NovelToon NovelToon
My Mom Is My Super Hero

My Mom Is My Super Hero

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Time Travel / Single Mom / Fantasi Wanita
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: saadahrafael

Sebuah Jiwa tersesat dan masuk ke tubuh seorang wanita. Jiwa dari Dunia lampau itu menempati tubuh dari seorang putri keluarga ternama, Quesha Aquena Tesla dari Keluarga Tesla.

Jiwa itu bernama Queen.

Setelah menempati tubuh itu, Queen tidak menyangka jika tubuh yang ditempatinya ternyata telah memiliki anak, bahkan tidak hanya satu melainkan dua.

Kehidupannya yang dia kira akan nyaman dan damai di Dunia barunya ternyata tidak seperti yang diperkirakan. Banyak yang menginginkan kematiannya dan kedua putranya, yaitu musuh dari Kakek angkatnya. Musuh dari Keluarga kandungnya dan Tunangan ayah dari kedua putranya.

Mampukah Queen menghadapi mereka semua demi melindungi kedua putranya, dirinya dan kembali berkumpul dengan keluarga kandungnya?

Ikuti cerita lengkapnya di MY MOM IS MY SUPER HERO

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon saadahrafael, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7. (Rencana Membeli Senjata)

Bugh,

Tubuh Queen terpental saat dirinya di keroyok oleh beberapa orang. Queen menyeka darah di sudut bibirnya dan setelah itu kembali bangkit, berdiri menatap dingin beberapa pria tersebut.

Queen berlari ke arah seorang di antara mereka dan menyerangnya, memukul dan melayangkan tendangan.

Bugh,

Bugh,

Bugh,

Setiap tendangan dan pukulan ditangkis oleh pria tersebut. Saat melihat ada celah Queen menendangnya dengan kuat, membuat pria itu terpental dan jatuh.

Pria yang memegang tongkat besi itu melepaskan senjatanya dan dengan cepat diambil alih oleh Queen, berdiri diam menatap lima orang yang marah padanya.

"Ayo lawan aku," ucapnya memegang tongkat besi di tangannya, siap menghajar beberapa pria tersebut.

"Dasar wanita sialan! Akan ku bunuh kau!" kesal seorang pria yang tidak tahan melihat keberanian Queen yang seolah meremehkan mereka.

Queen menaikan sebelah alisnya dan maju menyerang lebih dulu, memukulkan tongkat besi itu ke tubuh mereka.

Bugh,

Bugh,

Mereka yang melihat Queen menyerang tentu saja tidak tinggal diam. Mereka melawan, melayangkan senjatanya untuk mengalahkan Queen.

Cras.....

Satu goresan berhasil mengenai lengan Queen.

Queen yang merasakan tidak memperdulikan luka itu. Ia terus menyerang agar secepatnya mengalahkan mereka semua dan kembali ke rumah berkumpul bersama kedua putranya.

Bugh,

Bugh,

Kraak...

Lengan salah satu dari mereka patah karena kuatnya Queen memelintirnya.

Bugh,

Satu pukulan menghantam kepala bagian belakang hingga membuat pria itu langsung ambruk tak berdaya.

Hah...Hah....Ha....

Nafas Queen terengah-engah setelah berhasil mengalahkan satu persatu mereka semua. Tidak perlu bertanya lagi siapa yang mengirim mereka, yakin pasti orang yang sama seperti sebelumnya yang menginginkan kematiannya, Leonard. Ya, pasti pria itu.

Queen sendiri bingung kenapa pria itu ingin sekali membunuhnya? Padahal dirinya sama sekali tidak mengenal atau pernah berurusan dengannya. Tapi anehnya kenapa pria itu sangat menginginkan kematiannya?

Merasa kesal karena Leonard terus mengganggu nya, Queen menginjak tengkuk pria yang berada di bawahnya dengan kuat sebagai pelampiasan. Anggap saja pria yang diinjaknya adalah Leonard.

