Sky Rain terlalu gengsi untuk mengatakan jika dirinya mencintai sekretarisnya. Dia selalu beralibi, jika perasaannya pada janda seksi itu hanya sekadar penasaran saja.
Meski sudah cukup kentara perhatiannya, bahkan selalu menjadi seseorang yang ikut memisahkan hubungan Lala dengan lelaki- lelaki lain.
Pun, Sky masih tak mau mengakui jika dirinya
memiliki sebongkah ketulusan di hatinya. Malahan, Sky terus menunjukkan kesan jika dia hanya menginginkan seksinya Lala.
"Di luar sana banyak sekali personil Teletubbies yang mengantri untuk aku kencani, Lala!"
Lala menggerutu pelan. "Aku lebih suka kerja lembur dari pada menerima ajakan kencan boss mesum, galak, playboy, narsistik!"
Follow IG: Pasha_Ayu14 untuk tahu visual para tokoh Pasha yang menggemaskan ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MKB bab 30
Selama Viola makan, Sky terus menatap ke arah Lala yang tak mau menatapnya. Sudah dibilang ini hanya akting, tapi Lala menyindir dengan sungguh- sungguh.
"Sky..." Segera, Sky beralih fokus pada Viola yang menyeletuk setelah mengusap bibirnya dengan tisu. Wanita itu baru selesai makan.
"Terima kasih, makanan di sini sangat enak, berbeda dengan salmon salad di tempat lain, aku rasa, koki mu perlu naik gaji."
Sky menyengir datar. Dia tidak setuju sama sekali jika Marco harus naik gaji. Yah, ... koki di sini seseorang yang selalu dipuji oleh Lala.
Bahkan, Marco sempat menyapa Lala beberapa saat yang lalu. Memanggil, Tante Lala dengan wajah menggemaskan.
Jujur, Sky cukup terkejut karena koki tampan itu masih bekerja di Kimmy food, padahal sebelumnya, Sky terang- terangan menyuruh Dominic memecat Marco.
"Oya, ... Aku penasaran dengan tua bangka yang sekretaris mu bicarakan." Sky memutar bola matanya, ah kenapa harus dibahas lagi?
"Kira-kira, apakah CEO?" tanya Viola.
"Kita ganti topik." Sky tak suka disebut tua bangka jujur saja. "Ngomong- ngomong, kau ada sibuk atau tidak?"
"Tidak sih." Viola tidak memiliki pekerjaan tetap tapi sudah banyak kekayaan.
"Boleh aku main ke apartemen mu?" tanya Sky. Dan di sana Lala melirik suaminya.
Seharusnya Viola senang, tapi Sky melihat ada kegugupan di rautnya. "T-tidak sekarang."
"Why?" Bahkan mendadak gagap, itulah yang membuat Sky ingin tahu lebih jauh lagi, apa yang sebenarnya sedang ditutupi Viola.
"Aku belum beres- beres apartemen."
"Kau tinggal di mana?" sela Sky. "Setelah kau siap, aku akan datang." Tidak, lebih tepatnya sebelum Viola siap Sky akan datang.
"Di Millers corpora."
"Oh." Sky manggut- manggut. "Okay, kapan- kapan aku mampir."
Viola tersenyum. "Kasih aku waktu satu Minggu, aku harus membereskan seluruh ruangan ku yang masih berantakan untuk menyambut kedatangan mu, Sky."
"Okay!"
Walau demikian, Sky tak percaya, karena pasti ada apa apanya dengan apartemen itu. Mungkin, sesuatu yang tidak boleh Sky tahu.
Viola pamit, bahkan menjinjit kakinya agar bisa cipika cipiki dengan Sky. "Bye." Sky menyengir, dia tak bisa menolak tapi juga tak bisa menerima karena ada Lala di sisinya.
"Sangat menjiwai."
Lala menyindir sesaat setelah Viola berlalu sebelum dia juga ikut ngeluyur pergi. Dominic hanya terkikik melihat Sky menepuk jidatnya.
...▪️◻️🔳🔲🔲🔳◻️▪️...
Selama akting Sky dijalankan, Lala memang memilih pulang ke rumah Rahmi seperti biasanya. Dan Sky memperbolehkannya.
Di dalam istana Rain, Sky sibuk berjalan mondar- mandir di depan sofa taman. Dominic tengah asyik berkomunikasi dengan tim intelejen miliknya sedari sore.
Baru sore tadi agen rahasia handal mereka menyusup ke dalam apartemen yang di gadang- gadang sebagai tempat tinggal Viola selama di Indonesia.
Viola memang tak mau pulang ke rumah orang tuanya. Bahkan, orang tuanya tak tahu sama sekali dengan keberadaan Viola, karena sudah cukup lama mereka bertengkar hebat dan tidak saling tegur sapa.
Informasi itu didapat dari Papi Rega. Siang tadi Papi Rega yang mendatangi kediaman mantan besannya, tepatnya ayah dan ibu kandung Leona beserta Viola.
