NovelToon NovelToon
Perenggut Malam Pertamaku

Perenggut Malam Pertamaku

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / One Night Stand / Cinta Terlarang / Menikah Karena Anak
Popularitas:848.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: Nana 17 Oktober

"Brengseek! Apa yang kau lakukan pada istriku?"

"I...itu suara Bastian. Lalu.. lalu siapa yang sedang berada di atas tubuhku?" batin Ingrid yang tiba-tiba wajahnya menjadi pias.

"Aku hanya ingin mencicipi barang baru milik kakak. Ternyata sangat nikmat," ucap Marcell dengan senyuman mengejek nampak tersungging di bibirnya menatap ke arah Bastian. Seolah puas melihat api kemarahan di mata Bastian yang datang bersama seorang pria itu.

Malam pengantin yang seharusnya menjadi malam sakral bersejarah dan paling membahagiakan bagi seorang pengantin menjadi malam tragis awal mula kehancuran Ingrid setelah mengetahui bahwa yang mengambil kesuciannya bukanlah suaminya, melainkan adik iparnya yang bernama Marcell. Pria yang terkenal playboy dan tidak berguna.

Bagaimana nasib pernikahan Ingrid setelah malam itu? Apakah Bastian akan berlapang dada menerima Ingrid ataukah menceraikan Ingrid yang telah ternoda di malam pertama pernikahan mereka itu?

Yuk, ikuti ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31. Mencari Informasi

Ani mengelap keringat dingin di tubuh Ingrid. Melihat Ingrid sudah tenang dan tidur, akhirnya Budi dan Ani pun meninggalkan kamar anak dan menantunya. Marcell menyelimuti Ingrid dengan tatapan sendu.

"Apa sebenarnya yang terjadi sama kamu? Kenapa kamu tiba-tiba histeris dan ketakutan saat melihat aku? Jangan bilang kamu trauma karena kejadian dulu," gumam Marcell yang mengingat bagaimana ketakutan dan histerisnya Ingrid tadi saat melihat dirinya.

Marcell memberanikan diri mengusap kepala Ingrid dengan lembut. Satu kecupan hangat penuh kasih sayang di daratkan Marcell di kening Ingrid. Pemuda itu membaringkan tubuhnya di samping Ingrid, lalu memberanikan diri memeluk wanita yang sudah resmi menjadi istrinya itu. Mencoba memberikan dekapan hangat agar Ingrid merasa nyaman.

Saat pagi hari menyapa, Marcell bangun lebih dulu dari Ingrid. Marcell tidak ingin Ingrid tahu kalau dari semalam dirinya tidur mendekap Ingrid. Marcell memilih keluar dari kamarnya hendak berjalan-jalan di luar, namun Marcell malah berjalan menuju dapur saat mendengar ada suara talenan dan pisau yang beradu menandakan ada orang yang sedang memasak di dapur.

"Bunda mau masak apa?" tanya Marcell yang melihat Ani sedang mengiris bawang.

"Astaga.." ucap Ani seraya memegang dadanya karena terkejut mendengar suara bariton Marcell.

"Maaf, aku ngagetin bunda, ya?" ujar Marcell tersenyum tipis tak enak hati.

"Iya, nih. Bunda kaget dengar suara kamu," sahut Ani lantas tersenyum tipis.

"Mau masak apa, Bun? Biar aku bantu," tawar Marcell.

"Kamu bisa masak, Cell?" tanya Ani mengernyitkan keningnya menatap Marcell.

"Bisa dikit-dikit, Bun. Soalnya dulu suka bantu ibu. Ibu dulu punya usaha katering," sahut Marcell jujur. Karena itu juga Marcell membuka kafe. Marcell punya sedikit ilmu memasak yang diajarkan oleh mendiang ibunya.

"Oh, ya? Beruntung sekali Ingrid punya suami kayak kamu," ujar Ani tersenyum tipis seraya kembali melanjutkan aktivitasnya mengiris bawang.

"Bunda terlalu memuji," sahut Marcell, kemudian mulai membantu Ani memasak.

Ani tersenyum melihat Marcell yang cekatan membantunya memasak. Ani benar-benar tidak menyangka, kalau Marcell yang sebelumnya berpenampilan seperti anak berandalan dan katanya suka nongkrong sana sini itu ternyata bisa memasak.

Ani merasa senang karena Marcell ternyata juga enak di ajak ngobrol, hingga tanpa terasa mereka sudah selesai memasak. Tentu saja Marcell enak di ajak ngobrol, Marcell sudah terbiasa hidup di luar rumah dan bergaul dengan banyak orang, baik pria maupun wanita, tua maupun muda. Marcell bisa bergaul dengan siapapun dan memiliki banyak kenalan orang-orang dari berbagai kalangan di luar sana.

