Terbelenggu Cinta Wanita Malam

Perlahan Kinanti mulai mencurigai Aldo,anaknya lebih memilih tinggal bersama Gandi di rumah yang ia kenal milik Gandi.Bahkan Ghea juga pernah bercerita jika Aldo tidak pernah mengangkat telfon nya atau pun menuruti ajakan nya barang sebentar saja.

Bu Tanu sudah mencoba menutupi tapi apalah daya jika Kinanti memiliki mata mata di luar sana.Beberapa foto Aldo memeluk wanita asing sudah berada di atas meja kerja Kinanti.

Wanita itu sudah mendengar laporan dari seseorang yang ia bayar mahal,pagi ini setelah mandi sebelum sarapan dan sudah berpakaian rapih ia memasuki ruang kerja nya dulu untuk melihat bukti bukti orang suruhannya.

Sangat elegan dan berkharisma,alisnya terangkat sebelum membuka amplop putih itu.

Hanya ada lima lembar,dua di antara nya Aldo sedang memeluk Leta.Dan beberapa lembar foto Leta berada di halaman depan saat berjalan jalan sore, tersenyum,membenarkan rambut nya.

Mata nya memicing,jemarinya meraih tombol penghubung wireless.

"Bu Tanu ke ruang an ku sekarang!"

Tak menunggu lama,Bu Tanu datang.

Plekk!!

Kinanti menjatuhkan amplop di atas meja pas di hadapan wanita itu.

"Kau tahu itu apa?" tanya Kinanti.

Sebenarnya ia tahu hanya saja berpura pura.

"Maaf Nyonya,tapi saya sama sekali tidak tahu.Siapa yang meletakan disini pun saya tidak tahu.Sekali lagi maaf karena sudah teledor"

Meminta maaf dan merasa paling bersalah adalah jalan keluar untuk Kinanti meredakan amarah nya.

"Bawa mereka kemari,aku ingin penjelasan yang valid!"

Ucap Kinanti langsung,Bu Tanu pun meraih amplop putih itu lalu membuka.Benar saja,Aldo dan Leta.Lambat laun akan terkuak hal semacam ini,meski Tanu dan Gandi sudah berusaha menutupi nya perasaan seorang Ibu tidak akan meleset tentang anak yang lahir dari rahim nya.

.

.

.

Tujuh hari di lalu Leta dengan drama menangis meminta hal hal aneh tapi Aldo tidak mengabulkan nya.Meminta berkeliling kampung menggunakan bakiak saat sore hari,berjualan bakso mengganti kan Abang Abang yang biasa lewat,belum lagi meminta menanam pohon rambutan yang sudah berbuah,dan yang terakhir meminta sate kambing tapi kambingnya lahir di hari Jumat.

Bagaimana Aldo menanggapi nya,ia hampir stress.Namun hal itu membuat Opa tertawa terbahak,bahkan beliau pernah menyaksikan Aldo di dapur menggunakan apron membuat bakso sendiri.Itu lah pengganti keinginan Leta,namun tetap saja.Wanita itu belum puas.

"Aku mending disuruh beli mall,rumah,mobil,atau apa yang lain dari pada seperti ini sayang!"

Bagaimana keadaan sekarang Aldo,ia memakai pakaian adat Madura dengan peci tak biasa.Dan sudah siap untuk membakar sate.

Leta tersenyum jail "Terserah jika ingin anak mu ileran!"

Bahkan bukan hanya Gandi, Sari, Lee, Opa dan juga para pengawal yang di sana ikut tertawa.Penjual asli sate Madura yang biasa lewat pun ikut tersenyum.

"Ayo cepat di dorong,aku akan mengikuti mu!" ucap Leta,Aldo hanya menghela nafas nya.

Perlahan memulai mendorong hingga akan keluar gerbang,namun klakson mobil membuat nya berhenti.

Deg!!

Dari jarak beberapa meter Opa dan Gandi sudah tahu mobil siapa yang baru saja masuk gerbang.Aldo yang jelas jelas tahu itu langsung meraih tangan Leta.Begitu pula orang yang ada di dalam mobil,mata nya menatap tajam kepada Aldo dan juga Leta.

Merasa suasana langsung menjadi tegang Leta mencengkram bahu sebelah kiri Aldo.

"Siapa?"

"Mamah.." ucap Aldo menjawab Leta.

"Jika itu Mamah,lepaskan aku.Biar aku bergabung dengan Sari!"

