Menjadi seorang guru bukanlah hal yang sangat mudah dan sama seperti Aditya Laksamana Harison seorang pria tampan yang berusia 24 tahun yang menjadi guru baru di salah satu SMA elit di Jakarta.
Aditya yang harus menghadapi berbagai murid dalam tingkah yang beragam dan Aditya juga harus berhadapan dengan murid yang di segani di sekolah tersebut Lyra Citra Farizka.
Nasib sial Lyra yang semenjak kedatangan guru baru tersebut membuatnya tidak bisa seperti dulu dan bahkan Lyra sering mendapatkan masalah yang langsung berhadapan dengan gurunya itu.
Bagaimana hari-hari Lyra di sekolah yang berubah ketikan kedatangan guru tampan yang galak seperti Aditya?
Mari mampir di Novel ke-2 aku dan ikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 7 Guru murid
Aditya tidak peduli dengan siswanya itu dan langsung masuk kedalam ruang Yayasan. Karena Aditya harus bertemu dengan ketua yayasan yang juga adalah wali dari murid yang baru saja dihukumnya.
"Dasar sombong. Lihat setelah ini apa yang akan terjadi. Mencoba untuk mencari masalah denganku. Kau hanya bermimpi saja. Lihatlah apa yang terjadi. Kau akan tahu akibatnya. Karena bermain-main dengan seorang Kyla," batin Kyla dengan tersenyum dan langsung pergi meninggalkan ruangan tersebut.
Memang seperti itu enaknya mempunyai keuntungan menjadi cucu kesayangannya ketua Yayasan SMA Nusa Bangsa. Tidak ada yang berani padanya dan sekalinya ada yang berani padanya akan langsung berhadapan dengan kakeknya.
Namun Aditya tidak mempermasalahkan hal itu. Aditya merasa berada pada pihak yang benar dan tidak takut jika dirinya harus mendapatkan masalah dari ketua Yayasan. Apa yang dilakukannya masih benar walau siapapun yang dihadapi. Dia sebagai guru hanya berusaha memberikan pendidikan yang bagus untuk murid-muridnya dan termasuk pada Kyla yang melawan padanya. Jadi Aditya hanya melakukan kewajibannya sebagai tenaga pendidik.
**********
Bruk.
Kyla yang keluar dari mobil langsung membanting pintu mobil dengan Kyla yang terlihat kesal yang memasuki rumah. Wajahnya yang memerah dengan amarah yang terpendam membuatnya ingin mengamuk mengeluarkan semua amarahnya.
"Kakek!" teriak Kyla yang langsung memasuki rumah dan menuju ruangan kakeknya.
Ceklek.
Kyla yang membuka pintu itu dan melihat Hanung yang duduk di sofa sembari membaca buku yang membuat Kyla yang berdiri di depan pintu dengan wajah sangarnya yang ingin marah. Namun masih tetap sangat menggemaskan.
"Ada apa Kyla teriak-teriak?" tanya Hanung yang tetap santai membuka bukunya.
"Kakek apa-apa hah!" tanya Kyla memasuki ruangan tersebut dengan kekesalan.
"Apa-apaan maksud kamu?" tanya Hanung kembali.
"Kakek bukannya seharusnya memecatnya dan bukan malah membiarkannya tetap mengajar di sekolah Kyla," kesal Kyla yang berdiri di depan sang kakek dengan kedua tangannya dilipat di dadanya dan wajahnya yang tampak kesal.
"Apa alasan kakek harus memecat pak Aditya?" tanya Hanung dengan menaikkan 1 alisnya.
"Alasannya sudah Kyla jelaskan kemarin. Jika guru sombong itu sudah berani memberikan hukuman kepada Kyla. Hukuman yang tidak wajar," jawab Kyla.
"Sekarang kakek tanya sama kamu. Apa pak Aditya berikan hukuman kepada kamu tanpa sebuah alasan. Apa yang dilakukan Pak Aditya adalah hal yang sangat wajar sebagai seorang guru. Jika murid sangat kurang ajar dan tidak sopan. Maka seorang guru wajib memberi nasihat dan juga hukuman agar murid tersebut jera," ucap Hanung dengan tenang berbicara namun ada ketegasan dalam setiap kata-katanya yang ternyata tidak berpihak pada cucunya.
"Jadi kakek ingin mengatakan jika Kyla tidak sopan gitu dan kurang ajar?" tanya Kyla yang terlihat emosi mendengarkan kata-kata dari Hanung.
"Memang apa yang dilihat kesopanan dari apa yang kamu lakukan. Kyla kamu itu seorang murid dan tugas kamu sebagai seorang murid belajar dan bukan malah melakukan sesuatu hal yang tidak memiliki moral dan tidak seperti orang yang berpendidikan," ucap Hanung dengan memberikan nasihat kepada cucunya itu.
"Jadi apa yang kamu lakukan sangat tidak bermoral dan kakek tidak suka itu. Kakek juga tidak harus memberikan hukuman atau memecat guru yang sedang memberikan hukuman kepada kamu," lanjut Hanung.
"Kakek kenapa jadi membela guru sombong itu!" kesal Kyla.
