NovelToon NovelToon
Obsessed With My Handsome Duke

Obsessed With My Handsome Duke

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:15.2k
Nilai: 5
Nama Author: Melsbay

Emily terkejut saat menyadari bahwa dia telah transmigrasi ke dalam sebuah novel yang dia baca sebelumnya. Lebih mengejutkan lagi, dia menyadari bahwa dia tidak menjadi tokoh utama seperti yang dia harapkan, melainkan menjadi seorang putri pendukung yang sombong, bernama Adeline. Adeline dikenal sebagai seorang putri sombong dan arogan yang akhirnya mati keracunan karena perselisihan cinta antara protagonis wanita, yang disebabkan oleh ulah antagonis wanita.

"Kenapa aku harus mati konyol?" batin Emily. "Dari pada hanya menjadi pemeran pendukung, sekalian saja aku yang jadi protagonis! Hey, aku seorang putri raja!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melsbay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berita yang tak terduga

Suasana cerah di Istana Putri menyambut hari yang indah, memancarkan kehangatan dan keceriaan.

Adeline duduk dengan anggun di taman istana, wajahnya berseri-seri dengan senyum yang tak terbendung dan tawa kecil yang menghiasi bibirnya.

Dia terlihat begitu cantik dan cerah di bawah sinar matahari yang lembut.

Saat itu, Adeline tengah menikmati secangkir teh yang harum dan beberapa camilan bersama Putra Mahkota, Nathaniel.

Nathaniel, yang heran dengan sikap ceria Adeline, menyapanya dengan candaan iseng, bertanya apa yang membuatnya begitu bahagia.

"Apa yang terjadi, Adeline? Kamu terlihat sangat bersemangat."

"Aku dan Duke Emeric... kami sudah menjadi sepasang kekasih! Hihihi...Ups!"

Tanpa ragu, Adeline dengan cepat menjawab bahwa dia dan Duke Emeric telah menjadi sepasang kekasih, menyebarkan kebahagiaan dalam setiap kata yang diucapkannya.

Namun, menyadari keberaniannya, dia segera menutup mulutnya dengan cepat.

"Apa?! Serius? Sejak kapan itu terjadi?" Nathaniel kaget, bertanya dengan suara yang nyaring.

"Ya, sejak acara Debutante, sebenarnya."

"Aku... aku tidak tahu harus berkata apa. Itu sungguh mengejutkan."

"Aku tahu, kan? Rasanya masih seperti mimpi bagi ku. Hehehe..."

"Oh, menyebalkan sekali wajah itu....!" Seru Nathaniel dengan kesal. Meneguk teh nya dengan kesal, "Aku pergi" serunya kesal meninggalkan Adeline yang masih mengkhayal.

Adeline segera menyadari kakak nya meninggalkanya sendiri.

"Kak Nathan, kenapa kau terburu-buru pergi?"

"Aku muak melihat wajah bodohmu." Seru nya dengan kesal.

"Ih... Kak Nathan!" wajah ceria Adeline berubah menjadi kesal.

Adeline melanjutkan, "Sebaik nya kakak secepat nya mencari Putri Mahkota, biar tidak iri terus dengan ku." Seru Adeline menggoda kakak nya.

Wajah Nathaniel bersemu merah, "Apa? Adeline...Kau...!!" Nathaniel menunjuk wajah adiknya dengan kesal, mendengus lalu pergi dengan hentakan kaki yang kasar. Adeline tertawa gembira berhasil menggoda kakaknya dan membuar putra mahkota terlihat konyol.

Nathaniel duduk di ruang kerjanya, menatap tumpukan dokumen yang tersebar di atas meja dengan pandangan kosong.

Pikirannya melayang-layang jauh, terombang-ambing di lautan kekhawatiran dan pertanyaan yang tak terjawab. Di sudut ruangan, cahaya matahari bermain-main melalui jendela, menciptakan bayangan lembut yang menyilaukan.

Saat itu, pintu ruang kerja terbuka perlahan, mengundang masuk sinar matahari yang hangat. Duke Emeric melangkah masuk dengan langkah anggun, kehadirannya memberikan kesan yang begitu kuat.

Wajah Nathaniel sedikit terkejut saat melihat Duke, namun dia segera menyambutnya dengan ogah-ogahan.

"Oh, Emeric. Ada apa?" Nathaniel sibuk mengatur dokumen.

