NovelToon NovelToon
Rahasia Pesugihan Pamanku

Rahasia Pesugihan Pamanku

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Dendam Kesumat / Tumbal
Popularitas:59.6k
Nilai: 4.7
Nama Author: ummiqu

Ruci tak percaya mendapati kenyataan paman kesayangannya menempuh jalan yang salah.

Hanya karena jenuh menjalani hidup miskin dan susah, Dirga pun memilih mengambil jalan pintas untuk meraih kekayaan. Meski jauh di lubuk hatinya Dirga sadar jalan yang dia pilih akan membawa kesengsaraan untuknya kelak, tapi nampaknya Dirga tak peduli.

Dirga hanya ingin membungkam mulut orang-orang yang selalu menghina kemiskinan dan ketidak berdayaannya. Dia ingin membuat orang-orang yang menghinanya itu bertekuk lutut dan memohon di hadapannya seperti yang pernah dia lakukan dulu.

Apakah setelah membalas dendamnya Dirga merasa cukup dan berhenti bersekutu dengan iblis ?.

Haruskah Ruci menyingkap tabir rahasia kelam sang paman untuk mengakhiri penderitaannya ?.

Jawabannya hanya ada di dalam novel ini.

Penasaran ... ?

Simak kisah selengkapnya yuuk ....

( Kisah ini hanya fiktif dan buah pemikiran Author. Mohon bijak membaca dan berkomentar. Terimakasih ... 🙏😊)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummiqu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7. Dirga Pulang

Dan saat Eva membuka mata dia terkejut melihat ketiga anaknya tengah menangis sambil memanggil namanya. Desi yang pertama kali melihatnya membuka mata pun sigap membantu sang ibu untuk bangkit. Kemudian Eva duduk bersandar di dinding kamar sambil mengamati sekelilingnya dengan intens.

"Ini ... kalian gapapa kan. Kalian ga terluka?!" tanya Eva sambil menyentuh Desi, Erman dan Diki bergantian.

"Kami gapapa Bu," sahut Desi.

"Syukur lah. Eh, dimana Eza?!" tanya Eva panik.

"Eza lagi tidur Bu, tuh di sana," sahut Erman sambil menunjuk kearah tempat tidur.

"Syukur lah. Ya Allah ... Alhamdulillah ternyata itu cuma mimpi," kata Eva sambil mengusap wajahnya dengan kasar.

"Emangnya Ibu mimpi apa. Kok bisa sampe.pingsan begitu?" tanya Desi.

"Ibu mimpi buruk. Ibu ngeliat kalian bertiga ketiban dinding kamar pas lagi tidur. Ibu kaget dan panik. Makin panik saat ngeliat ada darah di bawah runtuhan. Ibu takut kalian mati, tapi syukurlah itu cuma mimpi. Ibu ga bisa bayangin kalo itu nyata. Rasanya lebih baik Ibu ikut mati aja kalo itu ... " Eva tak kuasa melanjutkan ucapannya selain hanya mengusap wajahnya dengan kasar.

"Astaghfirullah aladziim, istighfar Bu. Jangan ngomong kaya gitu. Ga baik!" kata Desi mengingatkan.

Ucapan Desi menyadarkan Eva. Dia pun mengangguk lalu mengucap istighfar beberapa kali.

"Terus kalian kenapa bisa bangun. Ini masih malam, kan?" tanya Eva sesaat kemudian.

"Aku kebangun gara-gara denger Eza nangis tadi. Aku bingung kenapa suaranya ada di bawah tempat tidur. Pas aku liat ke bawah ternyata Eza ada di pelukan Ibu. Tapi aku heran kenapa Ibu ga bangun-bangun, padahal suara Eza keras banget tadi. Makanya aku buru-buru bangunin kakak sama Diki. Soalnya aku takut Ibu kenapa-kenapa," sahut Erman.

Eva pun tersenyum lalu memeluk ketiga anaknya dengan sayang. Beberapa saat kemudian dia bangkit berdiri lalu naik ke atas tempat tidur. Dia meminta ketiga anaknya kembali tidur karena saat itu masih gelap.

"Bu," panggil Erman tiba-tiba.

