Anya terpaksa harus menjadi istri kedua seorang pengusaha kaya raya yang bernama Axello Richandra atas permintaan istrinya, Hellencia yang tidak bisa memiliki anak, alias mandul.
Demi mendapatkan uang biaya perawatan ayahnya yang masih koma di ruang ICU dan menebus kesalahannya yang meraup banyak kerugian, Anya pun menjalankan perannya sebagai istri muda Axello yang selalu acuh dan bersikap dingin terhadapnya.
Bisakah Anya memenuhi permintaan Hellencia untuk mengandung anak dari Axello dengan sikap Axello yang sangat dingin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AdindaRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terkuak satu per satu
“Cintia! Hellen!”
“Apa yang sedang kalian lakukan?” tanya Dokter Firman dengan nada menggertak.
Cintia yang kini tengah berpagutan dengan Hellen pun langsung saling menjauh dan merapikan pakaian mereka berdua yang sudah sangat berantakan. Sedangkan Dokter Firman memandangi istri dan juga Hellen secara bergantian dengan tatapan tidak percaya.
“Jadi, selama ini kalian –”
Dokter Firman tidak sanggup melanjutkan kalimatnya dan langsung mengusap wajahnya kasar. Pergulatan Cintia dengan Hellen barusan membuatnya tidak tahu harus berkomentar apa lagi. Sedangkan Cintia kini langsung mendekati suaminya dan mengajaknya duduk di sofa.
“Tenang dulu, Mas Firman! Aku bisa menjelaskan semuanya. Duduklah dulu! Ini semua tidak seperti apa yang kau lihat!” ucap Cintia.
Dokter Firman pun menuruti istrinya untuk duduk. “Sejak kapan kalian berdua seperti ini?” tanya Dokter Firman mengintimidasi.
“Sebelum Cintia menikah denganmu!” jawab Hellen dengan santainya.
Jawaban Hellen kali ini membuat Dokter Firman menatap tajam ke arah istrinya dan Cintia pun terpaksa menganggukkan kepalanya.
“Tapi, mas! Aku sudah ingin berubah sejak menikah denganmu!”
“Lalu mana perubahannya, Cintia? Buktinya, rumah tangga kita sedang tidak baik-baik saja kan?” balas Dokter Firman yang masih tidak percaya dengan selera istrinya.
Sebagai Dokter, ia paham betul jika hubungan seperti Cintia dan juga Hellen bukanlah hubungan yang sehat dan wajar. Bahkan penyakit sosial yang seperti ini sangat sulit untuk disembuhkan dan justru membuat penderitanya semakin terjangkit akut.
“Aku tau jika saat ini aku belum berubah! Tapi aku selalu berusaha untuk berubah dan tidak kembali seperti ini!” Cintia mulai menitikkan air matanya di depan Dokter Firman.
“Bantu aku untuk berubah, Mas! Aku juga tersiksa seperti ini!” pinta Cintia.
Jika Cintia tampak begitu terpukul saat ketahuan oleh suaminya tengah berciuman dengan Hellen, berbeda dengan Hellen yang tampak cuek dan biasa saja. Hal ini membuat Dokter Firman semakin yakin jika kondisi rumah tangga Axel juga sedang tidak baik-baik saja.
“Apa Axel juga mengetahui jika istrinya seperti ini?” tanya Dokter Firman. “Atau bahkan Axel juga setuju dan mendukung istrinya seperti ini sampai ia memilih selingkuh dengan Anya?”
Pertanyaan Dokter Firman kali ini langsung disambut gelak tawa oleh Hellen.
“Anda sangat lucu, Dokter Firman!” balas Hellen yang masih tertawa terbahak-bahak.
“Anya itu bukan selingkuhannya Mas Axel. Tapi dia memang udah jadi maduku alias istri muda Mas Axel seminggu yang lalu!”
Dokter Firman langsung membulatkan matanya mendengar ucapan Hellen.
“Yah, pernikahan kontrak yang memang masih dirahasiakan, Dokter! Aku yakin, kau pasti bisa menjaga rahasia ini dengan baik bukan?”
“Apa tujuan kalian menjadikan Anya sebagai istri muda?” tanya Dokter Firman yang merasa sangat tidak terima.
Bagaimana ia bisa terima jika Wanita yang akhir-akhir ini selalu bermain di pikirannya justru telah menjadi istri muda dari atasannya sendiri.
“Aku yakin, kau dan Axel berjanji membantu biaya rumah sakit papanya Anya asal dia mau menjadi madumu kan?!”
Gertakan dan tuduhan Dokter Firman membuat tawa Hellen semakin pecah.
