NovelToon NovelToon
Kerinduan Di Antara Awan

Kerinduan Di Antara Awan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dewa Aksara

Di antara kabut tebal yang melingkupi sebuah kota kecil, terdapat dua insan yang terpisah oleh luka-luka masa lalu dan dinding-dinding yang mereka bangun di sekitar hati mereka. Maya, seorang gadis muda dengan senyum rapuh yang menyembunyikan kesedihan yang tak terucapkan, bertemu dengan Atma, seorang penyair puisi yang membawa beban kesedihan yang sama beratnya.

Dalam taman yang dikelilingi oleh awan mendung, di tempat di mana kesedihan bersarang, keduanya menemukan tempat untuk berbagi cerita-cerita mereka yang penuh dengan rahasia dan rasa sakit. Di antara puisi-puisi yang penuh dengan warna dan keheningan yang menyentuh, Maya dan Atma menemukan cinta di antara kabut-kabut kesedihan.

Namun, cinta mereka tidak datang tanpa rintangan. Bayang-bayang masa lalu yang mengejar mereka, bersama dengan rahasia-rahasia yang tersembunyi di balik senyuman mereka, menguji ketahanan cinta mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewa Aksara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Luka sembuh dengan Bercerita

Tak terasa, hari sudah berakhir dan Kedai Harapan siap untuk tutup. Semua berjalan dengan lancar, pengunjung pergi dengan hati yang lebih ringan dan senyum di wajah mereka. Atma dan Maya mulai membersihkan kedai, memastikan semuanya rapi sebelum mereka pulang. Tulisan di pintu dari "Buka/Open" dibalik menjadi "Tutup/Close".

Setelah selesai, Atma dan Maya pulang ke rumah Atma untuk melepas lelah. Begitu sampai di rumah, mereka tidak langsung ke kamar masing-masing. Setelah mandi dan berganti pakaian, mereka duduk bersama di ruang tamu, menikmati secangkir teh hangat.

"Bagaimana menurutmu hari ini?" tanya Atma sambil menyeruput teh.

Maya tersenyum. "Luar biasa. Aku merasa Ruang Rehat benar-benar memberikan dampak besar bagi pengunjung kita. Lihat saja Riska tadi, dia masuk dengan wajah penuh kesedihan dan keluar dengan senyum di wajahnya."

Atma mengangguk setuju. "Benar sekali. Aku juga merasakan hal yang sama. Ada sesuatu yang ajaib tentang tempat ini. Tidak hanya kopi yang kita sajikan, tapi juga kesempatan bagi orang-orang untuk berbagi cerita dan menemukan ketenangan."

Maya memandang Atma dengan penuh rasa syukur. "Aku senang kita memutuskan untuk menjalankan ide ini. Terkadang, aku merasa kita lebih dari sekadar pemilik kedai kopi. Kita menjadi pendengar, teman, dan mungkin bahkan penyembuh bagi mereka yang datang ke sini."

Atma tersenyum lembut. "Ya, itulah yang membuat Kedai Harapan istimewa. Kita memberikan harapan dan tempat bagi mereka untuk merasa diterima dan didengarkan."

Maya memegang tangan Atma. "Aku juga merasa mendapatkan sesuatu dari tempat ini. Melihat orang-orang merasa lebih baik, memberikan kita semangat dan tujuan. Dan aku bersyukur bisa melakukannya bersamamu."

Atma merasakan kehangatan di hatinya. "Aku juga, Maya. Kita menjalani ini bersama, dan itu membuat semuanya lebih berarti."

Mereka berdua duduk dalam diam sejenak, menikmati momen kebersamaan dan refleksi atas apa yang telah mereka capai. Rasa lelah yang tadi mereka rasakan perlahan-lahan menghilang, tergantikan oleh rasa puas dan bahagia.

Setelah beberapa waktu, Maya berkata, "Bagaimana kalau kita merencanakan beberapa hal baru untuk kedai? Mungkin kita bisa menambahkan sesi puisi atau malam musik akustik. Aku rasa itu bisa menarik lebih banyak orang dan memberikan mereka lebih banyak cara untuk mengekspresikan diri."

