seorang pemuda remaja yang bernama Gilang, dipindahkan dari sekolah lamanya menuju sekolah baru yang berada di Sumatera.
Sumatera itu sendiri adalah tempat kelahiran asal Gilang dan orang tuanya sebelum pada akhirnya mereka pindah ke kota Jakarta.
di sanalah Gilang diuji untuk mendapatkan jati dirinya yang sesungguhnya.
pernyataan bahwa gelang bukan seorang manusia biasa, membuat gelang shock namun tidak membuat gelang depresi.
tugasnya kali ini, selain mencari jati dirinya ialah mengumpulkan semua keturunan terakhir dari inyek leluhur/manusia harimau.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliana.ds, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
eps7
Siang itu cuaca terbang sangat terik, dengan suasana hampir 5 hari tidak mendapatkan hujan.
Dari kejauhan terlihat sosok dengan pakaian hitam.Pria tersebut berjalan di antara angin yang kencang dan dedaunan yang runtuhan.
"Macam mano boleh jadi seperti ini... Sayo meraso ado pendatang baru yang akan mengancam kedudukan sayo. Sayo tak bisa tinggal diam, sayo harus berbuat sesuatu. Dan sayo harus mencari tahu siapo orang itu."
Suara itu terdengar dari belakang rumpun bambu, suara yang terdengar sangar dan lantang.
"Jangan gegabah Darin, kito belum tahu seberapa kuat orang itu. Saya merasakan Aurel yang sangat kuat dari pemuda itu."
"Terus apa ko berpikir saya harus takut?.. indak,Alan. Di Tanah ini kito yang berkuaso indak boleh ado pengganggu yang meresahkan tanah kito."
"Iyo, saya tahu maksud ko.. Sayo hanya takut kito salah orang. Sayo takut orang itu orang baik indak mau macam-macam di kampung kito. Dan kito sebagai penjaga, indak boleh gelasan glusuk dalam mengambil keputusan."
"Artinyo kito harus sabar lagi nih.. harus tunggu perkembangan lagi nih.. kalau dio mencelakai orang bagaimano. Kito indak tahu motif-motif orang luar masuk ke kampung kito ni apo."
"Haaah.... Darin..Sayo harap kau tahu apo yang sayo maksud."
"Haah... Iyo iyo lah terserah ko saja. Tapi kalau ado sesuatu ko yang harus bertanggung jawab."
Perbincangan keduanya pun memicu kepada perdebatan tentang munculnya orang baru yang berasal dari Jakarta yaitu Gilang.
Dan diketahui bahwa dua orang tersebut bernamaDarin cakran & Alan patonah.
Mereka berdua adalah salah satu penjaga hutan kumayan, kampung kumayan, dan daerah sekitar lingkungan kumayan. Mereka berdua dijuluki yellow white
Oleh beberapa orang yang pernah melihat mereka karena mereka berdua kemana-mana selalu bersama namun warna di tubuh mereka berbeda ketika mereka berubah menjadi harimau atau (inyek).
Setelah perbincangan tersebut usai, mereka memutuskan pergi dari tempat tersebut masuk kembali menuju hutan kumayan yang tidak jauh dari lokasi mereka sebelumnya.
Hutan yang terasa lembab angin sejuk yang menerpa dedaunan membuat suara yang bergemuruh melambai dan menjatuhkan asa.
Kala itu gilang yang sedang tertidur di dalam kamarnya ketika malam hari, tiba-tiba ia terbangun dengan suara dentuman keras di samping rumahnya.
"Eh.... Haaamm nyam nyam nyam.. Suara apa sih itu ganggu banget. Nggak tahu apa gue capek banget hari ini udah pekerjaan dan tugas banyak terus ngantuk lagi,, ditambah lagi ini suara apaan lagi..."
Setelah Gilang mengoceh sendiri, ia pun mengucap matanya lalu berjalan menuju jendela samping rumahnya di ruang tamu.
"Hah suara apaan sih itu malam-malam berisik banget,, mau main petasan sono jauh-jauh udah malem kali."
Ucapnya lagi sambil bergumum. Namun ketika kilang membuka jendela dan melihat ke arah bawah dan ke kanan ke kiri, iya tak bisa melihat apapun. Tidak ada tanda-tanda keanehan di tempat tersebut bahkan suasana terlihat sangat sunyi.
"Lho kok nggak ada,, ini apa perasaan gue aja atau beneran ada anak-anak yang lagi iseng. Hah kalau gini udah ganggu istirahat gue aja sih."
Ucap gilang sembari menutup jendela nya kemudian kembali ke kamarnya.
