NovelToon NovelToon
Where Are You?

Where Are You?

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Persahabatan / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Agnettasybilla

Kalea Ludovica—murid paling keras kepala seantro SMA Bintang dan salah satu murid yang masuk dalam daftar jajaran murid paling disegani disekolah. Masa lalunya yang buruk karena sering dikucilkan keluarga sampai kematian sang adik membuatnya diusir dari rumah ketika masih berusia tujuh tahun.
Tuduhan yang ia terima membuat dirinya begitu sangat dibenci ibunya sendiri. Hingga suatu ketika, seseorang yang menjadi pemimpin sebuah geng terkenal di sekolahnya mendadak menyatakan perasaan padanya, namun tidak berlangsung lama ia justru kembali dikecewakan.

Pahitnya hidup dan selalu bertarung dengan sebuah rasa sakit membuat sebuah dendam tumbuh dalam hatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agnettasybilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 7

Melihat kedatangan most wanted ke kantin utama tepatnya dibelakang kelas sebelas, membuat jeritan di kantin semakin heboh. Murid-murid perempuan hanya bisa menatap kelima cowok itu dari tempat mereka.

GS, Adit, Bobby, Haris dan Zion kini memilih duduk di pojokan kantin. Sudah sejak lama meja yang mereka tempati ini menjadi hak milik mereka ketika datang ke kantin utama sekolah. Walau tempat tongkrongan biasa mereka berada di kantin bawah tetap saja meja itu tidak bisa ditempati siapapun.

Sementara di meja lain, Kalea begitu serius mendengarkan pembicaraan Letta tentang kelima cowok yang memilih duduk dipojokan sana.

"Lo liat kelima orang itu Lea. Mereka itu terkenal sampai tetangga sekolah kita, bukan karena mereka ganteng, tapi karena geng yang mereka bentuk sejak tiga tahun lalu..."

Wait... Geng? Jadi kakak gue punya geng. Kenapa gue baru tau hal itu," gumam Kalea dalam hati ketika melirik Zion sedang tertawa di meja pojok

"Cowok yang antarin lo tadi pagi ke kelas namanya Gabriel, biasa sih dipanggil GS..."

"Wajah baby face dia itu berbanding terbalik sama kelakuannya yang begitu bar-bar. Dia itu anak Om Hadi, pemilik sekolah kita ini. Gue rasa lo pasti kenal sama pria itu," lanjut Letta.

Kalea menganggu paham. Siapa yang tidak kenal dengan pebisnis kaya seperti Hadi Pratama. Perusahaannya dimana-mana, mulai dari hotel, restoran, sampai bidang otomotif.

Tak heran jika anak-anak SMA Bintang kerap meneguk ludah kasar mengamati kendaraan yang berganti setiap harinya dibawa oleh Gabriel.

"Nah.. selain dia juga baik nolongin lo, dia itu punya sifat temperamen. Maksud gue kadang baik dan kadang seenaknya."

"Lo bakalan lihat sifat asli dia kalau dia gelut sama musuhnya. Percaya atau gak dia tetap terlihat cool kalau udah berantam," tambah Letta tercengir lebar membuat Kalea mengerutkan sudut bibirnya.

"Kalau cowok yang gak ada sopan--angkat kaki itu namanya Aditya Naufal, humornya banyak. Dia sering buat GS marah-marah karena sifatnya. Rumornya sih kak Adit lagi dekat sama kakak kelas, namanya Miranda satu lagi, Adit termasuk cowok yang paling bisa dalam bidang IT gitu," jelas Letta sesuai dengan apa yang ia tahu tentang mereka.

"Adit sama Miranda udah putus kali beberapa jam lalu. Katanya Kak Miranda dekat sama cowok lain, jadi dia cemburu dan minta putus," sanggah Ana membenarkan.

"Kok gue gak tau ya. Kabar darimana coba?"

"Tadi gue gak sengaja dengar dari adik kelas yang biasa kasih kabar gitu, macam lambe turah," kata Ana.

"Pantaslah."

"Eh, lanjut ya sampai gue lupa sama mereka. Dia Bobby Pradibta, cowok yang duduk di sebelah kanan Gabriel, jagonya main basket sama kayak lo.." kata Letta.

"Dia tangan kanan GS kalau dia lagi gak ada."

"Gue dulu yang jelasin, asik lo ajah," potong Ana mengibas rambut panjangnya.

"Bilang ajah lo iri," sindir Letta.

"Gak guna gue iri sama lo," balas Ana tidak kalah ngeri.

"Aish, lanjut gak nih?" ujar Kalea bermaksud melerai keduanya.

"Hmm gue lanjut," kata Ana. "Itu yang lagi baca buku namanya Haris Bakti Efendy. Ngomongnya irit bangat, kayak kalau ngomong bayar."

"Dia cowok pintar dari keempat cowok yang Letta jelasin tadi. Pernah harumin nama sekolah kita di tingkat nasional dalam perlombaan Matematika sama Fisika. Pokoknya pintar markotop deh," ujar Ana.

"Kalau kakak lo gak perlu lagi lah dijelasin. Gantengnya ngalahin Shawn Mandes dan jago mainin macam alat musik. Kakak lo memang ter the best," sambung Ana mengangkat jempolnya ke arah Kalea yang mengulas senyum tipis.

"Lo tau gak, selama ini Letta suka kak dimas, kakak LO!!" pekik Ana menutup mulutnya menahan tawa.

Mendadak wajah Ana berubah murung. "Sayangnya, kakak lo gak pernah lirik Letta."

