I'M The Antagonist

 Hari di mana Ella di jemput kembali ke mansion Alexander sudah tiba, dan ternyata masih sama dengan di kehidupan pertamanya, Ella di jemput oleh sopir pribadi Ayahnya dan juga kepala pelayan mansion Alexander, bukan oleh kedua orang tuanya sendiri, mereka benar benar tidak menganggap dirinya ada pikir Ella menertawakan hidupnya yang sangat miris.

'' Apa mereka berdua sibuk?'' tanya Ella datar.

Saat ini Ella sudah berada di dalam mobil yang akan membawanya kembali ke mansion orang tuanya, namun Ella sama sekali tidak ada rasa bahagia seperti di kehidupan pertamanya, yang akan tinggal bersama lagi dengan kedua orang tuanya, mungkin karna Ella sudah tahu apa yang akan terjadi membuatnya merasa biasa biasa saja, bahkan Ella hanya membawa beberapa potong baju saja yang di bawanya, karna setelah ini Ella berniat akan tinggal di apartemen.

'' Tuan dan Nyonya sedang ke luar negri, Nona '' jawab kepala pelayan dan Ella hanya menganggukkan kepalanya saja.

" Ternyata sama sekali tidak ada yang berubah, semuanya masih sama dengan di kehidupan pertamaku " batin Ella.

" Tapi ada yang berubah, pertemuanku dengan Edgar lebih awal , padahal di kehidupan pertamaku, aku bertemu dengan Edgar saat dia datang bersama keluarganya untuk melamar Kak Elena kan, apa jangan jangan ada yang aku lewatkan " batin Ella bertanya tanya.

Karna terus melamun Ella tidak sadar jika mobil yang di tumpangi sudah tiba di depan mansion orang tuanya.

'' Nona muda, kita sudah sampai '' ujar kepala pelayan yang bernama Robert.

Ella seketika mengangkat kepalanya, dia memperhatikan mansion mewah milik orang tuanya, yang sama sekali tidak ada yang berubah, semuanya masih sama dengan di kehidupan pertamanya.

Saat Ella keluar dari dalam mobil, seorang wanita paruh baya langsung menghampirinya dengan terisak.

'' Nona Kecil '' sapa wanita itu.

Ella langsung menoleh, dan saat melihat siapa yang menyapanya Ella langsung saja memeluk wanita paruh baya itu, wanita tua yang merawatnya sejak dirinya di lahirkan ke dunia, bahkan Ella lebih terlihat seperti putri dari pelayan wanita itu ketimbang seperti putri dari sepasang suami istri pemilik mansion, mungkin karna Ella lebih sering bersama pengasuhnya daripada bersama kedua orang tuanya, dan alasannya hanya satu kedua orang tuanya hanya sibuk memperhatikan Elena putri sulungnya.

'' Bagaimana kabar Bibi ?'' tanya Ella.

'' Bibi baik Nona Kecil, syukurlah akhirnya Bibi bisa melihat Nona Kecil lagi '' ujar wanita tua itu membuat Ella tersenyum.

'' Mari Nona kecil, kita ke kamar Nona Kecil, bibi sudah membereskannya '' tukas wanita tua itu.

Lalu Ella melangkah masuk ke dalam bersama pelayan wanita itu yang bernama Nani, kedatangan Ella di sambut dengan hormat oleh para pelayan mansion yang berbaris dengan rapi di depan teras mansion, mereka membungkukkan badannya saat Ella melangkah masuk, bahkan dari beberapa pelayan wanita yang berada di sana banyak yang mengagumi kecantikan putri kedua dari Tuan dan Nyonya mereka, karna selama ini mereka berfikir Elena sudah sangat cantik, namun ternyata Ella jauh lebih cantik dan juga sangat imut.

Saat tiba di kamarnya, Ella memperhatikan seluruh isi kamarnya yang ternyata juga sama dengan kehidupan pertamanya, ketika dirinya kembali ke mansion Alexander.

'' Nona Kecil, kenapa anda membawa baju baju anda hanya satu koper kecil ?'' tanya Nina karna saat ini wanita itu tengah memindahkan baju baju yang Ella bawa ke dalam lemari besar yang ada di kamarnya.

'' Tidak apa Bi, Ella hanya ingin membawa itu saja, nanti jika Ella ingin menginap di rumah kakek, biar tidak repot repot membawa baju ganti lagi '' timpal Ella.

