Aura adalah gadis desa yang terpaksa putus sekolah karena masalah ekonomi keluarga,ayahnya sakit sakitan dan ibunya membanting tulang untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya,Aura memiliki seorang adik perempuan bernama Nia yang masih sekolah SMA,Aura memilih putus sekolah dan mencari kerja di kota besar,Hingga membawanya jatuh cinta kepada orang kota yag ternyata mantan pacar ibunya dulu,
Bagaimana kelanjutan cerita ini,dan bagaimana bisa kekasih ibunya bisa menjadi kekasih anaknya,ikuti terus ya novel ini😍😍🙏🏻🙏🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zahra Putri Mandala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
"Mbk bapak masuk rumah sakit dan harus operasi,apa mbak punya biaya?"Tanya Nia diseberang telfon,Nia menghubungi Aura karena bapaknya kembali sakit dan mengharuskan operasi.
"Mbak akan berusaha dek,mbak akan kasbon sama tuan Bara dulu,tunggu kabar dari mbak ya tolong jaga bapak dan ibu ya dek,"Jawab Aura sedih
"Iya mbak pasti jangan lama lama ya mbak dokter bilang harus secepatnya,"Kata Nia
"Iya dek,ya sudah mbak matikan ya itu sepertinya bos mbak datang,"Jawab Aura
Telfon dimatikan Aura bergegas menemui tuan Bara untuk meminjam uang,dia akan memberanikan diri berbicara pada Tuan Bara tapi sayang harapannya Sirna karena dia datang bersama Kinar Tunangan Tuan Bara.
"Aura ada apa?kok melamun?"Tanya Bara yang melihat Aura hanya berdiri di depan tangga.
"Eh e enggak Tuan maaf tadi saya lupa mau mengambil sesuatu,"Jawabnya bohong.
"Oh,Nathan mana?"Tanya Bara
"Den Nathan di taman belakang Tuan berasama neneknya,"Jawab Aura
"Oh baiklah hari ini saya akan bawa Nathan bersama Kinar ya kamu bisa istirahat,"Ucap Bara
"Ba baik Tuan Saya permisi,"Pamit Aura lalu bergegas pergi.
"Kalau saja kamu gak kaya raya ogah aku pergi membawa bayi,menyebalkan,"Batin Kinar kesal.
Bara dan Kinar menuju Taman belakang untuk menemui Nathan,Bara berniat mendekatkan Nathan pada Kinar padahal Kinar hanya mengincar harta Bara saja.Di dapur Aura melamun sampai sampai kedatangan bi Surti Aura tidak tahu.
"Hayo ngapain melamun Ra,"Bi Surti mengagetkan Aura.
"Ah bibi bikin kaget saja,"Jawab Aura manyun.
"Ada Ra?den Nathan mana?kok malah melamun disini?"Tanya bi Surti
"Ada di taman belakang sama nyonya dan nenek lampir bi,"Jawab Aura membuat bi Surti mengerutkan keningnya.
"Nenek lampir?maksud kamu?"Bingung bi Surti
"Itu bi Tunangan tuan Bara,kan kayak nenek lampir,"Jawabnya dan Bi Surti tertawa dengan julukan yang diberikan Aura
"Hus kamu ini jangan sembarangan kalau dia dengar bisa habis kamu,"Ucap bi Surti
"Bi boleh tanya gak?"Ucap Aura
"Ya boleh atu Neng mau tanya apa dari tadi bibi terus yang bertanya?"Jawab bi Surti
"Aura kan baru beberapa bulan bekerja disini,eeemmm jika Aura kasbon boleh gak ya bi sama tuan dan nyonya?"Jawab Aura
"Loh bukannya kemaren baru gajian neng,memang buat apa?kalau bibi dulu pernah neng dan nyonya Helena memberi entah kalau tuan Bara,"Jelas bi Surti
"Bapak jatuh bi dan harus operasi Aura bingung dapat uang darimana,gaji Aura sama sisa uang yang Aura kirimkan ke kampung gak cukup bi,"Cerita Aura membuat bi Surti trenyuh.
"Cobalah meminjam sama nyonya atau Tuan Bara neng siapa tahu di kasih,kamu yang sabar ya Neng,bibi yakin bapak kamu pasti sembuh,"Bi Surti memeluk Aura memberikan semangat untuknya
"Terimakasih bi,Aura akan mencoba nanti malam kalau Tuan Bara sudah pulang,"Ucap Aura.
Nathan malam itu benar benar dibawa oleh Kinar dan Bara,Aura tadinya disuruh ikut berjaga jaga jika Nathan rewel tapi Kinar meyakinkan Bara jika dia bisa menenangkan Nathan.Acara belum selesai Nathan sudah rewel dia menangis terus dan Kinar tidak bisa menenangkan Nathan begitupun Bara akhirnya Bara memilih pulang untuk menenangkan Nathan.Kinar yang tidak terima marah marah karena acara yang belum usai.
Aura yang sedang menonton televisi terkejut mendengar suara tangis Nathan yang ternyata sudah tiba dirumah dengan di gendong Bara.
