NovelToon NovelToon
Irama Kematian

Irama Kematian

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Mata Batin / Kutukan / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / hantu / Roh Supernatural
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Kuireputih

Menceritakan tentang Raya seorang perempuan yang memiliki kelebihan yaitu Indra keenam. Raya adalah seorang vokalis bend nya yang berada KapRal. Raya juga merangkap sebagai pencipta lagu yang dia ambil dari kisah-kisah arwah penasaran.

Suatu hari Genk KapRal didatangkan beberapa musibah dan malapetaka, pertama Raya nyaris terbunuh, kedua bend KapRal mendapati sebuah fitnah bahwa bend mereka melakukan plagiat atas lagu-lagu yang diciptakan Raya.
Saat merasa frustasi Raya tiba-tiba mendapat ide untuk datang ke villa milik kakeknya.
Di Sana dia yang ditemani sagara menemukan beberapa hal ganjil serta berhasil menemukan sebuah syair atau mantra yang akan di ubah oleh Raya menjadi sebuah lagu.
Dari sanalah malapetaka besar itu akan muncul. Setelah Raya memperkenalkan lagi ciptaanya kepada teman-teman bend nya.
Satu persatu teman-teman bend mati dengan cara yang mengenaskan, pembunuh nya hanya meninggalkan jejak yang sama yaitu kedua bola mata korban lenyap tiada bekas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kuireputih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 12 Bayangan Kematian

"Kau kenapa, Rin? Hei! Sadarlah!" Aura menepuk pipi Rindu dengan panik.

"Aku melihat hantu! Darah ada di mana-mana! Mereka mati!" terang Rindu dalam isak tangis.

Raya terkesiap. Namun, ia berusaha tenang agar tidak membuat sahabatnya ketakutan.

"Aku juga merasakannya, tapi tidak melihat mereka!" tegas Aura.

"Raya, sepertinya kita harus benar-benar pergi. Entah ini benar atau tidak. Yang jelas, aku merasa kalau lagumu tadi sangat aneh dan mengerikan. Ada suara lain yang kudengar. Arwah mana lagi yang kau paksa bercerita?" tanya Aura panjang lebar. Emosinya membludak lantaran ketakutan yang tak mampu dibendung.

"Ini syair milik kakekku. Bukan dari arwah!" bela Raya.

"Oh ya?" Julia mengangkat alis.

"Kami pergi dulu, Ray. Biar kami minta bantuan orang lain untuk mengemasi barang kami. Sementara ini, kami akan tinggal di hotel. Kumohon mengertilah. Kami ketakutan, Ray!" Suara Aura bergetar.

Raya menggigit bibir. Ia balik badan dan kembali ke apartemen tanpa kata-kata. Persetan, pikirnya. Meski Rindu dan Aura pergi, ia tak peduli.

Ia tak mungkin menghancurkan karir hanya demi dua teman yang berbeda profesi. Toh, selama ini ia tak pernnah protes ketika Rindu menyanyikan lagu dangdut, padahal Raya tak menyukainya. Atau mendengar Aura menyanyikan lagu patah hati yang lemah, Raya tak pernah mempermasalahkan.

Namun, kini dua sahabatnya itu seolah menghakiminya. Menghakimi aliran musik yang disukai Raya.

Sudahlah, Raya tak ingin memusingkan itu. Kembali ia tenggelam dalam nada piano, tak peduli dengan tangan-tangan arwah yang ingin menjamahnya.

*

*

*

"Ini sudah nggak beres, Aura! Raya makin aneh! Kamu tidak lihat tadi? Apartemen kita jadi asing! Banyak orang Belanda berkeliaran, mereka seperti mengadakan pesta. Lalu, beberapa orang menuangkan anggur beracun. Darah mereka keluar dan membanjiri lantai! Aku nggak tahan lagi!" cerita Rindu panjang lebar.

Aura yang duduk di bangku kemudi juga tak kalah tegang. Suara-suara rintihan gaib masih terngiang di kepala.

"Yang penting kita sudah terbebas dari Raya dan hantu-hantunya. Sumpah, aku juga ngerasain keanehan Raya sejak keluar dari rumah sakit!" Aura memperkuat kekhawatiran Rindu.

"Apa perlu kita menceritakan ini ke Sagara? Dia kan ingin tahu." usul Rindu.

"Jangan!” tolak Aura, "Raya sudah stress gara-gara Bara. Jangan sampai kita membuatnya ada masalah lagi. Masalah keanehan ini cukup kita yang tahu!"

Hening menyapa. Mobil hitam yang dikemudikan Aura mulai memasuki jalan tol. Harusnya ada banyak mobil yang terlihat mengingat pagi masih menyapa. Namun, hari ini aneh. Suasanya begitu sepi dan lengang.