"Badjingan sialan itu harus segera diberi pelajaran! Beraninya menggangguku," kesalnya benar-benar ingin mencincang tubuh Leonard. Namun saat mengingat dirinya tidak tahu seperti apa wajah Leonard,  Queen semakin kesal. "Menyebalkan!" gerutunya dan pergi meninggalkan mereka semua yang telah mati.

Sebelum kembali Queen mengambil belanjaan yang sebelumnya dibeli  dan setelah itu pergi dengan jalan kaki.

Queen sampai di rumahnya. Tiba-tiba seorang pria menyapanya. Ya, pria yang menyapanya adalah tetangganya. Pria tua yang sering menemani kedua putranya bermain saat dirinya bekerja.

"Baru pulang?" tanya pria tua bernama Panji.

Queen yang di sapa melihat ke arah  Panji yang sedang duduk santai di teras sambil menyeruput kopi. Queen mengangguk dan setelah itu masuk dalam rumah.

Panji terus menatap Queen dan tanpa sengaja matanya melihat sesuatu di lengan Queen. Nampak seperti darah, pikirnya.

Queen yang baru pulang langsung masuk kedalam kamar. Ia merasa lengannya sedikit perih dan saat membuka jaketnya Queen melihat tangannya ternyata terluka, mungkin luka saat bertarung dengan musuhnya tadi.

Queen mengambil kotak obat di dalam laci. Saat dirinya akan mengoleskan obat di lukanya, dua bocah laki-laki muncul di hadapannya. Siapa lagi jika bukan Davin dan Devan.

Davin Dan Devan yang melihat luka di lengan Mommynya begitu khawatir. "Mom, apa yang terjadi? Kenapa Mommy bisa terluka?" tanya Davin menatap luka yang cukup dalam itu. Queen yang melihat putranya mengetahui lukanya langsung menutupi, tidak ingin kedua putranya khawatir dengan luka kecil ini.

"Mommy tidak apa-apa, hanya luka kecil saja."

"Benarkah?" jawabnya penuh selidik.

Queen menghela nafas, tidak ada yang bisa disembunyikan dari kedua putranya. "Sebenarnya tadi ada seorang perampok yang ingin merampok Mommy. Tapi Mommy sudah mengatasinya. Jadi kalian tidak perlu khawatir." Davin yang memiliki wajah lebih dingin tidak puas dengan penjelasan Mommynya. Ia merasa aneh dengan penjelasan Mommynya.

Jika perampok itu hanya satu orang seperti yang dikatakan Mommynya, pastinya Mommynya bisa mengatasi dengan mudah. Tapi ini apa, Mommynya terluka. Entah kenapa Davin berpikir tidak hanya satu pria yang merampok Mommynya.

"Mommy harus lebih berhati-hati saat di luar rumah. Kami tidak ingin kehilangan Mommy," Ucap Davin membuat Queen tersenyum.

"Ternyata kau cukup perhatian dengan Mommy, ya," cubitnya di pipi Davin yang menggemaskan.

Davin yang diperlakukan seperti itu tidak senang. Dengan cepat menepis tangan Mommynya, tidak suka dengan perlakuan seperti itu "Mom!"

"Baiklah-baiklah," kekehnya saat melihat putranya begitu kesal.

Davin dan Devan kini membantu Queen mengobati luka. Mereka berdua begitu telaten saat membalut luka itu dengan kain.

Saat mereka bertiga bercanda, tiba-tiba mendengar suara ketukan pintu. Queen yang mendengar meminta Davin untuk melihat siapa yang orang yang bertamu.

"Pergilah dan lihat siapa itu," Davin mengangguk dan setelah itu mengintip dari balik jendela, melihat siapa yang datang bertamu.

"Kakek Panji," gumamnya dan membukakan pintu.

Davin mendongak, melihat Panji yang wajahnya nampak khawatir. Belum juga Davin bertanya akan kedatangannya, Panji lebih dulu bertanya. "Mommy mu di mana?"

Davin tidak menjawab, malah menunjuk ke arah kamar, dimana Queen saat ini berada. Tanpa berkata lagi, Panji pun bergegas menuju kamar Queen. Dan saat membuka pintu, di lihatnya Devan sedang membalut luka Queen.

