Bisu Tawanan Hartawan

Angelina berusaha meronta dan memandang pria itu dengan penuh rasa ketakutan.

"Kau sudah menghilang dua hari dan besok adalah hari pernikahanmu, brengsek itu bahkan tidak mencarimu. dan keluargamu juga tidak melaporkan kehilanganmu. kalau saja aku membunuhmu juga tidak ada yang akan tahu," kata Aaron yang melepaskan tangannya sehingga menyebabkan gadis itu terkapar.

Angelina kesakitan di lehernya, ia memandang pria itu yang sedang menatap tajam ke arahnya.

Mereka saling memandang selama beberapa menit, Aaron melihat mata gadis itu yang dipenuhi oleh air mata. sementara Angelina melihat tatapan pria itu penuh dengan kebencian. ia sangat ingin membuka suara akan tetapi ia tidak berdaya

"Bukan salahku, kenapa harus aku yang menjadi korbanmu, kenapa? aku adalah korban dari orang tuaku dan juga Jordan. walau semua orang di luar sana menganggapku sebagai nona besar. tapi tidak ada yang tahu kehidupanku. hidupku hancur menjadi bisu karena orang tuaku yang meracuniku. dan kini karena ulah Jordan aku yang harus menjadi korbanmu. di mana keadilan?" batin Angelina.

Aaron yang awalnya sedang emosi akhirnya reda karena melihat tatapan gadis itu yang penuh dengan kesedihan.

"Apakah dia sedang bicara denganku? kenapa aku merasakan dia seakan sedang bicara? gadis ini sama sekali tidak bersalah tapi aku malah melampiaskan kebencianku padanya," batin Aaron.

Aaron yang ingin menyentuh Angelina, akan tetapi ia menghentikan niatnya. lalu dirinya berbalik ke arah meja minum yang terdapat banyak botol minuman keras di sana.

"Kembali ke kamarmu! setelah dia datang kau akan ku lepaskan, tujuanku hanya ingin nyawanya," ujar Aaron yang menuangkan minuman ke gelas kristalnya.

Angelina bangkit dan berdiri di samping Aaron dan menunduk beberapa saat dan kemudian mengangkat kepalanya.

"Apa kau sedang meminta maaf?" tanya Aaron.

Angelina mengangguk karena turut berduka atas kematian Nana.

"Kau tidak perlu melakukan itu! pelakunya bukan kamu," kata Aaron yang sambil meneguk minumannya. kemudian Aaron memandang ke arah Angelina yang masih berdiri di sampingnya yang sedang menatapnya.

"Apakah kamu membenciku, karena aku menculik, dan hampir membunuhmu?" tanya Aaron pada Angelina. gadis itu mengeleng kepalanya untuk menjawab pertanyaan Aaron.

"Kenapa? seharusnya kau membenciku," ujar Aaron.

Angelina menulis sesuatu ke atas meja mengunakan jarinya, Aaron melihat setiap gerakan jari gadis itu.

"Aku tidak akan membencimu karena aku tahu kehilangan seseorang yang kita cintai sangat menyakitkan," batin Angelina.

"Aku tidak menyangka putri Alex Hamilton bisa merasakan ini, siapa yang tidak kenal dengan nama ini...keluarga Hamilton dikenal sangat licik dan tidak berperasaan," ujar Aaron.

"Setelah semuanya berakhir, kau bisa kembali dan berkumpul dengan keluargamu," ucap Aaron.

Angelina yang mendengar ucapan Aaron ia tertunduk lesu, karena dirinya memang tidak ingin lagi kembali ke keluarganya.

"Kenapa? apakah kamu tidak gembira?" tanya Aaron yang melihat gadis itu hanya menunduk.

Angelina lalu menatap Aaron selama beberapa saat dan kemudian berpaling menuju ke pintu. ia berjalan dengan lesu dan meninggalkan ruangan itu.

"Bukankah seharusnya dia gembira karena bisa selamat kembali ke keluarganya? tapi kenapa reaksinya seperti tidak gembira?" gumam Aaron.

