Ayleen gadis 23 tahun yang bekerja di salah satu Perusahaan Food Product. Perusahaan yang mengeluarkan makanan yang di kemas dan biasa terjual di supermarket yang menjadi kebutuhan sehari-hari.
Ayleen yang sudah bekerja 1 tahun di Perusahaan itu tidak sengaja bertemu dengan seorang pria yang pingsan pada malam hari.
Di awali dari pertemuan itu yang ternyata pria yang di tolong Ayleen adalah CEO pemilik Perusahaan tempat Ayleen bekerja.
Pria yang bermana Alam Andrean Brawijaya, pria berusia 28 tahun. Pria kaya raya, tampan dengan aura dingin seperti pria pembunuh berdarah dingin yang menatap sangat tajam dan terkesan sangat galak.
Akan tetapi membuat Ayleen dengan cepat menyukai atasannya itu dan mengejar sang atasan yang ingin di jadikan target sebagai pacar. Tetapi pasti Alam sangat risih dengan kehadiran Ayleen yang selalu nempel-nempel.
Bagaimana usaha Ayleen merebut hati sang CEO?
Apakah Alam akan luluh pada wanita bar-bar yang terus menghantuinya?
mari kita lihat Noveln
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26 Ada maunya
Alam yang sudah terlihat baik-baik saja yang sekarang berjalan melangkah dengan berwibawa yang tiba-tiba berpapasan dengan Mona dan juga Brawijaya. Langkah mereka terhenti.
"Jadi benar-benar dia terlihat baik-baik saja dan tidak terluka sama sekali," batin Mona dengan memperhatikan Alam dengan sangat teliti yang melihat dengan sangat jeli pria itu.
"Apa kau sedang mencari tahu bagaimana keadaanku?" tanya Alam yang membuat Mona kaget dengan panik yang menelan salivanya.
"A_apa maksud kamu Alam?" tanya Mona dengan tenang.
Alam mendengus kasar dengan tersenyum miring, melihat wanita yang bersandiwara di depannya itu yang baru saja mencelakai dia.
"Kau terlihat sangat kaget melihatku tampak baik-baik saja dan tidak terpanggang di dalam ruangan itu," sinis Alam.
"Apa yang kau bicarakan Alam?" tanya Brawijaya.
"Aku hanya ingin mengatakan kepada kakek. Jika istri kakek itu benar-benar sangat luar biasa yang sekarang sudah belajar cara melakukan kremasi orang dengan baik," sindir Alam dan sejak tadi wajah Mona yang terlihat begitu panik. Apalagi mendapat tatapan yang sangat tajam dari Alam.
"Apa yang kau katakan Alam, kemana arah bicara mu?" tanya Brawijaya.
"Jangan terlalu dipikirkan. Aku memang hanya melantur. Tapi aku ingin mengatakan. Jika dia bisa belajar cara mengkremasi seseorang, maka aku juga bisa memanggang seseorang!" tegas Alam dengan penuh maksud yang pasti berupa ancaman di dalam kalimat yang dia ucapkan.
Alam mendengus dengan tersenyum miring lalu pergi dari hadapan pasangan suami istri itu.
"Apa yang dia katakan anak itu?" tanya Brawijaya dengan penuh kebingungan.
"Sayang! aku sudah mengatakan kepada kamu. Pasti Riana mengatakan sesuatu kepada Alam dan membuat Alam marah padaku dia berpikiran aku telah melakukan sesuatu kepada dia," ucap Mona yang sekarang mengkambing hitamkan Riana.
"Riana benar-benar sebagai pengacau. Dia selalu saja bertindak dengan sesuka hati dan ini yang terjadi. Aku tidak akan membiarkan hal ini. Aku akan bicara baik-baik kepada anak itu agar tidak membuat ulah," ucap Brawijaya.
"Sayang sebaiknya jangan, nanti jika kamu dan Riana ribut. Aku lagi yang di salahkan," sahut Mona yang berusaha mencegah sang suami.
"Tapi jika aku seperti ini terus yang ada kamu yang akan tertindas dan selalu salah di mata mereka. Kamu sangat kasihan," ucap Brawijaya.
"Tidak apa-apa sayang jika aku seperti ini. Ini mungkin sudah menjadi takdirku dan makan tidak apa-apa," ucap Mona dengan menunjukan wajah sedih seolah yang paling tersakiti.
"Maafkan aku ya. Aku seharusnya memberikan kamu kebahagiaan dalam pernikahan kita. Tetapi anak dan cucuku selalu saja memperlakukan kamu sangat tidak baik," ucap Brawijaya.
"Tidak apa-apa sayang," Mona langsung meletakkan kepalanya di dada sang suami, seolah mencari ketenangan. Padahal dari wajah itu terlihat sangat kesal.
"Sial! Dia benar-benar selamat dari jebakan yang aku buat. Aku akan selalu gagal membuat proyek anak itu berantakan. Jika proyek yang dia kerjakan terus berjalan dengan lancar. Maka lama-lama Perusahaan benar-benar akan jatuh ke tangan anak itu dan aku tidak akan mendapatkan apa-apa. Hal ini tidak bisa terjadi Aku harus mendapatkan semua aset yang dimiliki Brawijaya. Karena aku adalah istri Brawijaya," batin Mona yang sekarang sudah mulai panik.
