Ima seorang gadis desa yang datang dari kampung ingin mengubah kehidupan keluarganya. Ia bekerja di sebuah mini market sebagi seorang kasir. Disanalah berkenalan dengan seorang pria yang membuatnya jatuh cinta.
Gayung bersambut cinta Ima berbalas. Laki - laki itu ternyata juga menyukai Ima. Hubungan mereka makin hari makin dekat,hingga laki - laki itu melamar Ami menjadi pendamping hidupnya.
Awal menikah hidup Ima berubah,rasanya begitu bahagia karna mendapatkan suami yang begitu perhatian. Tapi bencana itu datang saat ia sudah mempunyai seorang anak,sikap suaminya mulai dingin. Ada apa gerangan yang terjadi? apalagi Ima pernah memergoki suaminya menelpon seorang perempuan dengan kata - kata yang tidak sepantasnya . Apakah suaminya sudah bermain api di belakangnya? Bagaimana kelanjutan rumah tangga Ima dengan suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima Susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Suara azan menggema dari berbagai arah. Seorang gadis menggeliat dari balik selimutnya. Matanya seakan ada perekat sangat susah untuk di buka. Dengan kedua tangannya ia mengucek - ngucek matanya agar bisa melihat dengan sempurna.
Perlahan kakinya turun dari ranjang. Lantai terasa dingin menyentuh kulit kakinya yang tidak beralas. Dengan malas ia melangkah menuju kamar mandi yang ada di sudut kamar.
Air terasa sejuk saat mengenai kulit tubuhnya. Perlahan ia mengoles sabun yang beraroma bayi diseluruh tubuhnya lalu menyiram dengan air agar busa - busanya hilang.
Gadis itu bingung pakaian apa yang harus ia pakai hari ini ,sedangkan ia hanya membawa beberapa potong baju ganti.
"Apa aku pinjam baju Susi aja kali, ya." ujar gadis itu bolak balik sambil memegang ponselnya.
Kembali gadis itu membongkar baju - bajunya,mungkin ada yang pantas untuk ia kenakan hari ini. Akhirnya matanya tertuju pada celana kulot hitam dengan kemeja putih yang warnanya sudah agak memudar.
"Apa aku pake ini aja kali ya,tapi bajunya sama sekali ga banget deh. Ya ada nanti aku malu - maluin pak Bimo." gumam gadis itu termenung.
Tiba - tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya. Gadis itu bergegas membukakan pintu dan melihat seorang perempuan membawa sebuah paper bag,entah apa isi didalamnya.
"Betul ini mbak,Ima." tanya perempuan itu.
"Betul,ada apa ya?" tanya Ima penasaran.
"Oh saya di perintahkan untuk mengantar ini ke kamar mbak Ima." ujar perempuan itu sambil menyodorkan paper bag yang ia bawa. Agak ragu lma mengulurkan tangannya menerimanya,tapi tangannya terhenti saat ia ingat siapa gerangan yang memberikan barang itu kepadanya. Ia takut menerima barang yang tidak jelas siapa pengirimnya.
"Maaf ,mbak. Kalau boleh tau ini dari siapa ya? "tanya Ima kembali menurunkan tangannya yang tadi sempat terulur.
"Ini nama pengirimnya pak Bimo untuk mbak Ima." jawab perempuan itu sambil tersenyum.
"Tapi,mbak." Ima cuma tercengang saat paper bag sudah berpindah tangan ketangan ia sendiri.
"Saya permisi dulu." perempuan itu langsung pergi meninggalkan Ima yang masih bengong di depan pintu kamarnya.
Karna penasaran Ima membuka paper bag itu, mata Ima melotot melihat isi yang ada didalamnya. Tangganya terulur mengeluarkan barang yang ada didalamnya.
"Gila,bos Bimo bener - bener tau aja keluhan anak buahnya. " gumam Ima sambil mencoba satu stel pakaian kantor yang sangat mewah lengkap dengan sepatu yang sangat pas dikakinya.
Ima mematuk diri di depan cermin,berputar sana sini. Masih belum percaya jika ini semua bukan mimpi. Lalu Ima mencubit tangannya sendiri.
"Augh..." ringis Ima merasa sakit akibat cubitanya sendiri.
"Ternyata ini bukan mimpi,tapi ini nyata. " Ima merasa terharu,baru seumur - umur ia bisa memakai pakaian semewah ini.
Dengan langkah kaki yang tegap Ima berjalan menuju ruangan sang bos barunya. Ia hari ini sudah resmi menjadi sekretaris pak Bimo dan itu membuat beberapa karyawan lain terutama kaum hawa merasa iri dan julid akan kenaikan pangkat Ima saat ini.
"Kok bisa ya ,gadis kampung itu jadi sekretaris pak Bimo?" tanya Mia mencoba memanasi Lina yang sedari awal begitu membenci Ima.
Semenjak kedatangan Ima karyawan laki - laki banyak yang mencoba menarik perhatian Ima. Sebelum kedatangan Ima dirinya lah yang menjadi primadona di mini market. Karna itulah Lina begitu sangat membenci Ima.
