Ranjang Panas Sang Duda Mafia

"Baiklah, kita pulang dulu sambil mengobrol di jalan," ucap Daddy Nathan.

Whushh

Daddy Nathan berjalan ke arah mobil bersama Mommy Maya namun tiba-tiba Delon menggendong Joanna karena tidak tega melihat ke dua kaki Joanna kepanasan.

"Apa yang Paman lakukan?" tanya Joanna sambil mengalungkan ke dua tangannya ke leher Delon dan mendongakkan kepalanya ke arah atas.

Delon menundukkan kepalanya dan menatap wajah cantik Joanna dengan tatapan horor membuat Joanna ingat dan langsung senyum pepsodent.

"Hehehehe ... Kak Delon yang sangat tampan maaf," ucap Joanna sambil masih tetap tersenyum.

"Senyummu jelek," ucap Delon sambil melangkahkan kakinya menyusul ke dua orang tuanya.

Bugh

"Ih nyebelin," ucap Joanna sambil memukul bahu Delon dengan bibir bawahnya dimajukan.

Delon menatap sekilas kemudian pandangan beralih menatap ke arah depan namun terlihat jelas wajahnya tersenyum bahagia.

'Si*l kenapa bibirnya sangat menggemaskan dan ingin merasakan bibir Joanna. Aduh Delon sadar dia itu pantas nya menjadi putrimu bukan menjadi kekasih mu,' ucap Delon dalam hati.

'Mungkin karena kelamaan jomblo pikiranku jadi mesum seperti ini,' sambung Delon dalam hati.

Tanpa sepengetahuan mereka kalau Daddy Nathan dan Mommy Maya melirik ke arah Delon dan Joanna sambil senyum-senyum sendiri.

'Sepertinya Delon menyukai Joanna dan Daddy harap mereka bisa berjodoh,' ucap Daddy Nathan.

'Mommy baru kali ini melihat Delon begitu perduli sama gadis ataupun wanita lain karena biasanya Delon cuek dan menolong seorang gadis atau wanita pasti menyuruh anak buahnya. Mommy juga baru melihat senyuman Delon yang sudah lama hilang sejak Delon menikah dengan Delisa,' ucap Mommy Maya dalam hati.

Sampai di depan pintu belakang pengemudi Mommy Maya membuka pintu untuk mempersilahkan Delon masuk ke dalam mobil setelah masuk Mommy Maya menutupnya dengan rapat.

Mommy Maya membuka pintu samping pengemudi kemudian duduk di samping pengemudi di mana suaminya sudah duduk di kursi pengemudi.

"Joanna, pakailah sepatu milik putriku sepertinya pas," ucap Delon sambil mendudukkan Joanna di sampingnya.

"Maaf Kak Delon, nanti kalau putri nya marah bagaimana?" tanya Joanna tidak enak hati.

"Sepatunya banyak jadi tidak mungkin marah," jawab Delon sambil meletakkan sepatunya di bawah kaki Joanna.

"Terima kasih Kak," jawab Joanna.

"Tunggu Kak Delon? Kok manggilnya Kak Delon?" tanya Daddy Nathan usil.

"Maaf Daddy, sebenarnya tadi Joana memanggil Paman somse tapi tidak boleh di suruh manggil namanya karena tidak sopan maka Joanna manggilnya Kak Delon," jawab Joanna.

"Daddy dan Mommy saja memintamu untuk memanggilnya Mommy dan Daddy kenapa Kakak tidak boleh?" tanya Delon sambil menatap kesal ke arah Joanna.

"Kak Delon kalau kesal bertambah tampan," ucap Joanna sambil menyentuh pipi Delon untuk pertama kalinya.

Grep

"Jangan sentuh pipiku," ucap Delon yang bertentangan dengan kata hatinya sambil menahan tangan Joanna.

Joanna memiringkan tubuhnya ke arah Delon kemudian menatap wajah tampan Delon yang sedang bersemu merah membuat Joanna menarik tangan yang dipegang oleh Delon.

"Kak Delon sakit?" tanya Joanna sambil memegang kening Delon dengan wajah kuatir.

Grep

"Tidak, sekarang duduklah diam dan arahkan pandangan ke arah lain," ucap Delon.

Joanna menghembuskan nafasnya dengan perlahan kemudian memindahkan tubuhnya ke arah jendela mobil sambil menatap ke arah jalan raya.

"Mommy, kok bioskopnya sepi?" tanya Daddy Nathan.

"Bioskop?" tanya ulang Mommy Maya sambil menatap ke arah suaminya dengan tatapan bingung.