"Iya, kenapa Man?" tanya Eva.

"Bapak kemana sih Bu. Kok ga pulang-pulang. Ini udah lama banget lho Bu," kata Erman.

"Bapak kerja Man, cari uang buat kita," sahut Eva.

"Bukannya Ibu bilang bapak pergi sebentar. Tapi ini udah hampir tiga bulan lho Bu. Ga ada kabar, ga ada kiriman uang. Terus gimana kalo bu Romlah nagih lagi besok. Padahal udah ga ada uang di rumah. Gajianku baru Minggu depan, itu pun ga utuh karena dipotong kasbon yang kemarin," kata Desi cemas.

Bu Romlah adalah pemilik rumah yang ditempati Dirga dan keluarganya. Kemarin wanita itu datang menagih uang sewa yang sudah menunggak tiga bulan. Wanita itu marah dan minta Eva segera angkat kaki jika tak mampu membayar sewa.

Eva hanya diam karena tak bisa berbuat apa-apa. Dia tak mungkin membebani Desi karena gajinya juga tak seberapa.

Ya, setelah lulus dari sekolah Desi bekerja di sebuah toko pakaian yang letaknya tak jauh dari rumah. Karena mengerti dengan kondisi Desi, pemilik toko membayar upah Desi per Minggu. Tapi sayang gaji Desi tak pernah utuh karena sebagian selalu diambil lebih awal. Desi memang menjadi tulang punggung keluarga sejak kepergian ayahnya.

"Kalo kita diusir, kita pindah ke rumah kakek aja Bu," kata Diki tiba-tiba.

Ucapan Diki tentu saja mengejutkan Eva. Dia terharu mendengar ide sang anak.

"Betul Bu. Kita pindah di rumah kakek aja," kata Erman.

"Tapi rumah kakek jauh banget dari sini. Itu di luar kota. Gimana sama sekolah kalian?" tanya Eva.

"Kalo gitu aku sama Diki ga usah sekolah dulu Bu," kata Erman.

Tapi ucapan Erman dibantah keras oleh Desi. Dia ingin kedua adiknya tetap melanjutkan sekolah apa pun yang terjadi.

Perdebatan Desi dan kedua adiknya terus berlanjut hingga Subuh. Eva hanya menyimak sambil menyusui si bungsu. Dia berpikir keras kemana harus membawa anak-anaknya pergi jika Romlah benar-benar mengusir mereka.

Dan sesuai dugaan, pagi itu Romlah datang sambil marah-marah. Dia meminta Eva dan anak-anaknya keluar dari rumah itu secepatnya. Beruntung Erman dan Diki sudah berangkat sekolah hingga tak perlu menyaksikan keributan yang terjadi di rumah itu.

"Tolong kasih saya waktu sampe akhir Minggu ini ya Bu. Saya janji akan bayar. Walau ga semua tapi saya akan usahakan sisanya secepatnya," kata Eva penuh harap.

"Apa kamu gila Eva. Udah minta waktu, eh ga dilunasin pula. Ujung-ujungnya pasti nunggak lagi. Dasar gembel ga tau diri!" kata Romlah marah.

"Terus saya dan anak-anak harus pergi kemana Bu. Kami ga punya tempat tinggal," kata Eva gusar.

"Bukan urusan saya. Pokoknya saya mau Kamu keluar sekarang juga dari rumah Saya!" sahut Romlah lantang.

"Ayo kita keluar Bu. Jangan menghiba lagi. Udah cukup kita dihina terus," kata Desi sambil menarik lengan ibunya.

"Tapi kita mau pergi kemana Des?" tanya Eva.

"Kemana aja. Di pinggir rel kereta juga gapapa yang penting keluar dari rumah jelek yang harga sewanya selangit ini," sahut Desi sambil mencibir.

"Eh, anak kurang ajar. Biar jelek tapi rumah ini juga yang melindungi kalian dari panas dan hujan selama ini!" kata Romlah lantang.

"Melindungi gimana maksud Ibu. Genteng rumah ini udah hancur dan bocor di sana sini. Dindingnya juga ga rapet dan bikin angin bebas keluar masuk. Asal Ibu tau, kami juga kedinginan setiap malam. Apa pantas rumah begini disewakan dengan harga tinggi. Kandang kambingnya pak Slamet aja masih lebih bagus daripada rumah ini!" sahut Desi dengan berani.

