NovelToon NovelToon
And It Just Comes Back Like An Old Love

And It Just Comes Back Like An Old Love

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Berbaikan / Wanita Karir / Office Romance
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Berry06

Kemunculan direktur eksekutif muda yang tampan menimbulkan kehebohan, khususnya di kalangan karyawan wanita.

Lotus si karyawan biasa tidak menyangka, direktur eksekutif muda baru yang mempesona di kantornya ternyata adalah Elion pria yang dulu dikenal culun, jelek, gendut, miskin dan bodoh, teman sekelasnya semasa sekolah menengah atas.

Lotus merasa bersalah dan malu karena dahulu pernah terlibat dalam kasus perundungan terhadap pria itu. Jadi sebisa mungkin ia menyembunyikan dirinya agar tidak terlihat di mata pria itu. Namun akibat dari kecerobohannya sendiri, ia tak sengaja menumpahkan kopi di jas milik pria itu, lalu akhirnya pria itu menyadari kehadirannya dan mulai mengusiknya seolah tengah membalaskan dendam.

Benarkah hanya dendam? Atau sesuatu yang lain yang tidak pernah Lotus sadari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Berry06, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab VI

Elion mengetuk pintu rumah Lotus untuk yang kesekian kalinya, tapi tak kunjung mendapat respon apapun dari si empunya.Dia juga sudah berusaha menelpon gadis itu berkali-kali. Sehingga pada panggilan ke dua puluh ia menyerah untuk menelpon Lotus. Ketukan pintu yang terkesan kasar dan tak sabaran itu mengundang perhatian tetangga Lotus yang merupakan wanita tua yang tak suka dengan kegaduhan.

Wanita itu mengomeli Elion dengan wajah kesalnya. "Hai anak muda! apa yang kau lakukan malam-malam begini? Kau menganggu waktu istirahat orang!" Elion menunduk hormat sebagai gesture meminta maaf. "Maafkan saya nyonya, saya ada perlu dengan pemilik rumah ini"

"Berkunjung malam-malam kepada seorang gadis single itu tidak sopan nak! Apapun urusannya!!"

"Lagipula aku tidak melihat gadis itu pulang... Sepertinya dia tak berada dirumah. Lampunya saja tidak di hidupkan!"

Sekali lagi Elion meminta maaf lalu tersenyum sopan dan berterimakasih kepada wanita tua itu.

Saat ia bertanya kira-kira Lotus berada dimana, wanita itu marah besar dan berkata hal itu bukan urusannya, jadi ia tidak tahu dan tidak mau tahu.Wanita itu juga tidak segan-segan mengusirnya dengan kasar, Padahal ia bertanya dengan niat baik-baik.

Elion tetap berusaha tenang dan menahan dirinya, mencoba mengingatkan, bagaimana pun dia hanya wanita tua, tidak mungkin Elion bersikap buruk dan balik memarahinya. Wanita itu tidak tahu saja, pria yang sedang dia omeli sekarang adalah seorang direktur eksekutif perusahaan besar,  Adhikara group. Sebuah perusahaan yang bergerak dan juga merajai berbagai sektor bisnis.

Bahkan beberapa kali wajah Elion menghiasi majalah yang memuat daftar orang sukses di usia muda, motivator handal. Dan sering muncul di acara televisi sebagai tokoh inspirasi. Namun wanita tua itu tidak tahu apa-apa, jarang membuka siaran televisi dan jauh dari sentuhan dunia digital. Dimatanya Elion hanya pria yang tidak sopan.

Dengan kecewa Elion kembali ke mobilnya dengan perasaan gusar. Kemana gadis itu sebenarnya?

Sudah larut malam, dan dia dengan impulsif sangat menginginkan bertemu dengan gadis itu.

Elion tidak sempat menemuinya tadi siang karena sangat sibuk seharian, dia baru memiliki waktu kosong setelah jam makan malam bersama ayah dan saudaranya Bagas. Elion juga tidak mengerti kenapa gadis itu mengangggu pikirannya, setelah tujuh tahun tidak pernah memikirkannya lagi.

Cinta lama bersemi kembali huh?

Elion memukul setir kemudinya dengan keras, pria itu kemudian mengusap wajahnya dengan kasar.

