Jinan Sastawijaya gadis cantik yang mandiri, anak yang supel ceria mempunyai adik lelaki bernama Jerremy Sastawijaya Mereka kembar identik sedari lahir. Mereka tumbuh dikeluarga yang harmonis. Ayahnya adalah Rektor Universitas Swasta di Jakarta. Bundanya sebagai ibu rumah tangga pada umumnya. Bagaimanakah kehidupan membawa Jinan saat dia bertemu dengan Cinta pertamanya yang sudah lama 2 tahun menghilang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
DUG DUG DUG ! Pintu apartment Shaka digedor sangat kencang oleh Rega, diikuti Shanna dan Erick.
Gedoran itu terdengar jelas saat Jinan dan Shaka tidur.
Jinan dan Shaka terbangun, masih dengan posisi yang sama. Mereka beranjak dari tempat tidur menuju pintu
Jinan mengekor dipunggung Shaka, Saat Shaka membuka pintu apartmentnya bogeman dipagi hari itu mendarat di muka Shka
BUGH ! BUGH ! 2x Rega mendaratkan tinjunya ke muka Shaka
Jinan shock melihat Rega memukul Shaka. Jinan langsung menahan Rega sembari memeluknya
"Rega udah please ! Hiks ... Hiks ...!" Jinan terus memeluk Rega menahannya supaya berhenti memukul
Tak lama, Tama datang terkejut melihat boss-nya sudah tersungkur
"Oh My God, JINAN ! Loe ? Kalian habis ...!" Shanna menutup mulutnya, saat melihat Jinan hanya memakai kemeja oversize putih sepaha, dan Shaka yang ber-te-lan-jang dada itu.
"Engga Shan ! Gue engga ngapa-ngapain! Kalian salah paham!" Jinan mencoba membela diri menggelengkan kepalanya
Tama membantu Shaka berdiri dan duduk disofa besar itu. Jinan seolah habis marathon, nafasnya tersengal-sengal melihat Rega yang menahan amarah. Sementara Shaka babak belur dihajar Rega.
"BRENGSEK !! Ba-ji-ngan kaya Loe engga pantes buat Jinan!" Rega masih dengan emosinya yang memuncak, Jinan tetap menahan tubuh Rega
"CUKUP REGA ! Udah cukup !!!" Tangis Jinan yang histeris..
"Duduk Nan, Rega duduk !" Titah Shanna dengan mata tajamnya
Rega dan Jinan duduk disebrang sofa Shaka. Shanna dan Erick juga Tama tetap berdiri disamping Shaka. Jinan terus menuduk meremas ujung kemejanya. Rega yang risih melihat pakaian Jinan, ia pun membuka Jacketnya lalu menutupi paha Jinan.
"Jinan, Loe bukannya sama Erick semalem? Loe kenapa disini? Dan ... Loe ti-dur bareng Shaka !" Tanya Shanna
"Gu-gue yang salah, Shan. Jinan engga salah!" Jawab Erick merasa bersalah
"Gue yang udah ninggalin Jinan sendirian di bar, gue malah asik sendiri, Jinan maafin gue !" Erick tertunduk lemas, bahkan air matanya sudah mengalir.
"Iya, Loe juga salah Erick, Jinan juga salah pakai ma-buk segala ! Loe kenapa Nan? Loe engga pernah nyentuh minuman kaya gitu ? Masih untung Loe ketemunya sama Shaka, coba kalau Loe dibawa kabur sama om-om engga jelas huh! Kita semua khawatir Jinan sama Loe, Erick kelabakan cari Loe, Rega bahkan batalin pekerjaan demi Loe !"
"Talita sampai ngehubungin pamannya yang polisi buat cari Loe tahu ! Dan ... Loe ternyata malah disini ... Berduaan sama dia !" Lirih Shanna
Shanna sungguh sangat emosi melihat kejadian ini, dia khawatir Jinan kenapa-kenapa. Jinan benar-benar tak bisa berkutik saat Shanna marah seperti itu. Baginya, Shanna sudah seperti ibunya.
"CUKUP SHANNA !" Shaka meluapkan emosinya, tak terima Shanna membentak Jinan
"Engga ! Ini memang salah gue, gue minta maaf. Gue semalem minum sampai ma-buk, terus gue... Dibawa kesini, tapi kita engga ngelakuin apa yang kalian pikirin !" Lirih Jinan sudah berkaca-kaca.
Rega tak bicara sedikitpun, tatapannya tertuju pada Shaka. Ingin rasanya ia membawa jauh Jinan dari hadapan Shaka.
"Ayo pulang ! Sebelum orang tua kamu tahu!"
Jinan berdiri bersama Rega, Rega tetap memegang tangan Jinan, dia juga tak lupa melingkarkan jaketnya kepaha Jinan.
"Anda engga bisa bawa Jinan seenaknya! Jinan milikku, sampai kapapun Jinan milikku! Apa yang sudah jadi milikku tidak bisa disentuh orang lain!!"