Ucapan Desi membuat Romlah marah. Dia merangsek maju dan bersiap menampar Desi. Eva pun menghalau tangan Romlah dengan keras hingga membentur pintu.

"Jangan sentuh anak saya!" kata Eva dingin.

Romlah terkejut melihat sorot mata Eva yang menghunus itu. Sambil memegangi tangannya yang berdenyut nyeri, Romlah kembali mengusir Eva.

"Keluar dari sini sekarang. Keluar!" jerit Romlah sambil melotot.

Eva dan Desi bergegas pergi dari rumah yang hampir rubuh itu. Beruntung sebelumnya mereka telah berkemas hingga tak perlu membuang waktu lebih lama di sana. Dengan sigap Desi meletakkan barang milik keluarganya di atas gerobak yang dia pinjam dari tetangga. Setelahnya dia mendorong gerobak keluar dari halaman rumah.

Para tetangga yang menyaksikan keributan di rumah itu pun tak bisa membantu. Mereka hanya bisa menatap iba kearah Eva dan anaknya.

Beberapa saat setelah kepergian Eva dan anaknya, Dirga pun datang. Dia terkejut melihat banyak orang berkumpul di halaman rumah.

"Ada apa ini. Kenapa kalian berkumpul di rumah ini?!" tanya Dirga sambil mempercepat langkahnya menuju ke rumah.

Namun sayang langkah Dirga dihadang oleh Romlah di ambang pintu. Wanita itu nampak menatap Dirga dengan sinis sambil berkacak pinggang.

"Mau apa kamu ke sini?!" tanya Romlah kesal.

"Mau ketemu keluarga saya. Justru saya yang harusnya tanya, ngapain samu di sini," sahut Dirga tak suka.

"Saya di sini karena ini rumah saya. Apa kamu lupa itu?!" tanya Romlah sambil mendelik.

"I-iya saya tau. Terus dimana keluarga saya. Tolong biarkan saya masuk, saya mau ketemu sama mereka," kata Dirga cemas.

"Mereka ga ada di sini karena saya baru aja mengusir mereka dari sini," sahut Romlah dengan santai.

"Apa, kenapa kamu mengusir mereka?!" tanya Dirga marah.

"Kenapa kamu marah. Harusnya saya yang marah karena kalian tinggal di rumah saya tanpa bayar!" sahut Romlah lantang.

Jawaban Romlah membuat Dirga murka. Dengan sigap dia meraih segepok uang berwarna merah dari dalam tasnya. Kemudian Dirga mengambil beberapa helai dan melemparnya ke wajah Romlah.

"Ambil uang ini untuk membayar sewa rumah. Saya sengaja membayar lebih banyak supaya kamu puas!" kata Dirga ketus.

Tak hanya Romlah yang terkejut. Semua orang yang ada di tempat itu pun terkejut melihat uang yang dilemparkan Dirga. Bahkan mereka masih bisa melihat tumpukan uang yang serupa warnanya di dalam tas Dirga tadi.

"Sekarang katakan di mana keluarga saya!" kata Dirga tak sabar.

"Di sana ... " sahut Romlah tanpa menoleh karena sibuk memungut uang yang berjatuhan di lantai.

Dirga pun berlari kearah yang ditunjuk Romlah tadi. Langkahnya terhenti dan darahnya mendidih menyaksikan Desi dan Eva yang sedang terseok-seok mendorong gerobak berisi barang-barang milik mereka.

"Ibu, Desi, tunggu!" panggil Dirga lantang.

Eva dan Desi berhenti melangkah lalu menoleh. Mereka tersenyum lebar melihat Dirga berlari kearah mereka. Bak adegan film, ketiganya saling memeluk dan menangis.

"Maafin Bapak karena datang terlambat. Tapi sekarang kalian ga usah cemas. Bapak akan selesaikan semuanya secepatnya," kata Dirga sambil tersenyum.

"Termasuk mencari tempat tinggal Pak?" tanya Desi yang diangguki Dirga.

