Jendral Kejam Yang Posesif Itu Suamiku

Jambi, 23 Februari 2024

...****************...

Selamat membaca...

Ai Lin di nasehati ayahnya di kamar sang ayah selama seharian penuh. Bukannya merasa bersalah sudah membuat heboh semua orang di kediaman mereka, ia justru berbaring santai di paha Wang Lin sambil memejamkan mata seakan-akan nasihat ayahnya seperti nyanyian penghantar tidur.

Bukan hanya Ai Lin yang memejamkan mata, Wang Lin yang duduk pun ikut memejamkan matanya dengan tangan mengusap lembut rambut sang adik.

Menteri Zhao yang berbicara sendiri tanpa di tanggapi sontak membalikkan badan dan terkejut melihat anak bungsu dan Putra keduanya malah tidur dengan suara dengkuran yang pelan.

"Astaga mereka ini! Ayah menasehatinya agar bersikap lembut layaknya seorang wanita, tapi dia malah tidur dengan nyenyak! Wang Lin juga, bukannya menegur adiknya malah ikutan tidur juga! " ucap Menteri Zhao sambil memijit keningnya yang tiba-tiba pusing melihat tingkah laku anak-anaknya.

Wang Lin yang baru kembali dari perguruan nya langsung pergi ke Paviliun Matahari untuk menemani adik bungsunya yang sedang di tegur sang ayah.

Wang Lin yang mendapat cerita tentang kehebohan adiknya dari pelayan pribadinya langsung pergi menemui sang adik di Paviliun ayahnya hingga akhirnya mereka sama-sama mendengarkan nasihat panjang lebar ayah mereka hingga tertidur.

"Ayah... ! " panggil Pei Lin dengan membuka pintu kamar sang ayah.

"Ssssttttt.. ! Jangan ribut, mereka sedang tidur! " tegur Menteri Zhao dengan suara pelan.

Pei Lin pun keluar dari kamar ayahnya dengan diikuti sang ayah di belakang setelah menutup pintu dengan hati-hati.

"Ayah, aku dengar kehebohan yang di lakukan mei-mei dari Xiang Lai tadi siang! Apa yang terjadi sebenarnya pada mei-mei ayah? " tanya Pei Lin dengan wajah penasaran.

"Huh, adik mu itu pergi dari Paviliun nya diam-diam! Katanya tadi ia bosan dan jalan-jalan sendiri hingga nyasar ke pohon persik yang di taman Ibu mu! Kau tau apa yang dilakukan nya di sana? Dia tidur di atas pohon itu di saat semua pelayan dan penjaga sibuk mencari keberadaan nya! " jawab Menteri Zhao dengan geleng-geleng kepala.

"Hahahaha... Bisa aku bayangkan bagaimana paniknya para pelayan dengan ulah adik kecil ku itu! Hidup kita menjadi berwarna setelah mei-mei bangun dari tidur panjang nya! " sahut Pei Lin sambil tertawa geli membayangkan kejadian tadi siang.

"Kau benar, bahkan dari ayah pulang dan menyuruh nya untuk menemui ayah di kamar, dia begitu santai dan fokus mendengarkan nasihat ayah! Tapi begitu adik laki-laki mu datang, ia langsung mengadu jika ayah memarahinya habis-habisan! Ayah terpaksa mengeluarkan semua isi buku tentang tata krama anak perempuan yang sudah pantas untuk menikah agar adik kamu itu mengerti, tapi balasan nya mereka berdua malah enak-enakan tidur dengan pulas seperti yang kau lihat tadi! " ucap Menteri Zhao dengan wajah frustasi.

"Hahahaha... ! " Pei Lin kembali menertawakan kesusahan ayahnya.

"Kau ini, bukannya memberikan solusi mengatasi kejahilan adik perempuan mu, kau malah menertawakan ayahmu! " ucap Menteri Zhao kesal dengar suara tawa anaknya.

Pei Lin masih terus tertawa melihat wajah kesal ayahnya hingga air mata nya keluar saking banyaknya tertawa.

"Tapi ayah senang melihat kau tertawa tanpa beban seperti itu! Setelah Ibu mu tiada dan Ai Lin selalu sakit-sakitan dari kecil, tidak ada lagi wajah bahagia dan suara tawa di kediaman kita ini! " ucap Menteri Zhao lirih dengan tersenyum miris mengingat mendiang istrinya.

Meskipun tertawa, Pei Lin mendengar ucapan lirih ayahnya.

