NovelToon NovelToon
Bianglala Negeri Impian

Bianglala Negeri Impian

Status: sedang berlangsung
Genre:berondong / Mafia / Dikelilingi wanita cantik / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Agung Riyadi

kisah cerita Randu, seorang anak korban musibah tanah longsor di kampungnya dan hanya dia satu satunya yang selamat, kemudian mendapatkan anugerah kesaktian yang tiada taranya dari jiwa leluhur, menjalani liku liku kehidupannya dan berusaha menggapai semua impian dan cintanya.
berhasilkah Randu, please check it out the story

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agung Riyadi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sampai jumpa lagi sahabat

Di dekapan mamanya, Asih justru berkaca kaca dan kemudian tak butuh waktu lama meledak lah tangisnya.

"Ak Randu nggak boleh pergi...." ucap Asih dengan diiringi isak tangisnya yang cukup memilukan.

Bahkan Bu Sumitra pun tak mampu menahan air matanya untuk tak keluar karena tak tahan melihat anak gadis kecil bungsunya itu menangis tersedu sedu memilukan.

Untuk beberapa saat lamanya hanya isak tangis Asih sajalah yang menjadi satu satunya suara yang terdengar di ruang tempat makan keluarga itu karena yang lain sama sekali tak bersuara apapun.

"Maaf dek, aku bukannya mau pergi hanya saja jika tetap disini, aku akan selalu ingat akan musibah itu dan kalo sudah begitu rasanya akan sangat menyakitkan hatiku," ujar Randu lirih saja, ada rasa tak tega yang menyayat hatinya melihat Asih terlihat begitu bersedih seperti itu karena dia.

Ia sebenarnya juga merasa sudah sangat nyaman tinggal di kediaman keluarga yang menerimanya dengan tulus namun musibah itu akan selalu menghantui pikirannya jika dirinya tetap tinggal disini.

"Nah Randu sudah mengatakan alasannya kenapa akhirnya Randu akan ikut tinggal di tempat Om kamu Asih, jadi kita doakan saja ya nak supaya Randu baik baik saja bersama Om Priyatna dan kembali mau bersekolah lagi, bukankah kamu juga ingin agar Randu sekolah lagi kan ?"

Pak Sumitra lah yang berbicara untuk menghibur anak bungsunya itu, namun Asih justru semakin terisak isak tangisannya.

"Yatna, nanti kalo Randu tak betah tinggal di tempatmu tolong antar kan kesini lagi saja dek !" ujar Bu Sumitra lirih kepada adiknya yang hanya satu satunya itu, nyaris tak mampu membendung kesedihannya apalagi ditambah melihat wajah polos Randu yang sangat membuatnya iba itu dan juga Asih yang hatinya terasa teriris jika melihat anak bungsunya itu bersedih.

Jelas sekali Bu Sumitra pun sebenarnya ingin Randu tetap tinggal bersama mereka dan Pak Priyatna bukannya tak mengerti akan hal itu, namun ia pun telah berjanji pada Yeni istrinya yang sangat mendambakan anak laki laki dari dulu dan berpesan agar mereka saja yang merawat Randu, apalagi setelah Yeni tau anak lelaki yang diceritakan butuh orang tua asuh oleh Pak Sumitra kemarin adalah keponakan dari Wiguna.

Sedangkan Wiguna telah dianggap Yeni sebagai saudaranya sendiri bahkan melebihi saudara saudara yang lain.

"Iya Teh, lagipula kurasa disini maupun di Bogor akan sama saja bagi Randu, disana Randu tetap akan sekolah dan yang paling penting nanti kalo liburan sekolah Randu bisa berkunjung kesini ataupun sebaliknya Gandi dan Asih yang berkunjung ke tempat Om ya kan Gan ? bisa kan ?" ujar Pak Priyatna sambil tersenyum.

Untuk sesaat setelah itu akhirnya tangisan dari Asih sedikit mereda dan itu kembali dimanfaatkan oleh Priyatna untuk sekali lagi kembali berpamitan dan barulah usai melaksanakan sembahyang dzuhur bersama mereka benar benar bersiap untuk meninggalkan kediaman lurah desa itu.

Setelah memasukkan semua bekal yang di berikan oleh Bu Sumitra yang membekali mereka banyak barang bawaan dari beras sampai baju baju dan semua peralatan sekolah Randu yang tadi pagi baru di beli dari pasar.

Pak Sumitra sendiri menyerahkan dua buku tabungan milik Randu berserta kartu debitnya pada Priyatna yang kemudian ia dokumentasi kan dalam video simbolis buat laporannya karena bagaimanapun uang itu adalah milik Randu dari donasi berbagai pihak.

