Di tengah-tengah kemelut perang, seorang gadis muda yang berbakat, Elena, tergabung dalam unit pasukan khusus. Dalam sebuah misi yang kritis, kesalahan bermanuver mengakibatkan kematian tragis.
Namun, alih-alih menemukan ketenangan di alam baka, jiwanya terbangun kembali dalam tubuh gadis polos bernama Lily, seorang siswi SMA yang kerap menjadi sasaran bully dari teman-temannya.
Dengan kecerdasan militer yang dimilikinya, Elena mencoba untuk memahami dan mengendalikan tubuh barunya. Namun, perbedaan antara kehidupan seorang prajurit dan remaja biasa menjadi penghalang yang sulit dia atasi.
Sementara Elena berusaha menyelaraskan identitasnya yang baru dengan lingkungan barunya, dia juga harus menghadapi konsekuensi dari masa lalunya yang kelam. Di sekolah, Lily mulai menunjukkan perubahan yang mengejutkan, dari menjadi korban bully menjadi sosok yang tegas dan berani.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Serangan Pertama
Lily baru saja berganti pakaian saat Mona memanggilnya untuk sarapan, dia berjalan menuju kamar depan dan melihat Damian yang tengah membereskan seluruh pakaiannya ke dalam tas.
"Kau ingin pergi?" tanya Lily sambil berjalan mendekat. Damian mengganggukan kepala.
"Aku terlalu lama tinggal di tempat ini, ada banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan," jawab pemuda itu, nadanya terdengar sangat datar, membuat Lily mengerutkan dahi.
"Apakah ada masalah?"
Damian melirik kemudian mengganggukan kepalanya. "Sedikit!"
Sikap Damian membuat Lily sedikit terganggu, "Tidak ingin bercerita denganku?"
Damian tersenyum tipis, "Aku seorang anak laki-laki dari keluarga, tidak mungkin jika harus berbagi kesulitan dengan orang lain."
Lily kembali mengerutkan dahi, "Baiklah jika kau memang menganggap aku sebagai orang lain, mulai saat ini aku tak perlu mengkhawatirkanmu lagi,"
Gadis itu segera beranjak menuju dapur dan bergabung bersama dengan anggota keluarganya yang lain, mereka akan segera menikmati sarapan, Mona telah mempersiapkan nasi goreng spesial untuk hidangan pagi ini.
Damian muncul kemudian mendudukkan dirinya tepat di samping Lily, dia melirik ke arah gadis itu, namun Lily sama sekali tidak memperdulikannya.
"Kau marah?" tanya Damian, Lily hanya menggelengkan kepalanya.
"Lalu?" Damian menatap lekat pada gadis itu, dia merasa tidak terbiasa diabaikan oleh Lily.
"Makanlah, kau bisa pergi setelah sarapan." ucap Lily sambil mengambil piring kemudian menuangkan nasi goreng sekaligus telur dadar untuk Damian.
"Nak Damian mau pergi? Kenapa? Apakah tidak nyaman tinggal di rumah ini?" tanya Mona sambil menatap pemuda itu.
"Tidak seperti itu, ada banyak pekerjaan yang telah aku tinggalkan selama ini dan sekarang waktunya untuk kembali."
"Ooh..." Mona dan Rasti hanya ber oh ria, sedangkan Lily mulai menyuapkan nasi goreng ke dalam mulutnya, dia sama sekali tidak memperdulikan Damian lagi.
Selesai sarapan Damian segera berpamitan kepada semua orang, namun Lily sama sekali tidak menemuinya. Dia menghabiskan waktunya di dalam kamar, mengotak-atik laptop sambil sesekali menuliskan sesuatu pada buku diary miliknya.
Damian menatap ke belakang sebelum memasuki mobil yang terparkir di depan rumah kontrakan milik Lily, namun gadis itu sama sekali tidak menunjukkan batang hidungnya, hingga membuat Damian langsung merasa frustasi.
Bastian yang melihat hal itu mengerutkan dahi, dia telah bekerja selama 4 tahun terakhir pada Damian, namun pemuda itu selalu saja tenang dan tenang, tidak pernah menunjukkan emosi dalam dirinya. Tapi kali ini Damian sedikit berubah, dia seolah memiliki perasaan terhadap gadis yang ditinggalkannya itu.
"Bos!" panggil Bastian.
Damian memasuki mobil, seketika suasana menjadi sangat hening. Aura pemuda itu terasa begitu dingin, membuat Bastian merasakan bulu kuduknya berdiri.
"Berangkat!" ucap Damian, Bastian menganggukkan kepala, kemudian mulai mengendarai mobilnya meninggalkan tempat itu.
Mobil melaju dengan kecepatan tinggi, menuju ke tempat yang tidak diketahui banyak orang. Itu adalah markas yang didirikan oleh Damian sebelumnya, sebagai tempat di mana seluruh anak buahnya berkumpul.
Damian baru saja mendengar kabar, bahwa barang yang dikirimkan oleh mister X telah diambil alih dari tangannya oleh orang yang tidak dikenal, hal itu tentu saja membuatnya sangat murka. Dia kehilangan banyak sekali uang, karena tindakan yang diperbuat oleh orang tersebut.
Setelah menempuh perjalanan selama 4 jam, akhirnya mobil sampai di sebuah gedung yang sangat besar, bangunannya terlihat megah dan megah, memiliki empat lantai dengan halaman yang sangat luas dan penjagaan yang begitu ketat.
