NovelToon NovelToon
Bidadari Penghapus Luka

Bidadari Penghapus Luka

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / nikahmuda
Popularitas:7M
Nilai: 4.6
Nama Author: ujungpena90

Hasna berusaha menerima pernikahan dengan seorang laki-laki yang tidak pernah ia kenal. Bahkan pertemuan pertama, saat keduanya melangsungkan akad nikah. Tak ada perlakuan manis dan kata romantis.

"Ingat, kita menikah hanyalah karena permintaan konyol demi membalas budi. jadi jangan pernah campuri urusan saya."
_Rama Suryanata_


"Terlepas bagaimanapun perlakuanmu kepadaku. Pernikahan ini bukanlah pernikahan untuk dipermainkan. Kamu telah mengambil tanggung jawab atas hidupku dihadapan Allah."
_Hasna Ayudia_

Mampukah Hasna mempertahankan keutuhan rumah tangganya? Atau justru menyerah dengan keadaan?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ujungpena90, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Rama memperhatikan Hasna yang tengah berjalan menuju pintu gerbang dari balkon kamarnya. Tak lama kemudian, datang sebuah mobil berwarna putih dan berhenti tepat dihadapan Hasna. Mobil pun kembali melaju setelah Hasna naik dan duduk di kursi penumpang.

Lelaki itu tetap pada posisinya. Tiba-tiba pikirannya berputar pada kejadian tadi pagi. Dimana ia melihat sang istri begitu berbeda dari yang sebelumnya.

Perempuan itu terlihat begitu mempesona. Mata Rama benar-benar terpusat padanya. Ia begitu mengingat jelas bagaimana penampilan istrinya saat itu.

Hasna yang terbiasa menutup seluruh tubuhnya, terlihat berkali-kali lipat lebih mempesona hanya dengan berpenampilan seperti itu. Bahkan saat dia bersama Resty dulu, kerap pacarnya itu berpakaian seksi. Tapi entah mengapa Hasna terlihat jauh lebih menggoda hanya dengan berpakaian yang sangat sederhana. Bahkan tanpa polesan make up.

Hatinya mulai berdesir. Entah getaran apa yang menjalari hatinya saat ini. Hanya dengan membayangkannya saja sudah membuat jantungnya berdetak dua kali lebih cepat.

Cepat-cepat ia enyahkan pikiran itu. Hasna terlihat mempesona hanya karena ia menanggalkan pakaian yang menjadi identitasnya, tidak lebih.

***

Hasna sampai restoran tepat saat jam makan siang. Segera ia menuju ruangannya setelah berbasa basi dengan para pegawainya terlebih dahulu.

Sudah bisa dipastikan jika tumpukan map akan menghiasai meja kerjanya. Sengaja ia meminta laporan keuangan langsung dikirimkan ke restoran. Ia akan memeriksanya satu persatu, setelah "cuti" panjangnya seminggu yang lalu.

Namun langkahnya terhenti saat ada seseorang memanggil namanya.

"Hasna."

Perempuan berjilbab krem itu pun menoleh ke arah sumber suara.

"Mas Kevin?"

Kevin pun tersenyum dan berjalan mendekat ke arah Hasna.

"Sungguh kebetulan sekali bertemu kamu di sini." Ucap Kevin berbasa basi.

Karena tanpa sepengetahuan Hasna, dia beberapa kali makan siang di restoran ini. Berharap akan bertemu si pemilik restoran, tapi tujuannya tidak pernah tercapai, mungkin ini adalah keberuntungan bagi lelaki itu.

"Mas Kevin ada perlu sama Hasna?" Tanya perempuan itu.

Hasna sedikit merasa tidak enak jika seandainya ada keperluan yang mendesak, mengingat ponselnya ia matikan seminggu ini. Dan sekarang malah ponselnya tertinggal di kamar.

"Ah tidak. Hanya saja kebetulan saat aku kesini ketemu sama kamu." Jawab pemuda itu asal.

Hasna sedikit memaksakan senyuman saat mendengar jawaban yang diberikan oleh Kevin. Seolah lelaki itu memang tengah mencarinya. Karena sudah bisa dipastikan akan bertemu dengannya kalau berkunjung di restoran. Mengingat ia sudah memutuskan untuk memantau semua gerai usahanya dari restoran. Apalagi ruang kerjanya yang ada disini lebih luas dan nyaman.

Kevin merasa sedikit kecewa karena Hasna tidak menemaninya makan siang kali ini. Perempuan itu mengatakan akan menyelesaikan pekerjaannya, dan Kevin tidak memiliki alasan untuk menahannya. Tapi setidaknya sudah mengobati rasa rindunya pada perempuan itu.

***

Hasna kembali menjelang maghrib, karena mengambil mobilnya terlebih dahulu di rumah almarhum kakek.

Rama yang tengah bersantai di balkon kamarnya, sejenak memperhatikan mobil merah yang memasuki pekarangan rumahnya. Lelaki itu penasaran, siapakah yang datang ke rumahnya saat ini. Mengingat hanya dia, Hasna, juga Ivan yang mengetahui jika ia tinggal di sini sekarang.