Duke Emeric, dengan sikap yang tenang, memandang Nathaniel dengan tatapan tulus, seperti hendak mengungkapkan sesuatu yang penting.

"Hai, Nathan. Maaf mengganggu, aku hanya ingin mengobrol sebentar."

"Tentu, Duke. Ada yang bisa ku bantu?"

Duke Emeric duduk di kursi kosong di depan meja Nathaniel "Sebenarnya, aku ingin memberitahumu tentang sesuatu yang terjadi belakangan ini."

"Oh ya? Apa itu?" Nathaniel tersenyum tipis.

"Aku dan Adeline, kita sudah menjadi sepasang kekasih. Aku sungguh bahagia." Duke Emeric tersenyum dengan penuh kegembiraan.

Meskipun ringan, kata-kata Duke mengandung bobot yang tidak terlupakan. Nathaniel terdiam, terpana oleh pengakuan Duke, namun juga penuh pertanyaan yang menggelayuti pikirannya.

Nathaniel menggertakkan gigi, wajahnya sedikit tegang, "Ah, begitu." menatap Duke dengan pandangan tajam, "Baiklah, Emeric. Aku harap kau tahu apa yang kau lakukan. Adeline adalah adik ku, dan aku tidak akan memaafkan mu jika kau membuatnya terluka."

Duke Emeric mengangguk mengerti "Aku mengerti, Nathan. Aku mencintai Adeline dengan tulus, dan aku tidak akan pernah menyakitinya. Aku berjanji akan memperlakukannya dengan baik."

Saat pertukaran kata-kata berlanjut, atmosfir di ruangan semakin tegang. Nathaniel mencoba menenangkan dirinya sendiri, namun gelombang emosi yang meluap dalam dirinya sulit untuk ditahan.

Duke, dengan sikap yang rendah hati namun tegas, mengungkapkan perasaannya dengan jujur. Wajahnya terpancar kegugupan, namun juga keberanian yang luar biasa.

Nathaniel, sementara itu, berusaha menjaga ekspresi wajahnya tetap netral meskipun dalam hatinya, dia masih belum rela adik kesayangan nya telah di ambil oleh sahabatnya.

Nathaniel menghela nafas panjang "Baiklah." mengembalikan fokusnya pada dokumen "Aku harap begitu, Emeric."

Duke Emeric duduk dengan tenang, namun Nathaniel tahu bahwa pikiran Duke Emeric melayang entah kemana.

Nathaniel melihat ekspresi Duke Emeric yang berbunga-bunga dan dia merasa geli, sahabatnya yang di juluki pahlawan perang bersikap seperti orang bodoh karena adiknya.

"Kau terlihat sedang bersemangat, Emeric. Ada apa? Pikiranmu terbang kemana?" Nathaniel memperhatikan Duke Emeric dengan skeptis.

"Oh, tidak ada, Nathan. Hanya sedang merenung." Duke Emeric tersenyum misterius.

Nathaniel menaikkan alisnya "Renungkan apa? Aku tidak pernah melihatmu tersenyum sedemikian cerah di kantor."

"Mungkin kamu benar, Nathan. Aku hanya merasa... begitu bersemangat belakangan ini." serunya kemudian tertawa ringan.

Nathaniel mengangguk, tetapi masih skeptis, "Aha, begitu." menyelipkan dokumen ke dalam tumpukan, "Kalau begitu, semoga semangatmu membawa hasil yang baik."

Duke Emeric mengangguk sopan "Thanks, Nathan." senyumnya masih terpancar, "Aku akan mencoba tetap fokus."

Meskipun Nathaniel masih merasa curiga, dia tidak bisa menolak senyum ceria Duke.

Ah, Ngomong- ngomong, Emeric, hubungan kalian sudah sampai mana?" tanya Nathaniel masih skeptis.

Duke Emeric dengan wajah antusias. "Kami sudah berciuman!"

Nathaniel terkejut, lalu dengan refleks, dia menjatuhkan dokumen yang dipegangnya. Dia bangkit berdiri, menghantam meja kerjanya, dan menunjuk Duke dengan ekspresi kesal.

"Apa yang kamu katakan?!" suara Nathaniel gemetar, menyiratkan kebingungan dan kemarahan.

Duke Emeric terkejut melihat reaksi Nathaniel, tetapi dengan cepat memahami bahwa dia mungkin telah membuat kesalahan.

Duke Emeric berusaha menenangkan Nathaniel, "Maaf, Nathan. Maksudku hanya..."

