A True Knight

"Siapa kalian?"Seorang wanita yang terkurung dikurungan tahanan bertanya pada dua orang remaja seusianya yang juga berada disini.

"Kami dari kerajaan Neverland, aku adalah Elsa Claurus putri dari raja Aslan Claurus!"Elsa memperkenalkan dirinya pada wanita itu dengan ramah.

"Aku Teo Claurus!"Teo juga mengenalkan dirinya dengan bengga kepada wanita itu.

"Kalau aku Fray Falhelt!"Wanita itu mengenalkan dirinya kepada mereka berdua yang ternyata dia adalah Fray berasal dari keluarga bangsawan.

"Ngomong ngomong apa kalian saudara?"Fray bertanya penasaran karena nama belakang Elsa dan Teo sama yaitu Claurus.

"Tidak, dia adalah sepupuku!"Elsa menjelaskan pada Fray bahwa Teo adalah putra dari adik ayahnya.

"Lagipula aku tidak pernah bersama Elsa kecuali beberapa hari ini!"Teo menambahkan dia sejak kecil dihidup bersama ayahnya disebuah pedesaan jauh dari kerajaan Neverland.

Hal itu dilakukan Ashaf ayahnya Teo supaya dia terbiasa hidup tenang tanpa mengurus kerajaan. Tapi setelah mendengar Aslan kakaknya mengalami sakit parah Ashaf bersama Teo kembali kekerajaan untuk melihat kondisinya. Dikarenakan Aslan yang sudah tak sanggup dengan penyakitnya itu dia meninggal dan mempercayakan kerajaan kepada adiknya sampai Elsa nanti menjadi seorang ratu dikerajaan Neverland.

"Meski begitu aku akan menyingkirkanmu dari hadapanku demi menjadi raja Neverland!"Setelah bercerita Teo bergumam dia akan mencari cara agar dia bisa menjadi penguasa kerajaan bukan Elsa.

"Kami melakukan perjalanan menuju academy sihir Zinia dan mengalami kendala diperjalanan hingga tertangkap disini!"Elsa menceritakan yang dialaminya bersama Teo kepada Fray.

"Kebetulan sekali aku mengalami hal yang serupa!"Fray juga sama dia ingin pergi ke academy sihir Zinia tapi dia terjebak dan berakhir disini.

"Mengapa kita tidak bersama saja mencari jalak keluar?"Teo menimpali dia mengajak Fray bergabung bersama rombongannya ini agar lebih mudah kabur dari sini.

"Apa aku tidak merepotkan kalian?"Fray ragu menjawab apa dari tawaran Teo padanya.

"Tidak Fray, kami sangat senang mempunyai teman baru!"Elsa menganggukinya tak mempermasalahkannya dia ikut bersama mereka.

"Baiklah, kita akan menuju academy sihir Zinia bersama sama!"Fray akhirnya setuju dan sudah yakin dengan pilihannya.

"Ya, inilah yang kuharapkan!"Teo sangat senang bahkan berteriak keras berdiri dari tempatnya.

"Hei kalian diam saja disana karena sebentar lagi akan dimulai ritualnya!"Kakek tua menghampiri kurungan yang mereka tempati sembari memberitahu bahwa ritual tumbal akan dimulai lalu dia pergi dari hadapan mereka begitu saja.

"Sialan, kakek tua itu menginginkan tinjuku ini!"Teo geram sekali dengan kakek tua itu yang mengancam mereka untuk dijadikan tumbal oleh iblis.

"Kita harus cepat bertindak sebelum ritual itu dimulai!"Fray nampak ketakutan dia tahu ritual itu akan membuat mereka terbunuh tanpa perlawanan.

"Tapi tidak ada cara pergi dari sini?"Elsa juga demikian dia merasa tidak ada cara keluar dari tempat ini.

"Wuuush!"Ritual pun dimulai kakek tua melingkari kurungan yang dia sandra dengan kapur membentuk lingkaran sihir.

Disaat kakek tua itu hendak mengaktifkan sihirnya memulai ritual tumbal ini demi bisa mendapatkan sihir yang lebih kuat lagi. Dari arah belakangnya muncul Leorin dan langsung menghunuskan pedangnya tepat dijantungnya.

"Sreees!"Suara tusukan pedang menancap dijantungnya.

"Aaargh!"Kakek tua itu memuntahkan darah dari mulutnya dari serangan yang tidak bisa dia pindai.

"Bruk!"Kakek tua itu terjatuh kelantai mati begitu saja setelah terkena serangan dari Leorin.

"Leorin itu kau!"Elsa senang Leorin datang tepat waktu disaat mereka hampir menjadi tumbal dari ritual yang hendak dimulai.