Tegas Shaka yang sudah mulai emosi, bahkan ia pun memegang tangan Jinan dengan kencang
Jinan berada diantara mereka Rega dan Shaka. Jantung Jinan berdebar cepat, takut akan adanya perkelahian lagi. Tatapan mata Rega dan Shaka sangat menakutkan.
"Shaka ... Udah, aku pulang dulu yah, aku baik-baik ajaa!" Jinan sangat khawatir melihat wajah Shaka, tapi ia sekan tidak bisa bergerak.
"Rega lepasin dulu, aku mau ngomong sebentar sama Shaka, Please !" Jinan dengan tatapan memohonnya
Shanna dan Erick saling memandang, mereka dibuat tegang. Tama sudah berjaga-jaga takutnya boss-nya akan dipukul lagi
Rega melepaskan tangan Jinan, mengganggukan kepalanya
"5 menit ! Aku tunggu disini !" Ucap Rega
Jinan membawa Shaka ke kamarnya. Mereka duduk ditepian kasur. Jinan memegang wajah shaka lalu menciumnya
"Maafin aku, aku engga tahu bakal kaya gini. Aku pulang yah, kamu istirahat. Aku hari ini agak telat masuk kantor!"
"Bukan salah kamu, untuk hari ini kamu ijin dulu. Istirahat dirumah, nanti aku kesana menyusul !"
Jinan mengiyakan lalu memeluk Shaka, Shaka pun terus menghujani Jinan dengan kecupan hangatnya dikeningnya.
"Aku mencintaimu !"
"Aku juga Shaka, sangat mencintaimu !"
Jinan bersama Rega, Shanna dan Erick pergi dari apartment Shaka. Jinan duduk disebelah Rega. Rega masih diam, dia mencengkram setir mobilnya.
Shanna dan Erick juga tidak bicara apapun. Suasana dimobil itu sangan mencekam
CKITTTT !!! Rega mengerem mendadak! Membuat semua yang ada dimobil tersentak.
"Kenapa Loe engga telepon gue Jinan! Gue khawatir sama Loe !" Bentak Rega
"Maafin gue Rega !"
"Bisa engga Loe anggap gue ada ?"
Shanna dan erick terdiam mendengar pertengkaran Jinan dan Rega.
"Gue .. Gue ..!" Lirih Jinan
"Apa engga bisa sedikit aja Loe buka hati buat gue !"
Mata Rega sudah mengenang airmatanya hampir tumpah tapi Rega tahan, ia hanya akan terlihat menyedihkan dimata Jinan.
"Maafin gue Rega ! Hiks...hiks ... Gue sayang sama Loe, tapi cinta gue ...hiks ...!" Omongan Jinan tertahan saat Rega memeluknya erat. Mereka menangis bersama dalam mobil.
Shanna dan Erick hanya bisa bernafas pasrah melihat kelakuan keduanya.
Rega menangkup wajah Jinan, lalu mengecup keningnya.
"Maafin gue, kita sarapan dulu yah, belum makan kan?"
Jinan menggeleng lemah karena perutnya memang terasa lapar.
Sampailah ditempat bubur dipinggir jalan, bubur langganan mereka saat SMA.
"Makan dimobil aja yah, lihat baju loe. Gue engga mau Loe jadi tontonan orang-orang!" Tegas Rega
"Gue sama Erick makan disana ya Nan, Rega !" Timpal Shanna
"Iyaa gue disana aja yah, gerah nih !" Ucap Erick sembari mengibas-ngibaskan tangannya
Jinan dan Rega mengiyakan Shanna dan erick !
Rega membuka kaca mobil sebelah Jinan, Rega memeluk Jinan melingkarkan tangannya diperut Jinan.
"Jangan tinggalin gue, Nan!" Lirih Rega
Jinan tak menjawab, ia mengelus kepala Rega dengan lembut.
"Ya Tuhan ... Kenapa hatiku ini? Aku mencintai Shaka, tapi aku juga engga rela kalau Rega ninggalin aku !" Gumam Jinan dalam hatinya.
Sungguh Jinan memang gi-la. Hati kecilnya tak rela jika Rega menjauh darinya. Tapi ia pun sangan mencintai Shaka
Cinta segitiga ini membuatnya rumit.
Saat tukang bubur itu datang membawa Semangkok bubur, Jinan menerimanya.
"Kok satu ?"
"Iya, sini gue suapin !" Rega langsung mengambil mangkok bubur itu. Rega menyuapi Jinan seperti biasa Rega selalu meratukan Jinan
Erick dan Shanna berbisik di kursi makan tempat bubur itu
"Si Rega tuh yah, posesive banget sama si Jinan!"
"Iya bener, mereka engga pacaran tapi lihat tuh, udah kaya suami istri aja !"
"Gue sih yakin, Jinan punya perasaan yang sama kaya Rega ! Tapi karena Shaka hadir, jadi Jinan goyah lagi !' Ucap Shanna
"Iya juga sih, loe bener ! Buktinya, Jinan suka pelukan sama Rega !"
"Loe juga.... Suka peluk-peluk Jinan !" Shana melirik tajam
"Hahahaha beda donk, gue kaga nafsu sama Jinan hahahah !" Sergah Erick