Ku Balas Perselingkuhan Suamiku

Percintaan mereka baru saja berakhir. Saat ini Jessica sedang berdiri di depan dinding kaca sambil memegang sebuah gelas berkaki tinggi yang berisi cairan merah, wine. Wanita itu begitu menikmati apa yang baru saja dia lakukan bersama sang selingkuhan, karena dia yang paling mengerti apa yang ia inginkan.

Senyum disudut bibirnya tertarik semakin lebar, ketika Jessica merasakan sepasang tangan yang memeluknya dari belakang. Aroma maskulin yang begitu kental berkaur di hidungnya, ketika orang itu yang pastinya adalah Luhan membunuh jarak diantara mereka berdua.

"Terimakasih sudah memberikan sesuatu yang luar biasa Lu, aku menikmatinya." Ucap Jessica sambil menoleh ke belakang, dan detik itu pula bibirnya langsung disambut oleh bibir Kiss able milik Luhan.

"Bodoh, seharusnya yang mengucapkan terima kasih adalah aku. Kau benar-benar luar biasa, Sayang." Ucap Luhan.

"Kau boleh percaya atau tidak, tapi sejak menikah, suamiku belum pernah menyentuhku sama sekali. Dia selalu memiliki banyak alasan untuk menolak ajakanku bercinta. Aku selalu bertanya apa alasannya, dan dia hanya mengatakan tidak ingin membuatku menyesal. Tapi anehnya aku tidak merasa keberatan apalagi tersinggung dengan penolakannya. Aku sempat berpikir dia seorang Impoten, tapi fakta Baru terungkap jika dia sedang menjaga hati dan dirinya untuk wanita lain." Ujar Jessica panjang lebar.

"Sudah tahu sejak awal pernikahanmu tidak sehat. Lalu kenapa kau malah mempertahankannya sampai selama itu, apa karena kau mencintainya dan dia mencintaimu, sampai-sampai membuatmu yang seorang Nona dari keluarga ternama menjadi sangat bodoh?!" ujar Luhan. Dia melepaskan pelukannya lalu berpindah, dan berdiri disamping Jessica.

Wanita itu mengangkat bahunya. "Entah, aku sendiri tidak tahu. Aku hanya mengikuti alur hidup yang telah Tuhan tentukan untukku." jawab Jessica.

Dan ketika melihat kebawah, tanpa sengaja dia melihat seseorang yang sangat dia kenal memasuki hotel tempatnya menginap bersama Luhan. Pria itu tidak sendirian, dia bersama seorang wanita cantik yang parasnya terlalu asing untuk Jessica. Wanita itu menyeringai sinis.

"Lihatlah kebawah sana, Lu. Si bodoh itu, dia mengatakan padaku tidak pulang karena lembur di kantor, tapi ternyata dia malah lembur di hotel dengan selingkuhannya." Ucap Jessica diiringi seringai merekahkan.

Luhan menatap wanita itu dengan seringai tipis."Hm, bukankah itu juga yang sedang kau lakukan sekarang Sayang," ucap Luhan lalu mengecup bibir Jessica.

"Ck, beda lagi ceritanya. Aku tidak memiliki alasan ini dan itu untuk pulang. Tapi bajingan itu, cih.. benar-benar memuakkan. Lihat saja, kejutan besar apa yang besok lagi akan dia terima. Aku ingin melihat apakah dia masih bisa bergaya dan sombong lagi atau tidak." Ujar Jessica dengan seringai tipis di bibirnya.

Luhan memicingkan mata kirinya. "Memangnya apa yang akan kau lakukan padanya?" tanya Luhan penasaran.

Alih-alih menjawab, Jessica malah memeluk leher selingkuhannya tersebut dan menggelengkan kepala. "Aku tidak mau memberitahumu. Aku ngantuk, ayo temani aku tidur. Kau harus memelukku sepanjang malam. Satu lagi, jangan coba-coba untuk kabur dariku, atau aku akan ngambek dan tidak mau bertemu lagi denganmu." Tutur Jessica memberikan ancamannya.

Luhan terkekeh. Dengan gemas dia menjitak kepala Jessica. "Dasar kau ini. Cuma kau satu-satunya yang bisa mengancam ku. Tapi baiklah, akan ku kabulkan keinginanmu itu. Lagipula mana bisa aku menolaknya jika kau yang memintanya." Jawab Luhan.