Aldo menggeleng "Tetap disini,apapun yang terjadi!"

.

.

.

Menuruni mobil dengan sangat elegant, Kinanti memakai setelan jas perpaduan rok yang hanya selutut,rambutnya bergelombang dengan wajah ber makeup tipis.Mata nya tertuju pada Aldo.

Plak!!

Leta menjerit terkejut,ia menutup mulut nya.Yang di tampar Aldo namun mata tajam Kinanti menatap Leta.Wanita berbeda usia itu pun saling berpandangan.

"Masuk ke mobil Mamah, Aldo!" matanya masih menatap Leta.

Leta yang menahan bibirnya untuk tak berucap sepatah kata pun lama lama dibuat nya kesal,ia hanya memasang muka tidak suka nya.

"Masuk Mamah bilang Al!!

Aldo menggeleng,ia memposisikan dirinya di depan Leta.Meski tubuhnya menjulang tinggi dan Leta hanya sebahu nya,tapi wanita itu masih bisa melihat Leta.

"Aldo tetap disini,ada yang harus Aldo jaga!" ucap Aldo,Kinanti pun mendongak seketika pada Aldo.Ia butuh penjelasan.

"Aldo sebenarnya ingin bicara jujur pada Mamah,tapi waktunya belum tepat saja!"

"Apa maksud mu hah?!!"

"Aku sudah menikah,wanita yang berada di depan Mamah ini istri Aldo!" ujar Aldo singkat.

Kinanti menoleh pada Leta,bukan nya menunduk Leta juga menatap tajam Kinanti.

Jika hanya harta perbedaan kita,aku mempunyai segala nya saat bersama Aldo.

Gumam Leta di dalam hati.Benar ucapan nya,Leta memiliki segalanya saat bersama Aldo.Anak semata wayang dan cucu satu satu nya Opa Malik,tidak mungkin dibiarkan begitu saja jikalau Mamah Kinanti tidak menerima,pasti ada opa Malik yang dengan senang hati.

Mata Kinanti mengedar ke segala arah,benar saja pengamanan rumah Gandi tidak bisa di bobol.Pengawal ada banyak,semua menggunakan teknologi canggih,dan juga...

"Ayah?....." ucap Kinanti lirih.

Perlahan Malik pun mendekati mereka dengan di bantu Gandi.

Kinanti menoleh pada Aldo "Pantas saja,Mamah mu ini meminta penjelasan untuk mu pulang kau tidak mau.Ternyata kalian bersembunyi di belakang opa?"

Aldo tak menjawab sepatah kata pun,biarkan nanti saja dan Mamah pasti akan tahu semua nya.

"Kita masuk Kinanti,bicarakan di dalam!" ujar Malik namun Kinanti menggeleng seolah ia tak mau menginjakan kaki berlama lama di sana.

"Aku pulang saja Yah.. Mamah tunggu di rumah Aldo!!"

Kinanti berbalik memasuki mobil nya.Wajah nya datar tak menoleh dan tak menyapa sedikit pun saat mobil melintasi ke tiga orang itu.

.

.

.

"Al..apa sebaiknya aku tidak ikut saja?"

"Tidak,bawalah beberapa pakaian mu.Suka,senang ataupun tidak Mamah harus menerima mu jika kau lah menantu nya bukan Ghea!" Aldo berjalan dengan dibuntuti oleh Leta,mereka baru saja berganti pakaian di kamar.

"Apa kurang cara Mamah mu melihat tadi.Ia bahkan seperti ingin memangsa ku!"

Aldo terkekeh "Kami bukan keturunan Sumanto Leta!"

Leta menghela nafas nya kasar.Sebenarnya dari dulu leta juga penasaran dengan keluarga Aldo namun ia tak menghiraukan.Satu persatu bermunculan dan berbeda watak.

"Al,apa aku menyerah saja.Lagi pula aku bisa menghidupi anak sendiri dengan uang mu disini.Mamah mu benar,kau lebih pantas dengan wanita model itu!"

Rasanya seperti kecipratan minyak panas,Aldo bahkan melangkah panjang mendekati leta yang berada di pinggiran ranjang.Kaget dan perih.

"Apa maksud mu, Gandi sudah mengurus semua ,Opa bersama kita,dan Aku selalu memperjuangkan mu.Bagaiamana bisa kau bicara seperti ini hah?!!"

Suaranya lantang hingga Opa dan Sari akan mengetuk pintu pun tidak jadi.

.

.

.

To be continue