Warning!!!
ini hanya sebuah cerita kayalan belaka, bukan area bocil, jika tidak suka silahkan skip.
Tolong juga hargai karya ini dengan memberikan LIKE untuk mengapresiasi karya ini, VOTE atau GIFT sangat berharga buat kami para penulis, terima kasih sebelumnya.
-------
Berkali-kali mengalami kegagalan dalam pernikahan membuat seorang janda muda yang umurnya belum genap 24 tahun nan cantik jelita bernama Sisilia Aramita memutuskan untuk tidak akan menikah lagi seumur hidupnya. Meskipun statusnya janda namun ia masih tatap perawan.
Ia sudah bertekat, jika menemukan pria yang menurutnya tepat ia akan menyerahkan dirinya pada orang itu dan hanya akan menjalani hubungan tanpa ikatan pernikahan.
Hingga ia bertemu dengan seorang pengusaha tampan bernama Jackson Duran, yang membuat dunianya jungkir balik.
Apakah Jackson bisa merubah pendirian Sisilia untuk mau menikah kembali ataukah ia akan gagal mendapatkan cinta Sisilia.
Yuk simak bagaimana kisah mereka berdua...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nona manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dijodohkan lagi
Tiga bulan berlalu, semua kembali berjalan normal. Sisil sudah pasrah jika memang ia harus menghabiskan waktunya untuk merawat mamanya yang terlihat sehat namun kenyataannya tidak begitu. Karena beberapa kali Sisil terlibat perdebatan dengan papanya, mamanya jatuh sakit. Dan Sisil sadar jika karena dirinyalah mamanya sakit.
Sisil pun mencoba untuk menjadi anak yang berbakti. Membantu orang tuanya di rumah dan fokusnya sekarang adalah mengembangkan bisnis kecil-kecilan mamanya yang semula hanya hobi mamanya saja.
Perlahan namun pasti pelanggan tanaman hias mamanya semakin banyak. Meski Sisil tidak bisa bekerja di perusahaan seperti yang ia inginkan, bisa menghasilkan uang meski sedikit dari rumah cukup membuatnya senang.
"Sil...papa mau bicara" ucap papanya ketika selesai makan malam
"iya pa...ada apa..." Sisil tidak jadi beranjak dari duduknya
"papa punya teman lama, dan kebetulan punya anak laki-laki yang umurnya mungkin di atas kamu dua tahun, dia lulusan luar negeri, papa dan dia sepakat menjodohkan kalian" ucap papanya santai namun penuh penekanan
"pa...jangan lagi!" protes mamanya Sisil
Sisil pun membelai tangan mamanya "baik pa...Sisil akan menurut pada papa" ucap Sisil masih membelai tangan mamanya.
"tapi Sil...baru juga tiga bulan kamu batal menikah, apa kata orang, mereka pasti mengira kamu itu tidak laku...makanya ditawarkan pada orang yang mau menerimamu" ucap mama Sisil ketus. Dan hal itu membuat papanya Sisil marah besar.
Plakkk....
Papnya Sisil menampar mamanya Sisil "aku hanya ingin punya menantu yang bibit bebet bobotnya jelas!" Ucap papanya Sisil berapi-api sedangkan mamanya Sisil sudah menangis "jangan sampai Sisil punya suami anak orang miskin yang nggak bisa memberi kehidupan yang layak, bahkan mungkin hidupnya hanya akan bergantung pada Sisil" ucap papanya Sisil beranjak dari duduknya
"satu hal lagi, kami sudah sepakat akan menikahkan mereka bulan depan setelah anaknya pulang dari luar negeri!"
"baik pa.. Sisil akan menuruti apa mau papa" ucap Sisil yang sekuat tenaga menahan rasa sakit di hatinya. Lagi-lagi ia harus dijodohkan dengan anak orang.
Kali ini ia tidak mengenal siapa orang itu. Biarlah Sisil akan terima resikonya asal mama papanya rukun dan bahagia. Ia rela berkorban jika memang itu jalan terbaik untuknya.
"kamu yakin Sil..." tanya mamanya yang masih terisak
"Sisil yakin ma...asal mama papa bahagia Sisil pasti bahagia" jawab Sisil tersenyum
Sisil pun masuk ke dalam kamarnya, tangis yang sejak tadi ia tahan akhirnya pecah juga. Dadanya begitu sesak, ia tak kuasa menahan kesedihannya lagi.
Sisil mengambil ponselnya dan menelpon sahabatnya Nadia. Ia menceritakan semuanya pada Nadia. Nadia terkejut dan menawarkan bantuan jika Sisil mau lari dari rumah, namun Sisil menolaknya, ia masih ingat akan mamanya, jika mamanya tidak sakit-sakitan tentu ia tega pergi dari rumah.