Setelah kembali ke kamarnya, Angelina duduk di lantai sambil memeluk kedua lututnya di sepanjang malam.

Gadis itu menangis karena semua yang dia alami, selama hidupnya tidak ada seorang pun yang baik dan menghargai dirinya.

"Andaikan aku bisa bunuh diri seperti Nana, bukankah lebih baik? papa dan mamaku sendiri yang membuatku tidak bisa bicara. karena menjaga nama baik mereka. aku tidak diizinkan keluar selama ini. kalau saja kali ini aku pulang lagi ke sana. aku akan hidup seperti dulu. seperti di neraka," batin Angelina.

Setelah satu jam kemudian Aaron yang ingin kembali ke kamarnya, ia menghentikan langkahnya karena melihat lampu kamar Angelina masih menyala.

"Sudah pukul satu malam, apakah dia masih belum tidur?" gumam Aaron. karena penasaran ia pun membuka pintu kamar itu dengan perlahan. saat pintu terbuka ia melihat gadis itu duduk di lantai dan sedang menangis.

Air mata gadis itu terlihat sangat jelas, akan tetapi seberapa sedih pun dirinya. ia tidak mampu mengeluarkan suara ataupun berteriak.

"Pengkhianatan seorang Jordan telah menyakiti dua wanita," batin Aaron.

Aaron sama sekali tidak mengetahui alasan gadis itu menangis sebab keluarganya dan bukan karena pengkhianatan Jordan. malam itu Aaron berdiri di pintu kamar mengamati Angelina selama beberapa menit.

"Seharusnya aku membencinya, tapi kenapa sekarang aku tidak mampu lagi membencinya? dia dan Nana adalah korban brengsek itu. hanya kondisi mereka yang berbeda," batin Aaron.

Setelah menangis selama satu jam, Angelina tertidur dengan posisi duduk menyandarkan diri. sementara Aaron yang masih berdiri di pintu ia kemudian menghampiri gadis itu. pria itu menatap Angelina yang matanya sudah bengkak karena menangis terlalu lama.

"Mungkin aku sudah gila sehingga harus peduli padanya," gumam Aaron.

Keesokan harinya.

Acara pesta pernikahan akan segera berlangsung, keluarga Hamilton sedang emosi karena Angelina yang tidak juga kembali ke rumahnya. Alex sibuk dengan panggilan di handphonenya.

"Kalian dengar baik-baik! cari dia sampai dapat!" perintah Alex yang sedang berbicara di hanphonenya.

"Kelihatannya Angelina sengaja kabur, dia sudah tahu hari ini adalah pernikahannya. kenapa masih tidak pulang," kata Angela.

"Jordan baru menghubungi mama, dia tidak bersama dengan Angelina. anak itu sama sekali tidak pergi mencarinya," ujar Monaliza.

"Kalau saja masih tidak mendapatkan dia, kita tidak bisa memberi penjelasan pada keluarga Jordan. ke mana perginya anak sialan itu?" bentak Alex.

"Seharusnya kita patahkan kakinya saat itu," gerutu Angela yang sedang kesal.

"Keluarga Shean pasti akan marah besar karena mereka pasti malu kalau pengantinnya tidak hadir," ucap Alex.

Di sisi lain Jordan telah berada di tempat acara pernikahan. pria itu sedang berdiri di dekat jendela dengan tatapan kesal.

"Jordan," suara wanita paruh baya yang adalah ibu Jordan.

"Ma, apakah bisu itu sedang mempermainkanku?"

"Tidak mungkin dia berani melakukan itu!" jawab ibunya.

"Kalau tidak mungkin, kenapa dia tidak hadir dan sudah hilang selama tiga hari?"

"Kalau dia membohongimu selama ini, maka dia yang bodoh. putra mama sangat tampan dan banyak wanita yang mendekatimu. sedangkan dia hanya seorang tunawicara. apa bagusnya," ujar Rosalinda.