Bukan Wanita Simpanan

Brak....

Pintu terbuka lebar membuat dua insan yang berada di dalam menoleh ke arah Vinna. Vinna mengepalkan erat tangannya begitu melihat seorang wanita sedang duduk di tepi ranjang sambil menggenggam tangan tuan Abraham yang berbaring di atas ranjang. Wanita berwajah cantik dan menggunakan hijab untuk menutupi kepalanya. Usianya lebih tua dari Vinna, jika di tebak mungkin usianya masih tiga puluh tahunan. Dengan geram Vinna mendekati mereka sedangkan tuan Abraham terlihat biasa saja, tidak seperti orang yang kepergok selingkuh oleh kekasihnya. Entah tuan Abraham menganggap Vinna sebagai apa.

Wanita itu beranjak dari tempatnya dan kini berhadapan dengan Vinna. Tiba tiba..

Plak...

Vinna melayangkan tamparan keras di pipi wanita itu hingga pipinya memerah. Hal ini membuat tuan Abraham geram. Ia turun dari ranjang mendekati Vinna lalu..

Plak...

Tuan Abraham membalas tamparan Vinna dengan keras membuat Vinna mengaduh kesakitan karena pipinya memerah dan terasa panas.

" Beraninya kau menyakiti Fara!!" Bentak tuan Abraham menatap Vinna dengan tatapan nyalang.

" Kau..." Vinna menunjuk wajah tuan Abraham dengan geram.

" Kenapa kau membelanya hah? Siapa dia? Apa dia selingkuhanmu?" Tanya Vinna.

" Bukan, dia bukan selingkuhanku." Vinna nampak salah tingkah. Ia berpikir apakah Fara saudara tuan Abraham? Ah bisa bisa dia tidak mau merestui hubungan keduanya.

" Apa dia saudaramu?" Tanya Vinna lagi.

" Bukan, dia bukan saudaraku apalagi selingkuhanku tapi dia calon istriku."

Jeduarrrrrr.....

Bagai di sambar petir tubuh Vinna terasa kaku. Darahnya seakan berhenti mengalir dan detak jantungnya seakan berhenti berdetak.

" Apa maksudmu hah? Jika dia calon istrimu lalu siapa aku? Kau anggap aku apa selama ini? Lalu bagaimana hubungan yang kita jalani selama ini Abraham!!!" Teriak Vinna tidak terima. Ia menatap tuan Abraham dengan penuh amarah. Emosinya benar benar memuncak hingga ke ubun ubun.

" Heh... Apa kau pikir aku mau menikahi wanita murahan sepertimu?"

Deg..

Jantung Vinna terasa berhenti berdetak mendengar ucapan tuan Abraham yang begitu menyayat hati.

" Dengarkan aku Vina! Sebejat bejatnya aku, tetap saja aku ingin wanita terhormat yang menjadi istriku. Agar dia bisa mendidik anak anakku nanti. Bukan wanita murahan yang mau melakukan apapun demi karir dan ketenaran sepertimu." Ucapan tuan Abraham kembali menghunus hati Vinna hingga membuatnya sakit sekali. Bahkan rasanya tidak ada yang bisa menyembuhkannya.

" Fara." Tuan Abraham merangkul wanita yang bernama Fara.

" Dia wanita terhormat yang akan menjadi istriku. Aku sangat mencintainya, karena apa? Karena dia tidak mudah di goda sepertimu. Aku mendekati Fara selama satu tahun. Namun dia sama sekali tidak mau meresponku karena statusku yang masih mempunyai istri. Tidak sepertimu yang rela menjadi simpanan pria beristri sepertiku hanya demi ketenaran saja." Vinna benar benar bungkam saat ini. Semua yang tuan Abraham ucapkan adalah kebenaran.

" Apa kau tahu? Dengan sush payah aku m m dapatkan Fara. Kami menjalin hubungan selama satu bulan terakhir, dan dia sama sekali tidak mau aku sentuh. Karena apa? Karena dia menjaga kehormatannya. Bagiku dia wanita yang sempurna. Lalu bagaimana aku bisa meninggalkannya demi sampah sepertimu?" Sinis tuan Abraham.

" Kau benar benar sialan! Jika benar dia wanita terhormat maka dia tidak pantas untuk baj!ngan seperti dirimu!!" Bentak Vinna mendorong tubuh tuan Abraham hingga tubuhnya terhuyung ke belakang.

" Jangan kasar gadis muda." Sarkas Fara membuka suara. Sedari tadi ia hanya diam saja.

" Itu belum seberapa, dia lebih pantas mendapatkan kematian dariku karena dia telah berani mencampakkan aku setelah aku memberikan semuanya kepadanya." Teriak Vinna tanpa bisa membendung emosi.