"Sudahlah ayah, jangan mengingat yang telah berlalu! Saat ini sudah saatnya kita menjemput bahagia bersama-sama meskipun tidak ada Ibu diantara kita! " ucap Pei Lin dengan tersenyum hangat.

"Kau benar! Sekarang ayo kita bangunkan dua anak nakal itu! Sudah saatnya makan malam! " sahut Menteri Zhao dengan menepuk pelan bahu anaknya.

🌳🌳🌳

Sudah dua hari Luo Yun pergi ke tempat persembunyian prajurit rahasia yang ia miliki selain prajurit Bangsawan Fang milik keluarga ayah nya dan prajurit milik kerajaan.

Prajurit yang tersembunyi itu bukanlah orang sembarangan. Mereka mempunyai keahlian yang berbeda-beda, yang tidak sengaja di temukan Luo Yun selama menjadi murid akademi Kekaisaran dan menjadi ketua dari mereka semua.

Saat ini Luo Yun akan kembali ke Ibu kota Kekaisaran, ia berada di atas kuda hitam nya menyisiri jalan setapak pinggir hutan.

Wusss.... Wusss... Wusss...

"Ah sial! " umpat Luo Yun sambil menghindar serangan anak panah tiba-tiba di arah kan padanya hingga sedikit melukai lengan kanannya meskipun hanya berupa goresan.

Luo Yun menarik kali kekang kudanya untuk berlari mencari tempat berlindung atas serangan tiba-tiba yang dilayangkan padanya di pinggir hutan ini.

"Mereka pandai sekali mencari tempat untuk sembunyi melancarkan serangan nya! " gumamnya lagi dengan menelisik dimana posisi musuhnya hanya dengan melihat arah panah yang datang.

Tubuh Luo Yun tiba-tiba mendadak panas dan matanya mulai berkunang-kunang.

"Sial, mereka rupanya menaruh racun di anak panah itu! " umpat Luo Yun dengan mencoba mengeluarkan kekuatan nya untuk menetralisir efek racun yang masuk ke dalam tubuhnya.

Tubuh Luo Yun tidak bereaksi dengan kekuatan nya dan malah membuat tenaganya langsung terkuras habis karena menggunakan sihirnya dengan kondisi yang tidak bagus.

"Kalian cari pria itu sampai dapat! Aku yakin racun tadi sudah masuk ke dalam tubuhnya hingga kita gampang membawanya ke pada Ketua! " teriak seseorang keluar dari dalam hutan kepada 20 orang yang ikut keluar bersama orang itu.

Luo Yun turun dari kudanya sambil berusaha kuat karena tubuhnya sudah susah untuk ia gerakkan.

"Aku mohon pergilah mencari bantuan! " bisik Luo Yun lirih dengan menatap mata kudanya.

Seolah-olah mengerti apa yang di katakan Tuan nya, kuda hitam itupun segera berlari menjauh dari Luo Yun untuk mencari bantuan.

"Tuan, itu dia laki-laki itu! " teriak salah satu anak buah musuh saat mendapati Luo Yun sedang menekan rasa sakit di tubuhnya.

Mereka pun berlari mendatangi pria yang berteriak tadi dan sang pimpinan tersenyum bahagia melihat musuhnya sudah tidak berdaya namun masih berusaha untuk tegak menghadapi mereka.

"Ternyata nyalimu bagus juga! Seharusnya kau sudah tidak bisa bergerak karena racun itu sangat lah mematikan untuk orang biasa! " ucap pimpinan bandit dengan tersenyum remeh.

"Cih, tidak usah banyak bicara! Aku masih sanggup menghadapi kalian semua meskipun keadaan ku seperti ini! " jawab Luo Yun dengan tenang tanpa ekspresi.

"Bangsat! Ayo serang dia! " teriak pimpinan bandit itu dengan penuh amarah.

Mereka menyerang secara keroyokan, namum Luo Yun masih bisa melawan mereka dengan ilmu beladiri nya.

Pertempuran itu di saksi kan seseorang dari atas pohon dengan wajah kesal karena lawan yang tidak seimbang satu melawan 20 orang.

"Wah, pria itu cantik sekali! Seperti pria-pria drama china kolosal yang di tonton Helena dulu! Tapi mereka benar-benar banci, masa main keroyokan melawan pria yang sudah sakit terkena racun! " ucap seseorang itu dengan mata berbinar namun berubah kesal karena pria cantiknya sudah berkali-kali terkena sabetan pedang musuh.

Bersambung...