“Wow, wow, wow! Aku melihat percikan api cemburu dalam dirimu, Dokter Firman! Atau jangan-jangan kau hendak menceraikan Cintia karena terpesona dengan Anya?” tebak Hellen membuat Cintia langsung menatap tajam ke arah suaminya.
“Apa itu benar, Mas?” tanya Cintia dengan gemuruh di dalam hatinya.
‘Anya! Kenapa kau merebut cinta dan perhatian orang yang dekat denganku!’ rutuk Cintia dalam hati. Tangannya mulai mengepal dengan geram menantikan jawaban dari suaminya.
Sayangnya, Dokter Firman sama sekali tidak mau mengakui perasaannya di depan Hellen maupun Cintia.
“Jangan mengalihkan pertanyaanku, Hellencia! Cepat katakan, apa tujuanmu menjadikan Anya sebagai madumu dan istri muda Axel?”
Dengan santai Hellen mengambil tasnya dan melewati Dokter Firman tanpa menjawab pertanyaannya.
“Maaf, aku harus segera berangkat ke restoran! See you, Cintia!” Hellen melambaikan tangannya ke arah Cintia.
“Hellen, aku –”
“Berusahalah semampumu untuk menggapai apa yang kau inginkan, Cintia! Aku akan tetap membuka tanganku lebar-lebar kapanpun kau butuhkan!” ucap Hellen sambil membuka pintu ruangan Cintia dan pergi.
Kepergian Hellen kali ini membuat Dokter Firman cukup frustasi karena pertanyaannya tidak kunjung dijawab. Ia pun mengusap wajahnya kasar dan memandang ke arah Cintia.
“Katakan padaku, Cintia! Apa tujuan mereka menjadikan Anya sebagai istri muda?” tanya Dokter Firman yang tampak begitu mengkhawatirkan Anya.
“Aku akan menjawab asal Mas memenuhi syarat yang aku berikan!” balas Cintia membuat Dokter Firman menghela nafasnya panjang.
“Katakan syaratnya, Cintia!”
“Yang pertama, jawab pertanyaanku! Apa Mas Firman mencintai Anya dan ingin bercerai denganku karenanya?”
“Aku hanya simpatik dengan Anya! Dia baru saja ditinggal oleh kedua orang tuanya, Cintia dan aku merasa tidak tega jika Anya harus tertekan sebagai istri muda!” jelas Dokter Firman yang sengaja tidak mengatakan jika ia memang mencintai Anya dan ingin menceraikan Cintia demi mengejar cinta Anya.
“Okey! Aku terima jawaban Mas Firman.”
“Yang kedua, berjanjilah untuk tidak lagi memiliki pemikiran untuk menceraikan aku, Mas! Aku mohon, bantu aku agar bisa berubah menjadi Wanita yang normal!” pinta Cintia yang terdengar sungguh-sungguh.
“Oke Cintia! Aku berjanji akan membantumu untuk sembuh!” balas Dokter Firman yang sudah tidak sabar menantikan jawaban dari Cintia.
Cintia pun merekahkan senyumannya dan menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.
“Seteleh mengetahui semuanya. Aku pinta jaga rahasia ini baik-baik dan jangan sampai terbocor meski sedikit!”
Dokter Firman pun langsung menganggukkan kepalanya dengan mantap. “Kau bisa mempercayaiku dengan baik, Cintia!”
“Anya diminta untuk melahirkan darah daging Axello Richandra. Dan selepas anak itu lahir, Anya akan terbebas dari statusnya sebagai istri muda!” jelas Cintia membuat tangan Dokter Firman mengepal dengan geram.
‘Sial! Aku sama sekali tidak menduga Axel selicik ini!’ umpat Dokter Firman dalam hati.
“Mas, Mas Firman!” panggil Cintia.
“Iya, ada apa Cintia?” tanya Dokter Firman.
“Maafin aku, ya!” ucap Cintia yang langsung menyandarkan kepalanya di dada Firman.
“Ya, berusahalah dengan baik, Cintia!” ucap Dokter Firman sambil mengusap kepala Cintia dengan lembut.
Hidup Dokter Firman kini bagai buah simalakama. Ia semakin tidak bisa menceraikan Cintia mengingat ia juga sudah berjanji untuk membantu Cintia sembuh dari penyakitnya yang menjalin hubungan lama dengan Hellen.
Namun, di sisi lain ia juga sudah bertekad untuk memberi pelajaran terhadap Axel. Mau bagaimanapun dan apapun alasannya, Dokter Firman tetap tidak rela jika Anya harus menderita.
‘Aku harus membuat janji untuk bertemu dengan Axel hari ini!’ gumam Dokter Firman dalam hati.