Dalam situasi seperti ini dia sangat bingung, memanglah hak Lotus mau kemanapun ia pergi. Karena besok hari libur siapa tau gadis itu sedang ingin bersenang-senang ataupun memiliki keperluan sendiri.

Tetapi disisi lain, ia takut wanita itu sedang pergi berkencan bersama seorang pria.

Elion berpikir ia sangat konyol.

Lebih konyol lagi saat ia menelepon Sekertaris Eriko untuk menyuruhnya mencari tahu keberadaan Lotus. Yang notabenenya Sekertaris itu orang atau tangan kanan Bagaskara bukan orangnya. Dan bagaimana pula sekertaris itu bisa mengetahui keberadaan Lotus?

Namun, sikap diam sekertaris Riko mampu membuatnya lebih dari sekedar percaya bahkan kepada hal-hal bersifat pribadi. Sekertaris Riko adalah orang yang dapat diandalkan dia tak banyak bicara dan sangat mengabdi pada keluarga Adhikara, apapun perintah mereka, seperti anjing peliharaan yang menuruti semua aturan dan perintah tuannya sekertaris itu dapat diandalkan.

Pria itu bahkan seperti tidak memiliki kehidupan lain selain dari mendedikasikan seluruh hidupnya untuk mengabdi pada keluarga Adhikara.

Elion tau dia sangat konyol, namun dia tetap meneruskan niatnya dengan menelpon Riko "Halo, aku harap kau sedang tidak sibuk" Ucap Elion ketika sambungan teleponnya tersambung dengan orang kepercayaan Bagaskara di seberang sana. Elion hanya mendengar keheningan setelah pria di sana menjawab secara singkat.

Jadi ia segera meneruskan kata-katanya."Ya bagus jika sedang tidak sibuk, aku ingin meminta tolong  kau mencari tahu dimana keberadaan Lotus sekarang, karyawan yang kau belikan baju tempo hari. Masih ingat kan?"

"Aku pikir kau memiliki banyak mata dan koneksi yang bisa membantu" Lanjutnya penuh penekanan sambil memijat pelipis.

"Aku ada perlu dengan gadis itu. Ya temukan dia dan segera melapor kepadaku, dia tak ada di rumahnya" Perintah Elion.

Sebenarnya  Riko sekertaris Pribadi Bagaskara itu lebih seperti tangan kanan atau orang kepercayaannya dalam urusan lebih personal, di bandingkan urusan pekerjaan. Bagaskara memiliki sekertaris dan personal asisten di sekitarnya. Namun Riko mendapatkan tempat lebih istimewa. Dan karena Elion baru, dia masih perlu mengandalkan bantuan saudaranya termasuk orang-orang yang akan bekerja dengannya.

Elion melirik rumah Lotus untuk beberapa saat sebelum menginjak pedal gasnya dan menjauhi daerah perumahan kumuh tempat tinggal Lotus.

Jika bukan karena Lotus mungkin Elion tak akan pernah mau berkunjung ke tempat seperti itu.

Sedangkan di sisi lainnya, Lotus sedang bersenang-senang dengan temannya.

...

Lotus tidak berbohong ketika mengatakan gaun yang ia kenakan terlalu terbuka.

Tidak peduli seberapa terlihat betapa cantiknya dan seksinya ia sekarang.

Yang terpenting adalah ia sangat tidak nyaman. Berkali-kali ia menarik gaunnya yang tersingkap ataupun sedikit bergeser.

Para gadis tidak menyadari raut tak nyaman dari Lotus. Mereka semua terlalu fokus bercerita dan meluapkan emosi mereka tak peduli meskipun suara dentuman musik yang cukup keras menjadi penghalang mereka mengobrol hingga harus mengencangkan suara seolah sedang berteriak.Semuanya duduk melingkar di depan sebuah table dan minum beberapa menu alkohol yang kadarnya tidak terlalu tinggi. Lengkap dengan cemilan-cemilan ringan yang juga tersedia cukup banyak.

Persetan dengan diet, malam ini para gadis ingin bersenang-senang.

Dimata para pria, gerakan tangan Lotus yang tak nyaman, yang berkali-kali terarah dan menyentuh pahanya disalah artikan sebagai gerakan sensual dan sebuah kode yang mengarah pada hal kotor oleh pengunjung pria yang tertarik kearah mereka— atau para gadis yang sedang berkumpul itu.