Rama pun bergegas turun, ia ingin memastikan, siapakah yang datang. Disibaknya sedikit tirai yang menutupi jendela ruang tamunya.

Diperhatikannya mobil itu. Tak lama, keluarlah perempuan berjilbab krem dari dalam sana. Siapa lagi kalau bukan Hasna, istrinya.

Rama segera meninggalkan ruang tamu menuju dapur, sebelum Hasna memasuki rumah.

Selang beberapa menit kemudian, Hasna muncul dari balik pintu. Perempuan itu menyunggingkan senyuman tatkala menjumpai suaminya berada di dapur, yang tak jauh dari kamarnya.

Hasna melangkah mendekat ke arah Rama yang duduk di pantry. Laki-laki itu hanya melihatnya sekilas.

"Assalamu'alaikum, Mas." Ucap Hasna.

"Wa'alaikum salam." Jawab Rama tanpa menoleh ke arah istrinya.

Hasna meletakkan tas di atas meja makan, dan berjalan mendekat pada suaminya.

"Mau Hasna siapin sesuatu? Atau mas Rama mau makan?" Tawar Hasna.

Rama diam sesaat, tak langsung menjawab sang istri. Hasna tetap pada posisinya, berdiri di dekat lelaki itu. Dan itu, membuat Rama sedikit tidak nyaman.

"Tolong buatkan saya kopi, dan jangan terlalu manis." Ucap Rama pada akhirnya.

Seulas senyuman terbit di kedua sudut bibir Hasna, sungguh senyuman yang membuatnya semakin cantik. Dan itu tak luput dari pandangan Rama.

Hasna meletakkan secangkir kopi yang masih mengepulkan asap di hadapan suaminya. Sungguh aromanya sangat menggoda penciuman Rama.

Diangkatnya cangkir itu dan menyesapnya perlahan. Rasanya begitu pas di lidah. Sekali lagi ia sesap untuk merasai kenikmatan kopi buatan istrinya.

Sekali lagi, Hasna menampilkan senyuman saat sang suami menikmati kopi buatannya. Sejujurnya, perempuan itu ingin sesekali mendengar pujian atau bahkan komentar atas apa yang ia sajikan untuk suaminya. Tapi tak pernah sekalipun kata-kata itu keluar dari mulut sang suami.

"Mama meminta kita untuk makan malam di sana. Segera bersiaplah, kita akan pergi setengah jam lagi." Kata Rama pada istrinya.

"Baiklah, kalau begitu Hasna akan bersiap. Hasna pamit ke kamar dulu."

Perempuan itupun beranjak menuju ke kamarnya. Sungguh lucu sekali, disaat mereka telah menikah dan tinggal satu rumah, justru mereka menempati kamar yang berbeda.

***

Satu jam perjalanan mereka tempuh dalam kesunyian, selalu seperti itu. Hasna memilih diam, karena perempuan itu bingung jika akan memulai obrolan dengan suaminya. Sedangkan Rama lebih memilih fokus pada jalanan yang mereka lalui.

Jalanan cukup ramai malam ini, dan sedikit macet. Lampu merah pun masih menyala.

"Ehemm..."

Deheman Rama mengalihkan sedikit fokus Hasna yang memandang ke arah jendela di sampingnya. Sepertinya akan ada yang disampaikan oleh suaminya itu.

Terlihat lelaki itu mengambil sesuatu dari jok belakang. Sebuah paperbag berwarna ungu, dan menyerahkannya pada Hasna.

"Nanti berikan ini pada Nayla." Ucap Rama memecah kesunyian di antara mereka.

"Ada dua paperbag lagi, untuk mama dan juga papa." Lanjutnya.

Hasna Hanya mengangguk dan menoleh sekilas di jok penumpang. Ada dua bingkisan yang diperuntukkan untuk kedua mertuanya. Sungguh manis sekali.

Hasna diam tak menanggapi, hingga tak terasa mobil sudah memasuki pekarangan rumah keluarga Suryanata. Bunyi klakson membuat Bu Diana segera berdiri untuk menyambut putra dan menantunya di teras depan.

"Assalamu'alaikum, Ma."

"Wa'alaikum salam, sayang."

Hasna langsung mencium tangan mertuanya, dan disambut dengan pelukan hangat wanita paruh baya itu. Begitupun dengan Rama, melakukan hal serupa dengan yang dilakukan oleh istrinya.

"Dasar anak nakal, seminggu kalian ke Jepang, kenapa nggak ngasih Mama kabar?." Kata Bu Diana sambil menepuk punggung putranya.

Hasna dan Rama seketika saling pandang, keduanya pun tak menjawab.

"Emmm...Ma, Nayla di dalam?" Hasna mencoba mengalihkan pertanyaan mertuanya dengan pertanyaan lain.

"Iya, sayang, ayo masuk."

