Merasuki tubuh Logan, seorang pria lumpuh yang tak berdaya, sang karakter utama diberikan misi oleh sistem untuk membalaskan dendamnya agar ia bisa kembali ke dunia asalnya!
Merasa bahwa dia memiliki orang-orang penting yang menunggunya, sang karakter utama pun menyanggupi misi tersebut dan membalaskan dendam Logan menggantikan dirinya!
Dibantu oleh sistem, Logan pun menapaki jalan balas dendam!
Mampukah sang karakter utama menyelesaikan misi dari sistem dan memenangkan balas dendamnya?
* Karya ini hanya fiksi belaka, jangan meniru adegan apa pun yang ada di dalamnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fat Kitten, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 Makan Malam Bersama Putriku
"Hei, Tuan Logan! Sudah lama aku tidak melihatmu mampir ke sini!"
"Hei, cepat-cepat! Berikan ruang untuk Tuan Logan!"
"Nah, kemarilah! Kami sudah menyiapkan tempat untukmu!"
Ketika Logan dan putrinya sampai di kedai mie, mereka disambut oleh senyum ramah orang-orang di sana.
Rupanya, mereka adalah kenalan Logan saat ia sering mampir untuk makan di sana.
Sambutan ramah dari mereka membuat Logan merasa lega di dalam hati.
'Meskipun situasi rumah tanggamu tidak karuan, tetapi setidaknya kau masih memiliki tetangga yang baik, Logan.'
"Ahaha, terima kasih atas bantuannya, kalian semua."
"Ah, santai saja! Anggap saja ini rumahmu sendiri!"
"Enak saja kau berkata begitu! Ini kedaiku!"
"Ah, kau masih kaku seperti biasanya, Paman!"
Ketika Logan mengucapkan terima kasihnya kepada orang-orang yang membantunya memberikan jalan untuk kursi rodanya, pemilik kedai keluar dari dapurnya.
"Ini sudah lama sejak terakhir kali kau mampir kemari, Logan. Dan, oh! Kau membawa putrimu juga kali ini!"
"Selamat malam, Paman."
"Ah, iya, selamat malam juga, Lilia. Kalian mau makan apa malam ini?"
Melihat menu, Logan yang telah memutuskan pilihannya, memberikan tabel menunya kepada Liliana supaya ia bisa memilih apa yang ingin dia makan.
"Ini, pilihlah apa pun yang ingin kau makan."
"Benarkah?"
"Ya, pilih saja cepat."
[Ding!! 3.000 poin (+500)]
Mendapat persetujuan Logan, Liliana dengan cepat menelusuri daftar menunya untuk memilih yang mana yang akan disantapnya sebagai makan malamnya.
"Berikan aku mie rebus dengan daging sapi, dan jus jeruk sebagai minumannya."
"Ah, aku juga mau itu!"
"Berikan kami masing-masing dua porsi kalau begitu."
"Baiklah, silakan tunggu sebentar. Aku akan segera menyiapkannya untuk kalian."
Ketika Logan memesan makanan yang ingin dia makan, tiba-tiba Liliana mengangkat suaranya dan meminta makanan yang sama dengan yang ayahnya pilih.
Merasa tidak keberatan, Logan pun memesankan itu untuknya.
Setelah memesan makanan, Logan menatap putrinya yang duduk di depannya.
"Berapa umurmu sekarang?"
Mendapat pertanyaan itu, Liliana merasa agak aneh karena ayahnya tiba-tiba menanyakan soal umurnya.
"Aku akan berumur tujuh tahun tahun ini."
"Kelas berapa kau sekarang?"
Sekali lagi, Liliana merasa aneh ketika ayahnya menanyakan berada di kelas berapa dia sekarang.
Tapi karena takut dimarahi, Liliana tidak berani mengatakan apa-apa dan menjawabnya sesuai dengan pertanyaannya.
"Aku masih kelas 1 SD."
"Hoo..."
Logan sebenarnya sudah tahu soal berapa umur putrinya dan berada di kelas berapa dia. Tetapi dia tetap menanyakan pertanyaan itu supaya ia bisa memiliki topik untuk dibicarakan dengannya.