Sekedar informasi dari awal kedatangan para gadis, semua gerak-gerik mereka tak luput dari perhatian para hidung belang pencari mangsa.

Alasannya jelas karena para gadis terlihat sangat cantik dan menawan.

Siapa pria yang menolak pesona mereka?

Bukan sekali dua kali mereka mendapatkan tatapan penuh minat dan juga godaan terang-terangan dari para pria disana. Namun, para gadis dari divisi pemasaran itu bersikap sangat galak Terutama Clau sebagai gadis pelindung yang memiliki kemampuan bela diri kuat, para gadis lain juga turut mengabaikan semua godaan murahan yang dilontarkan para pria aneh.

Apalagi mereka tidak menyewa jasa bodyguard untuk mengawal.

Jadi di usahakan sebisa mungkin mereka tetap sadar walaupun mabuk.

Dan ceritanya mereka semua sudah berkomitmen.

Tak ingin ada seorangpun dari mereka berakhir di ranjang bersama seorang pria asing.

Berangkat berlima, pulang pun harus berlima.

Ya walaupun Grace dan Nancy sesekali mencuri-curi pandang dan memilih-milih siapa tau ada pria seksi yang menggoda. Mereka tak mau asal pilih pria asing.

Ingat kan tema pesta mereka malam ini? Girls party, meskipun bukan benar-benar khusus wanita.

Mereka pergi ke club' biasa yang terdapat dua gender dengan orientasi seksual bermacam-macam.

Namun, mereka ingin bersenang-senang, memanjakan diri tanpa melibatkan pria.

Kembali kepada Lotus, gadis itu tak kunjung berhenti merapikan gaunnya meskipun sebenarnya tidak ada yang salah dari gaun tersebut. Hal wajar jika gaun itu bergeser ketika duduk.

Karena pada akhirnya ia merasa lelah sendiri, dan sudah sedikit mabuk, jadi lama-kelamaan Lotus memilih abai.

Ketika mabuk, ia bukan tipe banyak omong seperti Lewly yang terus mengomel dan menceritakan kisah tentang kucingnya yang menggemaskan.

Atau seperti Nancy yang terus menerus gampang menertawakan banyak hal sekalipun tidak lucu. Lotus lebih kepada tingkat berbahaya ia menunjukkan sifat kekanak-kanakan manja namun cukup nakal Claudia jadi agak khawatir.

Berbeda dengan Grace yang mulai diam saja lalu mengantuk.

Lotus menyandarkan kepalanya pada bahu Claudia dan memeluk gadis yang lebih tua itu dengan manja.

Sesekali ia mendusalkan wajahnya pada leher

Clau.

"Sepertinya kita membutuhkan jasa bodyguard, aku tak mampu jika harus menangani empat gadis mabuk sekaligus" Kata Claudia sebelum semua kesadaran teman-temannya benar-benar terkikis habis.

"Kami tidak semabuk itu" Jawab Lewly tidak terima.

"Tapi kau terus menambah pesanan minuman bodoh" Sela Claudia. "Jadi hentikan"

"Sudah kuduga memang tidak akan berakhir seperti yang di harapkan. Memang apa yang kalian pikir dengan duduk menghabiskan alkohol? Tentu saja mabuk" ucap Grace sambil mengangkat wajahnya yang memerah.

Claudia memutar bola matanya dengan malas. Ia mengelus lengan Lotus yang masih bergelayut manja kepadanya. Lotus berdengung manja seperti anak kucing. Lucu sekali huh.

"Ingat, selain untuk menghibur diri, kita memakai pakaian seperti ini juga untuk keperluan sosial media. Sangat rugi kita sudah secantik ini namun dunia tak melihatnya. Jadi sebelum penampilan kita berantakan. Sebaiknya kita berfoto dulu" Kata Nancy. Yang lain hanya mengangguk setuju.

"Baik kalo begitu aku akan meminta seseorang untuk memfoto kita" Ketika Nancy akan mencari seseorang untuk dimintai tolong lengannya di tahan oleh Claudia.

"Minta tolong saja pada petugas club" Ujarnya.

Nancy mengangguk dan berjalan menjauhi para gadis. Entah kenapa firasat yang lain berubah menjadi tidak enak, apalagi Nancy menghilang dari pandangan mereka.

