Terpaksa Menikah Karena Salah Paham

Sampai malam Andini pun masih ada di rumah Kaizal, dan semua tetanggak pun kembali berbisik-bisik, membuat Ayah Raja bertambah malu.

Di tambah lagi para tetangga itu bilang akan kembali mendatangi rumah Kaizal.

Ayah Raja pun mengatakan pada semua orang kalau Andini putri nya sudah tiada, dan semua orang bebas mau berbuat apa karna baginga sudah tidak ada urasan nya lagi dengan nya.

Pagi hari nya.

Tok tok tok

"Anak berandalan buka pintu nya!, " Pak RT terus mengetok pintu rumah kaijal Kaizal.

"Ada apa Pak!, " Andini yang mem buka pintu nya.

"Mengapa Nak Andini ada di rumah ini?, " tanya Pak RT menerobos basik begitu saja kedalam rumah, di ikuti tetangga lain.

Aku hanya numpang Pak!, setelah ini aku akan pergi mencari tempat tinggal ku" jawab Andini menunduk.

Pak RT yang melihat itu pun merasa kasihan, tapi karna desakan warga akhirnya ia pun memutuskan untuk menikah kan Andini dan Kaizal.

"Apa Pak…!, tapi kami tidak melakukan apa apa, " perotes Kaizal, yang mendengar perkataan Pak RT.

"Tapi sudah Satu harian dan bahkan bermalam, kalian ada di rumah ini, " tuding Pak Rt lagi.

"Tapi Pak, aku datang hanya ingin meminta bantuan nya, tapi ada sesuatu terjadi yang membuat aku harus merawat nya! Bapak lihat saja ounggunh nya terluka, itu semua karna aku, " Kelas Andini pada Pak RT dan semua orang kalau ia dan Kaizal tidak berbuat yang diluar batas.

"Kita mana tau, Bukti nya semalam pagi seorang wanita menangis keluar dari rumah ini, " senggah ibuk-ibuk yang melihat Laras keluar dsri rumah Kaizal.

"Baik lah aku akan menikahi nya, " ucap Kaizal akhirnya.

Menurut Kaizal meskipun mereka menjelaskan semua nya tidak akan ada yang percaya, jadi lebih baik mereka menikah saja, agar semua orang diam dan permasalahan pun selesai.

"Kamu apa-apaan sih!, " marah Andini menatap Kaizal.

"Bisa kami berdua bicara sebentar, " pinta Kaizal pada semua orang yang ada dibrumah nya. Pak RT pun mengiakan.

"Apa maksud mu!, mengapa kau mau menikah dengan ku? " ucap Andini bertanya, setelah mereka sedikit menjauh dari para warga.

Percuma kita menjelas kannya, mereka tidak akan percaya, jadi iya kan saja, nanti kita bicara kan sisa nya setelah mereka semua pergi, " jawab Kaizal, menurut nya hanya itu solusi satu-satu nya.

Mau tidak mau akhirnya Andini pun setuju.

Sekarang semua orang sudah berkumpul, Pak penghulu pun sudah datang.

"Sudah la yah, nikah kan lah Andini!, bukan kah Ayah juga mengingin kan Andini segera menikah, " ucap ibu Sindi, ibunya Andini.

"Iya Ayah memang mengingin kan dia sehera menikah, tapi tidak begini caranya bu, " balas Ayah Raja.

Menurutnya Andini sudah sangat membuat nya malu, dan mencoreng nama baik nya sebagai gubernur yang di hormati banyak orang.

"Tapi tidak de_. "

"Sudah bu!, Ayah tidak mau lagi membahas hal ini!, dan ingat jangan coba-coba untuk datang ke acara itu, " ucap Ayah, membentak istri nya.

"Sudah la pak! lanjut kan saka acara nya, " suruh ibu Sindi pada orang yang datang menjemput Ayah Raja.

Ahirnya pernikahan pun terjadi meskipun tanpa Ayah Raja.

"Selamat ya sekarang kalian sudah sah menjadi pasangan suami istri, " ucap Pak RT pada Andini dan Kaizal.

"Hmm."

Kaizal hanya mendehem, sedangkan Andini iya masih saja terdiam, karna tidak menyangka nasib nya akan seperti ini, menikah tanpa Ayah nya.

setelah semua nya selesai semua orang pun pergi, tinggal lah di situ Andini dan Kaizal.

