NovelToon NovelToon
Istri Paviliun

Istri Paviliun

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Dendam Kesumat / Pihak Ketiga
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rifat Nabilah

Raisa harus merasakan kehilangan kedua orang tuanya setelah kecelakaan yang dialaminya, dia ditemukan dalam keadaan luka-luka oleh seseorang yang dia anggap sang penolong.

Untuk membalas budi sang penolong itu, dia merelakan dirinya dijadikan istri agar mewujudkan kemauan ayah dari sang penolongnya mendapatkan keturunan laki-laki.

Pernikahan itu berlangsung begitu cepat, Raisa mendapatkan ruangan tersendiri untuk menjalankan kehidupannya sehari-hari selama menjadi seorang istri. Sedangkan dia berpikir menjadi istri satu-satunya yang tidak lain ratu dalam kehidupan suaminya, ternyata tidak. Ternyata, Raisa tidak mendapatkan itu dari suaminya, bahkan dia dikurung layaknya tahanan!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifat Nabilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7. Sakit

"Bangun!"

Bentakan dari Erik menggoyangkan kaki Raisa yang tidak kunjung bangun saat dibangunkan.

"Hey! Kamu tuli?"

Sekali lagi Erik menggoyangkan tubuh Raisa tidak ada respon sama sekali, sekarang dia memegang lengan wanita itu.

"Panas, dia sakit."

Erik segera melepaskan tali yang mengikat di seluruh tubuh Raisa, perbuatan dirinya ketika emosinya tinggi semakin membuat Raisa tersiksa.

"Aku harus bagaimana? Kalau wanita ini pergi ke dokter, bisa jadi dia akan buka mulut dan kabur dari aku, gimana kalau dia tetap tinggal tetapi dokter yang kesini? Apa itu masih aman ya?"

Erik kebingungan sendiri melihat kondisi Raisa yang sakit, dia juga tidak mau orang luar tahu kalau dirinya menyekap wanita yang tidak berdaya ini.

Akhirnya Erik meninggalkan Raisa setelah pusing memikirkan caranya, dia berpikir mungkin lebih baik jika Raisa mati lebih cepat agar dirinya puas dengan dendam masa lalunya.

"Biarkan saja, dia mau mati juga memang karma kedua orang tuanya, aku tinggal buang mayatnya ke laut, beres."

Erik menutup pintu paviliun dan segera pergi ke rumah besar kembali, dia harus mengerjakan beberapa pekerjaan yang belum selesai.

"Sayang, kamu ada di sini?"

Erik melihat Elisa berdiri membawakan dirinya kopi di ruangan kerjanya.

"Iya, ini aku buatkan kamu kopi hangat supaya kerjanya lebih semangat, apa kamu membutuhkan camilan juga?" tanyanya menaruh kopinya di tempat kerja Erik.

"Tidak, aku mau lanjut kerja, jadi tolong biarkan aku sendiri," pinta Erik pada Elisa.

Elisa terlihat tidak terima, sudah pasti sikap Erik tidak bisa diharapkan saat seperti ini, dia membutuhkan sesuatu yang tidak ada di diri suaminya.

"Iya, sudah aku berencana mau pergi keluar, apa kamu mengizinkan aku pergi?"

"Hemm," jawab Erik.

Elisa mengelus dada setelah mendapat jawaban itu, dia segera mengambil tas mungil berwarna merah muda serasi dengan dress yang dia kenakan sekarang ini.

"Aku mau pergi bertemu dia, daripada di sini sama suami yang dingin dan tidak bisa mengerti perasaan wanita yang ingin dimanja," keluh Elisa masuk ke dalam mobil miliknya yang diberikan oleh Erik.

Sedangkan di dalam paviliun sudah hampir tiga jam setelah Erik keluar dari sana membuat mata Raisa terbangun juga.

"Aku di mana?"

Raisa belum sadar kalau matanya ditutup dan dia membuka penutup mata itu untuk melihat apa yang terjadi.

"Ini apa?" tanyanya sendiri masih lupa jika itu adalah penutup mata yang dilarang Erik untuk dibuka selama dirinya masih menjadi istri suaminya.

Raisa mencoba berdiri, kakinya gemetaran tidak bisa tegak, dia meringis kesakitan setelah beberapa kali terkena pukulan dari Erik.

"Aw, perih."

Raisa juga menahan perutnya yang semakin sakit seperti melilit, dia melihat ada makanan yang tersaji dengan jus alpukat yang sudah ada dari tadi.

"Makanan, aku lapar."

Raisa melahapnya, satu roti dengan ukuran kecil dan tidak memiliki rasa sama sekali membuatnya harus menangis seketika menerima makanan yang tidak cukup untuk gizi dan kesehatannya.

"Hanya ini tidak bisa menghilangkan rasa lapar, tapi ada jus alpukat juga, aku bisa kenyang."

Raisa menghabiskan minumannya walaupun rasanya pahit setelah melewati lidahnya yang memang sedang sakit.

"Erik kemana ya?"

Raisa mengingat nama suaminya setelah sudah kenyang dan tidak menyisakan makanan dan minumannya.

Tangannya segera mengambil penutup hitam yang dia buang sembarangan. Sudah pasti Erik akan marah, kesadarannya sudah pulih kembali, dia mengingat kenapa dirinya ada di dalam paviliun.

