Halo Cinta Pertamaku
KRING KRING KRING !!! Alarm kamar pun berbunyi nyaring ditelinga Jinan. Tangan Jinan terangkat mematikan alarm itu. "Ahhhh sudah jam 6, harusnya tadi seudah subuh aku engga tidur lagi, kesiangan deh!"
Jinan langsung bangun melompat dari kasurnya kekamar mandi memersihkan dirinya
Jinan bersiap-siap didepan kaca, memakai kemeja dipadu padankan blazer hitam, dan celana kainnya. Memakai Heels 5 cm membuat kaki jenjangnya sangat indah.
Jinan turun kebawah, dibawah sana ayah, bunda dan Jerremy adikknya sudah menunggu. "Anak gadis ayah baru bangun toh!" Terkekeh ayah Adnan
"Makanya jangan begadang Kak, so' pake nonton drakor segala lagi, ujung-ujungnya nangessssss !" Ledek Jerremy
"Aduhh ....mulut Andah yah perlu dijait apa dimasukin bon cabe !" Jinan membalas adikknya yang menyebalkan itu.
"Hahahahaha ... Mau donk dijait, nanti dikasih renda yah sama pita !" Jerremy menjulurkan lidahnya terus meledek kakak kesayangannya itu
"Aduh punya anak 2 ribut terooooossss, tuh dibelakang ada sapu sama cangkul, berantem sana dibelakang !" Teriak Bunda sambil membawa mangkok besar berisi sop ayam
"Ayah jadi jurinya Ayooo ... Siapa bakal menang !" Ayah malah mengomporinya dan tertawa keras
Sarapan pagi itu pun sangat ceria dan hangat, melihat keharmonisan keluarga ini. Ayah Adnan pergi ke kampus, sedangkan Jerremy kuliah membawa motor sportnya. Jinan juga bersiap berangkat kerja.
Jinan sudah melajukan mobilnya dengan santai menatap jalanan. Jinan bekerja sudah lebih dari 3 tahun. Hari ini akan kedatangan anak dari pemilik perusahaan tersebut. Tapi Jinan sendiri juga tidak tahu siapa orangnya.
Sampailah Jinan dikantor itu ia langsung naik keatas menggunakan akses kartunya.
"Morning Mbak Anna yang super cyantik !" Jinan terkekeh menyapa teman kantornya itu dengan tertawa cantik
"Gombaaaaal, masih pagi Nan, happy beneeeeer !"
"Iyeeesss donk, semangat pagi mbak An" Jinan pun duduk dikursi meja kerjanya
Bu Ranti manager perusahaan itu datang, memberikan pengumuman, bahwa sebentar lagi anak dari Pak Arthur, pemilik dari AB Grup akan segera datang. Bu Ranti meminta seluruh staff untuk menyambutnya.
Keadaan yang sudah rame dipenuhi oleh para pegawai termask Jinan pun turut menyambut kedatangan Anak Pemilik AB-Grup itu.
Mereka semua berjejer rapih didepan pintu lobby gedung itu
Tak lama ... Supercar mewah itu datang terparkir depan pintu masuk lobby. Pintu mobil itu dibuka dari dalam, mengeluarkan kaki seorang pria, lalu menampakan seorang pria gagah dengan jas hitamnya, kacamata hitamnya bertengger dihidung bangirnya. Dia datang bersama ayahnya yaitu Pak Arthur selaku pemilik perusahaan ini.
Jinan belum melihat dengan jelas wajah pria itu karena jarak dia agak jauh dari pintu lobby. Saat pria itu masuk dan mendekat lalu menatap satu persatu para pegawainya, tatapannya berhenti.
Jinan pun sontak membeku melihat lelaki yang ada dihadapannya, dia memalingkan mukanya kearah lain. Jantungnya berdebar cepat tak karuan
"Syalaaaan .... Arshaka ! Jadi dia anak pak Arthur ?!" Gerutu Jinan dalam batinnya
"Ekhem ... Mohon perhatian, ini Arshaka, anak saya. Dia nanti yang akan menggantikan saya memimpin perusahaan ini " Ucap pak Arthur
Semua pegawai menjawab serentak "Baik Pak"
Lalu Bu Ranti selaku manager disana, memperkenalkan satu persatu nama dan divisi para pegawainya.
"Cukup ! Terlalu banyak, kirimkan saja data nama pegawai yang ada disini. Ayo pah !" Arshaka menaikan telapak tangannya dan mengajak papahnya
Kesal dan malu menjadi satu itulah yang dirasakan papahnya. Pak Arthur adalah sosok pemimpin yang baik hati dan bijaksana. Bahkan pak Arthur juga orang yang sangat friendly dan humble. Berbeda dengan Arshaka, atau biasa dipanggil Shaka itu, dia sangan dingin tak banyak bicara.
Bu Ranti pun membubarkan semua staffnya. Jinan dan mbak Anna kembali ketempat duduknya. Mereka mulai bergosip
"Duhh ... Ganteng banget sih pak Arshaka, kalau aku masih single aku rayu deh dia hahahaha !" Seru mbak Anna
"Ck ... Si Mbak, kerja Mbak nanti ditegor lagi sama tuh nenek sihir hahahaha !" Ucap Jinan yang tergelak karena memang Bu Ranti terkenal galak, walaupun orangnya baik, tapi kadang nyebelin sih kalau lagi kumat.