Padahal ada banyak petugas disekitar mereka. Karena sebenarnya, secara tidak langsung para petugas juga ikut mengawasi mereka, takut-takut ada yang menganggu dan membuat keributan.

"Kemana si bodoh satu itu" Kata Claudia was-was.

Beberapa saat kemudian Nancy kembali dengan menggandeng seorang pria seksi pemilik club'.

Tidak tanggung-tanggung memang.

Giselle yang mengetahui hal tersebut langsung bersiul menggoda. Berbuah delikan tajam dari Karina. "Sensi sekali nona satu ini, apa kau menyukai diriku hah? Kau cemburu atau apa?" Kata Grace.

Karina menginjak kaki Grace hingga gadis itu mengaduh kesakitan. "Aku hanya tak suka dengan sikapmu. Tolong elegan sedikit"

Mendengar hal tersebut Grace pura-pura mau muntah. "Kau hanya menyerang diriku saja"

"Nicole tolong foto kami semua dan tunjukkan skill terhebat mu ya!" Kata Nancy riang.

Pria itu mengedipkan sebelah matanya sambil menerima ponsel pribadi milik Nancy. "Tentu saja" ia kemudian tersenyum manis kepada semua teman-teman Nancy. "Suatu kehormatan bisa mendapat kesempatan memfoto para gadis cantik. Sudah menjadi tugas ku menyenangkan kalian, terimakasih sudah berkunjung"

Selagi Nancy kembali ke kursinya untuk berfoto, para gadis bersiap-siap dan merapikan penampilan mereka terlebih dahulu. Pria dengan senyuman manis itu peka dan memberikan mereka waktu.

Sebenarnya, selain memiliki club' pria bernama Nicole itu merangkap menjadi seorang fotografer juga, dia sering mendapatkan projek bersama Nancy. Dan gadis itu memang sering juga memakai jasa foto di studionya. Ya, mereka memang tidak terlalu dekat. Namun cukup akrab dan saling kenal.

Nancy tidak hanya ingin mendapatkan sekedar foto biasa, ia ingin hasil fotonya terlihat cukup bagus dan aesthetic untuk ia pasang di feeds akun sosial medianya. Jadi tidak ada salahnya meminta tolong Nicole yang kebetulan sedang berada di club' nya.

Pandangan Nicole terkunci pada sosok gadis dengan rambut pendek, gadis itu terlihat sangat lucu dan menggemaskan. Berbanding terbalik dengan penampilannya yang dewasa dan nakal.

Yang di perhatikan tidak menyadari hal tersebut, dia sibuk dengan dunianya sendiri.

"Ayo kita sudah siap"

Nicole mengangguk, ia mengambil beberapa foto dan mengarahkan para gadis itu untuk bergaya.

Setelah selesai ia menyerahkan ponsel itu kepada Nancy Kemudian melirik Lotus yang juga sedang melihat kearahnya. Lotus tersenyum manis sambil membenarkan anak rambutnya dengan salah tingkah.

"Jadi boleh kita berkenalan?" Tanya Nicole ramah, pertanyaannya merujuk pada semua orang sebagai sikap sopan,meskipun sebenarnya dia hanya ingin berkenalan dengan Lotus.

"Tentu saja" sahut Grace.

"Namaku Nicole, kalian tidak akan kecewa melihat hasil foto yang tadi diambil karena aku adalah seorang fotografer. Kapan-kapan kalian bisa berkunjung ke studio ku"

"Ya Nicole juga pemilik club' ini, dia pria kaya" Timpal Nancy.

Nicole menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Sudah kutebak dari penampilannya yang berkelas, perkenalkan namaku Grace, apartemen ku tak jauh dari sini"

Nicole mengangguk dan menyodorkan lengannya untuk berjabat dengan Grace. "Ya nona, anda cukup familiar, pasti sering berkunjung kesini"

"Benar sekali, jadi tolong berikan kami diskon" Candanya.

"Mengapa tidak untuk pelanggan tetap" Nicole menanggapi dengan ramah.

Pria itu kemudian bergantian menjabat tangan kepada gadis di sebelah Grace dan begitu seterusnya sampai pada Lotus.

Ketika menjabat lengan Lotus, Nicole memakai waktu yang sedikit lama sambil memberikan remasan lembut pada tangan halus Lotus. Nicole sedikit enggan melepaskannya.