Andini menatap Kaizal lalu ia bertanya.

"Kita kan sudah menikah? Lalu bagai mana selanjut nya pernikahan kita ini?. "

"Kau mau nya kita bagai mana?, " tanya Kaizal balik.

"Aku bertanya pada mu!, Jadi jawab, jangan balik bertanya pada ku, " ucap Andini.

"Ya, karna aku juga tidak tau harus bagai mana, " balas Kaizal pula.

Mereka berdua saling diam, dingan pikiran masing-masing.

"Begini seja, kau kan tidak bisa pulang kerumah mu, j_."

"Itu bukan rumah ku!, tapi rumah Ayah ku, " proters Andini memotong ucapan Kaizal.

"Hemm!, baik lah."

"Kau kan tidak bisa pulang kerumah Ayah mu!, bagai mana kalau kita jalani saja rumah tanggak ini!, " ulang Kaizal, memberi saran.

Maksudmu, kita akan menjadi suami istri sungguhan, " tanya Andini mperjelas.

"Ya, " jawab Kaizal singkat.

"Lalu bagaiana demgan pacarmu?, " Andini kembali bertanya.

Mengapa sekarang kau jadi banyak bincara dan terus bertanya, " sengah Kaizal bosan dengan pertanyaan Andini.

Padahal pertanyaan Andini itu wajar, karna dia memang masih mempunyai pacar, lain dengan Andini yang tidak punya pacar.

"Aku hanya tidak mau di anggap sebagai perusak hubungan orang, " Andini mengucapkan ketakutan nya.

"Memangnya hubungan siapa yang kau rusak?. "

"Hubunganmu dengan pacar mu!, dia akan marah jika tau kalau kita sudah menikah, " jawab Andini.

"Memang nya siapa pacar ku?, " tanya Kaizal.

"Nona yang melempar kan botol itu!, yang ku minta merubah penampilan ku!, dan mengakibat kan kita menikah!!!!, " jawab nya beruntun, kesal pada Kaizal.

"Hahahahaha, " tawa Kaizal, merasa lucu melihat Andini.

"Asal kau tau ya!, aku tidak pernah punya pacar, mereka saja yang nerasa jadi pacarku, " jelas Kaizal.

Memang benar ia tidak punya pacar, karna bagi nya pacaran itu sangat membosan kan, hanya saja ahir-ahir ini ia memang dekat dengan Laras, karna Laras sangat bisa menggoda dan menyenangkan nya.

"Baik lah, kau sudah tau kalau aku tidak punya pacar dan sekarang kau sudah jadi istri ku, " ucap Kaizal tersenyum pada Andini, tapi senyuman itu sangat Andini benci.

"Jangan tersenyum pada ku. "

"Terserah, aku mau tersenyum atau tidak!, kau tidak berhak melarang ku, " ucam nya menambah kekesalan Andini.

Andini tidak lagi menghiraukan Kaizal, iya kembali masuk kekamar nya, karna sesungguh ny ia masih sedih, mengingat tentang ayahnya yang masih marah pada nya, padahal hanya salah paham, ia tidak melakukan kesalahan.

Sampai malam hahari Andini terus mengurung diri di kamar ia sampai melupakan pekerjaan nya.

...***********...

Keesokan hari nya.

Andra: "Halo sayang!, "

Clara: "Yang, kata Ayah kita sudah bisa segera menikah, " ucap Clara.

Andra: "Benar kah, lalu bagai mana dengan kakak cupu mu itu?, " tanya Andra.

Clara: "Tidak usah pikir kan dia, yang penting sekarang kita bisa menikah, " jawab Clara, tidak memikirkan kakak nya.

Andra: "Baik lah, kalau begitu besok aku dan keluarga akan datang melamar mu!, sekaligus mbicarakan pernikaham kita, " bslas Andra.

"Baik lah, aku akan menunggu hari itu tiba. "

Setelah itu sambungan telpon mereka berahir.

Clara sangat bahagia, karna sebentar lagi ia akan menikah dengan Andra, pacar yang sangat ia cintai.

"Ibu Ayah, " jerit Clara mencari keberadaan Ayah dan Ibunya.