Nathaniel memotong dengan suara yang masih bergetar, mencoba meredakan emosinya.

Nathaniel dengan suara yang lebih tenang, "Ulangi, apa yang kamu katakan tadi?"

Duke Emeric dengan nada gugup, "Maaf, Nathan. Aku tidak bermaksud membuatmu marah. Kami hanya... kami hanya berciuman secara singkat. Itu lebih seperti kecupan."

Dalam hatinya, Duke Emeric menyadari bahwa kejadian sebenarnya jauh lebih dari itu. Dia ingat betul tentang ciuman panas yang mereka bagikan di malam pesta debutante, bahkan Adeline duduk di pangkuannya.

Nathaniel menatap Duke dengan cermat, mencoba memahami situasi, "Oke... aku percaya padamu kali ini." seru nya.

Dalam keheningan, Nathaniel kembali duduk di kursinya, tetapi pandangannya masih tajam ke arah Duke, menunjukkan bahwa dia masih belum yakin sepenuhnya.

Duke Emeric dengan senyum tipis, "Baiklah, aku harus pergi sekarang. Ada janji dengan Adeline. Sampai jumpa nanti, Nathan."

Duke Emeric berdiri dan melangkah menuju pintu, merasa lega dapat keluar dari situasi yang canggung.

Nathaniel mengangguk singkat, "Sampai jumpa, Emeric."

Nathaniel kembali tenggelam dalam pekerjaannya, membiarkan Duke Emeric pergi.

Duke Emeric melangkah perlahan ke dalam ruangan istana yang megah, hatinya berdebar-debar saat ia melihat Adeline duduk anggun di kursi, sinar matahari yang memancar dari jendela istana memperindah penampilannya.

Adeline, dengan senyum yang mempesona, memanggil namanya dengan lembut, membuat Duke terpesona sejenak seolah-olah dia sedang bertemu dengan seorang malaikat.

"Ah, Duke!" panggil Adeline dengan nada yang penuh keceriaan, mengalihkan perhatian Duke dari mimpinya yang manis.

"Adeline," sahut Duke dengan lirih, berusaha menenangkan dirinya dari kebingungan yang melanda, lalu dengan ragu ia mendekati Adeline dan duduk di sebelahnya.

Adeline meraih teko teh dengan anggun, menuangkan teh ke dalam cangkir Duke dengan penuh kehangatan. Tatapan matanya penuh dengan kebahagiaan saat ia berkata, "Silakan, nikmati tehnya, Duke."

Duke menerima cangkir teh dengan semangat, tatapannya tak lepas dari keindahan Adeline. "Terima kasih, Adeline," ucapnya lembut.

Namun, tiba-tiba, Adeline memperhatikan reaksi Duke yang kikuk. "Apa yang sedang dipikirkan olehmu, Duke?" tanyanya, penasaran.

1
salwi
/Chuckle/
Melsbay
Halo... terima kasih sudah menjadi pembaca setia. Untuk mendukung author, mohon di like, subscribe, komentar, kasih bintanng dan di vote ya... terima kasih banyak...
Melsbay
mohon di like, subscribe, bintang dan follow akun ya gaess ya...😇 biar authir lebih semangat up karya dan jangan lupa di komen juga ya😇😇😇 Sankyuuu...
Olive
/CoolGuy//CoolGuy/
Niaa🥰🥰
Luar biasa
Niaa🥰🥰
😁😁🥰🥰
Melsbay
mohon bantu support author dengan like, subscribe, follow dan bintang ya... jangan lupa dikomen ya, teman2... sankyu😇😇😇
Bird
👣👣👣
Keyzie
👣👣👣👣
Pembaca Setia
update terus ya thor👍👍
Pembaca Setia
gentle👍👍
Pembaca Setia
/Hey//Facepalm/
Ryfca
🥰🥰🥰
Vallleri Abel
up up up
Suryavajra
Saintes itu apa kak?
Melsbay: sama sama😄
Suryavajra: wah keren.. insight baru.. thanks kak
total 3 replies
Suryavajra
buat aku, author yang bisa bikin cerita kerajaan itu sesuatu banget.. keren ah kak.. baca pelan2 ah 👍👍👍
Suryavajra
wow.. produktif sekali kak.. udah keluar karya baru lagi 👍👍👍👍👍
Ryfca
🥰🥰🥰🥰
Keyzie
keren👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!