Namun Baru beberapa langkah ia menuju kamarnya lagi, tiba-tiba ada yang mengetuk pintunya tiga kali.
Tuk tuk tuk..
Gilang mendengar namun ia tidak menghiraukan. Kemudian suara itu terdengar lagi
Tuk tuk tuk
Assalamualaikum Den,,
Gilang merasa kali ini dia benar-benar mendengarnya bahkan terdengar suara yang familiar mengucapkan salam.
Gilang memutuskan untuk menghampiri dan membukakan pintunya.
"Waalaikumsalam, iya tunggu sebentar..."
Gilang pun membuka pintunya, dan ketika ia melihat sosok di depan pintu tersebut, iya terkejut.
"Hah.. ini bukannya aki-aki yang waktu itu. Kok bisa sampai sini kok tahu rumah gue. Lo ikutin ya Ki."
Suara tawa yang sering namun terlihat lembut, itu terlantun.
Kakek yang ternyata pernah datang menyelamatkan Gilang ketika tenggelam di sumur itu datang menghampirinya. Dengan pakaian yang serba hitam dan tongkat di tangannya membuat dia terlihat agak sedikit seram.
"Apakah saya boleh berbicara dengan Aden,,"
"Oh... Ini aki-aki aneh banget,,eee ya udah deh ki masuk aja.. kita ngobrol di dalam biar enak. Di luar dingin ntar lagi masuk angin lagi."
Ucap bilang terhadap kakek tersebut berniat memperingatkan kesehatan kakek tersebut.
"Ada apa Ki cari gue,, kangen ya Ki sama gue.."
"He he he.. Saya kemari hanya ingin memberitahu Aden,, ini saatnya Aden mencari jati diri Aden yang sesungguhnya.
Minggu depan kalian sudah libur sekolah. Dan waktu tersebut adalah waktu yang baik untuk a dan mulai berlatih."
"Loh kok aki tahu,, sekolah gue minggu depan bakal libur.. Terus latihan apa.. jati diri apaan. Gue nggak ngerti maksud aki itu apa. Orang gue yang nggak perlu latihan aja gue udah jago beladiri kok."
"He he he.. bukan hanya tenaga bela diri yang mau dilatih, namun juga kecepatan pikiran kecepatan dan kelincahan tubuh dan cara mengontrol emosi Aden agar lebih teratur kembali."
"Untuk apa sih ki ngelakuin hal itu, di rumah aja sendirian bisa gue ngelakuinnya. Terus mencari jati diri...!? Gue masih muda Ki, masih perlu sekolah kuliah dulu,, nah baru gue bisa dapat jati diri gue."
"Hahaha... Aden Aden.. bukan itu yang saya maksud.
Maksud saya adalah mencari jati diri Aden yang sesungguhnya, ya itu mengembangkan ilmu yang ada di dalam tubuh Aden.
Tahukah Aden, sebenarnya di dalam darah Aden mengalir darah manusia harimau. Dan ketika usia a dan p 19 tahun, maka Aden akan berubah menjadi manusia harimau.. atau yang sering disebut (inyek).
"Hahh,,, di daerah gue ada darah inyek.. nggak mungkin lagi. Bokap sama nyokap gue itu manusia normal. Dan mereka nggak ada keturunan manusia harimau atau lain sebagainya itu. Aku nggak usah ngarang-ngarang cerita deh,, gue itu orang kota mana percaya sama hal kayak gituan."
"He he he... Kalau ada yang tidak percaya, kita bisa membuktikannya."
"Oke buktiin sekarang coba. Bisa nggak.."
"Permulaannya adalah besok malam, ketika malam bulan purnama merah tiba.. maka tubuh badan atau merasakan suatu reaksi, di mana tumbuhan merasa gatal, panas, dan gelisah. Ketika ada yang tidak bisa mengontrol itu semua.. kakak ada yang akan berubah menjadi manusia harimau."
Untuk sejenak Gilang pun memikirkan semua ucapan dari kakek tersebut,, namun kemudian ia berpikir kembali mungkin saja ada orang yang tidak suka oleh kehadirannya maka dari itu mengutus seseorang agar mengatakan bahwa Gilang itu bukan manusia.
Gilang berpikir, ada yang ingin membodohi Gilang dengan dongeng-dongeng dan haluan tersebut.
*Gila tuh orang nekat bener,, sampai ngutus kakek-kakek buat menghasut gue. Kayaknya tempat ini emang gak beres aki juga nggak beres*.
Batin gilang sembari menatap ke arah kakek tersebut.