Atma tersenyum. "Ide yang bagus. Aku juga berpikir untuk menambahkan beberapa menu kopi baru dengan tema-tema yang berbeda. Sesuatu yang bisa membuat mereka merasa lebih terhubung dengan perasaan mereka."

Mereka berdua terus berbincang hingga larut malam, merencanakan masa depan Kedai Harapan dengan semangat dan antusiasme. Malam itu, mereka tidak hanya berbicara tentang bisnis, tetapi juga tentang harapan dan impian mereka untuk menciptakan tempat di mana setiap orang bisa merasa diterima dan mendapatkan ketenangan.

Keesokan harinya, Atma dan Maya bersiap-siap untuk berangkat ke Kedai Harapan. Mereka telah menjalani rutinitas ini dengan penuh kebahagiaan. Meskipun kamar Atma berada di lantai bawah dan kamar Maya di lantai atas, mereka sudah seperti suami istri. Tetangga-tetangga mereka tidak pernah merasa curiga dengan keberadaan mereka yang tinggal bersama. Mereka memahami bahwa tidak ada yang bisa membantu Atma jika ia tinggal sendirian.

Saat mereka keluar dari rumah, Pak RT menyapa mereka, "Nak Atma, Nak Maya, kalian berdua seperti suami istri, ya."

Maya menjawab dengan senyuman, "Amin, Pak. Terima kasih atas doanya."

Pak RT melanjutkan, "Mau berangkat ke Kedai Harapan, ya?"

"Iya, Pak," jawab Atma. "Bapak tidak mau mampir?"

"Terima kasih tawarannya, Nak Atma. Nanti bapak mampir. Yang terpenting, jaga keamanan dan selalu bahagia, ya. Semoga cepat menikah," kata Pak RT dengan ramah.

Maya dan Atma meninggalkan Pak RT dengan senyuman. Tak lama kemudian, Buk RT tiba-tiba menghampiri suaminya dan berkata, "Salut ya, Pak, dengan mereka berdua. Sudah tidak memiliki orang tua, tapi masih berjuang demi hidupnya."

"Iya," jawab Pak RT. "Makanya warga di sini mengizinkan mereka tinggal serumah, karena sudah dipercaya."

Pak RT dan Buk RT kemudian melanjutkan kegiatan mereka berkeliling lingkungan sekitar, sementara Atma dan Maya berjalan menuju kedai.

Setibanya di Kedai Harapan, mereka membuka pintu dan mulai menyiapkan segala sesuatu untuk menyambut pengunjung. Maya menghidupkan mesin kopi, sementara Atma mengatur meja dan kursi. Mereka berbincang tentang rencana hari ini dan ide-ide baru yang akan mereka terapkan di kedai.

Beberapa saat kemudian, pengunjung pertama mulai berdatangan. Kedai Harapan pun dipenuhi dengan aroma kopi yang harum dan suasana yang hangat. Riska, yang kemarin merasakan ketenangan di kedai, kembali dengan senyum di wajahnya. "Pagi, Kak Atma, Kak Maya," sapanya ceria.

"Pagi, Riska. Senang melihatmu kembali," jawab Atma.

"Ada sesuatu yang spesial hari ini?" tanya Riska.

Maya tersenyum dan berkata, "Kami akan mengadakan sesi puisi malam ini. Kami pikir itu bisa menambah kehangatan dan inspirasi bagi semua orang."

Riska terlihat antusias. "Wah, aku pasti akan datang!"

"Riska, itu yang di kursi roda siapa?" tanya salah satu temannya, Lili, sambil menunjuk ke arah Atma.

"Itu pacarnya, Kak Maya. Mereka berdua adalah pemilik Kedai Harapan ini," jawab Riska dengan bangga.

"Wah, keren ya mereka berdua. Kedai mereka juga ramah lingkungan, banyak bunga di luar kedainya, dan di dalam juga nyaman," kata Lili terkesan.

Atma mulai melangkah dan menghampiri Riska dan teman-temannya dengan senyuman yang ramah.

"Halo, selamat datang di Kedai Harapan. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Atma.

Riska memperkenalkan teman-temannya, "Kak Atma, ini teman-teman saya, Lili dan Dika. Mereka ingin mencoba kopi di sini."

