Lily merupakan anak kedua dari tiga bersaudara di rumahnya. Kehidupannya berjalan lancar sebelum adiknya dilahirkan. Namun, setelah kehadiran adiknya, Lily terasa menjadi orang asing di rumahnya sendiri. Semakin lama, Lily semakin merasa dirinya tak terlihat seperti makhluk gaib yang berkeliaran.
Diam-diam Lily merencanakan untuk kabur dari rumahnya. Ia memutuskan mengasingkan diri pergi negeri orang tanpa ada yang tahu rencananya bahkan sahabatnya sendiri.
Bagaimana kelanjutannya? Apakah Lily akan menemukan rumah lain di sana? Ataukah ia akan kembali pulang? mari kita simak lanjutan ceritanya >>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MellaMar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ju-Anh
Sementara itu, Yu-Seok berusaha merawat Ju-Anh di rumah. Dia memikirkan bagaimana cara untuk membuat Ju-Anh bahagia tanpa Lily.
Ju-Anh masih menangis dan memanggil "Mam...ma" setiap kali Yu-Seok mencoba menenangkannya. Yu-Seok merasa kesal dan tidak tahu bagaimana cara untuk menenangkan Ju-Anh.
Tiba-tiba, Bu Kim datang ke rumah dan melihat Ju-Anh yang masih menangis. "Apa yang terjadi, Ju-Anh?" tanya Bu Kim
Ju-Anh memandang Bu Kim dengan mata yang besar dan menangis. "Mam...ma," kata Ju-Anh dengan suara yang kecil.
"Tuan, saya pikir Ju-Anh perlu melihat Lily. Dia sangat merindukan Lily,"
Yu-Seok mengangguk dan segera menghubungi kedua orang tuanya. "Ma..bisakah mama membantuku? Lily, pengasuh Ju-Anh lagi sakit. Ju-Anh jadi rewel. Aku tidak tahu harus apa". Ucapnya
"Baiklah. Ibu akan datang ke rumahmu sekarang juga," kata ibu Yu-Seok.
"Aku juga akan datang," tambah ayah Yu-Seok.
Yu-Seok mengangguk dan merasa sedikit lega. "Terima kasih, mama. Terima kasih, papa."
Setelah itu, Yu-Seok meminta Bu Kim untuk menjaga Ju-Anh sementara dia mengunjungi Lily di rumah sakit.
Sementara itu, Bu Kim berusaha menenangkan Ju-Anh yang masih rewel. "Mam...ma," kata Ju-Anh dengan suara yang kecil.
Ju-Anh memandang Bu Kim dengan mata yang besar dan menangis. Bu Kim memeluk Ju-Anh dengan erat dan berusaha menenangkannya.
Sampai kedatangan orang tua Yu-Seok Ju-Anh baru bisa berhenti menangis.
...
Sementara itu, Yu-Seok mengunjungi Lily di rumah sakit. Lily masih dalam proses pemulihan dan masih lemah.
"Aku rindu, Ju-Anh," Ucap Lily
Yu-Seok memandang Lily. "Aku tahu, Lily. Sembuh lah dulu". Serunya melembut.
"Bagaimana dengan Ju-Anh?". Tanya Lily.
Yu-Seok menghela nafas berat. "Fokuskan dirimu untuk sembuh Lily! Berhenti memikirkan Ju-Anh! Kau fikir aku tak becus menjaganya?". Yu-Seok penuh emosi.
Lily terkejut mendengarnya, ini kali kedua Yu-Seok membentaknya. "Maaf Tuan".
"Kamu fikir kamu siapa?". Yu-Seok menghela nafas. "Ibunya? Kakaknya? Bukan! Jangan berlebihan! Jangan bertingkah seolah Ju-Anh itu milikmu". Yu-Seok berlalu pergi meninggalkan Lily.
Lily terdiam dan merasa sakit hati mendengar cercaan Yu-Seok. Dia tidak mengerti mengapa Yu-Seok bisa berkata kasar seperti itu. Dia hanya ingin membantu Ju-Anh dan membuat Yu-Seok tidak khawatir.
Lily memikirkan apa yang Yu-Seok katakan, dan dia menyadari bahwa mungkin Yu-Seok merasa tidak dihargai sebagai ayah Ju-Anh. Dia merasa bahwa Lily terlalu dekat dengan Ju-Anh dan membuat Yu-Seok merasa tidak diperlukan.
Lily merasa sedih dan menyesal karena tidak menyadari perasaan Yu-Seok sebelumnya. Dia tidak ingin membuat Yu-Seok merasa tidak dihargai atau tidak diperlukan.
"Aku hanya ingin Ju-Anh merasakan peran dari kedua orang tuanya". Gumam Lily dengan suara bergetar. "Aku tidak mau Ju-Anh sepertiku".
Setelah sekian lama menahan untuk tidak mengeluarkan air matanya, kini tak bisa membendungnya lagi.
...
Sementara itu, Yu-Seok masih marah dan tidak bisa menenangkan dirinya. Dia merasa bahwa Lily tidak mengerti perasaannya dan tidak menghargai perannya sebagai ayah Ju-Anh.