Ketiganya langsung menuju ruang makan, karena Pak Andi juga Nayla sudah menunggu di sana. Hasna dan Rama pun menyalami pak Andi.

"Mbak Hasna, Nay kangen." Ucap Nayla yang langsung memeluk kakak ipar perempuannya itu. Heboh sekali gadis satu ini.

"Iya mbak Hasna juga kangen sama semua yang ada di sini."

"Ah mbak Hasna bohong, buktinya Nay telepon, chat, nggak aktif hape nya." Protes Nayla.

Sungguh Hasna tak mempersiapkan jawaban ini. Tapi pikirannya mulai fokus saat ia menyadari jika ditangannya masih ada bingkisan.

"Oh ya, ini ada sedikit oleh-oleh buat kamu, semoga suka ya." Hasna menyodorkan paperbag ungu dihadapan adik iparnya.

"Ah...mbak Hasna.... Makasih ya udah repot-repot beliin." Ucap gadis itu dengan nada yang begitu manja.

Hasna hanya tersenyum mendengarnya. Kemudian menyerahkan dua paperbag kepada Bu Diana.

"Semoga Mama sama Papa suka ya."

"Makasih ya, sayang." kata Bu Diana.

"Sama-sama, Ma."

"Udah ayo, kita mulai makan malamnya. Papa sudah lapar nih." Canda Pak Andi.

Hasna dan Rama segera memposisikan diri untuk segera ikut makan malam bersama keluarga Suryanata.

***

1
Ati Marini
sehingga sya pula yg menitiskn air mata hahaa
Rena utami
siapapun lelaki normal pasti jatuh cinta sm hasna,
Rena utami
kasihan bgt bang kevin..sini bang, sm aku aja🤣
Rena utami
hmm sabarnya hasna...klo di dunia nyata, kamu udah ditinggal kabur lho rama....secara perlakuanmu ajib bgt...mending sm si kevin aja😁
Rena utami
aish, Rama..gitu aja kamu udah kepikiran..gimana klo ketemu Kevin? 😁
Rena utami
hayoo rama, byk sainganmu
sari emilia
bodoh nya hasna ini nyusahkn org n suami aja
sari emilia
engga jg...hy org hamil bodoh aja minta yg berlebihan bs ko g d turuti ga bkaln terjadi apa2 ko itu hy gadaan napsu setan...kl hasana bnr2 org beriman hrsnya tahu...cb aja bodoh tdk mlm2 minta yg aneh2 bs besok2 atau kpn2...bkti nya aku kl pengen sesuatu yg ku rs ga mungkin dan menyusahkn suami aku dian aja g hrs d turuti...bkti nya ank ku ga apa2....mlh dia lhir sempurna skrg udh sekolah otak nya pinter ngaji n hapalan nya bagus....krn aku sadar wanita hamil itu kl ga bs nyetir nabsu jd byk dosa byk buang2 mkanan...icip2 dikit buang...hasna mah wanita sholehah abal2 versi novel
sari emilia
nah hasna mati y biasa kl kopy paste drokor gy itu
sari emilia
bnr kt para ulama mendekati akhir zaman org bercumbu sdh terang2n tdk ada lg rs malu jgn suami istri yg ga suami istri pun sma...d novel ini lh sdh d gambar kn sm penulisnya
Najwa Najwa
knp ya aq lebih suka kl Hasna ma cavin
sari emilia
org kaya kenapa ga pesan aja ukur jait...jd ga robet kt2 nya jd byk sm dgn novel2 lain nya....kab berhijab ju kn ko kakehan polah
Nurhayati Nia
rasain kamu ramaa ayo Vann bikin lebih panas lagi biar si Rama nyadarrr
sari emilia
drakor lg kopypaste lg
Nurhayati Nia
sumpah thor aku ampe nyesek banget miris banget hati aku liat hasna yang tak di akui oleh suami nya sendiri 😭😭😭
Nurhayati Nia
sungguh kejamnya dirimu wahai ramaa
Nurhayati Nia
Hai thorr aku singgah
sari emilia
mk nya dah tuhir2 tu ga ush so2an nonton2 sgl ga berpaedah buang2 wakru...dosa jg....mk nya jd sial kn ban kempes d tangkap pol pp...mrs ga kl itu dosa yg kalian lakukn nonton tontonan yg ta senonoh kepergok petugas itu bkti teguran kl kalian itu melakukn dosa ga ngesa...kl aku ogah noton2 nontoh bioskop itu hy u org bodoh...mending d drmh atau istirahat d hotel kn aman
Yeppo🦌
bukannya dengan Rama tidak mengakui istrinya itu termasuk udah jatuh talak ya ??
maaf kalo salah 🙏
sari emilia
hitungan dokter itu slh...aku 2x hamil hitungn dokter sll slh hitungan aku n suami sll bnr....mn ada ngitung org hamil ky gitu...km menghitung ms pembuahan jd beda jauh dgb hitungn dokter yg sll meleset
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!