"Loh Tuan,Den Nathan kenapa?"Tanya Aura
"Nathan rewel Ra dari tadi nangis terus,sudah di kasih susu tapi tetap gak mau diam,Kinar tidak bisa mendiamkan jadi saya bawa pulang,"Jelas Bara
"Sini Tuan,biar saya cek,"Kata Aura mengambil alih Nathan dari gendongan Bara dan benar saja Nathan langsung diam dalam gendongan Aura membuat Bara melongo.
"Pantas saja nangis Tuan ini den Nathan lagi Pup makanya rewel dan nangis,"Jelas Aura
"Oh pantas ya sudah kamu bersihkan bawa Bara ke dalam ya,"Ucap Bara
"Eemmmm maaf tuan apa Tuan akan kembali ke acara?"Tanya Aura takut takut
"Tidak memangnya kenapa?"Jawab Bara
"Boleh minta tolong untuk merebus air panas tuan untuk membersihkan den Nathan saya akan mengelap dan membuang pupnya dulu,"Ucap Aura
"Baiklah kamu tunggu di kamar Nathan saja saya akan bawa kesana airnya,"Jawab Bara
"Terimakasih tuan,"Aura lalu bergegas ke kamar Nathan untuk membersihkan bocah gemoy tersebut.
Sekitar dua menit Bara selesai merebus air lalu dia membawanya ke dalam kamar Nathan dengan menggunakan ember kecil.
"Ini air panasnya,"Ucap Bara
"Iya terimakasih tuan,titip Den Nathan dulu ya saya akan mencampur dengan air dingin dulu,"Jawab Aura
Bara memperhatikan cara Aura merawat Nathan begitu kagum,anak seuisa Aura yang seharusnya masih melanjutkan kuliah dia harus bekerja mengurus bayi yang sebelumnya tidak paham sama sekali.
"Kan ada tisue basah kenapa harus pakai air segala,"Ucap Bara.
"Kasihan Tuan,namanya Bayi kalau hanya tisue basah tidak bersih tuan apa lagi bekas pup takutnya lama kelamaan kulitnya menjadi ruam ruam Tuan,kan lebih bagus air semakin bersih,"Jelas Aura sambil memakaikan celana pada Nathan bocah itu selalu anteng jika bersama Aura sudah sepeti ibunya saja.
"Aku kagum sama kamu,seusia kamu harus merawat anak kecil padahal kamu seharusnya kuliah,"Ucap Bara
"Saya juga pengen kuliah Tuan,tapi apa daya kami tidak mampu jadi saya memilih membantu ekonomi keluarga saja,dan ini menyenangkan kok,"Jawab Aura
"Terimakasih ya kamu mau merawat anak saya dengan tulus,"Ucap Bara
"Sama sama Tuan,Den Nathan anak yang pintar ko,ya kan sayang den Nathan pintar ya,"Celoteh Aura menirukan suara bayi dan Nathan pun tertawa sambil mengangguk.
Bara ikut tertawa bersama Aura sudah sepeti keluarga saja,hem sudah mulai ada rasa kagum nih,,,Selepas menidurkan Bara Aura termenung di belakang dia lupa tadi bicara dengan Bara dan dia harus menunggu besok,karena sudah pasti Tuan Bara ataupun nyonya Helena sudah tidur.
Bara yang memang belum tidur keluar untuk membuat kopi karena dia masih ada kerjaan yang belum selesai,dia melihat ke arah belakang yang ternyata pintunya masih terbuka,Bara berniat akan menutup pintu tapi pandangannya teralihkan menatap seorang wanita yang ternyata adalah Aura.
Bara menghampiri Aura yang tengah menatap bintang karena kebetulan cuaca malam ini cerah,sepertinya Aura habis menangis karena matanya terlihat sembab"Ngapain malam malam begini di luar?"Tanya Bara dan Aura pun menoleh.
"Eh Tuan kok belum tidur?"Balik tanya Aura
"Saya yang seharusnya tanya begitu ini sudah malam ngapain kamu disini,"Jawabnya.
"Anu tuan sa saya tidak bisa tidur,"Ucap Aura
"Kenapa?putus cinta ya,"Goda Bara
"Pacar apaan tuan saya masih kecil kok,"Jawab Aura tersenyum
"Nah gitu senyum kan cantik,lalu kamu kenapa menangis mata kamu sampai sembab begitu,"Tanya Bara
"Masak seh tuan,saya gak nangis kok,"Elak Aur sambil mengelap matanya..
"Memangnya saya anak kecil yang bisa kamu bohongi,ada masalah apa?apa kamu gak betah kerja disini?"Selidik Bara
"Enggak tuan saya betah kok hanya,,,,"Aura menggantung ucapannya.
"Kalau gak keberatan cerita saja,saya gak ember kok agar beban kamu berkurang,nanti anak saya bisa terlantar kalau kamu banyak melamun,"Jawab Bara diselingi candaan.
Akhirnya Aura memberanikan diri untuk bercerita dan mengutarakan niatnya pada Bara entah nantinya Bara akan meminjamkan uang apa tidak yang pasti Aura sudah bercerita.
