NovelToon NovelToon
Batalyon Pulau Karang 2

Batalyon Pulau Karang 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Beda Usia
Popularitas:10.8k
Nilai: 5
Nama Author: Bojone_Batman

Terkadang kenyataan tidak sejalan dengan keinginan, Letnan Dallas menginginkan kekasih yang usianya tidak jauh berbeda dengannya tapi harus bertemu dengan perempuan yang usianya terpaut jauh di bawahnya. Semua terjadi karena dirinya trauma memiliki kekasih yang kekanakan di masa lalu.

Tak jauh berbeda dengan Letnan Dallas, Letnan Herca pun akhirnya terpaksa berkenalan dengan seorang wanita pilihan orang tuanya terutama Opa sebab cemas jika Letnan Herca akan salah arah. Penyebabnya tak jauh karena beliau tidak pernah melihat Letnan Herca bersama seorang gadis.

Lantas jika jodoh di tangan Opa, lantas siapa berjodoh dengan siapa dan prahara apa yang akan terjadi terkait masa lalu Bang Herca dengan seorang gadis berinisial Y.

Harap skip jika tidak sanggup dengan KONFLIK.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29. Mengalah demi dirimu.

Sejak tersadar tadi Dindra langsung mengurung dirinya di dalam kamar sampai Bang Herca harus membatalkan janji temu dengan Bang Hendarso karena kondisi Dindra sedang tidak stabil.

"Saya maklum, Dan. Tapi jujur saya juga kaget saat Intan mengatakan hal ini sebab setau saya, menurut keterangan Intan.. ayah biologis dari Yura sudah tiada." Kata Bang Hendarso.

Rasanya Bang Herca tidak sanggup berkata apapun, perasaannya hanya di penuhi kecemasan tiada tara.

"Sayang..!!!! Buka pintunya, dek..!! Kita bicara ya..!!" Bujuk Bang Herca namun tidak ada jawaban berarti dari sang istri.

Beberapa detik kemudian Prada Ghandi masuk ke dalam rumah dengan tergesa-gesa memberi kabar pada Bang Herca.

"Ijin, Dan..!! Dari jendela luar ada asap yang mengepul..!!"

Bang Herca segera melihat ke arah luar rumah kemudian kembali masuk ke dalam rumah dan mengetuk pintu kamar depan dengan kencang.

"Deekk.. buka..!!!!!" Teriak Bang Herca kelabakan. Bau asap memang keluar dari bawah pintu kamar yang sedikit renggang. "Dindraaa.. sayaaaang..!!!!"

Secepatnya Bang Herca mendobrak kamar tidur mereka, dirinya sudah kalap dengan pikiran ruwet.

braaaaakkk..

Sungguh Bang Herca syok melihat Dindra merokok dan menegak minuman berkarbonasi tapi yang menjadi ketakutan Bang Herca adalah obat demam yang terbuka di atas nakas.

"Astaghfirullah hal adzim..!!!!" Secepatnya Bang Herca memporak-porandakan seluruh benda di atas nakas. Ia merampas minuman tersebut dan membuangnya, tak cukup dengan itu Bang Herca mengambil rokok di tangan Dindra dan menginjaknya. "Apa-apaan ini, dek??? Kamu apakan anak Abang????" Bang Herca mengguncang lengan Dindra dengan kuat.

Telinga Dindra bagai tidak mendengar, ia mengamuk dan melayangkan hantaman membabi buta. Tepat di saat itu para tetua tiba dan menyaksikan keributan dengan mata kepala mereka sendiri.

Entah apa yang di rasakan Dindra saat ini. Ia mengambil sangkur yang tergantung pada dinding kamar. Serangan demi serangan mengarah pada Bang Herca.

Para pria disana ikut bingung memikirkan cara untuk menenangkan Dindra. Di satu sisi Bang Herca terus menghindari senjata tajam tersebut. Memang Dindra melayangkan seluruh gerakan yang pernah di pelajari.

Mama Shila dan Mama Nindy begitu histeris. Oma Delia pun membawa kedua menantunya untuk menyingkir dari rumah bersama Rigi.