Atma tersenyum hangat. "Senang bertemu dengan kalian, Lili dan Dika. Kami punya berbagai macam kopi, apakah ada yang menarik perhatian kalian?"

Lili melihat-lihat menu dan berkata, "Aku ingin mencoba Kopi Tenang, yang Riska ceritakan kemarin."

Dika juga melihat menu dan memilih, "Aku coba Kopi Bahagia, sepertinya menarik."

Atma mencatat pesanan mereka. "Baik, Kopi Tenang dan Kopi Bahagia. Tunggu sebentar, ya."

Saat Atma kembali ke counter untuk menyiapkan pesanan, Riska, Lili, dan Dika duduk di salah satu meja yang nyaman. Mereka merasa betah dengan suasana kedai yang tenang dan menyenangkan.

Tak lama kemudian, Atma kembali dengan pesanan mereka. "Ini Kopi Tenang untuk Lili dan Kopi Bahagia untuk Dika. Semoga kalian menyukainya."

"Terima kasih, Kak Atma," kata Lili sambil menerima kopinya.

Dika mencicipi kopi tersebut dan tersenyum. "Wah, enak banget! Tempat ini benar-benar sesuai dengan yang Riska ceritakan."

Maya, yang sedang melayani pengunjung lain, melirik ke arah mereka dan tersenyum melihat Atma yang sedang berinteraksi dengan pengunjung. Kedai Harapan semakin ramai dengan pengunjung yang merasa nyaman dan senang berada di sana.

Setelah beberapa waktu menikmati kopi mereka, Riska dan teman-temannya memutuskan untuk mencoba Ruang Rehat yang sering Riska ceritakan. Mereka tertarik untuk merasakan pengalaman meluapkan emosi dan mendapatkan ketenangan di sana.

Maya melihat mereka dan mendekati. "Apakah kalian ingin mencoba Ruang Rehat? Tempat ini memang dibuat untuk membantu kalian merasa lebih tenang dan nyaman."

Lili dan Dika tampak antusias. "Ya, kami ingin mencoba, Kak Maya," jawab mereka serempak.

Maya menuntun mereka ke Ruang Rehat dan menjelaskan sedikit tentang tempat tersebut. "Di sini, kalian bisa berbicara dengan bebas. Musik yang menenangkan akan membantu kalian merasakan ketenangan. Kalian juga bisa menulis apa yang kalian rasakan di kertas yang kami sediakan."

Riska, Lili, dan Dika menghabiskan waktu di Ruang Rehat dengan saling bercerita dan menulis perasaan mereka. Mereka merasakan pengalaman yang mendalam dan menyenangkan, sesuatu yang tidak mereka temui di tempat lain.

Setelah keluar dari Ruang Rehat, mereka merasa lebih segar dan tenang. "Terima kasih, Kak Maya dan Kak Atma. Tempat ini benar-benar luar biasa," kata Lili.

Atma dan Maya tersenyum. "Kami senang kalian menikmatinya. Kalian selalu diterima di sini kapan saja," jawab Atma.

1
Kana
bangun atma. ku tabok ya bkin cape nangis kau/Right Bah!/
Kana
pingsan aja biar ga cape 🙃
Kana
lagi kerja aku jgn dibuat nangis bisa? 🥺
Gema: siapa suruh baca di saat kerja wkwkw
total 1 replies
Aegis Aetna
aku mampir kak, semangat.
Gema: Terimakasih udah mampir yaa
total 1 replies
Kana
😢 ini mah buku diary
Kana
elma😭
Gema: parah elma nya ya
total 1 replies
ATAKOTA_
sangat menyentuh
Gema: terimakasih
total 1 replies
Kana
Ga sabar pengen ketemu kayanya ya🤭
Kana
ciiee 😚
Kana
Jangan makan pedes atma🤨
Gema: hahaha
total 1 replies
Kana
kasian lestari🥀
Gema: Maaf ya wkwkw
total 1 replies
Kana
jahil nya 🤨
Kana
Semangat Nulisnya🥰
Gema
Selamat menikmati perjalanan Atma dan Maya yah
Gema
senyum senyum yah wkwkw
Kana
Senyum2 nah🤭
Kana
Semangat dan Sukses Untuk Novelnya 🌷
Kana
Keren🥰
Gema: makasih sayang
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!