Ia juga menelpon Febi, tanggapannya juga sama. Lagi-lagi Sisil menolaknya alasannya masih sama, kesehatan ibunya. Kedua sahabat Sisil itu sampai tidak tahu jalan pikiran Sisil saat ini.
Sisil menangis semalaman, ia memikirkan nasibnya lagi. Entah apa salahnya hingga ia harus menanggung semua sendirian. Terkadang saat ia sedang sedih, ia iri dengan kakaknya yang bisa bebas menikah dengan orang yang ia cintai.
Seminggu berlalu, di rumah Sisil terjadi kesibukan. Sisil bingung apa yang sedang terjadi, tak ada yang memberitahunya ada acara apa di rumahnya.
Ada orang-orang yang datang mengirim makanan dalam jumlah banyak. Kemudian tiba-tiba datang seorang penata rias.
"anda pasti Nona Sisil" ucap perias itu
"iya betul..."
"Saya Laxmi, yang akan mendandani nona"
Sisil bingung kenapa harus didandani, ada acara apa gerangan. Sisil pun menghampiri mamanya yang tampak sibuk membereskan makanan yang dikirim ke rumah mereka.
"oh...itu calon suami kamu akan datang, mereka akan melamar kamu secara resmi" jawab mamanya tak sesedih minggu lalu.
"oh..." Sisil tak bertanya lagi, karena ini sudah keputusannya untuk menuruti apa mau papanya.
Sisil pun mulai didandani oleh penata rias. Dan memakai gaun yang tadi dikirim oleh calon mertuanya. Gaun yang sisil pakai sedikit terbuka di dadanya membuat Sisil semakin cantik dan terlihat seksi.
Gaun berwarna merah marun itu tampak pas di tubuhnya. Sisil bingung bagaimana calon mertuanya bisa tahu ukuran tubuhnya.
Sisil sudah selesai didandani, dan keluarga yang akan melamarnya pun sudah datang. Sisil digandeng oleh penata rias keluar dari kamarnya.
Semua mata takjub melihat Sisil yang terlihat sangat cantik. Bahkan ada satu orang pria muda yang memakai setelan jas menatapnya tanpa berkedip.
"nah...ini putri keduaku, Sisil" ucap tuan Johan memperkenalkan Sisil pada tamu papanya
"cantik pa...calon menantuku cantik sekali" ucap seorang wanita paruh baya "ayo sini duduk di sebelah Alan" imbuhnya
Sisil pun hanya tersenyum. Sisil akui pilihan papanya tak pernah salah, lelaki yang akan dijodohkan dengannya ini sangat tampan dan terlihat dewasa, lebih tampan dari pada Andi.
Sisil pun duduk di sebelah Alan. Ia hanya diam mendengarkan obrolan orang tua mereka.
"Alan...ajak Sisil bicara di luar biar kalian bisa mengenal satu sama lain" ucap tuan Johan yang terlihat sudah akrab dengan calon menantunya itu.
"baik om..."
Alan pun beranjak dari duduknya, Sisil yang mendapat tatapan dari papanya pun akhirnya mengikuti Alan berjalan keluar dan duduk di kebun belakang milik mamanya itu.
"kamu suka berkebun?" tanya Alan membuka obrolan mereka
"hemm...suka..." ucap Sisil singkat
"aku dengar kamu lulusan terbaik di kampusmu ya?"
"iya..." lagi-lagi Sisil menjawab singkat
"tidak ada rencana untuk bekerja gitu?"
"ada" jawab Sisil singkat lagi
"setelah kita menikah kamu boleh bekerja, asal jam kerjamu tidak melebihi jam kerja aku" ucap Alan santai
Sisil pun tertegun dan menatap Alan dengan tatapan penuh tanda tanya.
"kamu percaya cinta pada pandangan pertama?" Alan tahu Sisil bingung, apalagi mereka bertemu baru sekali dan mereka dijodohkan yang tanggal pernikahan mereka juga sudah ditentukan. Sisil tak menjawab karena sampai saat ini ia belum pernah merasakannya
"jujur Sil, pertama kali aku melihatmu tadi, aku langsung jatuh cinta padamu, aku sempat berpikir cewek yang akan dijodohkan denganku itu tidak secantik dirimu, namun aku ternyata salah, kamu cantik seperti bidadari" terang Alan panjang lebar
"entahlah Lan...aku hanya menuruti apa mau papaku, cinta....? Aku tidak tahu itu apa" ucap Sisil dengan nada sedikit ketus. Ia menganggap Alan hanya membual saja, mana ada orang bisa membicarakan cinta padahal baru bertemu setengah jam.
Baginya itu mustahil, ia dulu pernah jatuh cinta, itupun karena memang ia sudah terbiasa dan mengenal orang yang telah membuatnya jatuh cinta itu.
.
.
.
.
B e r s a m b u n g
Jangan lupa ya gaess...tinggalkan jejak setelah membaca, please like, komen dan vote nya ya...