The Perfect Woman

Kaisar Miangyhu dan Permaisuri Xiziling sebenarnya mempunyai 4 orang anak, tiga anak laki-laki dan satu anak perempuan yaitu Xialie, ibu dari Zheya, tetapi kaisar dan permaisuri tidak mempercayai ketiga anak laki-lakinya untuk meneruskan tahta kekaisaran.

Kaisar Miangyhu dan Permaisuri Xiziling saat itu tetap teguh ingin menyerahkan tahta putri mahkota kepada Xialie walaupun Xialie adalah anak perempuan bungsu yang seharusnya tidak dijadikan calon penerus tahta kekaisaran.

Permaisuri dan kaisar itu tidak mempercayai ketiga anak laki-lakinya pada nyatanya bukan karena alasan pilih kasih saja, tetapi karena sejak kecil sampai sekarang pun ketiga pangeran itu pun masih sering bertengkar hanya untuk memperebutkan wanita.

Wajar saja kalau Permaisuri Xialie dan Kaisar Miangyhu yang terkenal sangat bijaksana pada saat menjadi merasa kebingungan dan bimbang, di satu sisi ia merasa yakin akan keputusannya ini tetapi di sisi lain ia takut keputusannya ini menimbulkan konflik dan perpecahan antar saudara.

"Jika mereka memberi tahta kekaisaran itu kepada Xialie aku yakin pasti mereka akan berpecah belah dan melukai Xialie," Kaisar Miangyhu berucap lirih kepada Permaisuri Xiziling istrinya yang saat ini sedang duduk di sampingnya.

"Itu benar, aku juga mengenali dengan sangat baik karakter ketiga pangeran tengik itu yang selalu haus dan serakah."

"Apakah kau ingat pada saat mereka mengira bahwa Zialing yang akan menjadi putra mahkota? Mereka bahkan tidak saling sapa selama sebulan penuh," sambung Permaisuri Xiziling.

"Ya aku ingat istriku, padahal seharusnya itu adalah hal yang wajar karena faktanya Zialing adalah anak sulung kita yang memang seharusnya mendapatkan tahta itu," ucap kaisar Miangyhu frustasi.

"Aku juga sudah tidak habis fikir dengan ketiga putra kita itu suamiku, hanya karena kekuasaan atau sesuatu yang ingin mereka dapatkan mereka sampai mati-matian mengejarnya, bahkan sampai tak segan untuk merebutnya meski milik saudara mereka sendiri."

"Tetapi rupanya mereka semua itu ingin memegang kekuasaan itu suamiku, dan sepertinya mereka ingin kita memecah dan membagi kekaisaran menjadi 3 untuk mereka," cerca Permaisuri Xiziling.

"Itu adalah hal yang sangat gila sekali istriku, kondisi kekaisaran ini juga sedang tidak stabil, tidak mungkin aku melakukannya, apalagi mengingat otak ketiga pangeran yang sedikit bodoh dan isinya hanya dipenuhi wanita saja.

"Jika dibiarkan bisa hancur kekaisaran ini kalau sampai jatuh ke tangan mereka, apalagi jika sampai kita menuruti keinginan mereka untuk membagi kekaisaran menjadi tiga." Ucap kaisar sangat muak dan tidak terima.

"Hmm aku memiliki ide istriku, bagaimana jika ku percayakan saja kekaisaran ini sekaligus Xialie kepada seseorang kepercayaanku," Kaisar Miangyhu memberikan sebuah usul.

"Apa kau yakin? Bagaimana jika laki-laki itu sama saja seperti ketiga putra kita dan menyakiti Xialie?" balas Permaisuri Xiziling.

"Aku percaya dia adalah orang yang tepat dan bisa melindungi Xialie dan pantas untuk menjadi seorang kaisar, jadi aku akan secepatnya menikahkan mereka agar dia bisa secepatnya meneruskan kekaisaran kita bersama putri kita satu-satunya dan juga bisa menjaga Xialie," ucap Kaisar Mingyhu.

"Baiklah, siapakah seseorang yang kau percayai untuk menjaga kekaisaran dan menikahi putri semata wayang kita, suamiku?" tanya permaisuri Xiziling.

"Dia bernama Rembaya, seorang jendral kepercayaanku yang saat ini sedang dikirim kekaisaran Merak Putih untuk bertugas di kekaisaran Dhayu."

"Aku mengenalnya, dia adalah pemuda yang baik, tangguh dan juga lemah lembut kepada perempuan, dan tentunya dia masih lajang."

"Baiklah aku mengikuti keputusanmu suamiku, aku rasa ini juga jalan yang terbaik untuk Xialie dan juga kekaisaran kita." ucapnya sambil mengangguk dan tersenyum kepada suaminya.

Beberapa minggu kemudian mereka pun menikahkan Xialie dengan orang pilihan Kaisar Mingyhu yaitu jendral pangkat 4 di kekaisaran Merak Putih bernama Rembaya yang juga merupakan anak dari bangsawan ternama.