Damian segera keluar dari mobil, kemudian masuk ke dalam ruangannya. Orang-orang terlihat menundukkan kepala mereka tanpa ada yang berani bertatapan mata dengan Damian.
"Bos!" panggil Bastian, dia menyerahkan 2 map berwarna hijau untuk di periksa.
Damian membacanya, tak lama raut wajah pemuda itu langsung berubah. Tatapannya begitu tajam, sambil melirik ke arah anak buahnya.
"Pekerjaan kecil seperti ini kalian semua tidak bisa menyelesaikannya dengan baik? Lalu apa yang bisa kalian lakukan? Mengikutiku berarti kalian siap untuk bekerja lebih keras dari biasanya, aku benar-benar kecewa!" ucap Damian sambil menggebrak meja.
"Bos, mereka adalah perkumpulan mafia Black Eagle, memiliki hubungan dengan pemerintah setempat, sehingga kami tidak bisa berbuat banyak." ucap salah seorang anggotanya sambil menundukkan kepala.
Damian melirik ke arahnya, dia berjalan dengan tenang kemudian meraih kerah kemeja pria itu dan mencengkramnya. "Ingin membela diri?"
Pria itu hanya menggelengkan kepala, dia mengetahui dengan jelas tempramen tuan mudanya, Damian bukanlah orang yang bisa memaafkan dengan begitu cepat, dia pasti akan mengirimkan orang untuk mencari tahu.
"Sial!" Damian melemparkan tubuh pria itu dengan sangat kasar, dia kembali berjalan menuju ke kursinya, duduk sambil bertopang dagu.
"Kirim orang untuk memata-matai mereka!"
Bastian menganggukkan kepala, dia segera keluar untuk mengatur orang yang di percayainya. Mood Damian seketika hancur, sejak keluar dari rumah kontrakan Lily, pemuda itu menjadi lebih pemarah.
***
Lily masih mengotak-atik laptopnya, dia baru saja menerobos masuk ke sistem milik salah satu perusahaan terkemuka yang bernama DF Company milik keluarga Ferdinand.
Gadis itu bahkan telah berhasil meretas CCTV dari beberapa jalan yang penting, dia akan mempersiapkan pembalasan yang paling menyedihkan, untuk keluarga dari orang-orang yang telah membully pemilik tubuh sebelumnya.
Selama ini Lily bahkan telah mengamati beberapa keluarga besar, dendamnya terhadap Yura dan kawan-kawan tidak pernah menghilang. Dia akan membalas mereka satu persatu dengan sangat keji, sebagaimana yang telah diperbuat oleh gadis-gadis tersebut terhadapnya beberapa bulan yang lalu.
Meskipun Lily berpikir untuk menjebloskan orang-orang tersebut ke dalam penjara, namun undang-undang tidak akan membelanya. Yura baru saja berusia 17 tahun, sedangkan batas untuk dewasa minimal memiliki usia di atas 18 tahun.
"Jika hukum tidak bisa menyentuh mereka, maka aku sendiri yang akan membuatnya menggelepar," ucap Lily sambil tersenyum tipis. Gadis itu kembali berselancar di atas keyboard laptopnya, untuk mencari tahu lebih banyak tentang keluarga Ferdinand.
Hari-hari gadis itu di habiskan dengan bekerja dan bekerja, dia tidak lagi memikirkan Damian, lagi pula pemuda itu menganggapnya sebagai orang lain, jadi dia tidak perlu terlalu mengharapkannya.
Lily bekerjasama dengan beberapa perusahaan besar, dia resmi menjadi salah seorang hacker yang paling terkenal, namun menyamarkan namanya menjadi Miss L.
Kesehariannya menjadi semakin sibuk, bahkan Mona seringkali marah-marah karena gadis itu mengabaikan kesehatannya. Namun rekeningnya semakin lama semakin gemuk, yang membuat Lily menjadi lebih bahagia lagi. Dalam jangka waktu 6 bulan kedepan dia bisa saja membeli sebuah kediaman yang mewah, dengan beberapa mobil untuk seluruh anggota keluarganya.
Hari ini pemberitaan tiba-tiba saja menjadi heboh, akibat sebuah akun yang mengunggah beberapa video ke media sosial. Dia memperlihatkan sosok Yura, gadis berusia 17 tahun yang sangat gemar berpesta dan bergonta-ganti pasangan. Bahkan akun tersebut menuliskan caption "Perilaku nona muda kesayangan keluarga Ferdinand."
Postingan tersebut mendapatkan komentar hingga belasan ribu dari netizen, bahkan telah diunggah sebanyak 5000 kali yang membuat keluarga Ferdinand langsung kelabakan, mereka kesulitan untuk menghentikan penyebaran berita tersebut, hingga akhirnya membuat nama besar keluarga mereka jadi tercoreng.
Bahkan di hari berikutnya, sebuah video yang menunjukkan keganasan Yura pada saat mendorong Lily di atas tangga sekolahnya kembali menjadi perbincangan orang-orang, video tersebut berdurasi 30 detik dan berhasil membuat kecaman bagi keluarga besar Ferdinan, bahkan beberapa rekan bisnisnya mulai mempertimbangkan kembali keinginan mereka untuk bekerjasama.
Pukulan telak langsung di rasakan oleh keluarga besar itu, mereka bahkan telah melarang Yura untuk keluar dari rumah, mengingat saat ini ada begitu banyak wartawan yang menunggu gadis itu di depan gerbang kediaman mereka.