YOU & ME IN NOVEMBER

"Nih, lihat aja," ujar Daris.

...Livia terkejut mendengarnya, tetapi la menerima niat baik Daris dan gadis itu mengambil bukunya untuk menulis. Dalam hati gadis itu sangat senang....

"Aaa, Aku dikasih pinjam sama Daris si gunung es hihihi," ucapnya dalam hati dengan senang.

...Livia merasa luluh dengan tindakannya dan tersenyum dari tadi sambil menulis. ...

...Daris yang melihat gadis berambut dora itu menulis pun ikut tersenyum tipis dengannya untuk beberapa saat dan kembali mengalihkan pandangan dan berubah datar seperti biasa....

"Nih, makasih ya uda di kasih pinjam," ujar Livia dengan senyum lembut kepada Daris.

"Ya," ujar lelaki itu dengan datar tanpa menoleh sedikit pun.

"Hmph, dasar cuek! Sudah kasih senyum pun ga mempan. Tapi gapapa deh, dia baik," pikir Livia dan tertawa kecil dengan tangan menutupi mulutnya.

...Livia diam-diam melirik Daris yang tatapannya lurus saja dari tadi. la melamun sebentar melihat Daris....

"Ternyata Daris manis dan ganteng juga ya kalau di lihat-lihat, kulitnya sedikit gelap dan terlihat gagah, matanya tidak terlalu besar dan seperti mata kucing yang tajam tetapi menghanyutkan, rambut hitamnya lurus berkilauan," pikir Livia dengan tatapan fokus pada Daris.

...Memang dapat di akui bahwa Daris mempunyai fisik yang menarik, dimulai dari badannya yang kurus dan tinggi, hidung mancung, bulu mata panjang dan lentik serta suara berat tetapi lembut di telinga...

.... Livia sampai berpikir bahwa karakteristik Daris sangat cocok dengan tipenya....

...Meski cuek dan menyebalkan, itu tetaplah suatu sifat yang banyak perempuan suka seolah-olah cowok di dunia komik. ...

...Apalagi jika orang yang dingin dan cuek itu memberi sedikit perhatian atau sudah dekat dengan seseorang, pasti rasanya senang sekali dan bahagia mendapatkan orang yang lucu dan semanis itu....

...Livia sempat melamun melihat Daris begitu lama sampai-sampai Daris risih kembali....

"Apa sih cewek ini? Rada gila apa bagaimana?" pikir Daris.

...Sementara Livia yang masih melamun entah kemana....

"Entah kenapa ya, aku kok suka lihat cowok yang kulit agak gelap gini sama sifatnya dan berasa auranya adem sama tenang banget. Rasanya dia manis banget! Kayak kesannya gagah dan menawan," ucap Livia dalam hati sambil berimajinasi.

...Bel pun berbunyi tiba-tiba dan Livia baru kembali sadar dari imajinasinya yang masih pagi buta ini. ...

...Tanpa la sadari, mulut gadis itu terbuka sedikit melihat Daris dari tadi dan sekarang tersadar dan kembali menutup mulutnya dan mengarah ke pandangan lain agar tidak merasakan malu....

"Aduh, aneh banget ga sih aku ini? Bisa-bisanya tertarik dikit sama si gunung es. Padahal dia saja cuek nyebelin. Terus gada ngapa-ngapain sama aku juga. Haish sudah gak waras dikit aku ini," pikir Livia sambil menggeleng-geleng kepalanya dan menepuk pelan kedua pipinya agar sadar dan fokus kembali.

...Perilaku yang baru saja Livia lakukan ternyata dilihat oleh Daris ketika la baru saja mau meminjam penghapus darinya....

"Nah kan? Memang bener kayaknya cewek ini ga beres," pikir Daris.

...Kemudian lelaki itu yang baru ingin meminjam sesuatu langsung tidak jadi untuk bertanya dan memutuskan untuk langsung mencoret tulisan yang ada di bukunya....

"Ew... Lain kali harus hati-hati deh sama cewek ga waras gini. Tapi herannya ga waras begitu mana pintar sama juara kelas lagi. Apa aku juga harus ga waras dulu ya baru jadi pintar?" pikir Daris sambil mengerutkan dahi.