"Apa yang terjadi? Kenapa kamu bisa terluka seperti ini?"  tanyanya begitu khawatir.

"Hanya luka kecil. Kakek tidak perlu khawatir," jawab Queen. Namun tidak semudah itu Panji percaya. Dirinya yang sudah bergelut dengan dunia mafia cukup lama dan pasti tahu bahwa Queen mengalami hal yang tidak baik.

"Apa ada yang menyakitimu lagi?" tanya Panji yang sebenarnya tahu Queen sering bertarung.

Queen tidak menjawab, ia melirik dua putranya yang seperti nya menunggu jawaban darinya. "Hah, hanya beberapa orang lemah yang mencoba mencari masalah," Queen tidak ingin kedua anaknya khawatir padanya.

Tahu Queen enggan menjelaskan, Panji meminta Davin dan Devan untuk keluar terlebih dahulu karena ia ingin berbicara 4 mata dengan Queen yang sudah dianggap seperti Cucunya sendiri. Davin dan Devan yang diminta pergi mengangguk. Dan kini tinggallah mereka berdua.

"Jelaskan apa yang terjadi. Bagaimana bisa kamu terluka?"

Queen menghela nafas sebelum menjelaskan. Dan setelah itu, menceritakan semuanya.

"Aku hanya khawatir dengan mereka berdua, Kek. Aku takut mereka akan menyakiti putra ku. Aku tidak tahu kenapa mereka ingin membunuh ku,"

Panji diam, dan cukup lama berdiam memikirkan sesuatu, Panji menyarankan Queen harus memiliki senjata untuk melindungi diri. "Kau harus memiliki senjata untuk menjaga diri,"

"Senjata? Dimana aku harus mendapatkannya?"

"Kakek memiliki kenalan, semoga saja mereka mau membantu Kakek ini untuk mendapatkan senjata yang baik untuk mu,"

Queen mengangguk. Memang ini lah yang diharapkan. Memiliki beberapa senjata yang kuat untuk melindungi diri. Ia akan membeli senjata itu walaupun dengan harga mahal. Asalkan dapat membuatnya aman dan kedua anaknya, apapun akan ia lakukan. Untuk rencana yang lainnya, pergi meninggalkan Negara ini akan ia tunda terlebih dahulu. Sebelum membuat perhitungan terhadap si pembuat ulah, ia tetap tidak akan tenang.

1
Erna Marsaid
Gavin kok lemah ya
Ni Ketut Patmiari
Luar biasa
my
b
Siti patma
kakek yg anaknya meninggal js bingung
Tiwi
p
Fajar Ayu Kurniawati
.
Nurhayati
berSenang2 na bermain dg Musuh Lah KuY
Nurhayati
BeneR2 KeTuRunan Tian DominiC
Leni Ani
ini kok musuh yang menang terus ya sm kayak senetron ikan terbang.aku mulai ngak mau baca nya
Leni Ani
kayak nya bagus ni cerita
Anonymous
ok
nur musliani
mampir thor kyknya seru dech
Febriani Nazularahmatika
6 tahun gak dpt apa2
ini sehari langsung dpt
kok aneh
Leni Maria Ulfa: sepemikiran kita kak, ada dua kemungkinan pertama EMG gak dicari atau EMG asistenya Gavin itu bodoh tp masak iya orang berkuasa punya asisten yg bodoh hahhh
total 1 replies
Nurhayati
aYah na KeMbaR CeMen.....g biSa aPa KaLah Ma QuEEn donKz😩😩
Fatma Arek Magetan
mosok gavin gk jago kelahi to thor hadehhh😅😅😅
Fatma Arek Magetan
owh ibuke ki yo mbelo sontoloyo😅😅😅
Fatma Arek Magetan
ini ceritanya musuh menang duluan ya thor 🥰🥰😅
Majotiku
Luar biasa
Cipta Hendra
ko gampang bgt y .. karhuan ny menyeludiku sesuatu diam diam ketahun trs d sabotase...bisa segampang itu kathuanny.. msh pinteran koruptor yg ad d indo
ateu kraken
ya begitulah keluarga menang menyusahkan
ateu kraken: memang*
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!