Logan Ruiz, putra tunggal Darius Ruiz, marah besar ketika pria paruh baya yang ia hormati itu memutuskan menikah lagi. Ia bahkan membawa seorang wanita dan anak perempuannya ke Mansion Keluarga Ruiz. Logan berusaha menggagalkan rencana pernikahan itu dan mengajak anak perempuan wanita itu untuk bekerja sama. Namun, anak perempuan itu tak mau mengganggu kebahagiaan wanita yang sangat ia sayangi. Hingga akhirnya Logan menggunakan cara yang menurutnya paling ampuh, yakni menodai gadis itu dan mengaku di hadapan Darius Ruiz. Hal itu akan menggagalkan rencana pernikahan Ayahnya itu. Namun siapa yang menyangka jika Alina, nama gadis itu, memilih pergi agar pernikahan itu tetap berlangsung dan menutup rapat kejadian malam kelam itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pansy Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERGI ADALAH PILIHAN TERBAIK
Jantung Alina seakan mau melompat keluar dari tubuhnya, saat mendengar pengakuan Mom Flo.
"Tak mungkin! Kak Logan adalah kakakku. Ia juga putra Mommy. Kami bersaudara,” Alina yang awalnya ingin mendapat sebuah pelukan hangat dari Mom Flo pun mengurungkan niatnya. Ia memutar tubuhnya dan kembali ke kamar tidurnya.
Saat ini pikirannya benar-benar kacau, apalagi dengan benih yang kini sedang bertumbuh di dalam rahimnya.
"Apa aku harus menggugurkannya? Tidak! Tapi, aku tak mungkin melahirkan anak dari saudaraku sendiri," Alina mulai gelisah dengan pikiran-pikirannya sendiri. Ia bahkan menjadi overthinking setelah membaca artikel tentang hasil hubungan sesama saudara.
Alina masuk ke dalam wardrobe dan mulai mengepak pakaiannya. Ia berniat pergi dari Mansion Ruiz, mencari jalan hidupnya sendiri. Ia tak ingin menggagalkan pernikahan Mom Flo dan ia juga tak ingin membuat aib bagi keluarga Ruiz. Itu pasti akan menyakiti hati Mom Flo.
Uncle Darius, Mom Flo, dan Logan, mereka adalah sebuah keluarga. Tak mungkin Vanilla merusak hubungan tersebut, meskipun ia adalah anak Mom Flo. Ia harus pergi dan membiarkan keluarga itu hidup dengan bahagia.
"Pergi adalah pilihan terbaik,” gumam Alina. Tak ada hal lain yang bisa ia pikirkan sebagai jalan keluar, hanya pergi satu-satunya jalan.
**
“Arghhhh!!!” Logan kembali berteriak kesal karena saat ini hassratnya sudah di ubun-ubun, tapi ia tak bisa melakukannya dengan wanita lain. Miliknya selalu tiba-tiba lemas dan itu membuatnya terus marah-marah.
“Ada apa sebenarnya denganmu, Log? Bukankah aku sudah mengatakan bahwa ikhlas adalah jawabannya?” kata Richard. Saat ini Richard sedang memeriksa tubuh Logan karena sahabatnya itu sedang demam.
“Lihatlah tubuhmu sendiri memberontak padamu,” Richard melepaskan stetoskop dari lehernya dan memasukkannya ke dalam tas, “Vin, tak bisakah kamu menyibukkan sahabatmu ini dengan pekerjaan segunung?”
Vin berdecak kesal, “dia juga sahabatmu!”
“Logan yang kukenal tak seperti ini. Mungkin Logan yang seperti ini sahabatmu, tapi bukan sahabatku,” kata Richard dengan telak.
Logan hanya terdiam, karena Richard menyuntikkan obat penurun demam, yang perlahan membuatnya mengantuk. Setelahnya Richard pun pergi meninggalkan apartemen milik Logan yang berada tak jauh dari Perusahaan Ruiz.
“Aku pergi dulu, Vin. Jaga baik-baik sahabatmu itu,” pesan Richard.
“Dia juga sahabatmu!” gerutu Vin menatap kepergian Richard, kemudian kembali menoleh ke arah Logan.
“Apa yang sebenarnya terjadi pada dirimu, Log. Sepertinya ini bukan hanya tentang pernikahan Uncle,” gumam Vin.
**
“Mom, bisakah aku mengatakan sesuatu?” tanya Alina yang kini bersama dengan Mom Flo di dapur. Mom Flo tampak sedang menyiapkan makan malam untuk Dad Darius.
“Ada apa, sayang?” tanya Flo. Ia menoleh ke arah Alina sambil tangannya mengaduk sesuatu di dalam panci.