Pelayan Nina tidak bertanya lagi, dia kembali merapikan baju baju Ella ke dalam lemari, sedangkan Ella dia melangkah menuju balkon kamarnya, dia ingat di kehidupan pertamanya setelah dirinya tiba di mansion Alexander, tak berselang lama sang kakak juga pulang dari perusahaan Alexander, dan benar saja dari atas balkon Ella melihat mobil mewah kakanya masuk ke halaman mansion.

Tak

Tak

Tak

Ella hanya diam saja saat mendengar suara hentakan sepatu yang mendekat ke arah kamarnya, karna Ella sudah menebak jika itu suara high hills milik Elena.

Ceklek

'' Ella, kamu sudah datang '' sapa Elena saat masuk ke dalam kamar adiknya.

Ella yang duduk di sofa panjang langsung beranjak berdiri menghampiri kakanya.

'' Iya, Ella sudah datang, dan Ella kembali '' timpal Ella.

Elena langsung memeluk adik semata wayangnya itu, meskipun Elena sedikit merasa kesal karna adiknya kini dekat dengan Edgar pria yang di cintainya, namun Elena tidak bisa membenci Ella, dan Elena juga selalu meyakinkan dirinya jika kedetakan Ella dan Edgar hanya sebatas kerja sama saja tidak lebih, apa lagi Ella masih gadis remaja jadi Edgar tidak akan tertarik dengan Ella.

Di tambah lagi Elena mendepat kabar jika pertemuan Ella dan Edgar memang tidaklah di sengaja, karna ternyata kakeknya menjadi suplier anggur di salah satu restoran Edgar yang berada di pinggiran kota, dan juga Elena tahu setelah konfrensi pres saat itu Ella dan Edgar tidak pernah bertemu lagi.

'' Ella, besok Kakak yang akan mendaftarkanmu ke sekolahan terbaik di pusat kota '' ujar Elena setelah melepaskan pelukannya pada adiknya.

'' Iya kak terimakasih '' sahut Ella datar.

'' Tidak perlu berterimakasih Ella, karna ini sudah menjadi tugasku sebagai kaka kamu '' sambung Elena yang hanya di angguki oleh Ella.

Di kehidupan pertamanya juga Elena yang mendaftarkan dirinya di salah satu sekolah Elite yang berada di pusat kota, namun dulu Ella hanya fokus untuk mencari perhatian kedua orang tuanya, dari pada fokus pada pelajaran sekolahnya, yang mana membuat Ella selalu mendapat nilai paling rendah saat mendapat tugas di sekolah, yang mana membuatnya selalu di tertawakan oleh teman temannya, bahkan tak jarang dirinya di banding bandingkan dengan sang kakak yang menduduki sebagai CEO di perusahaan Alexander, namun saat ini Ella akan fokus pada sekolahnya, dan juga Ella akan menerima ajakan Edgar untuk kerja sama dengan perusahaan Empire Group.

" Eh,, ngomong ngomong sudah satu bulan Edgar tidak pernah menemuiku lagi, apa dia sibuk ya " batin Ella, namun sedetik kemudian Ella menyadari sesuatu, yang mena membuatnya merasa menjadi orang bodoh.

" Edgar kan memberiku kartu namanya, kenapa aku tidak menghubunginya saja ya " batin Ella, karna Ella masih ingat di kartu nama itu juga tertera nomor telfon Edgar.

'' Ella, Kaka kembali ke kamar dulu ya, Kaka mau membersihkan tubuh kaka dulu, nanti kita ngobrol lagi '' ujar Elena.

'' Iya '' sahut Ella singkat.

Setelah kepergian kakanya, Ella segara mencari kartu nama yang di berikan oleh Edgar di dalam tas selempangnya.

'' Untung tidak hilang '' gumam Ella.

Lalu Ella segera mencatat nomor telfon Edgar di ponselnya dan di simpannya.

'' Nona Ella, Bibi sudah selesai merapikan baju baju Nona, kalau begitu Bibi keluar dulu, Nona silahkan istirahat '' ucap Nina.

'' Terimakasih Bi '' balas Ella.

Setelah kepergian Nina, Ella segera mengirim pesan ke nomor Edgar, dan tanpa menunggu balasan dari si pemilik nomor, Ella langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang, dan tidak perlu menunggu waktu lama Ella langsung masuk ke dalam mimpinya.