" Aku bahkan memberikan sesuatu yang paling berharga dalam hidupku hiks... " Vinna benar benar merasa frustasi dengan situasi ini. Yang jelas ia harus membuat tuan Abraham menepati janjinya untuk menikahinya. Ia tidak mau kehilangan sumber pundi pundi penghasilannya.

" Bukan salah mas Abraham, tapi semua ini salahmu. Sebagai wanita seharusnya kau bisa menjaga dirimu dari pria pria seperti mas Abraham. Kau memang memberikan harga dirimu kepada mas Abraham tapi kau sudah mendapatkan timbal baliknya bukan? Mas Abraham telah membuatmu menjadi model terkenal saat ini. Jadi bisa di katakan jika hubungan kalian hanya sebatas hubungan metamorfosis saja. Kau tidak di rugikan akan hal ini." Ucap Fara penuh penekanan membuat Vinna bungkam tanpa bisa berkutik.

" Aku tidak akan mempermasalahkan hubungan kalian sebelumnya. Tapi setelah menikah, aku harap kau tidak lagi menganggu mas Abraham. Jika kau berani melakukannya di belakangku, maka dengan terpaksa aku akan menuntutmu. Dan dapat di pastikan jika karirmu pasti akan hancur." Ancam Fara menatap Vinna.

" Aku tidak terima, lihat saja! Aku pasti akan membuat perhitungan pada kalian berdua." Vinna berbalik mengancam Fara.

" Seharusnya kau menjadikan ini sebagai pelajaran. Bertobatlah sebelum terlambat, jika kau tidak mau bertobat aku yakin tidak akan ada pria yang mau menikahi wanita sepertimu. Silahkan tinggalkan tempat ini, pintu masih berada di tempat yang sama saat kau masuk tadi." Ucap Fara menunjuk ke arah pintu.

" Kau boleh sombong nona Fara, tapi ingat! Laki laki sejati tidak akan mempermainkan wanita seperti ini. Satu pesanku padamu, berhati hatilah! Siapa tahu kau sedang menjadi target Abraham dan akan menjadi korban selanjutnya." Dengan kesal Vinna pun meninggalkan kamar tuan Abraham. Ia melajukan mobilnya dengan perasaan sedih. Hancur sudah impiannya selama ini untuk menjadi nyonya Abraham sang pemilik kekayaan yang tidak akan ada habisnya sampai tujuh turunan. Mengingat setiap ucapan tuan Abraham membuat Vinna kembali emosi.

" Ah sial sial sial.... " Teriak Vinna memukul mukul stir mobilnya.

" Awas saja kau Abraham, aku pasti akan membalas rasa sakit ini. Ternyata selama ini kau hanya menjadikan aku sebagai pelarian saja. Aku akan membunuhmu." Geram Vinna kembali fokus pada jalanan.

Vinna sampai di apartemennya, namun beberapa kali ia membuka pintu, kata sandi yang ia tekan selalu salah. Hal ini membuatnya semakin kesal saja. Padahal ia ingin segera istirahat untuk menghilangkan lelahnya.

" Sial!!! Kenapa salah terus sih, padahal ini sudah bener." Gerutu Vinna.

Merasa putus asa, Vinna segera menuju ruang keamanan. Dan berapa terkejutnya ia saat petugas keamanan mengatakan jika tuan Abraham telah menjual apartemennya kepada orang lain. Dan barang barang Vinna ada di pos jaga. Bagai jatuh tertimpa tangga pula, sepertinya karma tidak mau membuang waktu untuk segera menghampiri Vinna.

" Apakah karma memang seinstans ini?" Tubuh Vinna luruh ke bawah. Ia tak kuasa menahan sesak di dalam hatinya.

" Hiks... Hiks... Ibu... " Vinna pun menangis meratapi nasibnya.

" Ibu, Vanni maafkan aku! Sekarang aku telah menerima karma dari hasil perbuatanku. Bukan hanya kalian yang menderita tapi aku juga. Andai saja aku bisa memutar waktu, aku memilih tidak keluar dari rumah itu. Maafkan aku!"

Dengan langkah gontai Vinna membawa barang barangnya ke mobil. Setelah selesai, ia kembali melajukan mobilnya. Entah mau kemana ia sekarang, tidak tahu. Ia pergi tanpa tujuan yang pasti. Akibat kurangnya konsentrasi saat menyetir membuat Vinna tidak fokus ke jalanan yang ada di depannya. Tiba tiba sebuah bus pariwisata melintas dengan kencang hingga membuatnya kaget dan mobilnya oleng ke kiri, lalu.....

TBC....

Gantung ya kaya' jemuran hhhh