Ani merasa takjub melihat Marcell begitu pintar menata makanan yang mereka masak, hingga terlihat menarik seperti makanan yang dihidangkan di restoran.

"Sepertinya kamu lebih pintar memasak daripada bunda," ujar Ani seraya membawa masakan yang sudah matang dan di plating Marcell ke meja makan.

"Ah, mana mungkin? Bunda terlalu merendah," sahut Marcell tersenyum tipis.

"Terima kasih sudah membantu bunda memasak," ucap Ani tulus.

"Bunda nggak perlu berterima kasih. Aku merasa senang bisa membantu bunda. Kegiatan kita pagi ini mengingatkan aku pada kegiatanku dengan mendiang ibuku. Biasanya sebelum berangkat sekolah, aku selalu membantu ibu memasak," sahut Marcell mengingat masa lalu.

"Ibumu pasti sangat menyayangimu," ujar Ani menatap Marcell. Pemuda itu hanya tersenyum tipis dengan wajah yang terlihat sendu.

Usai membantu Ani memasak, Marcell kembali ke kamarnya dan melihat Ingrid yang baru keluar dari kamar mandi mengenakan bath robe. Ingrid sempat terkejut melihat Marcell yang tiba-tiba masuk, namun sesaat kemudian Ingrid mengalihkan pandangannya dari Marcell dan membuka lemari pakaiannya.

Marcell nampak canggung, demikian pula dengan Ingrid. Padahal biasanya Marcell bisa berkomunikasi dengan siapapun. Namun entah mengapa saat ini Marcell bingung harus bicara apa pada Ingrid.

Akhirnya Marcell membuka pintu lemari pakaiannya di sebelah Ingrid dan mengambil pakaiannya, setelah itu Marcell pun masuk ke kamar mandi.

Beberapa menit kemudian saat keluar dari kamar mandi, Marcell sudah memakai celana jeans di padu dengan kaus polos dan kemeja lengan panjang yang tidak dikancingkan. Terlihat santai, tapi tetap sopan dan yang pastinya tampan.

Sedangkan Ingrid juga sudah memakai pakaian kantor rapi dengan make-up natural yang membuat wajahnya terlihat semakin cantik.

"Em, Grid, ini untuk membeli semua kebutuhan kamu. Nomor Pin-nya tanggal pernikahan kita," ucap Marcell seraya menyodorkan kartu ATM pada Ingrid.

"Aku punya uang untuk mencukupi kebutuhanku sendiri," ucap Ingrid yang akhirnya bicara juga, namun tanpa mau menatap Marcell.

"Itu adalah uang kamu. Aku sebagai seorang suami berkewajiban memberikan nafkah sama kamu, meskipun kamu punya uang sendiri," ujar Marcell yang masih menyodorkan kartu ATM pada Ingrid.

"Kewajiban? Nafkah?" tanya Ingrid tanpa mau menatap Marcell.

"Iya," sahut Marcell.

"Saat aku menerima nafkah dari kamu, berarti aku harus melakukan kewajibanku sebagai istri kamu, 'kan? Maaf, aku nggak bisa menjalankan kewajiban sebagai seorang istri. Pernikahan ini.. bukan keinginanku," ucap Ingrid yang dua kata di bagian belakang kalimatnya terdengar pelan. Bahkan mata Ingrid terlihat berkaca-kaca. Namun Ingrid langsung membalikkan tubuhnya, lalu mengambil tasnya dan keluar dari kamar itu.

Marcell tiba-tiba kehilangan kosa kata untuk diucapkan setelah mendengar apa yang dikatakan Ingrid barusan. Marcell menghela napas panjang, lalu meletakkan ATM itu di meja rias Ingrid.

Ingrid menghapus air matanya setelah keluar dari kamarnya, tidak ingin kedua orang tuanya melihat dirinya menangis. Melangkahkan kakinya menuju ruangan makan.

Tak lama kemudian Marcell pun menyusul Ingrid. Saat tiba di ruangan makan, ternyata Budi yang sudah mengenakan seragam kerjanya juga baru saja masuk ke dalam ruangan makan itu.

"Wah, semua makanan ini penampilannya terlihat menggugah selera, beda dari biasanya. Apa bunda memesan makanan online?" tanya Budi menatap semua makanan yang di sajikan begitu menarik.

Ingrid pun menatap semua makanan yang tersaji itu. Entah mengapa Ingrid yang sejak mengandung malas makan itu tiba-tiba berselera melihat semua makanan itu.

"Tadi bunda di bantu Marcell memasak. Ini semua Marcell yang plating, hingga jadi cantik dan menarik kayak gini. Ternyata Marcell pintar memasak, Yah," sahut Ani nampak senang.

"Oh, ya?" sahut Budi takjub.

"Bunda terlalu memuji. Aku hanya membantu sedikit, kok," sahut Marcell merendah.