"Tapi meski rada ga waras ... cewek ini lumayan lah ..." pikir Daris.

...Lalu mereka kembali fokus kembali pada pelajaran dan saling diam saja....

... Tiba beberapa menit terakhir sebelum bel istirahat, guru pun sudah menyudahi pelajaran dan boleh bersantai sejenak lalu berlanjut istirahat....

...Tanpa diketahui, ternyata Livia sudah membuat kesan menarik pada Daris. Selama pelajaran tadi berlangsung, mereka diam-diam saja seperti biasa. ...

...Livia sibuk belajar dan mencatat hal penting, sementara Daris diam bukan karena fokus mendengarkan guru menerangkan tetapi melamun tentang gadis itu sebentar dan penasaran tentang dirinya kemudian melamun sehabis pulang sekolah ingin bermain hal yang seru....

...Ketika waktu sudah akan berakhir dan bel akan berbunyi, Daris tanpa di sangka-sangka malah mengajukan pertanyaan untuk pertama kalinya kepada Livia dengan inisiatif nya sendiri....

...Pertanyaannya sederhana tetapi sangat membuat Livia kesal dengan 4 kata....

"Oh ya, namamu siapa?" ujar Daris.

...Daris sudah niat baik untuk mulai menerima Livia dan ingin berinteraksi dengan dia....

...Tetapi niat baik Daris membuat Livia marah. Rupanya si gunung es tidak tahu namanya dari awal masuk kelas sampai sekarang....

... Tidak apa jika awal masuk SMA belum saling mengenal, tetapi Daris sudah sebangku dengannya selama 3 hari dan ada interaksi kecil-kecilan. Masa ia sama sekali tidak tahu nama dasar Livia sama sekali....

"Jadi selama ini, dia anggap aku apa? Tuyul yang cuma hinggap hah? Keterlaluan benar ni orang, KETERLALUAN BENER!" pikir Livia dengan emosi dan langsung memulai pembicaraan dengan nada yang sedikit tinggi.

"Nih, liat dan dengar baik-baik namaku ni, LIVIA ERLINA!" ujar Livia sambil menunjukan badge namanya.

"L-I-V-I-A. Ingat baik-baik itu!" ujarnya kembali sambil cemberut dan memalingkan wajahnya.

"Ada pula yah orang kayak gini, jadi sebenarnya yang gak waras aku atau dia?"

pikir Livia dengan kesal.

"Oh Livia ya ... oke oke," ujar Daris dengan senyum tipis menatap gadis kecil yang sedang ngambek itu.

...Livia yang melihat Daris tiba-tiba tersenyum langsung sedikit luluh tetapi tetap pura-pura ngambek agar tidak ketahuan....

"Ya udah, permisi aku mau ke toilet," ujar Livia dengan muka seolah-olah masih kesal dan pergi.

...Lalu tidak terasa pelajaran berlangsung begitu cepat dan sisa les terakhir sebelum pulang. ...

...Mereka juga sudah mulai berinteraksi sedikit demi sedikit seperti biasanya. Guru sudah menerangkan semua materinya dan hanya sisa materi yang perlu dicatat dipapan....

...Inilah hal yang paling sulit untuk Livia. Tetapi sekarang terasa sudah tidak begitu capek lagi....

... Ketika Daris sadar gadis itu mulai menyipitkan mata, maka lelaki itu akan menyodorkan bukunya sedikit ke samping Livia agar ia dapat mengejar materinya dan Daris sambil mencatat....

...Kebetulan Livia berada di samping kiri Daris dan gadis itu tidak akan terhalang oleh tangan Daris yang sedang menulis dan Daris juga tidak terasa terganggu saat menulis....

... Sungguh momen yang manis, tetapi cukup Daris yang merasakan....

...Saat detik-detik terakhir dimana bel akan berbunyi dan mereka belum selesai mencatat dan terburu-buru, Daris dengan niatnya sampai berdiri untuk melihat tulisan yang berada di ujung papan untuk Livia dapat menulis dengan nyaman....