"Tolong dengar Abang dulu, sayang..!!!!!! Demi kamu, demi anak kita.. Abang yakin tidak pernah menjengkali tubuh wanita lain selain kamu."

"Tapi test DNA ini menunjukan kalau Abang ayah biologisnya." Jawab Dindra terisak sesak penuh amarah.

Dindra semakin sulit di kendalikan, Bang Herca ingin seluruh permasalahan segera usai terlebih dirinya tidak ingin bayi di dalam kandungan Dindra ikut menjadi korban.

Di saat itu Bang Dallas luar biasa panik. Di hadapannya sang adik sudah berhadapan dengan maut karena permasalahan ini dan di sisi lain Rigi sudah ketakutan.

Bang Herca diam saat Dindra menghunus sangkur tepat di sisi perut kanannya. Papa Danar mendekat tapi Bang Herca melarang. Dindra menjerit-jerit ketakutan dan Bang Herca segera memeluknya untuk menenangkan sang istri.

Perlahan Bang Herca mengambil sangkur dari tangan Dindra yang gemetar lalu membuangnya. Di kecupnya sayang kening sang istri dengan lembut.

"Sudah selesai marahnya?? Sayangku sudah puas?? Dengarkan Abang sekali lagi. Demi Allah dan demi pencipta semesta alam. Sumpah demi dirimu dan anak kita.. Abang tidak pernah membasahi tubuh wanita lain."

"Abaaaaang.. maaaafff..!!!!" Dindra sangat ketakutan dan begitu histeris melihat banyak darah mengucur deras dari tubuh Bang Herca.

Tetap tenang Bang Herca tersenyum lalu mengecup bibir Dindra. "Tidak apa-apa, tidak sakit. Lebih sakit kalau kamu kabur dari Abang..!!"

Bang Dallas terduduk lemas, ia membenamkan kepala pada lututnya.

Sesaat kemudian Bang Herca melemah dalam pelukan Dindra.

"Dokter..!! Cepat panggil dokter..!!!" Perintah Bang Alfath.

Bang Hendarso segera berlari mencari dokter. Oma Delia menangani cucunya sebagai pertolongan darurat.

:

Bang Herca memercing menahan rasa sakit. Penanganan lumayan menyulitkan sebab Dindra tidak ingin beranjak dari sisinya. Kata maaf tak hentinya terucap dari bibir Dindra penuh penyesalan. Apalagi Dindra seperti orang linglung dengan apa yang sudah di telannya tadi.

Dengan cekatan Bang Idris menjahit luka lettingnya yang sudah keringat dingin merasakan nyeri.

Disana Bang Riyadh tidak terima 'Abangnya' mendapatkan tindak KDRT dari istrinya. Meskipun dirinya adalah putra Rico dan Nindy tapi sejak dulu mereka selalu bersama.

"Kau ini perempuan macam apa? Beraninya membuat Abangku celaka. Setelah ini aku akan buat BAP mengenai kasus ini..!!!" Ancam Bang Riyadh.

"Berhentilah mengoceh, silent saja..!! Dindra juga tidak sengaja." Kata Bang Herca.

"Tidak sengaja apanya. Kalau kau mati, lihat tangis orang tuamu..!!! Jangan hanya karena perempuan ini lalu pikiran dan hatimu mati..!!" Ucap kasar Bang Riyadh masih penuh emosi.

Jika saja nyeri di tubuh Bang Herca tidak sehebat ini pasti dirinya langsung menghajar adiknya itu habis-habisan.

"Riyadh.. diam dulu..!! Jangan memancing situasi..!!" Tegur Ayah Rico.

Papa Danar menghampiri putranya lalu mengusap puncak kepala Dindra, beliau tidak membenarkan tindakan Dindra tetapi juga tidak menyalahkan kemarahan menantunya. Jika saja hal ini terjadi pada Mama Shila sudah tentu istrinya itu akan bersikap yang nyaris sama atau bahkan sama saja dengan Dindra. Istri mana yang sanggup di hantam permasalahan sepahit ini apalagi sedang dalam keadaan hamil.