"Siapa yang sudah menyelamatkan dia. Ini semua gara-gara orang yang sudah ikut campur dengan urusanku," batin Mona dengan menunjukkan wajah kesal yang sangat tidak senang.
********
Walau Alam sempat mendapatkan musibah. Ternyata tidak ada masalah sama sekali. Alam sekarang sedang bersama dengar rekan-rekan bisnisnya yang datang dari Luar Negeri dengan mereka yang bertukar tanda tangan di atas sebuah dokumen. Semua itu juga di saksikan Brawijaya, Mona, Riana, Dellon, Indra dan Ayleen bersama karyawan yang lain.
Alam berjabat tangan dengan salah satu rekan bisnisnya.
Prok prok prok prok prok prok prok prok prok
Alam mendapatkan sambutan tepuk tangan dari orang-orang yang berada di sekeliling mereka. Ayleen terlihat sangat bahagia yang tersenyum begitu lebar saat melihat Alam yang berdiri dengan gagah di sana.
Namun, pasti wajah Mona yang terlihat kesal dengan proyek Alam yang berjalan dengan lancar dan apalagi mendapatkan tambahan dana yang sudah disetujui beberapa kolega bisnis Alam. Ayleen juga memperhatikan wajah Mona.
"Astaga lihatlah wajah nenek peyot itu. Aura iblis yang sudah terlihat sangat jelas. Dia benar-benar wanita sangat picik. Senyumnya menyimpan sejuta rencana kejahatan .... Huhhh wanita ini cocoknya mengikuti casting supaya ikut bermain sinetron. Dasar wanita jahat," batin Ayleen dengan menatap penuh kekesalan.
"Arghhh masa bodo. Dari pada pandangan mataku rusak dengan melihat aura picik dan wanita itu. Alangkah baiknya mataku yang indah ini juga harus dimanjakan dengan menatap dia. Senyum pria tampan yang sangat langka itu," batin Ayleen yang sekarang kembali fokus pada Alam yang memperhatikan Alam.
Namun Riana yang berada di samping Ayleen menoleh kearah Ayleen dengan dahi Riana yang mengkerut melihat Ayleen.
"Heh kamu kenapa senyum-senyum seperti itu?" tegur Riana dengan menyenggol Ayleen dengan menggunakan sikunya.
"Bagaimana tidak tersenyum melihat pria yang sangat tampan itu," jawab Ayleen dengan jujur.
"Anak saya maksud kamu?" tanya Riana. Ayleen mengangguk dengan jujur.
"Kamu suka pada dia. sebenarnya hubungan kalian berdua itu apa, kamu seperti sangat dekat dengan dia dan tidak ada wanita yang pernah seberani itu pada dia. Apa kalian punya hubungan sesuatu?" tanya Riana dengan rasa penasaran yang menatap Ayleen jangan pernah selidik.
"Memang ada hubungan sesuatu dan hubungan kami sangat unik," jawab Ayleen dengan santai yang membuat Riana mengkerutkan dahi.
Ayleen bahkan tidak takut dengan wanita yang di sampingnya yang merupakan ibu dari Alam.
"Apa iya Alam mempunyai hubungan dengan wanita seperti ini. Alam apa tidak salah. Cantik sih iya. Tapi sepertinya ada kekurangan atau kebanyakan kelebihan. Tapi wanita ini terlihat dekat dengan Alam. Masa iya Alam bisa suka dan bukankah Alam sangat tidak menyukai wanita berada di sekitar dia. Apalagi mempunyai hubungan. Ihhhh hal itu sangat tidak masuk akal sama sekali," batin Riana dengan tidak percaya dengan apa yang dia lihat.
Tapi mungkin Riana juga tidak mempermasalahkan hubungan mereka berdua. Karena Riana juga cocok saja dengan Ayleen yang memang sangat pintar cari muka.
*******
"Tuan Alam tunggu!" Ayleen berlari mengejar Alam di antara tanaman sayuran hijau.
"Kamu kenapa hobi sekali mengikuti saya!" kesal Alam yang sudah berhenti dan menghadap Ayleen.
"Ya maka dari itu kalau di panggil itu langsung di sahut jangan membuat saya ikut berlari-lari," jawab Ayleen dengan santai.
"Kalau begitu katakan apa yang kamu inginkan?" tanya Alam dengan dua tangan berada di saku celana nya.
Ayleen tersenyum dengan penuh arti.
"Jangan seperti orang gila senyum-senyum tidak jelas. Katakan!" tegas Alam.
"Kalau ditanya apa yang saya inginkan jelas yang saya inginkan menjadi kekasih kamu. Tapi bukan itu yang menjadi konteks permasalahan untuk kali ini saya tidak akan meminta kamu untuk menjadi kekasih saya," ucap Ayleen.
"Lalu?" tanya Alam dengan kedua alis yang terangkat.
"Kenapa kamu diam. Katakan apa yang kamu inginkan?" tanya Alam dengan sangat penasaran, walau perasaan Alam sangat tidak enak.
Bersambung
penasaran nih apa yg dilakukan Ayleen 🤭🤭😜😜