Matahari seolah ketakutan dan memilih sembunyi di balik awan. Langit berwarna keabuan, menambah suasana mencekam.

"Aura, jangan-jangan hantu-hantu itu mengejar kita?" ujar Rindu dengan air mata bercucuran. Ketakutannya telah melebihi batas.

Aura memilih bungkam dan berusaha mengemudi dengan tenang. Atmosfer kembali menjadi dingin dan lembab. Keringat dingin membasahi kening Aura yang lebar. Gadis itu melirik spion yang memantulkan bayangan bangku kemudi. Seketika matanya terbelalak.

Rupanya ia dan Rindu tak sendiri.

Beberapa sosok berpakaian Belanda duduk di sana sembari menampakkan lubang mata yang mengucurkan darah. Wajah mereka dipenuhi sayatan mengerikan. Satu … dua … tiga … Aura menghitung dalam hati.

Ada enam dan mereka saling berhimpitan. Bibir mereka sama-sama menyeringai senyum angker dengan lelehan darah.

"Aura, kamu kenapa?" tanya Rindu kala melihat ekspresi tegang Aura.

"Mereka … mengikuti kita, Rin!" Ujar Aura setelah berbisik.

"Apa?" Rindu mengernyit dan langsung menoleh ke belakang, mengikuti isyarat mata Aura.

Suaranya tertelan kala dilihatnya wajah hancur berada kurang dari dua senti darinya.

Kesalahan yang fatal. Rindu berteriak histeris dan berusaha membuka pintu mobil. Lebih baik ia melompat kabur daripada harus semobil dengan para hantu mengerikan itu. Namun, mobil terkunci. Aura sendiri mematung dengan wajah pucat pasi. Tangan dan kakinya bergetar tanpa bisa digerakkan.

Gambaran pesta itu kembali terputar.

Rindu tak ingin melihat kejadian mengerikan itu lagi. Dengan kalap, ia mencakar wajahnya sendiri. Ia ingin meraih dua bola matanya, tapi ternyata tak semudah yang terlihat di film horor. Ia tersiksa sendiri, disaksikan Aura yang masih mematung.

Kematian seakan membayangi keduanya, bak mimpi yang ingin dilenyapkan. Namun, para arwah tak menyerah, seakan ingin menyeret dua gadis itu menuju alam kegelapan.

Kesadaran Aura kembali kala kaca depan mobil tiba-tiba menampakkan banyak wajah arwah berlumuran darah yang seolah sengaja menabrakkan diri. Gadis itu menjerit histeris dan membanting kemudi.

Sayangnya, mobil menabrak pagar pembatas tol hingga hancur. Mobil pun meluncur turun, siap menerjang bebatuan terjal di bawah sana.

Suara benturan terdengar. Asap mengepul hingga ke atas dan menambah suasana mendung. Tiada jeritan terdengar. Mobil terbalik dan rusak parah. Dua penghuninya terpental cukup jauh dan tergeletak mati dengan darah menggenangi bebatuan.

Tubuh keduanya seakan balon yang meletus. Daging dan kulit pecah, menyisakan gambaran mengerikan dari tulang yang mencuat keluar. Sungguh kematian yang menjadi mimpi buruk manusia sepanjang sejarah.

1
Reni
cerita luar biasa keren Thor 👍👍👍
Reni
wahhhh ternyata karin kukira pita 😁
Reni
pembunuhan berantai berselimut mistis, wow. ......
Reni
wahhhh kok ka Reno nyebutnya siapa ini pelakunya bikin geregetan
Reni
ehhh lha kok malah Reno yg jadi mencurigakan
Reni
mungkinkah keluarga pita ada dendam dg keluarga raya dan menggunakan pita sebagai pion balas dendam
Reni
pita yg merasa kalah saing
Reni
kasian teman2 nya yg jadi korban pertama
Reni
huaaaaaa g bisa bayangin gimana jadi rindu
Reni
tambah ngeri uuiiiiyyyy
Reni
ini kisah cinta kakek buyut nya raya ya , ihhhh keren
Reni
gerbang dah terbuka
IntanPermata1379: follback boleh gak kk?🥺🤩
total 1 replies
Reni
widihhhh mas gara ternyata penakut 😅
Reni
Nahhhh perlahan dah nongol musuhnya
Reni
mungkin Santi dulu penghuni apartemen yg
Reni
orang terdekat yg jadi musuh dalam selimut , siapa kah diantara mereka
Reni
ngeri nya 😬😬😬😬
tapi kerennnnn 👍👍👍👍
Reni
wowwww baru bab awal udah merinding 😬
Hitam Kuire
/Frown/
Rion Ambara
/Awkward/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!