Mereka mengatakan jika mereka sama sekali belum melihat Viola semenjak sepuluh tahun terakhir setelah mereka menjodohkannya dengan pria yang cukup kaya di Korea.
"Pak Sky..."
Sky siaga, dia lalu menatap seksama pada dua orang yang meletakkan dus besar coklat di depannya. "Ini barang yang Tuan cari."
"Buka!"
"Apa ini?" Rega menyelidik. Agaknya dus besar itu sesuatu yang penting karena harus dibungkus dengan rapat sekali.
Dominic yang menjawab rapi. "Ini dokumen penting yang akan Viola pindahkan, Tuan. Tim kami berhasil mencegat kurirnya. Mungkin saja memang ini dokumen- dokumen ini yang menjadi alasan Viola tak membiarkan Boss Sky datang mendadak. Mungkin saja karena terlalu pribadi."
"Geledah semuanya!" titah Rega. Pasalnya, keluarga Rain tak pernah diintimidasi dan membiarkan hidupnya diintimidasi tidak terkecuali soal cinta.
Ancaman Viola membangunkan singa tidur rupanya, kini Rain dan bala kurawanya harus menuntaskan kasus ancaman Viola sebelum resepsi pernikahan Sky dan Lala diadakan.
Yah, demi mencari bukti atau senjata apa pun yang bisa digunakan untuk ancaman balik atau sejenis apa pun itu. Mereka harus mencari tahu bersama- sama dengan menggeledah seluruh isi dus rapat tersebut.
Dominic sibuk, Sky apa lagi, Rega pun ikut- ikutan meraih dokumen random yang ingin dia cari tahu. Sebagian hanya dokumen biasa yang tidak cukup penting bagi mereka.
Yah, hanya laporan keuangan butik, dan usaha ekspor impor lainnya. Ada yang dikemas dalam versi buku, ada juga file yang disimpan dalam bentuk flashdisk, kepingan DVD dan lain sebagainya.
Yang pasti banyak sekali jenisnya. Sampai, kemudian Dominic menemukan seberkas dokumen yang dirasa sangat janggal.
"Boss!" Dominic menunjukkan map tersebut, segera dibaca seksama oleh Sky. Tak lama, Sky mengumpat cukup geram. "Psyco!"
Rega lantas meraih dokumen tersebut dari tangan Sky, lelaki berambut putih itu harus mengenakan kaca mata demi tahu apa isi dokumennya.
"Panggil pengacara!" celetuk Rega sesuai mendalami isi dokumennya. "Sekalian hubungi juga keluarga yang bersangkutan!"
Sky terkekeh puas. "Sepertinya akan lebih seru jika begitu!" katanya.
"Kalau begitu tunggu apa lagi?!" Sky kaget karena Rega meneriakinya. "Hamili istrimu!"
Dominic terkikik karena di atas killer-nya Sky Rain masih ada Rega Rain. "Susul Lala! Suruh dia hamil bila perlu kembar lima sekaligus!"
Bukan, masalahnya hanya karena pura-pura tergoda pada Viola. Lala tak mau ikut pulang ke rumah utama keluarga Rain.
Lala bahkan tak pernah tersenyum semenjak Sky dicipika cipiki oleh Viola. Sudah banyak chat yang dia layangkan, dan tak ada satupun yang dibalas.
Padahal, sedari tadi Sky hanya sibuk mengurus dan memandu agen rahasia handal X-meria yang menyelusup masuk ke apartemen Viola demi penggeledahan bukti.
"Kay!" Rega berteriak kembali karena Sky hanya melamun. "Kau dengar aku?!"
"Dengar, ... Stagaaa!" jawab Sky. Dia juga sedang memikirkan bagaimana membujuk istrinya setelah siang menyebalkan tadi.
"Wilona!" panggil Rega.
Anak harimau putih milik Sky berlari keluar dari kandangnya. Menyatroni Rega yang langsung mengusap wajah imutnya.
"Kau awasi Daddy mu, jangan segan gigit kakinya bila perlu cakar wajahnya kalau dia tidak bisa menaklukkan istrinya!"
Wilona mendusel ke tangan Rega sambil meraung manja khas macan. "Yah, kau punya Mommy baru, jadi nikmatilah!"
Kaki Dominic sudah naik ke sofa, waspada. Terakhir, dia dikejar Jefri, ayah dari Wilona, harimau putih yang killer-nya melebihi Rega.
"Susul istrimu, atau Wilona akan merusak wajah play boy mu!" Rega ngeluyur setelah memberikan ancaman neraka pada putranya.
Sky mendengus, lalu menarik rantai Wilona untuk diarahkan ke mobilnya. "Kita jemput your Mom, Sayang," ujarnya.
"Kau serius mau menjemput Lala dengan harimau hah?" Dominic menegur.
"Wilona perlu kenalan dengan Mommy barunya. Salahnya di mana?"
"Boss, gila..."