Acara pernikahan pagi ini pun digelar di istana kekaisaran Merak Putih sekaligus dengan upacara penobatan Rembaya dan Xialie menjadi kaisar dan permaisuri sah Kekaisaran Merak Putih pada sore harinya.

Acara ini dihadiri oleh para tamu dari kekaisaran lain dan juga banyak rakyat biasa yang turut ikut hadir menyaksikannya.

Sore harinya

Kini saatnya acara penobatan permaisuri dan kaisar baru dimulai, tamu dan orang-orang yang hadir bersorak ramai serta memberikan tepuk tangan yang sangat meriah.

Pemberian mahkota kepada kaisar dan permaisuri sebagai penerus baru kekuasaan kekaisaran Merak Putih pun dilakukan dan kini mereka berdua, Xialie dan Rembaya kini telah sah menjadi penerus tahta kekaisaran.

Air mata haru memenuhi wajah kedua orang tua Xialie, Kaisar Mingyhu dan Permaisuri Xiziling akhirnya lega sekali karena kini sudah menyelesaikan tugasnya untuk menjadikan Xiziling pewaris tahta dan juga sudah ada Rembaya di sisinya.

Tetapi ketiga kakak laki-laki Xialie yang sebelumnya tidak diberi tahu apa-apa tentang hal ini mengeras rahangnya saat menyaksikan ini semua.

Mereka semua merasa tidak terima, bagaimana mungkin Xialie yang merupakan satu-satunya anak perempuan bungsu yang seharusnya tidak layak meneruskan tahta itu dijadikan penerus kekaisaran Merak Putih.

Mereka semua pun pergi meninggalkan istana kekaisaran Merak Putih dan meninggalkan pesta pernikahan adiknya yang belum selesai dan menyusun suatu rencana.

Ketiga pangeran itu merasa marah besar dan berencana untuk bersatu dan mengibarkan bendera perang dengan kekaisaran Merak putih.

Mereka akan meminta bantuan pada sekutunya yang juga memiliki ambisi dan juga berniat ingin menghancurkan kekaisaran ini juga.

Beberapa bulan setelah mereka berdua menikah penyakit yang diderita Kaisar Mingyhu pun semakin parah dan tepat di tiga bulan sesudah pernikahan mereka Kaisar Mingyhu pun meninggal dunia.

Xialie sangat terpukul mengetahui hal itu, padahal kini dirinya sedang mengandung anak pertamanya yaitu Zheya yang saat ini sudah berusia 2 bulan di dalam kandungannya.

Sejak ayahnya meninggal, keluarga dari suaminya Rembaya pun menjadi semena-mena dan sangat terlihat tidak suka terhadap keluarganya.

Tetapi karena Xialie saat ini sedang hamil jadi mereka tidak berani macam-macam apalagi berbuat sesuatu yang membahayakan janin di dalam kandungannya karena itu akan membuat masalah dengan Rembaya.

Rembaya sebenarnya belum mencintainya dan bersikap cuek dan dingin kepadanya tetapi saat ini Rembaya melindunginya dan selalu ada menemani masa-masa kehamilannya, entah dia melakukannya untuk dirinya ataukah untuk anak di dalam kandungannya Xialie tidak tahu.

7 bulan kemudian lahirlah seorang bayi perempuan yang cantik dan lucu yang diberikan nama Zheya.

Tetapi suaminya, Rembaya seperti tidak senang dan kecewa karena dia sebelumnya berharap bahwa anak pertamanya yang lahir adalah laki-laki, tetapi kini yang ia lihat adalah perempuan.

Sejak saat itu Rembaya tidak terlalu memperdulikan Xialie dan Zheya, di masa-masa Zheya bertumbuh kembang dari merangkak, berjalan dan berlari pun Rembaya tidak ada di sampingnya dan menemani Zheya.

Kini Zheya pun tumbuh menjadi gadis cantik, baik, cerewet tetapi penurut. Ia suka sekali bercerita tentang hal-hal unik yang dialaminya.

Saat ini usia Zheya sudah menginjak 4 tahun dan tiga bulan lagi dirinya akan segera berulang tahun yang ke-lima.

Tetapi tidak ada pesta yang diselenggarakan oleh ayahnya ataupun keluarganya untuk merayakan ulang tahunnya.

Untungnya ibu suri berinisiatif mengadakannya di istana kekaisaran, jadi cukup menghapus rasa sedihnya, baginya walaupun yang menyelenggarakannya itu neneknya sama saja, Zheya sudah bersyukur akan hal itu.

Zheya juga sudah biasa melakukan perlakuan tak menyenangkan dari keluarga ayahnya dan juga ayahnya yang seringkali tak menghiraukannya.

Zheya sangat bersyukur meskipun begitu masih ada nenek dan ibu yang tetap menyayanginya.