Setelah beberapa saat, tanpa Lily tahu, Yu-Seok kembali ke rumah sakit dan memandang Lily dari kejauhan di ambang pintu, "Maaf, Lily," gumam Yu-Seok dengan suara berbisik. "Aku tidak seharusnya berkata kasar seperti itu. Aku hanya khawatir denganmu dan Ju-Anh."
Yu-Seok memandang Lily dengan mata yang penuh kekhawatiran. Dia bisa melihat kesedihan dan kepedihan di mata Lily, "Aku terlalu kasar pada Lily". Gumamnya
Lily menangis tersedu-sedu, dan Yu-Seok yang menatap dari kejauhan semakin merasa heran dan khawatir. "Ada apa dengan Lily?". Batinnya. "Kenapa dia tidak berhenti menangis?"
Bu Kim yang menyaksikan adegan ini memandang Yu-Seok sesekali memandang Lily dari kejauhan sedikit di belakang Yu-Seok. Dia bisa melihat perubahan besar dalam diri Yu-Seok, yang kini lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap Ju-Anh.
"Aku tidak percaya kalau tuan gay. Mungkin tuan baru saja menemukan cintanya". Bisik Bu Kim pada dirinya sendiri.
"Jika memang benar". Bu Kim berhenti sejenak mengingat bagaimana tulusnya Lily menjaga Ju-Anh. "Ju-Anh akan memiliki orang tua yang hebat dengan kasih sayang yang melimpah. Aku mengharapkan itu semua."
...
Sementara itu, Ju-Anh yang masih kecil tidak mengerti apa yang sedang terjadi, tapi dia bisa merasakan kesedihan dan kepedihan di udara. Ju-Anh tidak bisa bermain dengan tenang, perasaannya gelisah.
Nyonya Lim mencoba menenangkan Ju-Anh. "Dia terus bilang 'mama'. Engga ada kata lain". Ujarnya pada Suaminya.
Tuan Lim mengangguk. "Ibu adalah separuh nyawa anaknya. Apa mungkin Yu-Seok belum pernah membawa Ju-Anh pada ibunya?".
"Bayi di ajak ke kuburan". Ketus nyonya Lim menatap suaminya jengah.
"Kuburan apa ma?". Yu-Seok mengejutkan mereka berdua.
"Ayah mu nih, ada-ada saja. Masa iya Ju-Anh harus dibawa kekuburan". Nyonya Lim masih terdengar ketus.
Yu-Seok mengerutkan keningnya. "Buat apa?".
"Anakmu tidak pernah mau diam. Terus saja menangis. Ayah jadi khawatir". Seru Tuan Lim.
Setelah menggunakan berbagai cara untuk menenangkan Ju-Anh. Akhirnya Yu-Seok memutuskan untuk membawa Ju-Anh ke rumah sakit untuk mengunjungi Lily setelah dengan atas izin dokter. Dia ingin membuat Ju-Anh merasakan kehadiran Lily yang sudah lama tidak bertemu. Semua berharap jika Ju-Anh berada didekat Lily akan lebih merasa nyaman.
Setelah sampai di rumah sakit, Yu-Seok membawa Ju-Anh ke kamar Lily. Lily tentunya terperanjat melihat ju-Anh datang. Namun Lily masih mengingat jelas apa yang Yu-Seok ucapkan sebelumnya. Ia menahan hasrat untuk menyapa Ju-Anh.
Yu-Seok faham akan sikap Lily mengingat apa yang telah ia lakukan tadi. Ju-Anh terus menangis membuat kesabaran Yu-Seok habis. "Ambillah. Untuk saat ini kamu ibunya". Ketus Yu-Seok.
Ju-Anh memandang Lily dengan mata yang besar dan menangis. "Mam...ma," kata Ju-Anh dengan suara yang kecil.
"Halo Ju-Anh, apa kabar". Tanya Lily
Sapaan Lily sontak membuat Ju-Anh tertawa. Kedua orang tua Yu-seok memandang heran.
"Perasaan tadi gak gitu deh". Ketus nyonya Lim.
"Ju-Anh , Ju-Anh". Tuan Lim menggeleng kepalanya pelan.
Sementara itu, Bu Kim yang menyaksikan adegan ini memandang Yu-Seok . "Tuan, saya pikir Ju-Anh masih terlalu kecil untuk memahami hubungan Lily dan Ju-Anh," kata Bu Kim
Yu-Seok mengangguk dan memikirkan tentang apa yang dikatakan Bu Kim. Dia menyadari bahwa dia harus menunggu sampai Ju-Anh lebih besar untuk menjelaskan tentang hubungan Lily dan Ju-Anh.
kisah cerita nya bagus banget,dan jalan ceritanya juga bagus.tapi penyusunan peristiwa nya tidak terlalu jelas🙏
tapi saya suka kok🥰
buat Yu Seok belum ya😁
karna saya TKW sama dgn Lily..
innsyaa Allah lama2 kita akan menjalin ikatan emosional dan jalinan kasih dgn Sang anak.
saya mampir nih..
cerita TKW.sama Lily saya pun TKW.