Siti Lalita mulia (18th) gadis SMA cantik dan ceria , ramah dan penyayang, selalu di manjakan kakak nya , Muhammad Nizar (21th).
yang lita ketahui Nizar adalah kakak kandung nya , tapi siapa sangka kalau mereka adalah suami istri , orang tua nya lah yang menikah kan mereka secara rahasia tanpa di ketahui Lita ,yang pada saat itu baru ber usia 14 tahun , dan mereka merahasiakan. nya sampai sekarang ,
baca yukk gimana kelanjutan cerita Lita dan Nizar
seee you guysss
selamat membaca 🌺
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamel , isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aqila kembali ber ulah
Nizar tertatih menghampiri nenek nya di dapur
" nek , kenapa ngasih Nizar minuman susu sama telur ," ucap nya lesu , nenek menoleh kaget ,
" astaghfirullah halajim Nizar nenek lupa , Gusti gimana ini , kamu abisin sususnya ?" tanya nenek syok , tak ingat cucunya habis kecelakaan
" habis , Nizar gak tau ,makanya minum sekali teguk" jawab Nizar duduk tambah lesu.
Nenek mengusap pelan bahu cucunya ,
" kamu omongin Sama Lita baik baik zar , gawat ini " ucap nenek panik ,
" iya nek , Nizar masuk kamar dulu ya ," ucap nya bangun meringis pelan , dan berjalan tertatih ke kamar nya ,
Nenek merasa bersalah, kenapa pula ia inisiatif membuat ramuan penguat itu , mana bagian kaki Nizar luka nya cukup banyak dan dalam . Ia hanya bisa berdoa semoga ramuan nya tak bereaksi nanti malam ,
Nizar membuka pintu kamar , menatap sekeliling sudah rapi dan harum , seprei sudah di ganti yang baru , sepertinya istrinya sedang mandi karna suara air shower menyala.
ia menghela nafas duduk di sopa , mengacak rambut nya pelan .
ceklek , Lita keluar kamar mandi ,memakai gamis santai nya ,
" kenapa mas , ada yang sakit lagi " tanya Lita menghampiri suaminya yang sedang kalut .
" gak papa de , mas ke kamar mandi dulu mau mandi sekalian wudhu ," jawab Nizar tersenyum ,bangun meringis pelan lutut nya tak bisa tertekuk lama .
" mau aku bantu mas , ?" Lita menawarkan bantuan ,
" jangan dek , kamu pake mukena aja dulu , " ucap Nizar berjalan ke kamar mandi , memegangi kakinya ngilu .
Lita melihat suaminya heran, dan memilih menggelar sajadah menunggu adzan Zuhur tiba .
"assalamualaikum warahmatullahi" mengucap salam , di ikuti Lita di belakang nya ,
Nizar berdoa sebentar lalu menoleh ke belakang , Lita berjalan ke hadapan Nizar berjongkok menyalami., karna suaminya solat duduk di kursi .
" dek mas mau ngomong serius sama kamu ," ucap Nizar mengusap pelan pipi Lita .
"apa mas , duduk di kasur yu ," ucap nya membantu Nizar ,
" makasih sayang ," ucap nya , meluruskan kaki nya di kasur ,
" iya sama sama , sekarang mau ngomong apa mas ," tanya Lita serius , memandangi suaminya ,
" kamu tau nggak susu yang kamu kasih ke mas tadi efek nya apa," ucap Nizar tersenyum Lita menggeleng polos
" apa emng nya mas , buat kesehatan kan biar cepet sembuh ," jawab Lita polos , bibir nya tersenyum bingung .
" bukan sayang , itu kayak jamu kuat gitu ," jelas Nizar tersenyum pahit , pahit memang karna tubuh nya tak akan kuat
" jamu kuat apaan mas , biar kamu kuat gitu , emng mau kerja apa , biasanya kamu angkat angkat barang gitu di sini ?" tanya Lita , baru tahu suaminya kerja angkat angkat barang .
" semacam gitu sayang , bukan angkat barang , tapi angkat kamu , biar kuat bikin bayi dek" ucap Nizar gemes ,
" hah , yang bener kamu mas , serius itu , " tanya Lita syok , bagai mana mau kuat bikin bayi , jalan saja suaminya meringis kesakitan ,
Mata Lita berkaca kaca , bingung sedih campur aduk rasanya ,
" terus gimana ini mas , emang nya kamu bisa ?" ceplos Lita , masih bingung
" bisa sayang , tapi kamu yang kerja di sini " ucap Nizar ambigu , pasti Lita tak akan paham .