"Apakah sekolahmu itu berbayar?"
"Iya, biasanya Ibu akan datang ke sekolahku untuk membayar tagihan sekolahnya."
"Lalu, apakah dia sudah membayar tagihannya bulan ini?"
"Belum. Ibuku belum datang ke sekolah."
"Berapa biaya sekolahmu per bulannya?"
"Umm, sepertinya sepuluh dollar. Aku melihat Ibu membayar sebanyak itu setiap kali aku menemaninya membayar ke kantor."
Mendengar bahwa putrinya belum membayar tagihan sekolahnya, Logan segera mengeluarkan uang dari sakunya dan memberikan beberapa kepada putrinya.
"Ini, ambillah. Gunakan itu untuk membayar biaya sekolahmu."
"Eh? Ini ... terlalu banyak."
"Simpan sisanya untuk kau tabung."
Menerima uang sebanyak $50 membuat Liliana terkejut dan juga takut karena ia belum pernah memegang uang sebanyak itu.
Dengan cepat, Liliana segera memasukkan semua uangnya ke dalam dompet kecil yang selalu dibawanya ke mana pun ia pergi.
Meskipun dompet itu biasanya kosong dan tidak ada isinya.
Tak lama berselang, Paman pemilik kedai datang dan menyajikan dua mangkuk mie dan dua gelas jus jeruk yang menjadi pesanan dari pasangan ayah dan anak tersebut.
"Terima kasih."
"Iya, iya. Silakan dinikmati."
Menyeruput kuah mie, Logan merasa segar karena rempah-rempah yang terkandung di dalamnya sangat terasa di lidah. Hal ini membuat nafsu makannya melambung dan dengan lahap, Logan langsung menghabiskannya.
Menyelesaikan makannya, Logan kemudian menunggu putrinya menghabiskan makanannya.
Melihat betapa lahap putrinya makan, membuat Logan merasa agak sedih.
Logan merasa kasihan karena seorang anak yang polos sepertinya harus terlahir di keluarga yang berantakan.
Ayahnya adalah seorang pria miskin yang harta warisannya direnggut oleh keluarga istrinya sendiri.
Sementara ibunya, tidak memberikan perhatian yang seharusnya ia berikan, dan justru membiarkan anaknya tinggal bersama ayahnya yang cacat dan miskin sendirian.
Melihat fakta yang menyedihkan ini, membuat Logan semakin tidak sabar untuk bertemu istrinya dan memberikan pelajaran untuknya.
Liliana yang memperhatikan bahwa Logan menatapnya terus sedari tadi, tiba-tiba berhenti makan.
"Kenapa? Apakah makanannya tidak enak?"
"Tidak, tidak!"
[Ding!! 3.500 poin (+500)]
Merasa takut, Liliana dengan cepat mulai memakan makanannya lagi.
'Anak yang aneh.'
Logan tertawa dalam hati melihat betapa kikuk putrinya di hadapan ayahnya sendiri.
...****************...
Setelah menyelesaikan makan malam, Logan beserta putrinya pergi dan mampir di sebuah minimarket.
Mereka membeli beberapa makanan instan dan camilan untuk stok di rumah.
Karena Logan tidak bisa menggerakkan kakinya dan harus selalu menggunakan kursi roda, jadi dia tidak bisa memasak untuk dirinya sendiri di rumah. Itu sebabnya ia memutuskan menyetok banyak makanan instan agar ia dan putrinya bisa makan di rumah tanpa harus jauh-jauh pergi mendatangi tempat makan.
"Semuanya jadi dua puluh Dollar, Tuan. Apakah Anda ingin membayarnya secara tunai?"
"Ya."
Mengeluarkan $20 dari kantong celananya, Logan membayar belanjaannya dan pulang ke rumah dibantu oleh putrinya yang mendorong kursi rodanya dari belakang.
'Baru saja aku menerima seratus Dollar dari sistem, dan sekarang aku sudah miskin lagi.'
Menangis dalam hati, Logan mengeluh soal betapa sulitnya hidup.
Tanpa percakapan di antara keduanya, Logan dan Liliana menyusuri jalanan malam ketika mereka melangkah pulang.
/Bye-Bye//Cleaver/