NovelToon NovelToon
The One Who Give Me Butterflies Feeling

The One Who Give Me Butterflies Feeling

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: mom fien

Cerita cinta dari masa remaja saat SMU hingga dewasa.
Bagaimana proses pendewasaan terbentuk karena mengenal cinta.
Cinta itu seperti permen dengan berbagai rasa, manis, asam, juga rasa mint yang kadang terasa pedas tapi menyegarkan.

Aku membuat cerita ini tidak dalam bentuk panjang, tidak banyak drama dan bertele-tele.
Cerita fiksi yang berdasarkan detail kebenaran.

Semoga kalian menyukainya.
Full of love from me,
Author.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12: Kerja pertama

Aku telah menyelesaikan skripsiku, kini aku sedang gugup menunggu giliranku untuk sidang. Selama menunggu giliran, Armand meneleponku, membuatku lebih tenang menunggu giliran. Setelah selesai sidang aku menunggu pengumuman nilai, apapun nilainya kini aku akan memasuki babak baru dalam kehidupanku.

Disinilah aku saat ini, menunggu selembar kertas di ruang administrasi kampus, kertas yang menyatakan aku sudah lulus, aku hanya tinggal menunggu waktu wisuda. Aku sungguh menantikan kertas ini, dengan demikian aku bisa membuat CV dan melamar pekerjaan. Aku melamar pekerjaan untuk perusahaan di Bandung ataupun Jakarta, bagiku yang penting aku bekerja dulu. Tentu saja akan lebih baik jika aku langsung diterima bekerja di Jakarta, jadi aku lebih dekat dengan Armand.

Jadwal wisudaku 3 bulan lagi, sambil menunggu panggilan interview, aku bekerja part time sebagai pelayan cafe. Aku mendapatkan pekerjaan ini dari salah satu teman kostku.

Hari ini aku mendapatkan sift malam,

"Fann, tolong bantu antar ke meja no 5 ya" Kata salah satu rekan kerjaku.

"Ok" jawabku.

Aku mengantarkan makanan ke meja no 5, aku hanya melihat sekilas di meja itu duduk 4 orang pemuda sedang asyik mengobrol. Aku memegang troli makanan, sedangkan temanku yang meletakkan makanan di meja masing-masing sesuai pesanan para pemuda itu. Lalu kudengar namaku dipanggil, "Fann... kamu kerja disini?".

Deg.., aku sangat mengenal suara itu, suara yang dulu pernah aku rindukan, ya itu suara Danny.

"Mmm... ya" Jawabku, aku merasa mukaku memerah, kenapa sih harus ketemu Danny disini, kenapa perutku ga enak gini, kenapa sih Danny masih bisa memberikan perasaan butterflies itu padaku.

Rekan kerjaku sudah mau selesai meletakkan pesanan makanan. Selama beberapa menit aku dan Danny hanya terdiam saling melihat. Mungkin dia juga tidak menyangka akan bertemu di cafe ini. Kudengar teman-teman Danny menggodanya, "Siapa itu Dann? Kok ga dikenalin ke kita" Kata teman-temannya.

Aku hanya tersenyum mendengar candaan mereka, lalu pamit pergi.

Sepanjang Danny makan bersama teman-temannya aku menghindari meja no 5, berusaha menjauhi tempat itu. Bukannya aku malu karena bekerja sebagai pelayan, tapi aku malu kalau terlihat salah tingkah. Lagipula aku juga tidak mengerti otakku sendiri, bukankah aku mencintai Armand, kenapa pula harus menjauhi meja mereka.

Aku sedang membersihkan salah satu meja di cafe itu, di bagian sisi yang lain, berjauhan dengan meja no 5.

"Fann, apa kabar" Kata Danny menyapaku.

"Hai Dann, kamu udah balik Indo?" tanyaku.

"Ya, aku sudah bekerja di Jakarta, sekarang hanya sedang liburan menemani salah satu temanku" jawab Danny.

"Ooo ....ok" balasku.

"Dann aku lagi kerja, ga enak kalau ngobrol lama-lama" Kataku kepada Danny.

"Eh iya... nanti aku WA ya" jawab Danny.

Lalu kulihat dia berjalan menuju teman-temannya. Aku kembali menyibukkan diri, berusaha melupakan apa yang baru saja terjadi.

Jam bekerjaku sudah selesai, aku berjalan ke arah parkiran, menunggu pesanan ojek onlineku. Kulihat Danny berjalan kearahku dari arah pos satpam cafe.

"Dann... kamu ngapain disini?" tanyaku kebingungan.

"Nungguin kamu" jawab Danny.

"Hah.. " kataku setengah berteriak.

"Apa kamu pulang dijemput pacar atau pulang sendiri?" Tanya Danny.

"Kalau aku bilang, dijemput pacar, lalu bagaimana?"

"Maka aku akan temenin kamu sampai pacar kamu datang" jawabnya.

"Mmm... ga kok, pacarku di Jakarta. Udah kamu pulang sana, aku juga udah pesan ojek online"

"Kalau gitu aku antar kamu pulang" Kata Danny.

"Dann aku udah pesan ojek, lagipula aku sekarang udah punya pacar Dann".