"maksud nya , kerja apa , " kan Lita tak paham , Nizar harus sabar menjelaskan
" kerja ngadon bayi sayang , kayak mas kemaren , kalau mau nanti mas ajarin praktek langsung , mau nggak ?" tanya Nizar , Lita tersipu malu , pipi nya bersemu merah.
" kalo nggak mau gimana mas" tanya nya malu
" ya paling mas tersiksa , karna pasti bakalan panas dingin gitu , gak papa mas nggak mau maksa kamu , karna kamu juga kan gak tau awalnya ," ucap Nizar mengusap pelan jemari Lita ,
Dalam hatinya padahal ketar ketir takut ,
" mau mas , ajarin ya aku gak tau caranya soalnya " ucap nya tertunduk malu .
" yang bener dek , mas gak maksa loh " ucap nya tersenyum bahagia , hatinya berucap sukur,
"yes bakalan olah raga malam ini , meskipun bukan pemain haha" batin Nizar tertawa kencang ,
Nizar Tah henti hentinya tersenyum, membayangkan yang akan terjadi nanti malam !
Sore harinya
Lita sedang berbelanja di kantin pondok membeli bermacam cemilan ,
" Masya Allah komplit makanan apa aja ada di sini , gak perlu ke minimarket ini mah ," gumam nya mengisi penuh keranjang belanjaan .
Tak lama ada yang mendorong bahu nya ,
"astaghfirullah halajim" ucap nya untung badan nya seimbang jadi tak jatuh ,
" eh dasar pembawa sial ya Lo , gara gara ada Lo , kak Nizar sakit Lo apain hah " bentak Aqila untung nya kantin sedang sepi jadi tak ada yang mendengarkan
" astaghfirullah halajim mba , maksud nya apa , musibah nggak ada yang tau " jawab Lita mengusap bahu nya , agak sakit .
" alah dasar aja pembawa sial " Aqila bersungut sungut , menunjuk ke arah muka Lita
Lita diam hatinya terus mengucap istighfar, nggak boleh membuat onar , bisa malu nanti keluarga suaminya .
" gue ingetin ya , gue bakal ambil apa yang emang punya gue , inget kak Nizar itu punya gue , Lo gak bakalan becus jagain dia , " ucap nya lebih sengit
" mba stop gangguin suami saya , dia suami saya dia imam saya , sebelum mba Dateng ke sini dia udah duluan jadi suami saya , kalo mba lupa itu," jawab Lita menekan suaranya geram ,
Aqila terkekeh melipat tangan di dada , dengan angkuh dia kembali menunjuk Lita
" Lo bisa apa hah , ngurusin dia aja gak becus , apa lagi ngelayanin dia di ranjang " ucap nya mendorong kening Lita ,
Lita menepis tak terima , jiwa bar bar nya di bangkit kan . Tak tau saja Aqila bagaimana sifat Lita .
" kenapa ? Situ ngerasa lebih jago iya , buktikan " tantang Lita , menatap Aqila sinis
" tanya sama ka Nizar lebih pro siapa gue atau Lo , servisan gue pasti lebih membekas di ingatan ka Nizar , " ucap nya mengelabui Lita , tersenyum sinis .
" cek , gak usah ngaur deh , mba perempuan dan saya perempuan , jadi jangan ganggu rumah tangga kami , urusin hidup mba yang penuh dengan derama itu," ucap Lita hendak berbalik , karna tak enak takut banyak yang lihat .
Sett plak
Aqila menarik dan menampar kuat pipi Lita ,
" astaghfirullah," lirih Lita memegangi pipinya yang terasa kebas , menatap Aqila dengan perasaan yang campur aduk ,
" gara gara kehadiran Lo di sini , ka Nizar jauh dari gue , dulu apa apa dia ada di samping gue , dasar Lo perebut , pelakor ,jalang ," umpat nya kasar ,
Plak
Lita menampar pipi Aqila , lebih kencang dari tenaga Aqila , Aqila meringis , muka nya tertoleh ke samping sangking kuat nya tamparan Lita .
" anjing Lo ya ," ucap Aqila , menjambak rambut dan hijab Aqila ,
" astaghfirullah halajim Aqila keterlaluan kamu ," teriak ustad Adam , yang melihat Lita kesakitan , menepis tangan Aqila kasar .
Mata Lita berkaca kaca , hatinya sakit lebih sakit dari pada tamparan dan jambakan yang Aqila lakukan.
Aqila gugup , citra nya semakin jelek saja di mata sahabat Nizar .
