Dear, My Love

"Papa!!!!" panggil seorang bocah kecil yang terlihat sangat bersemangat saat melihat kedatangan Rama.

Dia adalah Zeline, anak perempuan yang selalu Rama sayangi seperti putri kandungnya.

"Hai girl, apa kabarmu? Sepertinya kau sudah sehat ya." tanya Rama pada gadis kecil yang usianya menginjak enam tahun itu.

"I'm oke, papa. Tapi aku kesal pada papa, kenapa baru datang sekarang dan tak menjemputku dari rumah sakit?" protes Zeline yang memasang wajah cemberut.

"Papa sibuk, harus keluar kota. Lagipula bukankah ada mama dan papi yang menemani kamu." kata Rama menjelaskan pada Zeline.

"Aku tak suka papi yang menemaniku, papa. Kepalaku pusing mendengar mama yang selalu bertengkar dengan papi. Bahkan saat di rumah sakit kemarin aku sangat malu, saat perawat menyuruh papi dan mama untuk diam dan jangan ribut." kata Zeline yang mengadu pada Rama.

Lelaki itu pun hanya menghela nafasnya saja, ternyata baik Zena ataupun Arka sama-sama keras kepala dan tak bisa melihat situasi jika ingin bertengkar.

"Lagipula papi itu siapa sih, papa? Teman-temanku pun heran melihat papi yang menjemputku sekolah bukannya papa. Saat aku bilang papi temannya mama dan papa, temanku bilang wajahku mirip sekali dengan papi." tanya Zeline.

Rama hanya diam saja, dia pun bingung mau menjawab apa. Dia tak mau membuat Zeline menjadi kecil hati setelah tau asal-usulnya.

"Papi itu juga papa kamu, sayang. Jadi kamu juga harus menyayanginya. Kamu lihat sendiri kan, papi begitu menyayangi kamu?" tanya Rama dan dijawab Zeline dengan anggukan.

Benar papi Arka sangat menyayanginya bahkan lebih perhatian dibandingkan papanya. Saat dia dirawat di rumah sakit pun, papinya lah yang selalu menemaninya. Sementara sang mama pergi entah kemana.

"Jangan bicara macam-macam pada putriku, Ram." kata Zena yang tak suka ketika mendengar Rama meminta Zeline untuk menyayangi Arka.

Saat dia mendengar dari ART nya menyampaikan jika Rama datang ke rumahnya, Zena segera memperbaiki penampilannya untuk menyambut Rama.

Dia, Rama dan Arka adalah teman semasa kuliah. Mereka berkuliah di jurusan yang sama.

Rama mengkode pengasuh Zeline untuk membawa gadis kecilnya pergi dari tempat ini.

Rama tak mau Zeline mendengar mereka berdebat masalah asal usulnya.

"Tapi nanti Zeline harus tau siapa dirinya, Na. Tak mungkin kita menyembunyikan hal itu terus menerus. Lagipula Arka mau bertanggung jawab menikahi kamu dan memberikan keluarga lengkap untuk Zeline." kata Rama pada mantan istrinya.

Zena menatap tajam ke arah Rama, lelaki yang kini terlihat matang serta dewasa itu justru membuatnya semakin terpesona.

"Aku tak mau menikah dengan Arka. Kau tau kan aku tak bisa menikahi lelaki yang tak kucintai. Apalagi yang Zeline tau kau adalah ayah kandungnya. Kenapa kita tidak kembali rujuk saja sih, Ram?" tanya Zena dengan perasaan yang kesal karena lagi-lagi Rama menyuruhnya menikah dengan Arka.

"Itu sesuatu yang mustahil, Na. Kau tau itu, aku juga tak mencintaimu. Pernikahan kita itu hanya untuk melindungi kamu dari saudara tiri kamu, tidak lebih." kata Rama.

"Dan kau melupakan janjimu pada papi ku. Kau sekarang membiarkan aku dan Zeline begitu saja." sahut Zena tak terima.

"Bukan aku yang menginginkan perceraian itu, Na. Kau yang menggugat ku. Bahkan aku tetap menerima Zeline walaupun tau kebenarannya kalau dia bukan anakku." sahut Rama tak terima jika dia yang disalahkan.

"Oke, aku yang salah. Dan aku menyesal, bukankah kita bisa rujuk kembali. Lagipula Arka akan menerima jika kita kembali. Dia hanya meminta ikut andil untuk menjaga dan membesarkan Zeline." kata Zena dengan agak lembut, dia tau watak Rama yang keras.

"Maaf, aku tak bisa. Aku akan menikah." ucap Rama yang membuat wajah Zena mendadak berubah.

"Menikah? Dengan siapa? Jangan bilang dengan anak kecil itu, Ram?" tanya Zena dengan sinis.

Rama menghela nafasnya, lalu mengangguk. Dan membuat Zena semakin kesal.

"Kau gila, Ram? Dia masih belum cukup umur untuk menikah. Dan kurasa keluarga iparmu itu tak akan setuju." kata Zena yang tak percaya dengan pengakuan Rama itu.

Zeline memang pernah menyebutkan nama gadis itu. Dan Zena juga pernah melihat foto gadis itu dalam keluarga besar Rama yang di posting oleh Raina, mantan iparnya itu di medsos.

Semenjak itulah Zena membatasi Zeline untuk bertemu dengan keluarga besar Rama.

Karena khawatir Zeline semakin dekat dengan gadis yang berdiri di sebelah Rama, mirip seperti pendamping lelaki itu.

Zeline adalah satu-satunya senjata Zena untuk mengikat Rama.

Dulu dia mengikat Rama dengan janjinya pada almarhum papinya.

Jika Rama akan selalu menjaga Zena yang memang diburu oleh anak bawaan ibu tirinya yang terobsesi padanya.

Namun, kini lelaki itu sudah dipenjara dan Rama menganggap Zena sudah aman.

Zena mengepalkan tangannya menahan emosi. Dia tak bisa melepaskan Rama begitu saja, apalagi sekarang mantan suaminya itu semakin sukses dan kaya raya.

Zena ingin kembali bersama Rama dan kembali merasakan hidup enak seperti dulu.

❤️❤️❤️

Duh, mas Rama masih aja nempelin si mantan. Mana mau Anya sama situ, yang masih sering berkunjung ke rumah mantan.

Jangan lupa likenya ya 🤗