"Alaaaah ... Nenek sihir apa perawan tua? Lah wong udah mau 40 tahun belum kawin tuh orang !" Ucap Mbak Anna yang berbisik ketelinga Jinan.
"Hei hei ... Malah ngegosip, ikutan donk! Hahahaha !"
Pak Bekti adalah kepala divisi ditempat jinan bekerja. Orangnya sangat supel meskipun sudah berumur. Pak Bekti mampu menempatkan dirinya dengan anak-anak disekitarnya
"Ceilaaaah si bapak, udah tua pak tobat tobat, banyakin ibadah!" Celetuk Jinan
Bu Ranti pun datang dengan muka juteknya.
"EKHEM .... !" Bu Ranti berdeham kencang membuat Jinan, mbak Anna diam dan kembali ke pekerjaannya masing-masing. Sementara pak Bekti langsung pergi ke ruangannya.
Lantai 20 khusus untuk CEO diperusahaan ini. Pak Arthur memiliki sekertaris solehah bernama Rumana. Orangnya sangat ramah, memakai hijab dan juga sudah memiliki anak.
Diruangan besar itu ayah dan anak sedang mengobrol masalah dikantornya. Pak Arthur memeberikan data-data staff pegawai dikantor itu.
Terlihat nama Jinan berada di divisi 5 bagian pemasaran. Shaka pun tersenyum tipis sekali sembari membayangkan wajah cantik Jinan.
"Kenapa senyum-senyum." Tanya Pak Arhtur
"Engga apa-apa pah. Oh iya Pah, Shaka engga punya sekertaris pribadi ?"
"Untuk apa? Sudah ada Rumana diluar, orangnya baik rajin ibadah lagi, pekerjaannya juga bagus !" Ucap pak Arthur menatap heran putranya.
"Bukan gitu Pah, tapi Shaka kan masih minim ilmu Pah, jadi Shaka butuh sekertaris pribadi buat dampingin Shaka, Pah. Please ya Pah !" Mohon Shaka dengan mata manjanya
"Hmmmm ...Baiklah, nanti Papah carikan yang pas buat dampingin kamu !" Pak Arthur menggelengkan kepala melihat putranya yang banyak tingkah.
Sementara Jinan sedang sibuk bekerja hingga saat jam makan siang telah tiba. Jinan dan Mbak Anna bersiap ke cafe dekat kantor untuk makan siang.
Saat berjalan melewati lobby kantor, Jinan bertabrakan dengan seorang pria asing tak dikenalnya.
Bugh !!! "Auch ...!" Jinan sontak kaget dan badannya tak seimbang hampir jatuh kebelakang, pria itu menahan pinggangnya, mata mereka bertemu, keheningan terjadi sesaat. Mbak Anna pun kaget melihat kejadian itu
"EKHEM ...!" Mbak Anna berdeham kencang
Jinan dan pria itu refleks melepaskan diri, merasa kikuk dan salah tingkah. "Maaf ... Saya tidak sengaja. Kamu engga apa-apa kan?" Tanya pria itu memastikan keadaan Jinan
"Engga apa-apa aman, Pak !" Senyum kikuk Jinan
"Lain kali hati-hati ya Pak, adik saya ini belum nikah kalau kenapa-kenapa Bapak mau tanggung jawab?" Ujar Mbak Anna mendramatisir keadaan.
Spontan Jinan menyenggol tangan Mbak Anna kaget dengar Mbak Anna seperti itu. "Apa sih Mbak, pengen masuk kuburan yah?" Jinan menggerutuki mbak Anna.
Mbak Anna terkekeh melihat Jinan yang salah tingkah
"Baik Pak, kalau gitu kami permisi !" Pamit Jinan dan Mbak Anna menunduk hormat. Saat akan berbalik melangkah, Jinan dipanggil pria itu.
"Tunggu ! Aku Fabbiyan !" Pria itu menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Jinan. Jinan melirik ke arah Mbak Anna memberikan kode lewat matanya. Mbak Anna menganggukan permintaan itu.
"Jinan, Pak !" Senyum Jinan menyambut uluruan tangan pria itu. "Panggil Fabiyan aja, sepertinya umur kita engga terlalu jauh !" Fabiyan tersenyum simpul
"Baik Pak ... Euh , Fab-Fabiyan Mas Fabiyan !" Jinan mengerutuki dirinya sendiri baru juga kenal udah sok akrab.
"Ekhem ... Maaf pak, sepertinya kami harus segera pergi, takut jam makan siang habis , permisi pak !" Mbak Anna buru-buru menarik Jinan keluar. Jinan pun menurut.
Dicafe itu, mereka berdua mengbrol dengan santai sembari makan siang. "Lelaki itu siapa yah? Aku baru ngelihatnya dikantor ini !" Ujar Mbak Anna
"Klien Pak Arthur kali mbak .. Udah makan mbak, aku laper banget lagi, aku nambah yah mbak !" Jinan terkekeh menambah porsi makannya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments