Stuck With Mr. Dominic

Di sebuah apartemen di pinggiran kota London, kondisi apartemen itu sudah lebih parah dari sekedar kapal pecah! Semua barang sudah dilemparkan, dan semua guci bahkan gelas pecah berantakan dan berserakan disana.

Seorang wanita sedang menangis sambil memeluk tubuhnya. Pakaiannya sudah sobek tak beraturan. Namun tak menyurutkan kemarahan pria yang saat ini begitu mendominasi di ruangan itu. Dia sedang duduk di sebuah sofa dengan rokok di tangannya. Seorang lelaki bertubuh kekar berdiri menjulang di belakangnya.

“Kamu kan yang menyebarkan foto- foto itu?!” tanya lelaki yang adalah Arthur itu dengan nada rendah berbahaya

Viviane menggeleng cepat sambil terisak, “Tidak dad! Aku benar-benar kehilangan ponselku! Bukan aku yang menyebarkannya!” ucapnya sambil terisak

Arthur mengeratkan giginya, dia majukan tubuhnya dan mencengkeram erat rahang Viviane, “Aku sudah pernah bilang, jangan mengambil foto atau video! Kenapa tidak mendengarkan!” desis Arthur

“Ahhhkkk! Le-pas-kan d-dad! A-aku besok a-ada pe-motret-an!” ucapnya terbata karena kuatnya cengkraman Arthur

Arthur menghempaskan cengkramannya dengan kasar, dia lalu menampar pipi Viviane dengan keras.

PLAKK!!

“Aaakkkhhhh!!” teriak Viviane nyaring.

Arthur menoleh pada pria di belakangnya, “Anak buahmu tak bisa mengikutinya?!”

Pria bertubuh kekar itu menunduk, “Kami kehilangan jejaknya. Namun menurut salah satu anak buah saya, dia menuju ke bandara. Namun kami sudah mengecek semua penerbangan dan mencari nama nona Valeri dan tidak ada”

Arthur yang marah langsung menghampiri pria itu dan meninju pipi pria itu. Pria itu hanya bergerak sedikit, namun pukulan Arthur tentu tak bisa membuatnya tumbang. Bahkan dia masih dengan tegap berdiri di tempatnya.

“BOD*H! Dimana manajer dan asistennya?!” tanya Arthur lagi

“Dari semalam nona Valeri sudah tidak tidur di tempat yang sama dengan timnya. Kami tak bisa melacaknya” jawab pria itu

Arthur langsung mencengkeram rambut Viviane dan menariknya\, membuat wanita itu meringis\, “Ini semua gara-gara kamu! Seharusnya kamu menahan diri Viviane! Aku sudah bilang aku tetap akan memeliharamu sekalipun aku menikahi Valeri! Dasar Jal*ng Bod*h!!!”

“Ampun dad! Aku akan lakukan apapun. Tapi jangan bunuh aku?! Kumohon?!” isaknya

Arthur menaikkan alisnya, “Kalau begitu buat konferensi pers! Dan akui bahwa wanita itu kamu, tapi bilang bahwa pria itu bukan aku!”

Viviane membelalakkan matanya lebar, jika dia keluar dan mengakui bahwa wanita itu dia, lalu bagaimana dengan karirnya?! Dia melakukan semua ini bahkan untuk karir yang dia impikan selama ini. Dia bahkan rela menjadi simpanan pria kejam dan bejat seperti Arthur hanya demi bisa terus mendapatkan pekerjaan di rumah produksinya.

“Tolong dad! Lalu bagaimana dengan karirku?” isaknya

Arthur mendengus sinis, “Kau tinggal mengakui bahwa kau memiliki pacar. Selesai kan! Toh tidak ada video mesum kita yang tersebar!”

Viviane menggeleng, “Tapi jika foto itu tersebar, lalu bisa jadi video yang lain juga akan tersebar. Itu satu file dalam ponselku dad! Tolong, jangan hancurkan karirku?!” mohonnya

Arthur tampak mengeratkan rahangnya. Tak bisa dia pungkiri, kehadiran Viviane disampingnya membuatnya puas. Pelayanan Viviane sungguh memuaskannya. Apalagi Arthur tak pernah mendapatkannya dari Valeri. Karena Valeri sudah mewanti-wanti bahwa dia tak akan menyerahkan mahkotanya sebelum mereka menikah. Mereka bisa tidur bersama, asal tidak melakukan hubungan.

“Masuklah ke kamar! Bersihkan tubuhmu dan tunggu aku!” perintahnya pada Viviane yang langsung dijawab dengan hembusan lega dari Viviane. Wanita itu langsung bangkit berdiri dan berlari ke kamarnya di apartemen itu.

Sementara Arthur menatap tajam pria yang merupakan tangan kanannya, “Temukan Valeri! Dan temukan semua berkas apartemen dan mobil itu!”

Pria itu mengangguk lalu pergi meninggalkan Arthur yang tentu masih begitu geram dengan kondisi yang bergulir tak sesuai rencananya. Kehadiran Jeriko Sky yang tiba-tiba membantu memberikan pengawalan dan pengamanan pada Valeri membuatnya kelimpungan. Seharusnya rencana Arthur adalah ketika terror diberikan pada Valeri, maka Valeri akan berlari padanya dan meminta perlindungan.

Lalu Arthur akan dengan mudah mengontrol dan menaklukan seorang Valeri Evania. Dia berencana segera menikahi Valeri tanpa harus memenuhi persyaratan orang tua Valeri yang memintanya menyiapkan sebuah mansion mewah untuk Valeri, lengkap dengan isinya. Dan semua itu harus atas nama Valeri. Ayah Valeri sangat tak suka padanya sejak pertama dikenalkan sebagai kekasih Valeri. Sehingga Adolf Oliver sengaja memberika syarat berat agar Arthur bisa menikahi puterinya.

Padahal tujuan Arthur menikahi Valeri adalah harta dan tubuh penyanyi cantik itu. Menikahi seorang Valeri Evania Zoe, seorang penyanyi yang memiliki tubuh sempurna, karir sangat bagus, harta berlimpah, orang tua juga memiliki peternakan luas di New Zealand, akan menjadi sebuah pencapaian luar biasa bagi Arthur Calvin. Namun semua berantakan!

***

Perjalanan yang ditempuh Jeriko dan Valeri kali ini benar-benar perjalanan panjang. Dan setelah Valeri selesai menghubungi orang tuanya, Jeriko memerintahkan pilot untuk lepas landas dari bandara.

Setelah penerbangan stabil dan lampu sabuk pengaman mati, Jeriko memanggil pramugari untuk menyajikan makan malam untuk mereka berdua. Setelah beberapa saat pramugari itu kembali dan membawa daging steak untuk disajikan. Tapi valeri mengerutkan keningnya.

“Aku nggak makan malam. Bisakah tolong berikan aku buah saja. Apel mungkin” ucap Valeri lembut

Jeriko menaikkan alisnya dan menggeleng pelan, “Lupakan dietmu Zoe! Nikmati liburanmu”

Valeri ingin memprotes, tapi Jeriko sudah menyuruh pramugari itu pergi. Membuat Valeri menghembuskan nafas kesal. Lalu menatap Jeriko sengit. Jeriko hanya mengulum senyum.

“Kau selalu mengacaukan dietku, Iko!” gerutunya

Jeriko tersenyum, lalu memindahkan piring miliknya yang sudah dia potong ke hadapan Valeri, dan mengambil milik Valeri yang masih utuh. Perhatian kecil, yang membuat Valeri tertegun. Pria di hadapannya ini begitu manis, dengan caranya sendiri.

“Makan!” ucap Jeriko

Valeri mengerucutkan bibirnya tapi dia mengambil daging itu dan memasukkannya dalam mulutnya. Seketika dia merasa lumer sekali di mulutnya, dan dia langsung tersenyum cerah.

“Wahhh steak memang tak pernah menghianati!” gumamnya

Jeriko menahan senyumnya, dia sudah tau jika makanan kesukaan Valeri adalah beef steak, namun makanan itu juga yang sering dihindari penyanyi di hadapannya. Valeri sungguh mengontrol semua makanan yang masuk ke tubuhnya.

“Bagaimana harimu? Apakah semua baik-baik saja?” tanya Jeriko

Valeri menggeleng pelan, “Ada fans ku yang mengirimkan video dan beberapa foto kedekatan Arthur dan Viviane ke nomor yang dipegang Frank. Belum semua wartawan yang mengganggu sekali!” keluh Valeri masih dengan menyuapkan steaknya

Jeriko menghentikan makannya, “Video? Foto?”

Valeri mengangguk pelan, “Ya, seorang fans mengirimiku itu semua. Dan mengirimkan dukungan padaku, serta memintaku memutuskan hubunganku dengan Arthur”

Jeriko melanjutkan makannya, “Lalu apa rencanamu?”

Valeri meletakkan alat makannya dan mengambil gelas yang sudah diisi wine di depannya, lalu menyesapnya pelan. Perpaduan antara steak dengan wine adalah yang terbaik menurut Valeri.

“Aku akan menghubungi pengacaraku untuk mengurus semuanya. Aku perlu memintanya keluar dari apartemen milikku yang dia tempati, lalu aku perlu meminta semua hal yang dia sudah gunakan. Dan semua surat itu disimpan oleh pengacara keluargaku” ucap Valeri

Jeriko menaikkan alisnya, “Apa saja yang sudah kamu berikan padanya selain apartemen dan mobil?” tanya Jeriko

Valeri menghembuskan nafasnya, “Aku melakukan investasi di beberapa film yang dia produksi dan sampai sekarang tak ada pembagian hasil yang jelas. Lalu ada barang-barang mewah yang kubelikan, tapi sudahlah aku sudah mengikhlaskannya. Hanya yang jadi bahan pertimbanganku adalah, aku sedang merintis bisnis di bidang fashion saat ini dari setahun yang lalu. Dan Arthur tertulis sebagai salah satu pemiliknya”

Jeriko benar-benar menghentikan makannya sekarang. Dia mengambil air mineral dan menenggaknya sampai habis. “Bisnis di bidang fashion? Kenapa aku tak menemukan hal itu saat menyelidikimu?”

“Apakah kamu menemukan perusahaan bernama CaVa Fashion?” tanya Valeri

Jeriko mengerutkan keningnya, mencoba mengingat dan dia teringat lalu dia mengangguk, “Ya, perusahaan itu terdaftar menjadi salah satu anak perusahaan milik Arthur. Perusahaan itu berdiri di Paris kan?”

Valeri mengangguk, “Ya, aku memiliki sepupu di Paris. Dia adalah seorang perancang busana, dan aku bekerja sama dengannya. Selama ini memang dia yang menjalankan bisnis ini. Meskipun laporannya masuk ke aku dan Arthur sekaligus. Namun sejujurnya semua modal dariku. Hanya aku tak tau tentang bisnis, jadi aku meminta tolong Arthur mengurus semua perijinan dan surat-suratnya. Dan terbitlah surat yang menyatakan perusahaan itu milik kami berdua”

Jeriko langsung tersenyum miris, “Kenapa kamu begitu polos Zoe?!Apa kamu memeriksa aliran dana perusahaan itu?”

Valeri mengangkat alisnya, “Aku tak pernah ngerti dengan semua itu. Aku hanya berpikir semua uangku harus dibuat bisnis supaya suatu saat ketika aku tak kuat bernyanyi, aku tinggal menikmati hidup”

Jeriko mendengus mendengar alasan polos seorang Valeri, “Kenapa tidak bekerja sama dengan pihak ketiga untuk mengurusnya? Kamu polos atau bodoh sih Zoe?!” saking gemasnya Jeriko

Valeri mengerucutkan bibirnya, “Aku mana kepikiran Iko. Kupikir aku tidak sedang menjalin hubungan dengan bajingan! Lalu bagaimana ini?! Apakah aku akan kehilangan bisnisku?!”

Jeriko menghembuskan nafasnya berat, “Aku akan coba menyelidiki perusahaanmu dulu. Baru kita putuskan apa yang bisa kita lakukan dengan itu semua”

Valeri tersenyum, “Terima kasih. Sebuah keberuntungan aku bertemu denganmu Iko. Seperti bertemu seorang malaikat penolong.”

Valeri bahkan berdiri dan berjalan memutar lalu mengecup pipi Jeriko tanpa mengatakan apapun. Membuat seorang Jeriko langsung menegang saat bibir kenyal itu menyentuh pipinya. Namun sebelum keduanya sempat bereaksi, pesawat tiba-tiba mengalami turbulensi. Dan guncangan itu membuat tubuh Valeri hilang keseimbangan dan terjatuh memeluk tubuh Jeriko.

Tak hanya itu, posisi keduanya begitu dekat, hingga kedua bibir mereka hanya berjarak satu centimeter. Ada debaran aneh dari jantung keduanya. Dan tanpa aba-aba Jeriko mendekatkan kepalanya, membuat bibir keduanya menempel. Valeri bahkan memejamkan matanya saat merasakan bibirnya menempel pada bibir Jeriko.

Namun suara pilot melalui pengeras suara membuat keduanya tersentak dan Valeri langsung menegakkan tubuhnya. Wajahnya merona semerah tomat. Dan dia begitu salah tingkah.

“Aku harus ke kamar mandi” ucapnya buru-buru meninggalkan Jeriko yang masih diam berusaha menenangkan detak jantungnya sendiri.

Sudah lama perasaan ini tak dia rasakan. Jantungnya sudah lama tak berdetak seliar ini. Apakah kali ini dia akan kembali merasakan apa yang sudah lama dia lepaskan? Jeriko berusaha mengatur nafasnya dan menormalkan perasaannya kembali.

Setelah Valeri kembali dia sudah tidak melihat Jeriko disana. Dan seorang pramugari mendatanginya untuk menunjukkan kamar yang bisa dipakai Valeri untuk beristirahat selama penerbangan. Dan saat menanyakan perihal Jeriko, pramugari tersebut mengatakan jika Jeriko sudah lebih dulu masuk ke kamarnya karena ada pekerjaan.

Valeri menghembuskan nafasnya dan masuk ke kamar yang ditunjukkan oleh pramugari tersebut. Dia merebahkan tubuhnya di ranjang yang ada di sana, dia juga melihat kopernya ada di kamar itu. Valeri mengingat lagi kejadian tak sengaja yang membuatnya berciuman dengan Jeriko. Lalu gadis itu menyentuh pelan bibirnya. Ada gelenyar aneh yang tiba-tiba dia rasakan. Bahkan dia tak pernah merasakan seperti ini saat berciuman dengan Arthur.

“Ahh! Jangan jadi murahan Valeri! Kau masih kekasih orang! Selesaikan dulu masalahmu jangan bermain dengan yang lain!” ucap Valeri

Dia kemudian memilih bangkit berdiri dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya sebelum dia beristirahat.