" dek kamu gak papa , dia gak macem macem kan , " tanya nya khawatir melihat keadaan Lita yang kacau ,
" gak papa ustad, makasih " ucap Lita tertunduk , melihat belanjaan nya yang berceceran di lantai
" mau kamu apa lagi Aqila , sudah berapa kali saya ingatkan jangan berbuat ulah apalagi yang kamu sakiti ini istri dari ustad pembimbing di sini , " ucap nya menatap Aqila marah ,
" dia duluan yang datang ke sini dan ngambil kak Nizar dari saya , ustad , buka mata ustad dia itu pelakor , pelacur " ucap Aqila tak terima , dia yang merasa paling tersakiti tapi mengapa tak ada yang membela nya ,
" kamu gila , Lita udah jadi istrinya Nizar sebelum kamu datang ke sini , jadi siapa yang jadi pelakor di sini hah , kamu jelas jelas itu kamu ," tunjuk Adam menekan suaranya , karna sudah banyak santri yang melihat ke arah mereka ,
" o jangan jangan ustad Adam juga Nerima servisan dari dia iya ,makanya ngebelain dia , dasar lu jalang murahan ," ucap Aqila tak terima kembali menarik hijab Lita , yang sedari tadi terus menunduk .
plak
Adam kehabisan kesabaran menampar kuat pipi Aqila ,
" astaghfirullah halajim ustad " sentak Lita ,
" kenapa hah gak terima gue bilang cewe lu jalang murahan , hahah ternyata bener kan liat aja gue bakal aduin ini sama ka Nizar , dia pasti lebih percaya gue ," ucap nya menunjuk Adam dan Lita , lalu pergi meninggalkan kerumunan , hatinya puas mempermalukan Adam dan Lita .
" ya Allah , pihak pondok harus lebih tegas lagi , perilaku nya udah melewati batas ," geram Adam , melihat Aqila pergi menjauh .
" udah dek jangan di pikirkan dia itu kurang waras ," ucap Adam , memunguti jajanan Lita yang jatuh ,
" maaf semuanya , silahkan kembali ke aktivitas masing masing , dan mohon kejadian tadi jangan di jadikan bahan gibahan , " ucap Adam tegas menatap para santri yang sedang berbelanja di kantin ,
" na'am ustad " serempak santri menjawab ,
" ayo bayar dulu , ini aja jajan nya dek Lita ," tanya Adam membawakan keranjang belanjaan Lita ,
Lita hanya mengangguk , mengusap pipinya pelan ,
Adam membantu Lita di kasir ,
" terimakasih ustad maaf merepotkan , dan maaf sudah membuat keributan ," lirih Lita tak berani menatap Adam , malu sungguh malu ,
" sama sama , Aqila yang membuat onar bukan kamu , kamu harus sabar , dan inget kamu harus lebih percaya apa kata suami kamu Nizar , jangan mudah percaya sama omongan orang lain apa lagi Aqila , dia sengaja menghasut kamu ." jelas Adam , keduanya keluar dari kantin ,
" saya duluan assalamualaikum, kamu hati hati " pamit Adam meninggalkan Lita ,
" iya waalaikumsalam " ucap Lita , kembali berjalan membawa satu kantong jajanan , jarak rumah dan kantin lumayan jauh karna posisi kantin ada di belakang gedung sekolah ,
Sesampai nya di rumah
" assalamualaikum" Lita membuka pintu , nenek dan kakek sedang mengisi kajian di kampung sebelah ,
Ceklek ,
Membuka pintu kamar , suaminya masih tertidur ,
" dek lama banget " ucap Nizar parau ,
" loh aku kira mas masih tidur tadi ," jawab Lita , menyimpan jajanan tadi di meja , menyusun nya lambat , takut Nizar melihat mata nya yang sembab dan pipinya yang memerah ,
Nizar melihat istrinya agak curiga , tumben gak langsung nyamperin ,
" dek sini udah belum ," ucap nya
" bentar mas , aku ke kamar mandi dulu , " jawab Lita langsung berbalik ke kamar mandi ,
" huuuuh tahan Lita , kamu gak boleh cengeng , tapi kata katanya membekas di hati aku , " ucap nya berperang dengan dirinya sendiri , melihat penampilan nya di cermin, membasuh muka supaya lebih pres!
Lita menghampiri suaminya yang sedang duduk bersandar di tepian kasur ,
" kenapa mas , laper mau makan apa mau minum ," tanya Lita tak memandang ke arah suaminya ,
" kamu yang kenapa dek , ada masalah , sebelum kamu ke luar tadi biasa biasa aja , ko sekarang kayak menghindari mas gini " ucap Nizar menarik pergelangan tangan Lita pelan , karna posisi Lita duduk di samping kakinya ,
" siapa yang menghindar mas , nggak kok aku biasa aja , aku pengen tiduran boleh nggak , cape juga jalan ke kantin ," Alibi Lita , bangkit dan naik ke kasur ,
Melihat istrinya tidur memunggungi nya , membuat Nizar semakin kalut , apa dia berbuat salah , tapi apa ? .