"Kakek bukan membelanya atau berpihak dengan siapapun. Tetapi kakek hanya berpihak kepada apa yang benar dan apa yang kamu lakukan adalah kesalahan. Kakek tidak akan memecat guru yang tidak melakukan kesalahan," tegas Hanung.
"Apa-apaan sih kakek. Kenapa jadi aku yang di marahi oleh kakek," batin Kyla dengan kesal.
"Kakek ingatkan kepada kamu Kyla, untuk tidak melakukan hal ini lagi. Jika kamu mendapatkan surat panggilan lagi. Kakek juga akan menghukum kamu," ucap Hanung dengan penuh penekanan dan penegasan terhadap cucunya itu.
"Issss kakek menyebalkan!" umpat Kyla dengan emosi yang menghentakkan kedua telapak kakinya kelantai dan keluar dari ruangan itu dengan penuh emosi.
Hanung menghela nafas dengan melihat kepergian cucunya itu.
"Akhirnya ada juga guru yang bisa bertindak akan perbuatan Kyla," batin Hanung yang justru terlihat lega.
Cucunya mungkin terlalu manja dan terlalu berkuasa di sekolah. Sehingga tidak ada yang berani dengan Kyla. Hanung bukan malah memecat Aditya. Justru Hanung malah balik memarahi cucunya. Ternyata di panggil ke ruang Yayasan bukan hal yang menakutkan dan semua terlihat santai dan tidak ada masalah sama sekali bagi Aditya.
************
SMA Nusa Bangsa.
Murid-murid SMA Nusa Bangsa yang terutama murid wanita yang terlihat begitu heboh dengan semuanya yang tampak takjub akan seseorang.
Siapa lagi. Jika bukan melihat guru tampan Aditya yang hadir dan terlihat sangat tampan yang berjalan dengan santai dan cool.
"Ya ampun pak Aditya benar-benar sangat tampan!" puji Cindy.
"Cindy apa-apaan sih kamu, memuji-muji dia di depan Kyla," sahut Shania kesal dan Cindy melihat ke arah Kyla Pak sangat kesal melihat guru tersebut yang cari-cari perhatian.
Aditya yang bertepatan melewati Kyla hanya melihat Kyla sebentar. Tatapan Kyla begitu tajam pada Aditya.
"Kenapa kakek harus membelanya. Apa yang sudah dibicarakannya kepada kakek. Benar-benar menyebalkan," umpat Kyla dengan emosi melihat gurunya tersebut.
"Sok kecakapan!" umpat Kyla
"Kyla kenapa pak Aditya masih tetap berada di sini. Bukannya kamu sendiri yang mengatakan. Jika pak dia akan dikeluarkan dari sekolah?" tanya Shania.
"Dia akan di keluarkan secepatnya," jawab Kyla yakin.
"Caranya bagaimana?" Cindy. Kyla tidak menjawab melainkan hanya tersenyum seperti mempunyai rencana.
************
Aditya yang merupakan wali kelas dari 12 B dan juga guru fisika hari ini kembali memasuki kelas anak-anak didiknya tersebut.
"Selamat pagi anak-anak!" sapa Aditya.
"Pagi pak," sahut semuanya serentak.
"Baiklah sekarang buka pelajaran selanjutnya!" titah Aditya.
"Bos. Kenapa dia masih mengajar. Bukannya seharusnya dia sudah keluar dari sekolah?" tanya Tobi.
"Aku mana tahu. Kyla yang tahu semuanya dan kamu tanya saja dia," ucap Morgan.
"Tobi kenapa kamu berbicara. Apa ada ingin kamu tanyakan?" tanya Aditya.
"Nggak kok pak," sahut Tobi yang langsung panik dan menunduk.
"Biasakan. Jika sudah ada guru di depan kalian. Jangan berbicara lagi," tegas Aditya.
"Baik pak!" sahut semua murid-murid. Sejak tadi Kyla terus saja menatap penuh sinis Aditya dan membuat Aditya akhirnya melihat ke arah Kyla.
"Kamu ingin mengatakan sesuatu Kyla?" tanya Aditya yang melihat muridnya itu seperti menantang diri.
Kyla diam dan tidak mengatakan apa-apa dan melihat ke arah bukunya.
"Baiklah anak-anak. Kalian kerjakan soal no satu sampai 5. Sebelum bel istirahat. Harus di kumpulkan," ucap Aditya yang langsung memberikan tugas.
Huhhhhh
Suara nafas berat murid-murid terdengar yang pasti sangat malas jika sudah berurusan dengan tugas.
"Ada yang keberatan?" tanya Aditya, namun tidak satupun murid mengatakan ada yang keberatan. Memang sepertinya mereka sekarang tidak berani dengan Aditya karena Aditya tegas dan tidak main-main memberikan hukuman tanpa melihat siapa orang tersebut.
"Jangan hanya protes. Tapi pikirkan bagaimana cara menyelesaikannya," ucap Aditya yang langsung duduk di bangkunya dan bangku itu terlihat aman tidak ada ranjau atau apapun. Karena tidak ada yang berani lagi membuat jebakan untuk Aditya.
Bersambung