"Krak!"Leorin menghampiri mereka disandra lalu membuka kunci kurungan dengan menghancurkannya.

"Maafkan saya atas keterlambatan saya menyelamatkan anda!"Leorin membungkuk dengan tangan didadanya sebagai permintaan maafnya.

"Tidak Leo, kau sudah menyelamatkan kami!"Elsa tidak menyalahkan Leorin atas semua yang telah terjadi.

"Siapa dia Elsa?"Fray bertanya kepada Elsa tentang Leorin.

"Saya Leorin Herleys, ksatria penegak keadilan!"Leorin lebih dulu menjawabnya dari Elsa mengenalkan dirinya pada Fray.

"Kalian harus menjadi mangsaku!"Tiba tiba saja kakek tua itu bangkit kembali yang ternyata dia dirasuki oleh yang disebut tuan oleh kakek tua.

"Tidak semudah itu teman!"Leorin maju kedepan dengan pedang favoritnya sambil berkata ia tidak akan membiarkannya melakukan itu.

"Hahaha, kau bahkan menantang iblis kuat bertarung denganku!"Iblis itu mengubah wujudnya menjadi iblis yang menyeramkan sepenuhnya.

"Mundur Leo dia sangat berbahaya!"Teriak Elsa meminta Leorin tidak berhadapan dengan iblis itu.

"Kau tak perlu mengkhawatirkannya dia sendiri pasti bisa mengatasinya!"Teo menenangkan Elsa dengan berkata bahwa Leorin tak mungkin kalah begitu saja.

"Lihat seberapa lama dia bertahan dari iblis itu!"Fray penasaran apakah Leorin bisa mengalahkan sosok iblis itu yang mempunyai sihir sangat kuat.

"Kau akan menjadi mangsa pertamaku bocah!"Iblis itu menghilang dan muncul dihadapan Leorin menyerangnya secara tiba tiba.

"Gerakanmu terlalu lambat bagiku!"Leorin tersenyum sinis sambil menahan serangan iblis hanya dengan pedangnya saja.

"Apa maksudmu bocah?"Iblis itu kembali mundur kali ini dia tidak maju tapi membentuk serangan sihir secara kasat tak nampak kepadanya.

"Sring!"

"Sring!"Tapi Leorin mampu mengetahuinya lalu melenyapkan semua serangan yang mengarah padanya.

"Bagaimana mungkin bocah ini mampu membaca sihir iblis?"Iblis itu dibuat bertanya tanya melihat Leorin yang mampu menghalau serangannya.

"Haha, iblis rendahan sepertimu tidak pantas belagu dihadapanku!"Leorin memperlihatkan pedangnya yang mengeluarkan aura berwarna silver.

"Rendahan?"Fray ternganga mendengar perkataan Leorin yang menyebut iblis itu iblis rendahan.

"Mati kau bocah!"

"Sraaas!"

"Srrrrr!"Iblis itu mengubah bentuknya layaknya hantu yang tembus pandang dengan wujud menyeramkan dan melesat ingin melahapnya.

"Pedang Monocrome!"Leorin mengayunkan pedangnya kearah iblis itu.

Seketika itu ruangan ini menjadi tidak berwarna lagi saat pedang monocrome diaktifkan. Bahkan Elsa, Teo, dan Fray terkejut dengan apa yang dilihatnya mereka seakan berada didimensi lain.

"Slash!"

"Druuush!"Iblis itu perlahan hilang lenyap setelah terkena tebasan pedang monocrome Leorin.

"Aaargh!"Leorin tersungkur kelantai dengan memuntahkan darah dari mulutnya.

"Apa kau terluka Leo?"Elsa segera menghampirinya dan menanyakan kondisinya.

"Saya baik baik saja, luka ini hanyalah luka biasa!"Leorin tersenyum dihadapannya sambil menyela darah yang tersisa berkata ia baik baik saja.

"Teknik apa yang kau gunakan itu?"Teo menanyakan teknik yang digunakan Leorin tadi yang mampu membuat semua yang dilihat menjadi tidak berwarna.

"Kau hampir membuatku pingsan!"Fray mengatakan jujur dia sangat ketakutan dengan teknik Leorin yang dilihatnya.

"Itu cuma teknik berpedang biasa saja!"Leorin berdiri sambil berkata bahwa ia hanya menggunakan teknik pedangnya saja.

"Lebih baik kita pergi dari tempat ini!"Elsa mengajak mereka semua meninggalkan tempat yang mengerikan ini.

"Anda benar, kita harus segera meninggalkan tempat ini sebelum iblis itu bangkit lagi!"Leorin mengangguk lalu ia dan lainnya perlahan meninggalkan tempat aneh ini melanjutkan pergi ke academy sihir Zinia.