Nizar ikut membaringkan badan nya , memeluk istrinya ,
" mas ada salah sayang ,?" tanya Nizar pelan , mengusap perut ramping Lita .
" nggak mas , aku lagi capek aja " jawab Lita parau , mata nya berkaca kaca tak bisa di pungkiri harti nya sakit mengingat ucapan Aqila .
Lita menarik napas panjang , dada nya bergemuruh hebat.
" sayang kenapa , maaf kalo mas ngerepotin kamu ," ucap Nizar menarik tubuh Lita menghadap ke arah nya ,.
" ini kenapa dek , siapa yang tampar kamu " ucap Nizar keras ,
Lita tak merespon hanya air mata yang semakin deras ke luar ,
" jawab mas , sayang siapa yang udah bikin kamu kayak gini ," tanya Nizar lebih lembut mengusap pelan pipi istrinya yang memerah ,
" maaf mas , aku belum bisa jadi istri yang baik , aku gak becus jagain kamu , bahkan aku gak bisa layani kamu " ucap Lita serak , menenggelamkan kepala nya di dada Nizar , terisak kencang mengeluarkan segala rasa sakit di hatinya .
" no , kamu istri yang paling baik dek , kamu jagain mas dengan baik , kamu urus mas dengan baik sayang , ayo cerita ke mas dek " ucap Nizar ikut perih mendengar tangisan istrinya, baru beberapa hari ikut dengan nya , tapi sudah berapa kali juga Lita menangis seperti ini .
" aku gak bisa kasih kamu servisan di ranjang mas , nggak se lihai dia ," ucap Lita makin aneh menurut Nizar ,
" apa nya dek , servisan apa ?" tanya Nizar bingung , mengarahkan muka Lita ke muka nya ,
" servisan yang Aqila kasih ke kamu mas , bener kata dia aku gak becus dan gak pantas jadi istri mas Nizar" ucap nya tergugu kembali menangis , Nizar mengecup kening Lita, mengusap pelan air mata istrinya.
" astaghfirullah halajim dek , istighfar, jangan denger omongan dia sayang , satu satu nya yang mas sentuh itu kamu , satu satunya yang mas cintai itu kamu , dia itu menghasut kamu sayang , kalau kamu terhasut sama dia , berarti kamu kalah dek , ayo lawan jangan mudah terhasut omongan dia , okey , mas ada di sini karna kamu ," ucap Nizar menjelaskan ,
Rasa rasanya perbuatan Aqila sudah terlalu jauh dia harus menegur nya langsung ,
" tapi emang bener mas aku gak bisa apa apa , " ucap Lita terus menyalahkan dirinya ,
" kamu bisa semuanya dek , apa yang kamu gak bisa Hem , melayani mas dengan baik juga kamu bisa ," ucap Nizar , terus menenangkan istrinya ,
Lita sudah mulai tenang , hanya isakan kecil,
tekad Nizar sudah bulat , ia harus mengeluarkan Aqila dari pondok , bisa Ter ancam rumahtangga nya .
" mas obati ya , pipi kamu pasti sakit banget ," ucap Nizar bangkit , meraih salep di kotak p3k ,
Nizar mengusap pelan pipi istrinya, hatinya marah , siapa pun tak ada yang boleh menyakiti kesayangannya,
Lita memejamkan mata , dingin salep yang Nizar olesi di pipinya ,
" makasih mas ," ucap nya lirih ,
Nizar membuka hijab instan Lita , merapihkan rambut istrinya , Lita meringis pelan ,
" kenapa sayang kepala kamu sakit " tanya Nizar panik , mengusap pelan kepala Lita ,
" kulit kepala aku sakit mas. " ucap Lita , Nizar menelisik kepala Lita dan iya kulit nya memerah bahkan ada rambut yang rontok sedikit ,
" ini kenapa sayang " tanya Nizar pelan
Lita menunduk , "Aqila Jambak rambut aku mas , untung nya ada ustad Adam yang misahin" jawab Lita ,
" apa , astaghfirullah ya Allah dek maafin mas gak bisa jagain kamu , maaf in mas gak bisa tegas sama perempuan gila itu," ucap Nizar merasa bersalah , berkali kali mengucap istighfar,
" bukan salah kamu mas , aku gak papa ko nanti juga sembuh lagi , " ucap Lita tersenyum menatap suaminya ,
" sini mas kasih salep dulu ," ucap Nizar menundukan kepala Lita .
Nizar mengusap pelan rambut Lita , istrinya perempuan baik baik , ia sangat mencintai Lita .
...****************...
makasih sudah suport author 👍 see you