"Orang yang kerja di kafe memang beda, ya? Ya, sudah, ayo makan! Ayah sudah tidak sabar ingin mencicipi semuanya. Lagian ayah juga tidak mau terlambat masuk kerja," sahut Budi nampak bersemangat.

Ani pun mengambilkan nasi untuk Budi, begitu pula dengan Ingrid yang mengambilkan nasi untuk Marcell. Ingrid tidak ingin ditegur kedua orang tuanya lagi karena tidak melayani Marcell di meja makan.

Empat orang itu akhirnya makan tanpa bicara lagi. Mereka nampak sangat menikmati sarapan pagi mereka.

Usai sarapan Ingrid dan Budi pun berangkat ke tempat kerja mereka masing-masing. Sedangkan Marcell nampak kembali ke dalam kamarnya. Marcell mengeluarkan gawainya dari saku celananya, lalu menghubungi seseorang.

"Bik, aku akan ke rumah sakit. Tolong carikan aku informasi, apakah Ingrid berobat ke rumah sakit tempat bibi bekerja atau tidak. Carikan informasi detailnya, ya, bik!" pinta Marcell seraya memegang dada kirinya yang terasa sedikit nyeri sejak jatuh bersama Ingrid semalam.

*

Beberapa menit kemudian, Marcell sudah tiba di rumah sakit, lalu masuk ke sebuah ruangan.

"Apa yang terjadi?" tanya seorang dokter pria yang berada di ruangan itu.

"Saya semalam terjatuh, dok. Dada saya rasanya nyeri," jawab Marcell.

"Coba buka pakaian kamu, biar saya lihat," pinta sang dokter.

Marcell pun membuka kemeja dan kaus yang dikenakannya. Dokter itupun mengamati luka di dada Marcell.

"Harusnya kamu lebih hati-hati. Meskipun di bagian luarnya sudah terlihat kering, tapi luka kamu ini belum sembuh sepenuhnya," ujar dokter yang nampaknya sudah akrab dengan Marcell itu seraya memeriksa luka Marcell.

Cukup lama Marcell berada di ruangan itu, hingga akhirnya keluar dan menemui seorang wanita.

"Bik, bagaimana? Apa bibi mendapatkan informasinya?" tanya Marcell tidak sabar.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Galih Pratama Zhaqi
menikhkn anak perempuanmu dg Marcel km tdk akn kcwa pak budi,,
Galih Pratama Zhaqi
jngn menilai orng dr kesingnya saja papa camer ok,
Saroh Betun
si Nindy rai ghedeg😡😡😡
Samsul Hidayati
good utk papa Hugo yg bijaksana memberikan hukuman pada bastian
Samsul Hidayati
Inggrid buka hatimu utk Marcel dia sayang betul sama kamu itu
Mamath Ziad Malik
tahu diri donk nindi mana harga diri sebagai wanita
Asri Fatmawati
Wah si nindy dapat nontonan film dewasa gratis..lumayan nggak perlu kebioskop ya nin😂😂
Muhamad Sukirno
top banget ceritanya,,aku suka aku suka
Yuliarti
good job Marcell..,.. biar nyaho Tah si Nindy teh Mun Marcell teh bogohna KA Ingrid, Ari maneh Nindy sok asa pang gelisana pisan atuh/Smile/
Asri Fatmawati
Bagus grid jgn dikasih celah bibit pelakor nih
Asri Fatmawati
Jangan boleh grid kyk ada cowok laen aja.. kurang kerjaan si Nindy nih
👁️‍🗨️eHa🦄
sambung
👁️‍🗨️eHa🦄
sudah tahu marsell sudah punya isteri masih minta tolong di suruh² jd pacar² bohongan segala.apa g mikir itu bakalan jd masalah dikemudian harinya.
Pa Muhsid
wkwkwk gimana Nindy rasanya nonton acara live, enak an pasti nyesek 🤪🤪🤪
Alif 33
dan Nindy hanya jadi penonton,... diiihhhhh kasian nya.... 🤣🤣🤣🤣, situ waras? masih mau nonton adegan selangor 😆😆😆😆😆😆
Ass Yfa
Marcell juga harus tegas.. tak ada pertemanan antara dua orang pria dan wanita, salah satunya pasti baper
viva vorever
ceritanta bagus pakai banget...salam kenal kakak...baru pertama jumpa dgn karyamu setelah tersesat lama diapp sebelah
Lovely_88
Uda sadar diri loe laki OGEB gt aja baru loe nyadar temen apaan itung2'an belajar loe dr kesalahan ama tu kunti jgn loe lg2 ye kgk teges ma kunti2 calon pelakor2 dedemit rawa belong bisa gw cemplungin loe kelaut dah Cel 😤😤😤
moon
kena deh 😤
tse
wes mudeng urung di... jangan memaksakan perasaan yang bukan untuk mu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!