"Gan, aku pamit yah ! terima kasih banyak atas semuanya Gan !" ucap Randu saat menjabat tangan sahabat terbaiknya itu sebagai pertanda mereka harus berpisah.

"Iya hati hati yah Ndu, jangan lupakan kamu masih punya banyak teman disini," jawab Gandi sementara Randu hanya tersenyum dan kemudian menganggukkan kepalanya.

"Ak Randu nanti liburan kesini lagi kan ?" ujar Asih yang wajahnya masih terlihat lembab oleh bekas tangisnya itu dan hatinya masih bersedih.

"Tentu Asih, kita masih akan sering berjumpa kok, tapi bukankah kalo aku tidak kesini kamu bisa kan yang liburan ke kota ?" ujar Randu diplomatis saja karena ia paham dengan kondisinya saat ini ia tak mungkin bisa kemana saja semaunya.

"Iya Ak, nanti aku akan liburan ke rumah Om," ujar Asih sambil mengangguk dan tersenyum.

"Sampai jumpa Asih...Gandi.....!" ujar Randu sambil melambaikan tangannya.

Namun ketika Randu sudah naik di mobil Om nya itu, gadis kecil itu kembali berurai air mata sambil terus melambaikan tangannya, lalu kembali meledak lah tangisnya.

Begitu juga dengan Bu Sumitra yang kali ini tak mampu membendung air matanya yang kemudian terasa mengucur dengan sendirinya tanpa bisa ia tahan.

"Mama, Asih kasihan Ak Randu mama," ujar Asih sementara mamanya hanya mengangguk angguk sembari menyeka air matanya yang membuat lembab wajah ayunya.

"Kasihan lagi kalo Randu tetap disini nak, disini ia tak mau sekolah sedangkan di tempat Om kamu, Randu pasti akan dituntut untuk sekolah sama keluarga barunya,"

Pak Sumitra lah yang berbicara sambil meraih tubuh gadis bungsunya itu lalu menggendongnya dan kemudian melangkah ke pendopo teras rumahnya diikuti Bu Sumitra istrinya yang berjalan di belakangnya.

Sementara Gandi bahkan sudah lebih dulu melangkah masuk ke dalam rumah tanpa berucap apapun juga, baru saja ia merasakan kehadiran teman yang sejiwa dengannya namun pada akhirnya teman satu jiwanya itu juga pergi meninggalkannya.

Sementara itu Randu yang terlihat sangat kelelahan karena semalam nyaris tak beristirahat sana sekali begitu, mobil yang di kendarai bapak angkatnya itu mulai meninggalkan desanya ia langsung tertidur begitu saja.

Pak Priyatna hanya tersenyum melihat wajah kecil dan polos itu tengah memejamkan matanya dengan begitu cueknya, sekilas pria itu melihat wajah Wiguna sahabatnya pada wajah Randu yang memang ada kemiripan.

Hampir selama perjalanan yang membutuhkan waktu tempuh selama dua jam itu, nyaris dilewati Randu dengan mata terpejam, dan barulah ia bangun ketika Pak Priyatna mengelus rambut kepalanya.

"Kita sudah sampai di kediaman baru kamu nak," ujar bapak angkatnya itu sembari tersenyum menatap Randu yang sedang mengucek ucek kedua matanya sambil tersenyum malu malu.

Randu kemudian terdiam sejenak melihat sekelilingnya, Rumah ini terlihat cukup besar dan terasa rindang dengan banyaknya pepohonan besar yang berada di sekelilingnya, sangat jauh dari bayangannya akan pemukiman kota yang sering diceritakan pamannya kepadanya.

Bahkan Randu merasa rumah bapak angkatnya ini tak kalah besar dengan kediaman keluarga Gandi.

"Ayo nak, kita temui ibu dan saudara barumu ! oh iya bantu bapak membawa ke dalam !" ujar Pak Priyatna setelah pria paruh baya itu selesai mengeluarkan semua barang dari bagasi mobilnya.

Randu lalu dengan entengnya mengangkat sebuah karung berisi beras seberat lebih dari tiga puluh kilo dan meletakkan di bahunya begitu saja dengan begitu ringannya.

Tentu saja Pak Priyatna terkejut juga melihat itu, ia sudah beberapa kali melihat kemampuan Randu yang menurutnya cukup luar biasa untuk anak seusianya namun kali ini ia juga melihat anak itu mengangkat karung beras yang ia sendiri merasa cukup keberatan dengan entengnya.

1
Agung Riyadi
luar biasa
Laelia
Ngangenin deh ceritanya.
Agung Riyadi: makasih 🙏🙏
total 1 replies
Phoenix Ikki
Bingung mau baca apa lagi sekarang. 🤷‍♀️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!