia dan fungsinya.

Arsen sering disebut sebagai keturunan Albert Einstein yang genius.

Lama kelamaan Arsen kecil semakin tertarik dengan tingkah konyol Neta. Jadi ia mulai ikut bermain meskipun cara bicara dan tingkah lakunya kepada Neta agak dingin.

"Arsen sekarang kita suami isteri ya, adik kamu biar jadi anaknya kita, terus boneka yang banyak itu juga anak kita biar rame," ucap Neta kecil tanpa rasa bersalah, karena mereka kini sedang bermain rumah-rumahan.

Deg!

"Ehm! Baik," jawab Arsen dengan pipi yang sudah memerah bagaikan tomat.

Arsen kecil merasa ada sesuatu yang aneh sejak hari itu. Dia yang sudah gila belajar sejak bayi malah menuruti Neta bermain hal konyol seperti itu.

Sejak saat itu meskipun sikap Arsen dingin, ia tetap bermain bersama Neta dan adiknya.

Konyolnya lagi permainan yang paling Arsen sukai adalah bermain rumah-rumahan dengan Neta.

Beberapa minggu berlalu dengan lancar, tiba-tiba Pak Anang mendapatkan masalah di tempat kerjanya dan dia harus di pecat karena melakukan sebuah kesalahan.

Terpaksa keluarga mereka kembali ke kampung halaman dan menjual rumah yang ada di dekat rumah keluarga Arsen itu untuk mengganti biaya ganti rugi untuk perusahaan.

Setelah kepergian Arneta saat itu, Arsen merasa kesepian lagi dan menjadi pria yang lebih pendiam dan dingin dari sebelumnnya.

Namun, Arsen tidak pernah bisa melupakan gadis kecil yang bisa menghiburnya dan mengajaknya bermain rumah-rumahan itu.

.

Kembali pada kenyataan.

Neta hanya terkekeh geli mendengar cerita Arsen.

"Benarkah begitu. Maaf, Arsen. Aku benar-benar tidak mengingatnya," ujar Arneta.

"Memorimu ini isinya cuma mata pelajaran jadi nggak ingat sama hal yang pernah kamu katakan dulu," ucap Arsen sambil mengelus pucuk kepala Neta.

Mendapati perlakuan lembut dari Arsen, pipi Arneta kini sudah memerah bagai kepiting rebus, untung saja pencahayaannya tak terlalu terang di atas bukit ini. Jika terang pasti ia akan lebih malu lagi.

"Jadi...." Arneta memiringkan kepalanya bermaksud meminta penjelasan lebih dari Arsen.

"Jadi setelah aku mulai masuk sekolah, aku selalu mencari tau di mana keberadaanmu ... maaf, aku diam-diam selalu mengikutimu," ucap Arsen.

"Apakah pria berhoodie yang selalu memakai penutup mulut itu kamu?" tanya Neta penasaran.

"Ya, itu aku. Aku selalu ingin melindungimu dari awal," jawab Arsen.

"B0dohnya aku nggak pernah mencari tahu siapa pria yang selalu menolongku saat itu, ku pikir kamu sama dengan pria lain Arsen," batin Neta.

"Aku tidak bisa berkata apa pun selain terima kasih. Terima kasih kamu selalu menolongku," ucap Neta dengan penuh penyesalan.

"Neta, bolehkah aku memelukmu? Sebentar saja."

Arneta mengangguk malu.

Arsen memeluk Neta seerat mungkin kali ini.

Terasa nyaman, bahkan pria itu sudah lama tidak merasakan kehangatan dari seseorang. Lebih tepatnya sejak orang tuanya meninggal.

Mulai hari ini Arneta tahu yang sebenarnya dan dia semakin mengagumi Arsen, malaikat pelindungnya.

.

.

1
Sri Siyamsih
lanjut k
M Nurhalimah
udah berapa bab masih cerita Arneta dan Arsen di hotel
M Nurhalimah
nikah dulu cepet
Neng Saripah
minta d tampol c arsen 😂😂
Sri Siyamsih
arsen modus trs deh 🤭
Lilik Juhariah
iseng Banget dengkur di rekam
M Nurhalimah
dah nikahin aja biar gak terus nahan
Sri Siyamsih
he he arsrn iseng juga y. lnajut k upnya 💪😁
M Nurhalimah
gas keun akad nikah
RaVaNieZka
TOP
Sri Siyamsih
lanjut k upnya
Sri Siyamsih
ah delia kl ini nggk peka, 😁
🍉 Chin-mae 😕
apa Arsen mau menolongnya 😁, up thor yg bnyk
Ripah Ajha
beliin pembalut sen,🥰
Susanty
Assalamualaikum

Hai Author....
Aku suka bgt sama ceritanya, romantis.
suka sama karakter Arsen yang setia, penyayang dan Bucin .
ceritanya gak berbelit-belit, penulisannya juga bagus, kata²nya mudah di pahami.
semangat trs dalam menulis Thor
update yang banyak,dan semoga banyak pembacanya, karna Cerita sebagus ini masih sedikit yang baca..
TereLea(♥ω♥ ) ~♪: Walaikum salam ♡
terima kasih dukungannya 😍
total 1 replies
Ripah Ajha
lagi dong Thor🥰
Susanty
ceritanya menarik bgt.
aku suka sama pemeran utamanya, kuat,tangguh dan cerdas
Ryani
aghhh tanggung🤣🤣
Sri Siyamsih
lanjut k upnya yg byk 😁🙏
Ryani
perjelas dulu status mu bego, minta di cerain kek
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!