"Gawat!"

Baru Raisa mau memakainya, ternyata ada langkah kaki yang mulai masuk ke dalam paviliun itu.

"Bagus kamu sudah melepas penutup hitam yang aku berikan, itu artinya kamu mau aku pukul lagi," kata Erik mengeluarkan sapu di tangannya.

Raisa terkejut dan takut, dia tidak mau disiksa secara fisik lagi oleh Erik. Raisa berdiri di hadapan suaminya yang gagah dan tampan walaupun menyeramkan.

"Erik, aku mohon jangan siksa aku, tadi aku pingsan dan kelaparan, terus aku bangun lupa kalau penutup mata itu harus selalu dipakai, tolong jangan hukum aku," rengek Raisa pada Erik sambil berlutut di kaki suaminya.

"Setelah kamu pingsan dan makan minum, kamu masih bilang lupa? Lucu sekali apa yang kamu katakan itu, aku rasa hukuman memang cocok untuk kamu, aku sudah gerah ingin memukul beberapa kali lagi," balas Erik menghiraukan kata maaf dari Raisa.

Wanita itu menangis dan ditendang oleh Erik agar terlepas dari kakinya, Erik tidak menyukai jika ada yang memegangnya kecuali Elisa wanita yang paling dicintainya.

"Jangan kamu pikir aku mudah memaafkan orang seperti kamu ini! Aku bilang kamu itu wanita bodoh yang tidak tau malu! Rupanya sama seperti ayahmu!"

Lagi dan lagi Erik membawa ayahnya Raisa, wanita itu beranjak dan mau protes saat ini pada suaminya.

"Cukup ya, Erik! Kamu boleh berkata apapun juga, bahkan kamu bisa siksa aku sepuas hati kamu, tapi tolong jangan salahkan ayahku di depan mataku terus, aku tidak akan biarkan siapapun menjelekkan ayahku yang paling aku sayang."

Raisa memegang kerah kemeja Erik yang tadinya sangat rapih, tapi sudah tidak setelah tarikan tangannya yang kencang dan penuh noda di tangannya.

"Lepas wanita kotor!"

Erik seperti menemukan dirinya yang sebenarnya saat berada di dekat Raisa, emosi yang tidak bisa dikendalikan oleh dirinya sendiri membuatnya harus melakukan sesuatu yang menyenangkan.

"Kemari wanita bodoh! Jangan lari dariku!"

Perlahan kaki Erik menuju Raisa, wanita itu menjauh dari Erik dengan mata yang masih terbuka, tangan Erik masih memegang sapu yang dia ambil dari pojokan pintu, ternyata ini bisa berguna untuk kesenangannya.

"Jangan Erik, aku mohon jangan lakukan apapun sama aku, kita bisa bicara baik-baik, tidak perlu ada kekerasan fisik lagi, aku harus sehat dulu, badanku sedang sakit dari kemarin malam," kata Raisa memohon pada Erik.

Tentu sudut bibir Erik menggambarkan siapa dirinya ketika sedang tidak menyukai seseorang, entah kenapa Raisa seperti bensin yang akan membakar amarahnya semakin panas.

"Diam!"

Tangan kanannya memegang dagu milik wanita itu, dan tangan kirinya mulai memukul dengan sapu pada kaki Raisa.

Tiga kali pukulan sudah membuat jeritan Raisa mengeras, ruangan paviliun itu kedap suara, tidak akan ada yang bisa mendengar walaupun sekeras apapun.

"Mau lagi?" tanya Erik melepaskan sapu ditangannya dan mengeluarkan korek api yang cukup bisa menjadi permainan keduanya untuk bersenang-senang.

"Sakit Erik, ampuni aku sekarang, jangan pukuli aku lagi."

Raisa kesakitan, tangisnya tidak juga berhenti sejak tadi, matanya yang bisa melihat jika sekarang Erik memegang korek api membuatnya semakin ketakutan.

"Apa yang ingin kamu lakukan, Erik?"

"Membakar rambutmu!" tangan Erik sudah menjambak keras ke arah belakang membuat kepala Raisa mendongak ke belakang.

"Aw! Sakit!"

1
Ema Kharisma
Ceritanya menarik, jadi penasaran kelanjutannya..
Rifat Nabilah: terimakasih kasih kak sudah mampir, iya ditunggu kelanjutannya yah
total 1 replies
Deka Satu
nice karya
Rifat Nabilah: terimakasih kak
total 1 replies
Deka Satu
erik kamu jahat, i hate you bgt
Rifat Nabilah: iya kak sama benci juga sama erik, terlalu jahat, terimakasih sudah mampir ya kak
total 1 replies
Violeta Itzae Gonzalez O.
Mengguncang perasaan
Rifat Nabilah: awww makasih kak, baca terus yah biar terguncang terus
total 1 replies
Xu xu
Terimakasih telah membuatku terbawa suasana, lanjutkan karyamu thor! ❤️
Violeta Itzae Gonzalez O.
Aku terbuai oleh alur ceritanya yang sangat baik, hebat thor!
Rifat Nabilah: terimakasih kak telah terbuai, jangan lupa baca terus kelanjutannya 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!