Jessica tersenyum lebar. Dia mengulurkan tangannya pada Luhan, meminta supaya pria itu membopongnya ketempat tidur. Luhan menghela napas untuk kedua kalinya. Dia benar-benar tidak bisa menolaknya. Sesuai keinginan Jessica, Luhan mengangkatnya bridal style, dan membawanya ketempat tidur. Selanjutnya mereka pergi ke alam mimpi.

xxx

Yuri memicingkan matanya saat tidak melihat batang hidung kakak iparnya. Padahal dia ingin meminta dia menyiapkan sarapan untuknya, tapi orang yang dia cari malah tidak ada. Wanita itu meninggalkan dapur dan pergi ke kamar ibunya. Apa lagi jika bukan masalah sarapan.

"Ma, aku lapar. Bisakah kau siapkan sarapan untukku. Perempuan itu tidak ada di rumah, entah kemana dia pergi." Ucap Yuri.

Anita memicingkan matanya. "Jangan-jangan dia memang tidak pulang semalam. Wanita itu benar-benar ya, suami kerja lembur dia malah kelayapan tidak jelas. Benar-benar perlu diberi pelajaran." Ujar Anita dengan geram.

Anita menghubungi Daniel dan memberi tahunya jika istrinya yang tidak patuh itu semalaman tidak pulang. Anita ingin supaya Daniel lebih tegas pada istrinya, tapi dia selalu saja mengalah dan gagal bersikap tegas padanya.

"Pokoknya Mama tidak mau tahu, kau harus memberikan pelajaran padanya. Semakin hari dia semakin kurang ajar saja, sebaiknya sekarang kau pulang untuk istirahat. Daniel, tubuhmu bukan robot, kau juga butuh waktu beristirahat." Setelah mengatakan uneg-uneg nya, Anita mengakhiri panggilan itu begitu saja.

Yuri menggeleng. "Percuma saja Mama mengatakan ini dan itu pada Kakak, dia tidak akan pernah menang melawan istrinya yang tak tahu diri itu. Bukankah Mama tahu sendiri bagaimana dia bersikap pada Kakak, dia selalu melawan dan bersikap kurang ajar. Sepertinya kita sendiri yang perlu bertindak untuk memberinya pelajaran." Tukas Yuri.

Anita berpikir dan mengangguk setuju. "Benar juga yang kau katakan itu, Yuri. Memang hanya kita yang bisa memberinya pelajaran. Kita tunggu sampai dia pulang, baru kita hajar dia supaya jera."

xxx

"Kakek, aku ingin kau memecat Daniel Lee dari posisi manager dan menurunkan dia menjadi OB."

Akhirnya Jessica mengambil keputusannya untuk memberi pelajaran pada suaminya yang tidak tahu diri itu. Sudah cukup yang Jessica lakukan dan berikan untuknya selama ini. Lagipula jika bukan karena campur tangannya, Daniel tidak mungkin bisa menempati posisi tersebut.

"Kau ingin memecat suamimu sendiri?" seru seseorang dari belakang.

Jessica menoleh dan mendapati Luhan yang baru keluar dari kamar mandi. Pria itu hanya memakai singlet dan celana panjang, tidak ada kemeja, blazer, jas, jaket ataupun Vest. Melihat Luhan yang begitu panas membuat hasrat Jessica kembali bergejolak. Rasanya dia ingin meneruskan yang semalam, tapi dia sudah terlalu lelah.

"Ya, sudah cukup posisinya selama ini. Lagipula dia juga tidak pernah serius dalam bekerja, jadi untuk apa tetap mempertahankan orang tidak berguna sepertinya." Ujar Jessica.

Luhan terkekeh. Dia mengambil Vest hitam yang tergeletak diatas tempat tidur lalu memakainya. Pandangannya tak lepas dari Jessica. "Kau terlalu kejam, Sayang. Tapi aku menyukai gayamu ini." Luhan meraih dagu Jessica lalu mengecup bibirnya.

Memang hanya di depan Jessica, Luhan bisa bersikap berbeda, bahkan tak jarang dia tersenyum, meskipun senyumnya tidak lebih tebal dari selembar tisu.

"Sudah siang, ayo sebaiknya ku antar kau pulang." Ucap Luhan dan dibalas anggukan oleh Jessica.

xxx

Bersambung