"Lo ingat pas di rumah lo dulu, yang waktu tangan dia ada luka. Kak Zion slow respon sama Letta, jadi kan kasian lihatnya."

Kalea ingat kejadian itu, dimana saat itu tangan Letta teriris pisau, kakaknya hanya melengos pergi dari ruang tamu.

Saat mereka asik bercerita, gebrakan meja yang tiba-tiba membuat Kalea, Letta juga Ana begitu kaget. Keduanya melotot saat Clara-sosok yang ditakuti murid lain berdiri di hadapan mereka.

Sementara Kalea yang tidak tahu siapa itu hanya bisa bingung sendiri menatapnya.

Sadar akan kedatangan setan, Letta langsung menyiku perut Ana. Mereka saling tatap. Mereka begitu tega tidak menceritakan bagian terpenting yang perlu di ketahui di sekolah ini. Asik ceritain most wanted sampai lupa ceritain sosok penunggu di sekolah. Maksudnya Clara. Hehehe.

"Lo yang namanya Kalea?" Clara bertanya dengan menaikkan kedua alisnya.

Clara Danica Esther. Pentolan SMA Bintang yang suka memakai seragam kurang bahan dipadu dengan makeup menor di wajahnya. Hobinya satu yaitu membuli junior yang bersanding dengannya.

Pernah kejadian seorang junior perempuan kelas sepuluh ia bully begitu sadis. Mengerjainya pulang sekolah, menyiram gadis itu dengan air cucian piring di kantin dan parahnya mengunci gadis itu satu malaman di gedung sekolah yang lama.

Mendengar namanya disebut, Kalea mendongak lalu mengangguk dan beradu tatap dengan Clara.

"Iya Kak. Gue Kalea, ada apa ya?" tanyanya lembut menatap Clara yang memutar bola matanya ke arah lain.

"Gue kira lo secantik yang mereka katakan, nyatanya lo gak ada bedanya sama cewek-cewek gak jelas di luaran sana," tutur Clara membuat Kalea bangkit dari duduknya kemudian menatap nyalang Clara.

Kalea melirik nametag yang tertera di dada kiri cewek itu. Clara Danica. Namanya tidak sesuai dengan kelakuannya yang buruk.

Lala teman sekelas Kalea rupanya berada dibelakang gadis itu dengan wajah yang tersenyum sinis menatapnya membuat Kalea mendengus kesal.

Kalea jelas tidak terima jika dikatain seperti itu. Saat Clara hendak menyentuh dirinya, Kalea refleks menepis tangannya dengan kasar.

"Gue gak kenal sama lo!" tandas Kalea. Terdengar menantang, mengalihkan semua orang ke arah mereka.

Sebaliknya Clara justru mendecih. "Makanya gue pengen kenalan sama lo..."

"Gak penting buat gue. Cara lo buat kenalan gak sopan..." balas Kalea membuat Clara mengerutkan keningnya.

"Lo ngelawan gue?!" Clara melangkah maju mendekati Kalea.

Suara Clara yang tiba-tiba meninggi mengalihkan pandangan semua orang kepada mereka. Bagaimana tidak, mereka yang merasa lemah tidak akan punya nyali melawan anak dari salah satu donatur sekolah ini.

"Kenapa? Kamu duluan yang gak sopan ngomong. Kenal juga gak tapi berani sarkas sama orang. Apa omongan aku salah?" imbuh Kalea masih berbicara dengan sopan.

"Tcih! Lo nantangin?" Clara semakin menepis jaraknya.

"Aku ngga nantangin, tapi sebagai senior di sekolah ini kamu harusnya jaga sikap, bisa jadi contoh bukan seenaknya..."

Jantung Letta dan Ana seperti melompat ditempat. Ucapan Kalea sanggup membuat mulut semua orang yang berada di kantin menganga tidak percaya.

Baru kali ini ada yang berani melawan Clara, dan itu jelas murid baru yanh belum 24 jam ini menyandang sebagai murid SMA Bintang.

"Jaga omongan lo ya. Lo gak berhak ngomong gitu ke gue, lo belum tahu siapa gue!" bentak Clara dengan tangan mengepal disisi rok abu-abunya.

"Justru karena gue gak tau makanya gue berani ngomong gitu." Nada suara Kalea meninggi mengalihkan pandangan semua orang pada mereka. Terlebih sosok laki-laki yang sejak tadi mengamati mereka bersama rekannya.

Cari mati lo Clar ngajak singa siang bolong gini ribut, ujar Zion dalam hati disusul senyum miringnya.

"Dia benaran adik lo Zi? kok jadi beda gitu yah auranya," lontar Adit melirik Zion yang meneguk lemon tea nya.

"Masih belum seberapa..." tukas Zion.

***

"DIAM LO!! sekali lagi lo ngomong, gue hajar lo disini!"

"Gue engga takut sama lo. Kira-kira orang lain bakalan ngomong apa kalau kakak kelas ngajak ribut sama adik kelasnya hah.."

Clara hanya bisa mendegus kesal dengan sepasang bola matanya melirik sekitarnya. Semua mata tengah memandangnya.

"Mau nampar gue, iya? Kasian bangat sih jadi orang, sekolah ditempat elit gini bisanya cuman main kasar doang. Mending lo cabut deh sana!" ujar Kalea mengibas tangannya di hadapan Clara yang tampak menahan amarahnya sejak tadi.

"Awas lo. Tunggu pembalasan gue!" ancam Clara lalu berlalu dari sana.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!