Lotus di buat semakin salah tingkah. Ia menunduk malu-malu dengan wajah semakin memerah karena malu, selain karena pengaruh alkohol.

"Bagaimana apakah ada sesuatu yang kurang? Kalau ada yang kurang memuaskan dan membuat kalian tidak nyaman disini tolong beritahu ya" kata Nicole.

Para gadis mengacungkan jempolnya dengan puas.

"Baiklah kalau begitu, karena aku hanya disuruh untuk memfoto kalian, dan tidak ingin mengangggu acara senang-senang kalian sebelum pergi, Nona Lotus bolehkah aku meminta nomor mu?"

Para gadis saling pandang dan tersenyum geli, sedangkan Lotus membulatkan matanya dan dibuat gelagapan.

"A-ku... tidak" Lotus melirik Lewly dan gadis itu mengkodenya untuk memberikan nomor pada Nicole.

Disisi lain Claudia melarangnya dengan menyilangkan tangan.

Lotus kebingungan. Jadi dia menjawab asal "Untuk keperluan apa? nomorku mahal, hanya untuk urusan kantor"

Mendengar jawaban itu Grace tertawa kencang bersama Nancy.

Sedangkan Karina menepuk dahinya dan memutar matanya. Claudia tersenyum puas.

Nicole sendiri tetap tersenyum dengan tenang, kemudian sejenak memejamkan matanya.

"Ya tentu saja, nomor anda pasti mahal dan saya tidak keberatan untuk membayarnya. Kalian semua tidak perlu membayar, dan boleh pesan lagi sepuasnya. Bagaimana?"

Para gadis bersorak heboh dan mengiyakan sedangkan Lotus menggelengkan kepalanya tidak mau.

Dari arah belakang Claudia menyodorkan ponsel Lotus pada Nicole membuat Lotus melotot kesal.

Claudia pengkhianat!!

"Tidak tolong jangan, itu berlebihan, biarkan kami membayar. Tadi aku hanya bercanda"

Nicole hanya tersenyum simpul, para gadis tertawa puas.

"Lotus, kamu mendapatkan banyak panggilan telepon dari nomor yang tidak dikenal" Kata pria itu begitu membuka layar ponsel Lotus dan mendapati dua puluh panggilan tak terjawab dari nomor tak dikenal dan beberapa pesan. Tetapi Nicole menghargai privasi Lotus meskipun ia penasaran, ia mengabaikan pesan-pesan yang masuk untuk memasukan nomornya lalu memanggilnya, setelah selesai ia menyerahkan ponsel Lotus pada si pemiliknya.

"Aku akan menghubungi mu nanti" Ujarnya lalu mengusak rambut Lotus dan menyentuh pipi gembilnya.

"Jangan biarkan gadis-gadis ini makan gratis, itu akan merugikan usaha mu, mereka tidak tahu diri"

Nicole tertawa ringan, sekali lagi ia menyentuh pipi Lotus. "Sama sekali tidak" ucapnya sebelum pergi. Tak lupa ia mengedipkan matanya dan tersenyum. Dia juga berpamitan dengan sopan kepada teman-teman Lotus.

"Lotus, Nicole adalah orang kaya, kau tenang saja, dia tidak akan bangkrut hanya karena mengijinkan kita minum gratis, pendapatannya dari club' ini luar biasa" Ucap Nancy.

Lotus tak menjawab, ia mengangkat bahunya acuh, ia kemudian memeriksa ponselnya dan mendapati banyak panggilan dari nomor asing dan pesan-pesan.

Aku berada di depan rumah mu, keluarlah!

Kau belum pulang?

Dimana?

Angkat telepon ku Lotus!

Aku akan mencarimu!

Lotus mengigiti bibirnya, menebak-nebak siapa pemilik nomor asing itu.

Jantungnya berdegup lebih kencang, tubuhnya gemetar, dia takut si pengirim pesan adalah mantan kekasihnya yang bersifat buruk dan berusaha mencelakakan dirinya.

Lotus bertekad untuk tidak pulang, ia akan menginap di apartemen Grace malam ini.

Lotus kemudian menyentuh gelas alkohol dengan kadar paling tinggi dan menegaknya sampai habis.

TBC

💚

1
manzanita_w 🍏🍎🍏
You nailed it, thor! Terus berkarya ya. 💪
shookiebu👽
Bikin deg-degan nih!
Berry06: makasieee udah mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!