"Dindra istirahat di kamar sama Mama dulu ya..!! Nanti Abangmu menyusul." Bujuk Papa Danar.

Dindra menolaknya dan masih terus memeluk kaki Bang Danar. Memang sejak tadi Dindra duduk di lantai tanpa ingin berpindah dan tidak ada yang bisa membujuknya sekalipun itu Mama Shila.

Papa Danar bingung bagaimana akan membahas masalah ini sebab Dindra berada disana. Namun Bang Herca mengisyaratkan bahwa dirinya sanggup menangani semua.

"Baiklah, Hendar..!! Bawa Intan dan Yura kesini..!! Biar Yura bertemu dengan 'Papanya'." Pinta Papa Danar.

:

Si kecil Yura berusia empat tahun melangkah masuk ke dalam rumah Letnan Herca. Banyak orang disana yang membuatnya ketakutan.

Paham si kecil Yura ketakutan, Bang Herca berdiri dan hal itu membuat Dindra kembali menangis hingga akhirnya Bang Herca mengurungkan niatnya.

Melihat usaha Bang Herca untuk mengalah, Dindra pun tak sampai hati memisahkan putri kecil itu dari Papanya. Dindra mencoba mendekati Yura tapi Intan menarik tangan putrinya.

"Bulan ini belum ada uang masuk untuk Yura. Siapapun tidak boleh menyentuhnya..!!" Kata Intan.

"Dek.. kalau Pak Herca memang Papanya, kamu tidak boleh menghalangi." Sambar Bang Hendarto.

"Aku sudah berupaya keras untuk membesar Yura. Dia tidak ikut menjaganya. Test DNA sudah menjadi bukti." Jawab Intan.

"Saya bilang jika test DNA terbukti, syarat utamanya adalah kamu harus menikah dengan saya meskipun pada akhirnya kita akan berpisah. Yang memilih uang daripada status untuk anak juga adalah kamu. Tapi kamu harus tau, Intan.. saya tidak pernah merasa menyentuh kamu." Ujar Bang Herca tegas di hadapan semua orang.

Bang Hendarto berusaha mencerna segala hal yang terjadi. Ia melihat wajah Bang Herca dan Intan secara bergantian.

"Ghandi.. tolong bawa Yura jalan sebentar..!!"

Bang Dallas sigap memberikan uang pada Prada Ghandi saat Bang Herca meliriknya.

.

.

.

.

1
Mika Saja
mumet bang herca...mslh 1 blm selesai muncul mslh baru
Mika Saja
weh....boleh nih di cb cr dindra,ingin sesuatu tp tdk keluar uang dr dompet🤭🤭🤭
Mika Saja
kynya perlu dicontoh nih mancing dompet
Mika Saja
kynya ibu bang reno sakit ini
Mika Saja
selalu bikin heboh pembacanya🥰🥰🥰
Mika Saja
jgn2 dindra salah pagam sm apa yg dialami bang herca,,,
Murni Zain
baru jg landai..🥴🥴
dyah EkaPratiwi
ada aja baru juga tenang Diandra
cipa
aduh baru selesai prahara masalalu emak bang Reno, eehh muncul dedemit satu lagi si intan lumpur
Setyaningsih
konflik dimulai tp sepertinya Yura bukan anak bang Herca
Nabil abshor
kudu tak 👊🏻👊🏻👊🏻👊🏻👊🏻😭😭😭😭😭 tapi syaang,,,,
Nabil abshor
aaaaaiiiih,,,, apalagi ni,,,,
Murni Zain
model helikopter Diandra... 🤪
dyah EkaPratiwi
hahaha sabar ya bang herca momong bumil
Mika Saja
gak aaraa plng ibu bang reno
Mika Saja
bang herca 11/12 bang danar🤭🤭
Murni Zain
Tahan emosi bag Herca.. 😎
Murni Zain
Perlu ketegasan untuk menghadapi kelakuan ibu Reno.. dn itu sulit bagi bang Reno.
dyah EkaPratiwi
harus sabar pak mil
dyah EkaPratiwi
kasian elca semoga bang Reno bisa bijak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!