"Terus kenapa, apa perlu aku minta ijin pacarmu untuk mengantarmu pulang, aku hanya mau antar pulang aja kok Fann" jawab Danny.

Kulihat pesanan ojekku datang.

"Udah sana Dann, ojekku udah datang tuh" Kataku menunjuk motor yang menunggu tidak jauh dari tempat kami berdiri.

Danny pergi ke arah ojek itu lalu berkata, "Pesanan atas nama Fanny pak? Dia ga jadi pakai jasa bapak, ini sebagai gantinya ya pak, terima kasih" kata Danny kepada ojek itu.

Kulihat Danny memberikan uang kepada ojek itu, dan ojek itu pun pergi.

"Sekarang apa kamu sudah siap pulang?" tanya Danny.

Akupun mengiyakan, ya mau bagaimana lagi. Lalu memberikan alamat kostku.

"Apa kabar Fann, kamu masih sama seperti dulu ga ada yang berubah" Danny memulai obrolan kami.

"Ah iya .... kamu juga Dann" jawabku singkat.

"Apa pacar kamu tau, kalau kamu pulang semalam ini?".

"Ya dia tau kok, jadi bagaimana dengan kamu Dann, apa kamu saat ini juga punya pacar?".

"Ga punya, aku putus beberapa bulan yang lalu" jawabnya.

Sebenarnya aku bertanya dalam hati pacar yang mana yang dia maksud baru putus, pacar yang dulu setelah aku, atau pacar baru kah, entahlah aku tak mau tau, dan mengalihkan pikiranku.

"Apa kamu sudah makan?" Tanya Danny.

"Ya, aku sudah makan di jam istirahat tadi".

Lalu Danny berkata, "Hari ini adalah malam terakhirku di Bandung, besok siang aku dan teman-temanku kembali ke Jakarta".

"Aku tau aku nekat menunggumu tadi di depan cafe, kalau ternyata kamu dijemput cowok dan cowok itu pacarmu, maka aku hanya akan melihatmu dari jauh dan pergi".

"Tapi saat melihatmu menunggu, aku memberanikan diri untuk menemuimu lagi. Entah kapan aku memiliki kesempatan bertemu kamu lagi Fann".

Aku terdiam dan menatap jalanan menuju arah kostku. Aku tidak tau harus berkata apa, bahkan aku tidak berani melihat wajah Danny saat ini.

Kami sama sama terdiam, sampai tiba di depan kostku.

Sesampainya didepan kost, turun hujan cukup lebat. Karena sudah hampir jam 12 malam, parkiran kost sudah penuh. Lalu aku berkata pada Danny.

"Dann udah sampai depan gerbang aja, ga perlu masuk, parkirannya penuh nanti kamu susah muter balik, nanti aku lari aja masuk ke dalam, terima kasih ya untuk tumpangannya".

"Tunggu Fann, hujannya besar, aku cari payung dulu, tapi ini bukan mobilku, bentar aja aku cari".

"Udahlah Dann buka aja pintunya, ga apa apa, deket kok, kamu pulang aja Dann".

"Iya ga ada payung deh kayanya" Kata Danny, lalu dia membuka kunci pintu mobil.

Aku membuka pintunya dan bersiap lari menggunakan tasku sebagai payung. Danny menyusulku berlari disampingku, kedua tangannya diarahkan ke kepalaku dan membantuku memegang tasku sebagai payung untuk kepalaku.

Kami berdua basah kuyup lalu masuk ke ruang tunggu di depan.

"Dann tunggu disini ya sebentar, aku ambil handuk" lalu berlari masuk ke arah kamarku.

Kuserahkan handuk berwarna biru tua ke arah Danny. Danny langsung mengelap wajahku dan rambutku dengan handuk itu sambil berkata, "Kamu masih suka warna biru ya Fan".

Sesaat aku terhipnotis dengan perlakuannya, lalu tersadar dan mendorong pelan badannya menjauhiku.

"Handuknya buat kamu Dann, bawa aja ga apa apa, aku bisa langsung mandi kok, kan kamar aku di atas" lalu aku melanjutkan lagi kata-kataku, "Sorry aku ga bisa ajak kamu ke kamarku".

"Iya ga apa apa, aku mengerti kok Fann, sampai bertemu lagi Fann, handuknya kuambil ya" Kata Danny.

"Iya bawa aja untuk kamu, aku punya banyak kok Dann" kataku sambil tersenyum.

Setelah malam itu seperti biasa tidak ada WA apapun dari Danny selama berbulan bulan sampai aku melupakan kejadian malam itu. Tetapi di malam itu, malam terakhir aku bertemu dengannya, aku tidak bisa tidur memikirkan perlakuannya. Kenapa dia bersikap manis seperti itu. Bukankah dia tau aku punya pacar, dia juga pernah punya pacar lain selain aku kan entah berapa banyak. Tapi kenapa dia semanis itu padaku.

1
Jayrbr
Jiwa saya terkoyak!
fien: terima kasih kakak 🥰
total 1 replies
Ignacia belen Gamboa rojas
Abis baca cerita ini, bikin aku merasa percaya sama cinta lagi. Terima kasih banget thor!
fien: waahhh seneng banget dengernya. nantikan bab selanjutnya ya 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!