“Aku ingin mengatakan sesuatu, penting,” kata Alina.
Melihat wajah Alina yang tampak begitu serius, tak seperti biasanya. Flo akhirnya mematikan kompor dan menutup panci tersebut. Ia mendekati Alina dan menggenggam tangan putrinya itu.
“Ada apa, sayang?” Flo membawa Alina duduk di salah satu kursi yang ada di dapur.
Alina menghela nafasnya pelan, “Aku ingin minta maaf, Mom.”
“Minta maaf?”
“Hmm … sepertinya aku tak bisa menghadiri pernikahan Mommy dengan Uncle.”
“Mengapa?” Wajah Flo langsung berubah.
“Aku mendapatkan tugas, Mom. Perjalanan dinas ke Kanada,” jawab Alina.
“Apa tidak bisa ditangguhkan sementara waktu?” tanya Flo.
“Tak bisa, Mom. Maafkan aku. Aku lupa memberitahu mereka tentang rencana cutiku besok dan mereka jadi memberiku tugas itu.”
Flo menghela nafasnya pelan. Keinginannya sangat besar agar Alina bisa menyaksikan pernikahannya dengan Darius.
“Mommy akan bicara dengan Darius. Ia pasti akan membantumu mendapatkan jatah cutimu dan menangguhkan keberangkatanmu,” kata Mom Flo.
“Jangan, Mom. Aku tak ingin menimbulkan gosip di antara rekan-rekan kerjaku. Aku tak ingin mereka menganggapku memanfaatkan kekuasaan Keluarga Ruiz,” kata Alina. Ia terus menambah kebohongan di dalam kebohongan. Yang sebenarnya ia bisa datang menghadiri pernikahan karena ia sudah mendapatkan cuti selama tiga hari.
“Maafkan aku, Mom,” kata Alina sekali lagi sambil menatap wajah Mom Flo dan memegang tangannya.
“Mommy tahu perasaanmu, sayang. Maafkan Mommy yang seakan berusaha merusak prinsipmu.”
“Kapan kamu berangkat?” tanya Flo.
“Besok pagi, Mom,” jawab Alina.
Flo menghela nafasnya, “Mommy akan membantumu merapikan barang-barang.”
Flo ingin bangkit dan meminta pelayan untuk meneruskan masakannya. Saat ini yang ada dalam pikiran Flo hanya Alina, putrinya. Namun Alina langsung menahan bahu Mom Flo.
“Mommy di sini saja. Aku bisa merapikannya sendiri. Yang terpenting Mommy bersiap-siap untuk pernikahan Mommy lusa dan bahagia.”
Flo tersenyum tipis, tapi hatinya masih gundah saat melihat kepergian Alina ke kamar tidurnya.
Mommy ingin memberikanmu kehidupan yang lebih baik, Al. Mommy sangat menyayangimu. Kamu adalah segalanya untuk Mommy, sama seperti Logan. - batin Florence.
**
Pagi-pagi benar, Alina sudah siap dengan koper miliknya. Suasana pagi itu di Mansion Ruiz masih sangat sepi. Hanya ada beberapa pelayan yang tampak membersihkan ruangan.
“Nona mau ke mana?” tanya seorang pelayan yang melihat Alina mendorong kopernya.
“Aku ada perjalanan dinas. Mommy sudah mengetahuinya dan Mommy sudah mengijinkan,” jawab Alina dengan tersenyum.
Pelayan itu tampak menganggukkan kepalanya tanda mengerti, “Saya bawakan kopernya, Nona.”
“Tidak perlu, Aunty. Mobil sudah menungguku di depan dan aku bisa membawa koperku sendiri. Terima kasih. Aku pergi dulu dan tolong jaga Mommy untukku,” kata Alina.
Pelayan itu tampak menautkan kedua alisnya saat mendengar pesan Alina. Namun ia menepis prasangkanya dan hanya menatap kepergian Alina, sambil memegang alat penyedot debu di tangannya.
Dengan taksi online yang dipesan oleh Alina, ia pergi menuju bandara. Ia akan pergi ke Kanada, seperti yang ia katakan pada Mom Flo.
Sementara itu di sebuah apartemen yang terbilang cukup mewah, tampak seorang pria yang tengah duduk diam di atas tempat tidur sambil bersandar.
“Semua yang kulakukan tidak berguna. Mereka tetap melangsungkan pernikahan itu. Maafkan Logan, Mom. Maaf karena tak bisa menjaga posisi itu untukmu, aku gagal,” gumam Logan yang menatap ke arah jendela kaca besar yang tak tertutup tirai. Ia bisa melihat pemandangan Kota New York dari sana.
🌹🌹🌹
Karyanya bagus alurnya thorr💞🙏🏻