"Sekarang kita pergi ke rumah kontrakan juragan Jaya. Kita tinggal di sana untuk sementara waktu ya," ajak Dirga.

"Tapi harga sewa rumahnya kan mahal Pak," kata Eva mengingatkan.

"Dulu memang mahal, tapi sekarang harga segitu ga berarti apa-apa buat Bapak," sahut Dirga sambil tersenyum.

"Apa maksud Bapak?" tanya Desi tak mengerti.

"Nanti aja ngobrolnya ya Des, kasian ibu sama adikmu," sahut Dirga sambil mulai mendorong gerobak menggantikanan Desi.

Desi pun mengangguk lalu ikut membantu Dirga mendorong gerobak. Sementara itu Eva mengekor di belakang sambil terus mengamati Dirga. Entah mengapa Eva merasa ada sesuatu yang berbeda pada suaminya. Dalam hati dia berharap semoga uang yang dibawa suaminya adalah uang halal dan bukan hasil kejahatan.

\=\=\=\=\=

1
Laila Zayn
wiiiih karya ummiqu...... mampir lagi ya, mi..... udh lama ga mampir ditempat ummi ini 😄😘
any Sulistiani: Alhamdulillah ..., pa kbr say. Met gabung yaaa .. 🙏🤗
total 1 replies
Ade Wati
di tunggu klanjutanya y ka
any Sulistiani: yup, kelanjutannya udh up say. judulnya 'Kereta Api Misterius'.
Silakan mampir, mksh 🙏😘
total 1 replies
Ade Wati
bagus
any Sulistiani: Alhamdulillah ..., mksh supportnya say 🙏😊
total 1 replies
Siti Yatmi
Thor up nya kapan ini???keburu lupa alur nya
any Sulistiani: udh up say ..., cb dicek yaa 😊
total 1 replies
INDRA
thor mana kelanjutanya
any Sulistiani: lagi proses kak, blm di acc kayanya🤗
total 1 replies
siscapucinoo
makasih untuk cerita yg luar biasa. ditunggu karya selanjutnya Thor
any Sulistiani: sama" say. insyaa Allah siaaappp, mksh 🙏😊
total 1 replies
Ali B.U
oke aku tunggu kak
any Sulistiani: insyaa Allah siaappp, mksh kak 🙏😊
total 1 replies
Siti Yatmi
sudah end aja,,,,lanjut ya Thor di judul yg lain, aku pada mu Thor
any Sulistiani: insyaa Allah siaappp ..., Alhamdulillah. mksh say 🙏😊
total 1 replies
INDRA
ditungu thor
any Sulistiani: insyaa Allah siaappp 👌😊
total 1 replies
Wisell Rahayu
okeee thooor aku suka dgn alurny gk berbelit² aku tunggu kelnjtanny thor di cerita Eza sma Rhea
any Sulistiani: Alhamdulillah ..., insyaa Allah siaappp. mksh 🙏😊
total 1 replies
Ali B.U
next.
Ali B.U
next
Wisell Rahayu
kenapa Diki hrs meninggl thor uhhhh nyesek aku thor😭😭😭😭
Ali B.U
next
Ali B.U
next.
Ali B.U
next
Siti Yatmi
makasih ya Thor sudah up...rajin2 ya Thor....NT dimakan loh sama rayap kalo ga rajin up ...
Arieee
😢😢😢😢😢😢😢😢😢
Wisell Rahayu
wahhh semkn seram aj Nih siluman Rayap ny tp jgan gentar Ruci,yudis,kenzi lawan trs sampai titik penghabisan..semnggt thooorrr..ku tunggu upny lagi..
Wisell Rahayu
hayo Ruci lawan semua rayap² siluman itu..bawa Diki pergi..semg erman sadar akn semua keslahan nya..dan tdk meneruskn perjanjian dengn siluman Rayap hayoo Yudis ama Kenzi Ruci bantai semua siluman Rayapny ..
karyaku: hi kk, "transmigrasi menjadi istri mafia" jangan lupa mampir y
karyaku: hi kk, "transmigrasi menjadi istri mafia" jangan lupa mampir y
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!